No. PENDAHULUAN
1. 1.1 Kalimat shocking/isu-isu penting
Globalisasi mempunyai dampak atau pengaruh yang sangat besar bagi
kehidupan umat manusia terutama pada kalangan pelajar dari berbagai aspek
kehidupan. Globalisasi telah banyak mempengaruhi generasi muda islam,
seperti hedonisme dan ketergantungan terhadap budaya barat menjadi
fenomena bagi generasi muda. (Astifiati, 2016 : 56) Contohnya seperti pelajar
pada saat ini mereka lebih mengenal artis-artis dari luar maupun dalam negeri
seperti artis korea yang sangat mereka agung-agungkan di bandingkan dengan
mengenal tokoh islam, mereka bahkan merasa asing dengan tokoh-tokoh islam.
(Umar, 2016 : 26) Kemudian model dan cara berpakaian yang tidak islami
seperti memperlihatkan aurat. Saat ini pengaruh pergaulan bebas pada remaja
seakan tidak mengenal tatakrama, semakin terkikisnya nilai-nilai keimanan
adalah salah satu penyebab dari globalisasi.(Lilik, 2014 : 48)
Di era globalisasi ini, munculnya alat-alat canggih juga sangat berpengaruh
terhadap perubahan akhlak pada generasi muda islam. Pada saat ini perilaku
mereka justru banyak terfokus terhadap gadgetnya di bandingkan peduli
dengan keaadaan di sekitarnya. Ketika mereka berinteraksi dengan gadgetnya
tanpa mereka sadari mereka telah mengurangi sosialisasi dengan lingkungan
yang ada di sekitarnya.(Wawan, 2008 : 20)
Merosotnya akhlak generasi saat ini selain di sebabkan oleh globalisasi, tetapi
juga di sebabkan kurangnya pendidikan yang menekankan pendidikan akhlak
terutama pada sekolah umum yang dalam proses belajar mengajarnya kurang
menekankan pada pendidikan akhlak.(Ahmad, 2002 : 25)
Pendapat ahli
Menurut Kahar Masykur dalam Ahmad Tafsir, dkk (2004: 307), kata “akhlak”
berasal dari bahasa Arab bentuk jama’dari kata mufrad “Khulqu” yang
mempunyai arti perangai, budi, tabi’at dan adab. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Ramayulis, dkk (1996: 12), yang menyatakan bahwa akhlak secara
etimologi mengandung arti kebiasaan, beradab baik, tabi’at dan tingkah laku.
Akhlak secara istilah, menurut Al-Ghazali menyatakan bahwa yang dimaksud
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-
macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan. Menurut Muslim Nurdin, akhlak adalah sistem nilai yang
mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas bumi. Sistem nilai yang
dimaksudkan adalah ajaran Islam yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah sebagai sumber utama, serta ijtihad sebagai sumber berfikir
Islami(Tafsir,dkk, 2004: 308)
Ibnu Maskawih dalam Sudarsono (1991:174), mengemukakan bahwa,
pembinaan akhlak menitik beratkan kepada pembersihan pribadi dari sifat-sifat
yang berlawanan dengan ketentuan agama, seperti takabur, pemarah dan
penipu. Karena itu, Ibnu Maskawih mengemukakan, pembinaan akhlak
merupakan proses aktualisasi dari kesempurnaan teoritis menjadi
kesempurnaan praktis.
2 1.2 Kajian apa yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dan dimana
sisi kekurangannya
Kebanyakan para peneliti sebelumnya hanya mengupas permasalahan metode
pembelajaran fiqih terhadap prestasi belajar siswa. Disini pemakalah akan
mengupas tentang implementasi pembelajaran fiqih terhadap akhlak siswa
yang belum dikupas oleh peneliti sebelumnya
3 1.3 Bagaimana peneliti menjawab kekurangan tulisan terdahulu, kemukakan
tiga tujuan
Tulisan ini berusaha menjawab kekurangan dari para peneliti terdahulu yang
belum membahas secara tuntas berhubungan dengan implementasi
pembelajaran fiqih terhadap akhlak siswa, sehingga implementasi
pembelajaran fiqih terhadap akhlak siswa menjadi isu utama yang harus ditelti
untuk menyelesaikan problematika mengenai banyaknya akhlak siswa yang
kurang baik di masyarakat.Yakni Bagaimanakah rencana pembelajaran fiqih
dalam membentuk akhlak siswa? Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran
fiqih dalam membentuk akhlak siswa? Bagaimanakah evaluasi pembelajaran
fiqih dalam membentuk akhlak siswa?
4 1.4 Apa argumentasi yang hendak dituju dalam penelitian atau tulisan
Penelitian ini memiliki argumentasi bahwa pembelajaran fiqih yang merupakan
bidang studi agama berkenaan dengan masalah-masalah hukum dalam
kehidupan sehari-hari baik masalah ibadah, muamalah maupun sosial tersebut
hendaknya bisa terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau akhlak pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding dengan
sebelumnya.