Anda di halaman 1dari 1

Nilai Diagnostik Perubahan Morfologi Neutrofil Pada Sepsis Neonatorum

Anlidya Permatasari Gunawijaya, I Made Kardana, AANKP Widnyana


Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar

ABSTRAK

Latar Belakang: Apusan darah tepi digunakan sebagai modalitas pemeriksaan yang cepat
pada sepsis neonatorum. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui nilai diagnostik dari
perubahan morfologi neutrofil pada apusan darah tepi pada sepsis neonatorum.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan desain potong lintang pada
neonatus yang terdiagnosis sepsis secara klinis di unit perawatan neonatus RSUP Sanglah
pada tahun 2018-2019. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sepsis neonatorum (kultur
darah positif) dan bukan sepsis neonatorum (kultur darah steril). Variabel penelitian antara
lain: variabel bebas (granula toksik, vakuolisasi), variabel tergantung (sepsis neonatorum),
dan variabel perancu (usia saat terdiagnosis). Data lain yang dicantumkan antara lain jenis
kelamin, usia gestasi, diagnosis, usia terdiagnosis, hasil kultur darah, dan lokasi kultur darah.
Hasil: Sebanyak 100 sampel dengan sepsis neonatorum dan 100 sampel bukan sepsis
neonatorum dianalisis pada penelitian ini. Vakuolisasi didapatkan pada 33% subyek yang
terdiagnosis sepsis dibandingkan dengan 24% pada bukan sepsis (p<0,05). Gambaran granula
toksik dan vakuolisasi lebih banyak tampak pada pemeriksaan apusan darah tepi di usia >3
hari (p<0,05). Spesifisitas granula toksik yang tinggi pada total sepsis dan SNAD (90% dan
92,8%), sedangkan vakuolisasi memiliki spesifisitas tinggi pada SNAL (100%). Penemuan
kedua gabungan perubahan degeneratif memiliki spesifisitas yang lebih tinggi pada SNAD
dan SNAL (93,8% dan 100%).
Simpulan Perubahan morfologi neutrofil berupa granula toksik dan vakuolisasi memiliki
spesifisitas yang tinggi dalam mendiagnosis sepsis neonatorum, akan tetapi tidak dapat
digunakan sebagai penanda tunggal.

Anda mungkin juga menyukai