Anda di halaman 1dari 12

Referat

LUKA LISTRIK
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Luka Listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan jenis
trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang memiliki arus listrik,
sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi
energi panas. Arus listrik bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke potensial rendah.
Arahnya sama dengan arah gerak muatan-muatan positif (berlawanan arah dengan elektron-
elektron).

2. ETIOLOGI

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trauma listrik terjadi saat seseorang menjadi
bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat berada dekat
dengan sumber listrik. Secara umum, terdapat 2 jenis tenaga listrik:
a. Tenaga listrik alam, seperti petir dan kilat.
b. Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti baterai dan accu, dan arus
listrik bolak-balik (AC) seperti listrik PLN pada rumah maupun pabrik.

3. PATOFISIOLOGI
Elektron mengalir secara abnormal melalui tubuh menghasilkan cedera dengan atau
kematian melalui depolarisasi otot dan saraf, inisiasi abnormal irama elektrik pada jantung
dan otak, atau menghasilkan luka bakar elektrik internal maupun eksternal melalui panas dan
pembentukan pori di membran sel. Arus yang melalui otak, baik voltase rendah maupun
tinggi mengakibatkan penurunan kesadaran segera karena depolarisasi saraf otak. Arus AC
dapat menghasilkan fibrilasi ventrikel jika jalurnya melalui dada. Aliran listrik yang lama
membuat kerusakan iskemik otak terutama yang diikuti gangguan nafas. Seluruh aliran dapat
mengakibatkan mionekrosis, mioglobinemia, dan mioglobinuria dan berbagai komplikasi.
Selain itu dapat juga mengakibatkan luka bakar. Faktor-faktor yang mempengaruhi efek
listrik terhadap tubuh:
a. Jenis / macam aliran listrik Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC).
Banyak kematian akibat sengatan arus listrik AC dengan tegangan 220 volt. Suatu
arus AC dengan intensitas 70-80 mA dapat menimbulkan kematian, sedangkan arus DC
dengan intensitas 250 mA masih dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.
b. Tegangan / voltage
Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi biologis
kurang berarti. Tegangan yang paling rendah yang sudah dapat menimbulkan kematian
manusia adalah 50 volt. Makin tinggi tegangan akan menghasilkan efek yang lebih berat
pada manusia baik efek lokal maupun general. +60% kematian akibat listrik arus listrik
dengan tegangan 115 volt. Kematian akibat aliran listrik tegangan rendah terutama oleh
karena terjadinya fibrilasi ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh
karena trauma elektrotermis.
c. Tahanan / resistance
Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan perbedaan
kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit tubuh,
akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat saraf, otot, darah dan cairan tubuh.
Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.
Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini
bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut, kelenjar keringat
dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit yang kering. Menurut
hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan tahanan sebesar 3000-2500
ohm. Pada kulit yang lembab karena air atau saline, maka tahanannya turun lebih rendah
lagi antara 1200-1500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun
pada keadaan demam atau adanya pengaruh obatobatan yang mengakibatkan produksi
keringat meningkat.
Pertimbangkan tentang ”transitional resistance”, yaitu suatu tahanan yang
menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan tubuh
atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu karet, dan
lain-lain.
d. Kuat arus / intensitas /amperage
Adalah kekuatan arus (intensitas arus) yang dapat mendeposit berat tertentu perak
dari larutan perak nitrat perdetik. Satuannya : ampere. Arus yang di atas 60 mA dan
berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Berikut ini
disajikan sebuah tabel mengenai efek aliran listrik terhadap tubuh :
mA Efek
1,0 Sensasi, ambang arus
1,5 Rasa yang jelas, persepsi arus
2,0 Tangan mati rasa
4,0 Parestesia lengan bawah
15,0 Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari aliran
listrik
40,0 Kehilangan kesadaran
75-100 Fibrilasi ventrikel

Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang, pada 40
mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan terjadi pada kuat arus
100 mA atau lebih.
e. Adanya hubungan dengan bumi / earthing
Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah yang
basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan
menggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama tahanannya rendah.
f. Lamanya waktu kontak dengan konduktor
Makin lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah arus
yang melalui tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar & luas. Dengan
tegangan yang rendah akan terjadi spasme otot-otot sehingga korban malah
menggenggam konduktor. Akibatnya arus listrik akan mengalir lebih lama sehingga
korban jatuh dalam keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi,
korban segera terlempar atau melepaskan konduktor atau sumber listrik yang tersentuh,
karena akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya
kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.
g. Aliran arus listrik (path of current)
Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk sampai
meninggalkan tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) & letak titik keluar
bervariasi sehingga efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan sampai berat.
Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagiah tubuh lebih berbahaya daripada jika masuk
dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung atau otak berada dalam
posisi aliran listrik tersebut. Bumi dianggap sebagai kutub negatif. Orang yang tanpa alas
kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik, alas kaki dapat berfungsi sebagai
isolator, terutama yang terbuat dari karet.

4. SEBAB KEMATIAN
Kebanyakan oleh energi listrik itu sendiri. Sering trauma listrik disertai trauma
mekanis. Ada kasus karena listrik yang menyebabkan korban jatuh dari ketinggian, dalam hal
ini sukar untuk mencari sebab kematian yang segera. Sebab kematian karena arus listrik yaitu
:
a. Fibrilasi ventrikel
Bergantung pada ukuran badan dan jantung. Dalziel (1961) memperkirakan pada
manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke
tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling berbahaya adalah jika arus listrik
masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang berlawanan/kanan.
Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang satu dan keluar melalui tangan
yang lain maka 60% yang meninggal dunia.
b. Paralisis respiratorik
Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena
asfiksia, sehubungan dengan spasme otot-otot karena jantung masih tetap berdenyut
sampai timbul kematian. Terjadi bila arus listrik yang memasuki tubuh korban di atas
nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas bawah yang dapat menimbulkan
fibrilasi ventrikel. Menurut Koeppen, spasme otot-otot pernafasan terjadi pada arus 25-
80 mA, sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi pada arus 75-100 mA.
c. Paralisis pusat nafas
Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh trauma
pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek hipertermias. Bila
aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada, jantung pun masih berdenyut,
oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan korban masih dapat ditolong. Hal
tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur arus listrik.

5. PEMERIKSAAN KORBAN
a. Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Korban mungkin ditemukan sedang memegang benda yang membuatnya kena listrik,
kadang-kadang ada busa pada mulut. Yang perlu dilakukan pertama kali adalah
mematikan arus listrik atau menjauhkan kawat listrik dengan kayu kering. Lalu
kemudian korban diperiksa apakah hidup atau sudah meninggal dunia. Bilamana belum
ada lebam mayat, maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu diberi
pertolongan segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu segera
dibawa ke Rumah sakit. Pernafasan buatan ini jika dilakukan dengan baik dan benar
masih merupakan pengobatan utama untuk korban akibat listrik. Usaha pertolongan ini
dilakukan sampai korban menunjukkan tanda-tanda hidup atau tanda-tanda kematian
pasti.
b. Pemeriksaan Jenazah
1. Pemeriksaan Luar
Dalam pemeriksaan luar yang harus dicari adalah tanda-tanda listrik. Tanda-tanda
listrik tersebut antara lain :
- Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat dimana listrik
masuk ke dalam tubuh. Electric mark berbentuk bundar atau oval dengan bagian
yang datar dan rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian
tersebut biasanya pucat dan kulit diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis.
Bentuk dan ukurannya tergantung dari benda yang berarus lisrtrik yang mengenai
tubuh.
- Joule burn (endogenous burn) dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan
benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian tengah
yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.

- Exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik
dengan tegangan tinggi, yang memang sudah mengandung panas; misalnya pada
tegangan di atas 330 volt. Tubuh korban hangus terbakar dengan kerusakan yang
sangat berat, yang tidak jarang disertai patahnya tulang-tulang.
2. Pemeriksaan Dalam
Pada autopsi biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada otak
didapatkan perdarahan kecil-kecil dan terutama paling banyak adalah pada daerah
ventrikel III dan IV. Organ jantung akan terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik .
Pada paru didapatkan edema dan kongesti. Pada korban yang terkena listrik
tegangan tinggi, Custer menemukan pada puncak lobus salah satu paru terbakar,
juga ditemukan pneumothorak, hal ini mungkin sekali disebabkan oleh aliran listrik
yang melalui paru kanan. Organ viscera menunjukkan kongesti yang merata.
Petekie atau perdarahan mukosa gastro intestinal ditemukan pada 1 dari 100 kasus
fatal akibat listrik. Pada hati ditemukan lesi yang tidak khas., sedangkan pada
tulang, karena tulang mempunyai tahanan listrik yang besar, maka jika ada aliran
listrik akan terjadi panas sehingga tulang meleleh dan terbentuklah butiran-butiran
kalsium fosfat yang menyerupai mutiara atau pearl like bodies. Otot korban putus
akibat perubahan hialin. Perikard, pleura, dan konjungtiva korban terdapat bintik-
bintik pendarahan. Pada ekstremitas, pembuluh darah korban mengalami nekrosis
dan ruptur lalu terjadi pendarahan kemudian terbentuklah gangren.

c. Pemeriksaan Tambahan
Yang dilakukan adalah pemeriksaan patologi anatomi pada electric mark.
Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik untuk tanda kekerasan oleh listrik tetapi
sangat menolong untuk menegakkan bahwa korban telah mengalami trauma listrik.
Hasil pemeriksaan akan terlihat adanya bagian sel yang memipih, pada pengecatan
dengan metoxyl lineosin akan bewarna lebih gelap dari normal. Sel-sel pada stratum
korneum menggelembung dan vakum. Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi
lonjong dan tersusun secara palisade. Ada sel yang mengalami karbonisasi dan ada pula
bagian sel-sel yang rusak dari stratum korneum. Folikel rambut dan kelenjar keringat
memanjang dan memutar ke arah bagian yang terkena listrik

6. LUKA AKIBAT PETIR


Petir/lightning, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan voltase sampai 10
mega volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu ampere yang dalam waktu
1/1000-1 detik dilepaskan ke bumi. Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya
terdapat kelainan yang disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor panas dan faktor
ledakan:
a. Ada 3 efek listrik akibat sambaran petir :
- Current mark / electric mark / electric burn. Efek ini termasuk salah satu tanda
utama luka listrik (electrical burn).
- Aborescent markings. Tanda ini berupa gambaran seperti pohon gundul tanpa
daun akibat terjadinya vasodilatasi vena pada kulit korban sebagai reaksi dari
persentuhan antara kulit dengan petir. Tanda ini akan hilang sendiri setelah
beberapa jam.
- Magnetisasi. Logam yang terkena sambaran petir akan berubah menjadi
magnet. Efek ini juga termasuk salah satu tanda luka listrik (electrical burn).
b. Ada 2 efek panas akibat sambaran petir :
- Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian, sepatu bahkan seluruh tubuh
korban dapat terbakar atau hangus.
- Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti perhiasan dan
komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana tanda ini dapat kita
gunakan untuk menentukan saat kematian korban. Efek ini juga termasuk salah
satu tanda luka listrik (electrical burn).
c. Efek Ledakan
Efek ledakan akibat sambaran petir (lightning / eliksem) terjadi akibat
perpindahan volume udara yang cepat & ekstrim. Setelah kilat menyambar, udara
setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara kembali sehingga menimbulkan
suara menggelegar/ledakan. Akibat pemindahan udara ini, pakaian korban koyak,
korban terlontar sehingga terdapat luka akibat persentuhan dengan benda tumpul,
misalnya abrasi, kontusi, patah tulang tengkorak, epidural/subdural bleeding.

7. ASPEK MEDIKOLEGAL
Kematian oleh arus listrik biasanya tidak disengaja dari peralatan listrik rusak atau
kelalaian dalam penggunaan peralatan. Dalam industri, kematian dapat dihasilkan dari kontak
dengan kabel yang berarus, atau dari alat-alat penerangan, alatalat elektronik, ataupun saklar-
saklar. Kematian dapat terjadi selama terapi kejang untuk pasien dengan gangguan jiwa
namun kasus tersebut jarang, kecuali sebagai kasus bunuh diri, dan bahkan pembunuhan telah
terjadi. Organ dalam harus dianalisis untuk mengetahui apakah korban telah rusak pada saat
kecelakaan. Bunuh diri jarang terjadi. Orang biasanya menggulung kawat ke pergelangan
tangan atau jari-jarinya, yang kemudian dihubungkan ke arus listrik, dimana saklar terlihat
dalam posisi on. Kurang dari setengah korban sambaran petir meninggal. Mati akibat petir
adalah selalu akibat dari kecelakaan. Kadang-kadang, mayat korban luka petir terlihat 13
sebagai korban kekerasan. Korban tersebut dapat ditemukan di lapangan terbuka dengan
gambaran memar, luka robek, dan fraktur. Pada kasus ini, diagnosis harus ditegakkan
berdasarkan riwayat badai petir di wilayah lokal tersebut, bukti adanya efek dari sambaran
petir, dan magnetisasi terhadab bahan logam.

Anda mungkin juga menyukai