( KONSEP KELUARGA )
OLEH :
KELOMPOK I / B12C
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktu nya.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga mengenai “ Konsep Keluarga ”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Tuhan Yang Maha
Esa.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota
keluarga untuk dimasukkan ke dalam anggota keluarga (Potter dan Perry,
2005). Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk
keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak
menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit, perubahan
struktur keluarga dan lain lain.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka
dengan batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan
yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi
dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam
jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan
sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi
dengan sistem yang lain (Harmoko, 2012).
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui tentang konsep keluarga
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Defenisi keluarga
b. Tipe dan fungsi keluarga
c. Dimensi struktur keluarga : pola dan proses komunikasi,peran,
kekuatan dan nilai/value
d. Peran perawat keluarga
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep keluarga
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui konsep keluarga
3. Mengetahui bagaimana konsep keluarga
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
1. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain. (Harmoko, 2012)
2. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum:
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari
tiap anggota. (Harmoko, 2012)
3. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. ( Effendy, 1998)
4. Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit
terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sesuai dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi ;
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain ;
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik ;
4. Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
(Harmoko, 2012)
3
B. TIPE DAN FUNGSI KELUARGA
1. TIPE KELUARGA
Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan
mengetahui berbagai tipe keluarga. (Harmoko, 2012)
a. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak
yang tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal
dalam suatu ikatan perawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar
rumah.
b. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
c. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu
rumah dengan anak-anaknya , baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
d. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di
rumah/ keduanya-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.
e. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak, keduanya/ salah satu bekerja di rumah.
f. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
i. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
tidak adanya keinginan untuk menikah.
j. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
4
k. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti.
l. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu
adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak-anak.
n. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak
di kehendaki, anaknya di adopsi.
o. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa pernikahan.
Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan
tipe keluarga non tradisional.
TIPE KELUARGA TRADISIONAL
a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri, dan
anak (kandung/angkat).
b. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah misal kakak, nenek, paman, bibi.
c. Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
denga anak ( kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
kematian/perceraian.
d. Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
e. Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.
TIPE KELUARGA NON TRADISIONAL
a. Commune Family : kebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
b. Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
c. Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu
rumah tangga.
5
(Harmoko, 2012)
2. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi
keluarga. (Harmoko, 2012)
b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
keluarga, memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan
kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas
pada keluarga. (Harmoko, 2012)
c. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk
normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya (Harmoko, 2012).
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi
dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).
d. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dimana yang akan datang (Harmoko,
2012) . Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang, pangan dan
papan (Setiawati, 2008).
e. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya
sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembanganya (Harmoko, 2012).
6
C. DIMENSI STRUKTUR KELUARGA
1. Macam-macam Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri atas sanaka saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara suami.
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagian
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri (Harmoko,
2012)..
7
Pola dan ProsesPeran
Komunikasi
a. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan
ada hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus sendiri.
Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan
tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai.
Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif ( bersifat
negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
c. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak
(legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power),
hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.
8
d. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah
pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu,
lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
- Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau
tidak dapat mempesatukan anggota keluarga.
- Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga
- Budaya, kumpuan daripada perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah (Harmoko, 2012).
9
6. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,
keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi.
7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat
memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota
keluarga (Sudiharto, 2007) .
10
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga
masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga
telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama.
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi
anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang
lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh
karena itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi
anggota keluarga.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi
atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah
yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari
segala macam penyakit
Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling tekait dan perlu dilakukan
oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu
melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau
pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga
(Harmoko, 2012).
11
intervensi. Adanya kerja sama dari klien, keluarga dan perawat sebagai
pemberi perawatan utama di keluarga pada tahap perencanaan sangat
penting. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kesinambungan perawatan
selama perawat tidak berada di rumah. Perawat hanya memberikan
perawatan dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di
rumah merupakan tanggung jawab dari keluarga. Oleh karena itu,
pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di
rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang di alaminya.
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasi para profesional lain
dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang
menjadi manaje kasus adalah kemmampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara memenuhi
kebutuhan, dan mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya
perawatan yang dilakukan di rumah.
5. Advokasi
peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan layanan yang diberikan.
12
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut
:
1. Keluarga : terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi ; Anggota keluarga biasanya hidup
bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain ;
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik ;
Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Tipe keluarga terbagi atas :
a. Nuclear Family
b. Extended Family
c. Reconstituted Nuclear
d. Middle Age/Aging Couple
e. Dyadic Nuclear
f. Single Parent.
g. Dual Carier
h. Commuter Married
i. Single Adult.
j. Three Generation.
k. Institutional.
l. Comunal.
m. Group Marriage
n. Unmarried Parent and Child
o. Cohibing Cauple
13
3. Sedangkan di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga
tradisional dan tipe keluarga non tradisional.
4. Fungsi keluarga yaitu fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi sosialisasi
, fungsi ekonomi , fungsi pendidikan
5. Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi,
b. Struktur Peran,
c. Struktur Kekuatan
d. Struktur Nilai dan Norma
B. SARAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan keluarga . Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15