JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM - PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Putri Nurmuslimah J1A016087 /2016
Baiq Idiya Safitri J1A016013 /2016
Nur Annisya Maharani J1A017082 /2018
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
iii
iv
DAFTAR LAMPIRAN
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian yang dilakukan Saroinsong, dkk,. 2015 pada produk dodol dengan
penambahan bubur labu kuning dengan formulasi 100% tepung ketan dan 75% bubur
labu kuning, merupakan produk dodol yang paling disukai oleh panelis dengan nilai rata-
rata uji organoleptik warna dodol 3.88 (suka), aroma 3.92 (suka), rasa 3,84 (suka), dan
tekstur 3,32 (suka). Penambahan labu kuning dalam berbagai jenis produk olahan pangan
dapat meningkatkan nilai kesukaan masyarakat terhadap produk tersebut. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian tentang “Kajian Kombinasi Tepung Ketan Putih dan Tepung
Labu Kuning Terhadap Kadar Betakaroten dan Aktivitas Antioksidan Klepon Kecerit”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klepon
Klepon adalah sejenis makanan tradisional atau kue tradisional Indonesia yang
termasuk ke dalam kelompok jajan pasar. Di Indonesia, klepon dapat ditemukan di pasar
tradisional atau juga pedagang kue keliling tradisional (Anggita, 2017). Di Nusa Tenggara
Barat juga terdapat klepon biasanya disebut klepon kecerit. kelepon Kecerit merupakan salah
satu makanan tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Kelepon Kecerit dijadikan
sebagai hidangan penutup.Kelepon banyak ditemukan dipasar-pasar khususnya di pasar
Lombok Tengah, di pasar Renteng dan asar Karang Bulayak. Tidak hanya di Lombok
Tengah, Kelepon Kecerit juga banyak terdapat di Mataram, seperti di Pasar ACC, Pasar
Kebon Roek, Pasar Muhajirin, dll (Florencia, 2017). Bentuk kleon terdapat pada gambar 1.
. Bahan utama pembuatan klepon adalah tepung ketan putih. Tepung ketan putih
memiliki kandungan gizi berupa kalsium : 12 mg/100 g, fosfor : 148 mg/100 g, vitamin B1
: 0,16 mg/100 g, protein : 6,7 g/100 g, lemak : 0,7 mg/100 g, sodium 8,7 mg/100 g,
potassium 17,4 mg/100 g (Kartika, 2010).
2.2 Labu Kuning
Tanaman labu kuning memiliki perawakan berbentuk semak yang tumbuh merambat
ke atas. Batangnya berbentuk segilima, sangat khas dan mudah dikenali dan merambat
seperti anggur, jenis tanaman yang serumpun antara lain adalah timun, semangka, melon,
blewah, labu siam, pare, oyong, dan labu air. Buah labu kuning berbentuk bulat pipih,
lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30 alur).Ukuran pertumbuhannya mencapai
350 gram per hari.Buahnya besar dan warnanya hijau apabila masih muda, sedangkan
yang lebih tua berwarna kuning orange sampai kuning kecoklatan. Daging buah tebalnya
sekitar 3 cm dan rasanya agak manis. Bobot buah rata-rata 3-5 kg bahkan sampai 15 kg
(Brotodjojo, 2010).kasar dan rasanya tidak enak.
Daging buah labu kuning antara lain dimanfaatkan sebagai campuran saus
tomat, diawetkan dalam bentuk kering (produk awetan kering), dimasak sebagai sayur
atau kolak, diolah menjadi dodol, jam / selai, cake, manisan (basah dan kering), sirup, dan
jelly. Biji biasanya digunakan sebagai bahan kuaci (Suprapti. L, 2005 : 16) kandungan
gizi labu kuning per 100 gram bahan ialah energy 29 kal, air 91,2 g, protein 1,1 g, lemak
0,3 g, kalsium 45 g, fosfor 64 g, zat besi 1,4 mg, vitamin A 180 SI, Vitamin B, 0,08 mg,
Vitamin C 52 mg.
2.2.1 Betakaroten Pada Labu Kuning
Labu kuning dianggap sebagai rajanya β-karoten. Keunggulan β karoten, antara
lain adalah dapat meningkatkan sistem imunitas serta mencegah penyakit jantung dan
kanker. Betakaroten adalah salah satu jenis senyawa hidrokarbon karotenoid yang
merupakan senyawa golongan tetraterpenoid. Adanya ikatan ganda menyebabkan betakaroten
peka terhadap oksidasi. Oksidasi betakaroten lebih cepat dengan adanya sinar, katalis logam
khususnya tembaga, besi dan mangan. Oksidasi akan terjadi secara acak pada rantai karbon
yang mengandung ikatan rangkap. Betakaroten merupakan penangkap oksigen dan sebagai
antioksidan yang potensial, tetapi betakaroten aktif dalam mengikatradikal bebas bila hanya
4
tersedia oksigen 2-20%. Pada tekanan oksigen tinggi kisaran fisiologis, karoten dapat bersifat
pro-oksidan (Winarsi, 2007).
2.2.2 Pemanfaatan Labu Kuning
Selama ini labu kuning dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat tradisional.
Masyarakat memanfaatkan labu kuning sebagai obat untuk luka bakar, demam,
pengobatan diare,pengobatan migrain, sakit telinga, mencegah kanker, membunuh cacing
pita dan memperbaiki kelenjar prostat. Kegunaan lain dari buah labu kuning yang tua
sebagai olahan makanan tradisional yang paling dikenal adalah kolak, dawet, lepet,
jenang, dodol, dan lain-lain. Air perasan buah dapat dipercaya dapat mengobati luka
akibat racun binatang.Daging buah dan getahnya untuk obat digigit serangga berbisa
(Suprapti.L , 2005 : 16)
2.4 Proses Pembuatan Klepon
Bahan yang digunakan untuk kulit kleponnya berupa 150 ml air matang, 250 g tepung
ketan, 1 sendok teh garam. Isi klepon berupa 150 g gula merah disisir halus. Lapisan klepon
berupa 150 g kelapa parut memanjang. Proses pembuatan klepon adalah sebagai berikut :
tepung ketan ditimbang sesuai perlakuan dimasukan kedalam wadah pencampuran sesuai
dengan takaran dan ditambahkan dengan garam dan santan lalu di uleni di bentuk dengan
membuat sumuran ± 1 cm adonan ditambahkan dengan gula merah kemudian sumuran
ditutup, lalu dibentuk bola-bola kecil dengan ujungnya yang runcing, kemudian adonan
direbus selama 3 sampai 4 menit pada suhu 100oC setelah itu kembali didinginkan selama
5menit (Elsa, 2014)
5
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian
Berdasarkan jenisnya, desain penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian
eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2020 di
Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan, dan
Laboratorium Pengendalian Mutu Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Bahan-Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tepung labu kuning,
tepung ketan putih (Rose Brand), gula aren, air, santan, kelapa parut. Sedangkan untuk
analisis digunakan bahan yaitu H2SO4, NaOH, Butil hidroksi toluene (BHT),
Tetrahidrofuran (THF), Akuades, Alkohol 96%, Aseton, etanol, methanol, larutan DPPH,
alumunium foil, indicator BCG dan MM, dan beaker gelas.
3.2.2 Alat-Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan analitik, pisau
stainless steel, termometer,saringan, sendok kayu, wajan, mixer, alat pengaduk, wadah
plastik, baskom. Alat yang digunakan untuk analisis antara lain cawan petri, botol
timbang, oven, desikator, gelas ukur, labu bulb, glass wool, tanur, kompor pemanas,
erlenmeyer, buret, cawan porselin, vortex, Spektrofotometer UV-Vis, tang penjepit, dan
color solid.
3.3 Alur Penelitian
Proses pembuatan klepon meliputi beberapa tahap yaitu persiapan tepung labu kuning,
tepung ketan putih, gula merah, pencampuran, dan perebusan.
3.3.1 Pembuatan Tepung Labu Kuning
Pembuatan tepung labu kuning terdiri dari beberapa tahap yaitu :
Sortasi ,Pemilihan bahan baku sangat menentukan factor yang penting yang sangat
menentukan mutu tepung.. Pengupasan Proses pengupasan dilakukan secara manual
menggunakan pisau. Pembelahan, Proses pembelahan bertujuan untuk mempermudah proses
pencucian dan blanching. Pencucian, Pencucian labu kuning yang telah dikupas
menggunakan air bersih bertujuan menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel.
Blanching, Labu kuning dikukus menggunakan dandang, selama 5-10 menit. Pengirisan,
Labu kuning yang sudah diblanching kemudian dirajang sehingga memiliki ukuran kecil
yang disebut chip. Pembuatan chip dapat dilakukan secara manual dengan pisau, tebal irisan
yang ideal antara 0,1 - 0,3 cm. Pengeringan, Chip labu kuning kemudian dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 75 ºC selama 7 jam. Penepungan,Proses penepungan
dilakukan dengan alat penepungan tipe disk mill, yang dilengkapi dengan saringan6o mesh.
3.3. Pembuatan Klepon
Pembuatan klepon diawali dengan menyiapkan jenis-jenis tepung berdasarkan
perlakuan yang digunakan ialah Pencampuran bahan Tepung labu kuning, tepung ketan putih
dengan jumlah yang dicampurkan sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Kedua tepung
6
tersebut dicampur dengan santan 70 mL perlahan-lahan beserta 0,3 gram garam. Pengulenan
Adonan kemudian diuleni agar adonan tercampur sempurna. Lama pengulenan adonan
masing-masing ± 1-4 menit. Pembentukan dan penambahan gula Adonan yang sudah diuleni
kemudian dibentuk dengan membuat sumuran ± 1 cm, kemudian adonan ditambahkan
dengan 1 gram gula merah dan sumuran ditutup. Setelah itu dibentuk bola-bola kecil dengan
ujung yang agak runcing . Perebusan,Adonan yang sudah dibentuk menjadi bola-bola kecil
kemudian direbus selama 3-4 menit pada air dengan suhu 100oC hingga adonan matang.
Pendinginan.Klepon yang sudah matang kemudian didinginkan pada suhu ruang selama 5
menit, kemudian klepon dilumuri dengan parutan kelapa.
3.4 Parameter dan cara pengamatan
3.4.1 Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, aktivitas
antioksidan, kadar betakaroten, tekstur, warna, rasa dan aroma.
3.4.2 Cara Pengamatan
Cara pengamatan masing-,masing parameter adalah sebagai berikut :
3.4.2.1 Uji Aktivitas Antioksidan
Pengukuran kadar protein dilakukan dengan metode mikro kjehdal (Rohman dan
Riyanto, 2005) dengan prosedur kerja yaitu Dimasukkan 1 gram sampel ke dalam
tabung reaksi. Diencerkan sampel dengan 10 mL methanol lalu didiamkan pada ruang
gelap selama semalam. Diambil 0,1 mL sampel lalu ditambahkan dengan 4,9 mL
metanol.Ditambahkan dengan 0,1 mL larutan DPPH 0,1 Mm. Divortex selama 2 menit
(2.500 rpm) lalu didiamkan selama 30 menit pada ruan gelap. Dibaca absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 µm. Dihitung aktivitas
antioksidannya dengan persamaan :
Perhitungan : Aktivitas antioksidan = 1- ×100%
3.4.2.2 Uji Betakaroten
Kandungan pigmen betakaroten diuji menggunakan metode spektrofotometri menurut
Nielsen (1995), dengan cara yaitu Sampel klepon diambil untuk mewakili keseluruhan
sampel dan ditimbang sebanyak dengan jumlah berat basah yang sama. Ditambahkan 2
ml larutan butil hidroksi toluene (BHT) 0,1 % dalam aseton. Diekstraksi dengan 5 ml
tetrahidrofuran (THF) menggunakan ultrasonik selama 10 menit, dan disaring. Proses
ekstraksi diulang hingga residu tidak berwarna. Kumpulan filtrate dipipet sebanyak 1
ml ke dalam tabung reaksi baru. Ditambahkan 2 ml BHT 0,1 % dalam aseton dan 8 ml
akuades. Dihomogenisasi dengan vortex selama 20 detik. Dipipet kembali sebanyak 1
ml ke dalam tabung reaksi baru. Ditambahkan 1 ml alkohol 96%, 2 ml BHT 0,1 % dan
5 ml PE lalu disentrifuge (5x10 menit). Setelah terbentuk dua fase, kedua fase
dipisahkan. Kumpulan fase organic diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 460 nm.
7
Penulisan
Proposal
Surve Lokasi
Pengumpulan
Perlengkapan
Penelitian
Penulisan
naskah
Seminar
naskah
8
DAFTAR PUSTAKA
Brotodjojo, L.C. 2010. Semua Serba Labu Kuning. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
9
A. Identitas Diri
11
Identitas Diri
12
3. Lain-lain
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan Biaya (Rp)
(Rp)
Sewa laboratorium
Sewa laboratorium Tempat
biokimia pangan analisis kimia
720.000
produk jadi
kue klepon
Sewa laboratorium Tempat 200.000
pengolahan pangan pembuatan
tepung labu
kuning
Sewa laboratorium Tempat 100.000
pengendalian mutu analisis
sensoris
produk jadi
labu kuning
SUB TOTAL (Rp) 1.020.000
18
4. Analisa Produk
Analisis Jumlah sampel Harga sampel Total Sampel
(Rp) (Rp)
5. Perjalanan
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
pemakaian satuan biaya (Rp)
(Rp)
6. lain-lain
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
pemakaian satuan Biaya (Rp)
(Rp)
Laporan