Anda di halaman 1dari 2

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Jumat, 13 Maret 2020 Pukul 10.00 WIB – 11.40 WIB

Tempat : Laboratorium Pebelajaran FKIP IPA

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu mistar, ijuk, pensil, kapas, jarum pentul, spidol
warna-warni, penggaris, tabung reaksi, penjepit, air, es batu, garputala, pemukul karet,
kertas karton putih, 15 Buuku pseudo isochromatis dari ishihara yang terdiri dari 38
gambar / angka yang berwarna.

3.3. Cara Kerja

a. Gerak Refleks
1) Diperlukan 2 orang praktikan dalam praktikum ini
2) Diposisikan kedua praktikan tersebut dalam keadaan berhadapan
3) Dipegang mistar 30 cm oleh praktikan pertama dengan menjepitkannya
diantara ibu jari dan telunjuk
4) Dipegang penggaris setinggi mata rekan kerjanya
5) Diposisikan tangan praktikan kedua dibawah agar dapat menangkap mistar
yang akan dijatuhkan
6) Dijatuhkan penggaris dengan syarat praktikan kedua tidak boleh melihat arah
jatuhnya mistar
7) Ditangkap mistar tersebut oleh praktikan kedua dengan refleks, dan apabila
tidak dapat ditangkap, maka percobaan diulangi lagi sehingga mistar tersebut
dapat ditangkap.
8) Dicatat angka yang tertera di mistar yang tertanggap oleh pegangan kita
9) Dilakukan percobaan sebanyak 5 kali.
b. Organ Indra
1) Menentukan reseptor sentuh
i. Dibuat petak pada punggung lengan (ukuran 2,5 cm, petak dibagi
menjadi 25 petak kecil)
ii. Ditutup mata subjek (ditekan-tekan ijuk oleh pengamat di setiap petak
hingga ijuk bengkok) dengan tekanan yang diberikan sama
iii. Sensasi sakit dirasakan subjek. Dicatat hasil pengamatan
2) Menentukan reseptor sakit
i. Dibuat petak pada punggung lengan (ukuran 2,5 cm, petak dibagi
menjadi 25 petak kecil)
ii. Dikompres lengan dengan kapas (kpas direndam air selama 5 menit)
iii. Ditusukkan jarum di permukaan lengan
iv. Sensasi sakit dirasakan subjek. Dicatat hasil pengamatan.
3) Pentingnya penglihatan binokuler
i. Ditutup mata subjek dan pensil dipegang
ii. Dipegang tabung reaksi oleh pengamat (tabung reaksi berbentuk
vertikel dengan lubang diatasnya)
iii. Dimasukkan pensil ke dalam tabung oleh subjek (diulangi dengan
tabung dipindahkan-pindahkan oleh pengamat percobaan diulangi
sebanyak 10 kali), Dicatat hasil pengamatan.
4) Penghantar suara
i. Digetarkan garputala
ii. Diletakkan tangkai pada kepala atau antara gigi atas bawah (darimana
suara terdengar)
iii. Ditutup salah satu telinga (dimana letak sumber bunyi)
iv. Diletakkan garputala yang bergetar diatas kepala (garputala diletakkan
bila sudah tidak terdengar suara). Dicatat hasil pengamatan
5) Keseimbangan
i. Berdiri tegak, mata terbuka, salah satu kaki diangkat (berdiri pada
posisi tersebut selama 2 menit)
ii. Istirahat sebentar
iii. Diulangi dengan mata tertutup. Dicatat hasil pengamatan.
6) Bintik Buta
i. Kertas manila disediakan berukuran lebar 3 cm dan ppanjang 14 cm
ii. Tanda silang (x) dan tanda (y) dibuat pada kertas tersebut dengan jarak
antara (x) dan (y) sejauh 10 cm
iii. Kertas 60 cm ke depan dipegang oleh salah seorang teman
iv. Pandangan mata kiri dipusatkan pada tanda y, kertas didekatkan
perlahan-lahan hingga tanda silang (x) hilang dan kemudian tampak
kembali.
v. Diukur dan dicatat dalam tabel pada jarak berapa tanda silang (x)
hilang dan pada jarak berapa tanda silang (x) muncul kembali.
vi. Dibalik letak tanda silang (x) dan diulangi prosedur diatas dengan mata
kanan juga sebanyak 3 kali
7) Tes Buta Warna
i. Buku ishihara test diletakkan pada tempat dengan pencahayaan cukup
tepat 90 derajat dari mata probandus
ii. Probandus diminta menyebutkan angka yang tertera pada buku ishihara
test
iii. Pada hasil test gambar nomor 1 sampai nomor 25 tidak boleh lebih dari
3 detik
iv. Bila beberapa jawaban tidak terbaca terus dilanjutkan gambar 26
sampai gambar 38 dan waktu pembacaan ini tidak boleh lebih dari 10
detik.
v. Diidentifikasi kelainan buta warna yang terjadi pada probandus jika
tidak sesuai dengan angka yang terlihat oleh pembanding

Anda mungkin juga menyukai