Kebijakan
Prinsip-prinsip dasar yang dirumuskan dan
ditegakkan oleh LPPOM MUI, untuk
mengarahkan perusahaan dalam mengelola
produk halal untuk memperoleh Sertifikat Halal.
Prosedur
Rangkaian tahapan yang harus diikuti oleh perusahaan untuk
mendapatkan Sertifikat Halal.
KEBIJAKAN SERTIFIKASI
Sertifikasi halal diajukan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Prosedur dan Keputusan sertifikasi ditangani oleh LPPOM
MUI dan Komisi Fatwa MUI.
LPPOM MUI: lembaga di bawah MUI yang menangani
pemeriksaan kecukupan dokumen, penjadwalan audit,
pelaksanaan audit, pembahasan hasil audit, penerbitan audit
memorandum, penyiapan berita acara hasil audit,
penyampaian berita acara hasil audit dalam rapat komisi fatwa
dan pencetakan sertifikat.
KEBIJAKAN SERTIFIKASI
Komisi Fatwa MUI: Komisi di bawah MUI yang mempunyai
otoritas untuk memutuskan status kehalalan produk yang
didaftarkan untuk disertifikasi.
(1) Distributor
dapat mengajukan sertifikasi Halal jika satu grup dengan
produsen yang menghasilkan produk
(2) Pemilik fasilitas
produksi atau maklon (toll manufacturer) dapat
mengajukan sertifikasi halal untuk produk pihak lain dengan syarat:
a) Ada perjanjian tertulis dengan pemilik produk atau penugasan dari pemilik
produk bahwa pabrik maklon diberi wewenang mendaftarkan produk yang
dihasilkan.
b) Jika produk yang diajukan sertifikasi halal berupa produk retail, maka harus
ada komitmen tertulis dari pemilik produk untuk mendaftarkan semua
produk dengan merk sama yang dipasarkan di Indonesia. Produk dengan
merk yang sama ini dapat diproduksi di beberapa pabrik yang berbeda.
PERSYARATAN PENDAFTARAN
Tipe Audit :
1. Audit On Site : Audit yang dilakukan di lokasi perusahaan
dilakukan verifikasi dokumen, bukti implementasi SJH, wawancara
atau observasi fasilitas
2. Audit On Desk : verifikasi dokumen atau bukti implementasi SJH
dilakukan di kantor LPPOM MUI tanpa perlu kehadiran auditi
A. Sertifikat Halal
Untuk pendaftaran sertifikasi yang telah memenuhi syarat maka
akan diterbitkan Sertifikat halal dan Status SJH.
Sertifikat halal dikeluarkan untuk setiap kelompok produk dan
berlaku selama 2 tahun terdiri dari halaman depan (cover)
dan lampiran.
Halaman depan sertifikat dituliskan nomor sertifikat, nama dan
alamat perusahaan serta masa berlaku sertifikat. Lampiran
sertifikat dituliskan nomor sertifikat, nama perusahaan, nama
dan alamat pabrik, kelompok, jenis produk, nama produk dan
masa berlaku sertifikat.
Sertifikat Halal
Dokumen yang diterbitkan
B. Status/Sertifikat SJH
Sertifikat Audit on desk Daftar per 3 bulan, Audit on desk Audit on desk
SJH Audit on desk
Contoh Reward Implementasi SJH
Pembayaran Registrasi
Approve Pembayaran
Registrasi
Perusahaan
Upload Sertifikat Halal
LPPOM MUI
*) Approval audit berupa Rapat Auditor Download Sertifikat Halal
dan analisa lab jika diperlukan
• Perusahaan harus melakukan sign up di sistem on
line CEROL
• Selanjutnya memasukkan semua data yang
dipersyaratkan seperti nama & alamat perusahaan,
nama & alamat pabrik, nama produk, semua bahan
yang digunakan dan dokumen pendukung bahan,
matriks bahan vs produk, manual SJH dan beberapa
bukti implementasinya (bukti diseminasi kebijakan
halal, bukti pelaksanaan pelatihan internal dan audit
internal) serta izin usaha
JENIS PENDAFTARAN
1. BARU
Perusahaan baru
Perusahaan lama dengan kelompok poduk baru
Perusahaan lama tetapi tidak melakukan perpanjangan lebih dari 6 bulan
sejak masa berlaku sertifikat berakhir
Terbit sertifikat halal dengan nomor baru (cover + lampiran)
2. PENGEMBANGAN
Produk baru yang kelompok produknya sudah disertifikasi
Penambahan pabrik yang memproduksi kelompok produk yang sudah
disertifikasi
Terbit lampiran sertifikat dari sertifikat yang sudah dimiliki perusahaan
3. PERPANJANGAN: memperpanjang masa berlaku sertifikat
Terbit sertifikat halal yang masa berlakunya baru dengan nomor yang
lama (cover + lampiran)
Prosedur Sertifikasi Halal Online (Cerol-SS23000)
PRE AUDIT
A. Tinjauan Permohonan
B. Pemeriksaan Kecukupan Dokumen
PRE AUDIT
A. Tinjauan Permohonan
• Bidang SJH melakukan tinjauan permohonan terhadap berkas
permohonan. Pemeriksaan dilakukan terhadap :
a. Pendaftar sertifikasi
b. Produk yang didaftarkan
c. Negara asal pendaftar.
d. Ijin usaha (SIUP untuk industri besar atau surat keterangan
dari kelurahan untuk UKM)
• Jika persyaratan permohonan tidak sesuai maka bidang SJH
memberikan informasi melalui email bahwa registrasi tidak
dapat diproses dengan memberikan alasan sesuai hasil tinjauan.
• Jika sesuai, maka akan dilakukan pemeriksaan kecukupan
dokumen
PRE AUDIT
B. Pemeriksaan Kecukupan Dokumen
• Dokumen pendaftaran diperiksa oleh Bidang
Auditing dan SJH untuk ditentukan kecukupannya
• Jika dokumen belum memenuhi, maka Bidang
Auditing dan SJH mengirimkan Pre Audit
Memorandum
dapat dilihat melalui menu monitoring di Cerol
perusahaan harus menindaklanjutinya hingga
semua kekurangan terpenuhi
Prosedur Sertifikasi Halal Online (Cerol-SS23000)
Sign Up - Login Registrasi
Pembayaran Registrasi
Biaya Sertifikasi
Approve Pembayaran
Registrasi
Perusahaan
Upload Sertifikat Halal
LPPOM MUI
*) Approval audit berupa Rapat Auditor Download Sertifikat Halal
dan analisa lab jika diperlukan
BIAYA SERTIFIKASI
Setelah perusahaan menyelesaikan upload data, maka akad
sertifikasi akan diterbitkan dan dapat di download di Cerol →
perusahaan melakukan pembayaran akad secara transfer →
konfirmasi pembayaran akad di Cerol
Akad sertifikasi meliputi:
1. Biaya Audit
2. Sertifikat halal
3. Status/Sertifikat SJH
4. Analisis laboratorium (untuk produk
tertentu)
5. Publikasi di Majalah Jurnal Halal
2. Cara Kontrak
- Untuk perusahaan yang sering melakukan pengembangan produk
- Pembayaran dilakukan per termin sesuai kesepakatan.
- Pada saat konfirmasi pembayaran akad di Cerol dapat
melampirkan bukti pembayaran akad kontrak
Pembayaran Registrasi
Approve Pembayaran
Registrasi
Perusahaan
Upload Sertifikat Halal
LPPOM MUI
*) Approval audit berupa Rapat Auditor Download Sertifikat Halal
dan analisa lab jika diperlukan
Pelaksanaan Audit
• Penjadwalan audit dilakukan setelah hasil pemeriksaan dokumen
dinyatakan cukup dan akad sertifikasi telah lunas akan menerima
email notifikasi bahwa perusahaan sudah siap audit dan informasi jenis
audit (onsite atau ondesk)
• Khusus audit onsite, perusahaan mengajukan jadwal audit sesuai dengan
kesiapan perusahaan dengan membalas email notifikasi
• Audit onsite dilaksanakan pada jadwal yang disepakati oleh perusahaan
dan LPPOM MUI. Pada pendaftaran sertifikasi yang melalui BPOM RI,
penjadwalan audit dilakukan bersama antara BPOM RI dan LPPOM MUI
• Jika pada audit onsite produksi skala komersial belum dilaksanakan, maka
perusahaan dapat melakukan produksi skala trial, skala kecil atau
menunjukkan produksi produk lain dengan proses dan fasilitas produksi
yang serupa dengan produk yang didaftarkan.
• Pengaturan transportasi dan akomodasi menjadi tanggungjawab
perusahaan
Pelaksanaan Audit (lanjutan)
• Dilakukan oleh minimum 2 orang auditor yang dilengkapi dengan surat
tugas resmi. Pada audit vaksin atau yang harus ada pemeriksaan ke
Rumah Potong Hewan (RPH), audit dapat melibatkan anggota Komisi
Fatwa MUI.
• Tahapan audit : pertemuan pembukaan, audit dan pertemuan penutup.
• Auditor mengumpulkan bukti audit pemeriksaan dokumen,
wawancara, observasi fasilitas, observasi orang yang sedang bekerja dan
pengambilan sampel (untuk beberapa produk tertentu).
• Audit dilaksanakan di semua fasilitas yang berkaitan dengan produk yang
disertifikasi.
• Audit lanjutan dapat dilakukan jika pada hasil audit sebelumnya ada hal
yang harus diperjelas atau waktunya tidak cukup.
• Laporan hasil audit ditandatangani oleh kedua belah pihak (auditor dan
auditi). Laporan hasil audit ini bersifat sementara dan akan dibahas
dalam rapat auditor di LPPOM MUI.
Prosedur Sertifikasi Halal Online (Cerol-SS23000)
Sign Up - Login Registrasi
Pembayaran Registrasi
Evaluasi Hasil
Approve Pembayaran
Audit
Registrasi
Pembayaran Registrasi
Keputusan
Status SJH
Approve Pembayaran
Registrasi
Perusahaan
Upload Sertifikat Halal
LPPOM MUI
*) Approval audit berupa Rapat Auditor Download Sertifikat Halal
dan analisa lab jika diperlukan
Keputusan Status SJH
Pembayaran Registrasi
Rapat Komisi Fatwa/
Approve Pembayaran Keputusan Sertifikat Halal
Registrasi
Perusahaan
Upload Sertifikat Halal
LPPOM MUI
*) Approval audit berupa Rapat Auditor Download Sertifikat Halal
dan analisa lab jika diperlukan
Rapat Komisi Fatwa/Keputusan
Sertifikat Halal
Pembayaran Registrasi
Approve Pembayaran
Upload Sertifikat Halal
Registrasi
Perusahaan
Upload Sertifikat Halal
LPPOM MUI
*) Approval audit berupa Rapat Auditor Download Sertifikat Halal
dan analisa lab jika diperlukan
Penerbitan Sertifikat Halal
& Status/Sertifikat SJH
A. Pembekuan Sertifikasi
• Sertifikat Halal dapat dibekukan untuk jangka waktu tertentu
apabila terjadi antara lain berikut ini:
i. Terbukti ditemukan kelemahan kritis pada masa berlakunya
Sertifikat halal
ii. Terdapat penyalahgunaan Sertifikat Halal dan/atau Logo Halal
yang tidak segera diperbaiki oleh Klien
iii. Terdapat pelanggaran terhadap Perjanjian Lisensi
• LPPOM MUI menyiapkan surat pemberitahuan kepada klien
• Apabila perusahaan telah dapat memperbaiki ketidaksesuaian
tersebut maka LPPOM MUI menerbitkan surat pemberitahuan
bahwa Sertifikat dapat dilanjutkan
Pembekuan dan Pencabutan Sertifikasi
B. Pencabutan Sertifikasi
• Sertifikasi dapat dicabut apabila terjadi kondisi sebagai berikut :
Klien tidak dapat melakukan perbaikan atau tindakan perbaikan
yang diambil tidak memadai, dalam batas waktu yang ditetapkan
setelah dikeluarkan pemberitahuan pembekuan sertifikasi
Klien tidak ingin memperbarui sertifikat
Klien dinyatakan bangkrut
• Perusahaan yang sertifikat halalnya dicabut, tidak diperbolehkan
membuat pernyataan yang menyesatkan terhadap status sertifikatnya
serta tidak boleh menggunakan Logo Halal pada produk yang terkait
sejak tanggal pemberitahuan pencabutan
• Setiap ada pencabutan sertifikasi, LPPOM MUI membuat publikasinya
dalam website dan memperbaiki Database LPPOM MUI (Direktori Klien,
Tanya Halal, dll).
Keluhan dan Banding