Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DASAR KESEHATAN

LINGKUNGAN
“Kualitas Air”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dasar Kesehatan Lingkungan

Disusun  oleh :

Afra Azizah              (1906292250)


Anis Kurniawati (1906349980)
Dessya Suci Ramadhanti (1906397424)
Gandhi Kristi (1906292484)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS INDONESIA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Tidak lupa juga  ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya atas seluruh
bantuan baik yang telah dicurahkan kepada penulis baik dalam bentuk
anggapan maupun materi yang telah dikontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini dapat


menambah pengalaman sekaligus ilmu yang bermanfaat bagi para
pembacanya. Penulis juga akan selalu besedia untuk memperbaiki
makalah jika di dalamnya tercantum banyak kekurangan.

Dikarenakan keterbatasan penulis baik dalam hal pengalaman


maupun ilmu, penulis yakin masih banyak kekurangan yang ada dari
makalah yang sudah dihasilkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun yang berasal dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Depok, November 2019

.                                                                                              Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Perbedaan Air Permukaan Dan Air Tanah.............................................................................3
2.2 Reservoar...............................................................................................................................4
2.3 Alasan Suatu Wilayah Kelebihan Dan Kekurangan Air.........................................................5
2.4 Menghemat Air......................................................................................................................6
2.4.1 Perubahan Perilaku (Behavioral Change)......................................................................6
2.4.2 Perubahan Teknologi (Technological Change)..............................................................8
2.4.3 Memanen Air Hujan (Rainwater Harvesting)................................................................9
2.5 Keamanan Air Minum Botol Dan Perlindungannya..............................................................9
2.6 Kasus Sungai Gangga............................................................................................................9
2.6.1 Limbah Domestik dan Industri.....................................................................................10
2.6.2 Sampah Padat yang Di Buang Langsung.....................................................................11
2.6.3 Limpasan pertanian yang Berbahaya...........................................................................11
2.6.4 Bangkai Hewan & Mayat Manusia Yang Setengah Terbakar......................................12
2.6.5 Masyarakat Yang Berpenghasilan Rendah Buang Air Besar Di Sungai.......................13
2.6.6 Pemandian Massal dan Praktik Ritualistik...................................................................14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................15
3.2. Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan komponen terpenting yang dibutuhkan oleh manusia di kehidupan
sehari-hari ataupun untuk tubuh sendiri, sekitar 60-70% tubuh manusia terdiri dari air.
Kebutuhan manusia terhadap air sangat kompleks mulai dari, untuk minum, memasak,
mandi, mencuci, dan sebagainya[ CITATION JSo02 \l 1057 ].

Rata-rata kebutuhan air di Indonesia adalah 60 liter perkapita perhari, yang


meliputi untuk mandi sebesar 30 liter, mencuci 15 liter, memasak 5 liter, minum 5 liter,
dan 5 liter lagi dipengaruhi leh musim yang teradi[CITATION Jun \l 1057 ].

Di Amerika Serikat rata-rata orang menggunakan sekitar 100 galon air (sekitar
400 liter) air per hari, dan rata-rata tempat tinggal menggunakan lebih dari 100.000 galon
(sekitar 400.000 liter) selama tahun biasa. Dari 50% hingga 70% air rumah tangga ini
digunakan untuk keperluan di luar ruangan seperti menyiram halaman rumput dan
mencuci. Karena iklimnya yang semi kering, komunitas ini menggunakan lebih dari
setengah airnya untuk pemeliharaan lanskap; 5% hilang karena kebocoran
sistem. (esensial)

Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mencatat beberapa fakta menarik


tentang air: Meskipun dimungkinkan bagi manusia untuk hidup hingga satu bulan tanpa
makanan, individu yang sama itu dapat bertahan hidup hanya sekitar satu minggu tanpa
air.3 Persyaratan rata-rata untuk konsumsi air manusia per hari adalah sekitar 2,5 liter
(sekitar 2,5 liter). Tingkat ini diperlukan untuk menjaga kesehatan dan mencakup air dari
semua sumber, termasuk sumber makanan. Juga patut dicatat bahwa sekitar dua pertiga
tubuh manusia terdiri dari air; jumlah ini meningkat menjadi sekitar tiga perempat untuk
jaringan otak manusia. (Esensial)

Selain peran pendukung kehidupannya, air dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
besar oleh pertanian dan industri, seperti pembuatan mobil baru, produksi baja, dan
produksi makanan kaleng. Menurut EPA, 3 contoh jumlah air yang dibutuhkan untuk
keperluan industri adalah sebagai berikut (esensial) :

 Pembuatan mobil baru dan empat bannya: 39.090 galon (sekitar 160.000 liter)

1
 Produksi satu barel bir: 1.500 galon (sekitar 6.000 liter)
 Produksi satu ton baja: 62.600 galon (sekitar 250.000 liter)
 Pro cessing satu kaleng buah atau sayuran: 9,3 galon (sekitar 38 liter)
Namun, seiring berjalannya waktu kualitas air yang ada di dunia ini mengalami
penurunan. Dikarenakan berbagai faktor, misalnya upaya peningkatan kegiatan Industri,
domestik, dan kegiatan lainnya yang disebabkan adanya peningkatan jumlah populasi
manusia. Penurunan kualitas air tidak hanya diakibatkan oleh limbah industri, tetapi juga
diakibatkan oleh limbah rumah tangga baik limbah cair maupun limbah padat [CITATION
Lal19 \l 1057 ]. Hal ini menyebabkan indeks kesehatan mengalami penurunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa perbedaan dari air permukaan dan air tanah ?
2. Apa yang dimaksud dengan reservoar ?
3. Apa penyebab suatu lingkungan mengalami kelebihan dan kekurangan air?
4. Bagaimana cara menghemat air?
5. Bagaimana kualitas keamanan air minum botol dan bagaimana
perlindungannya ?
6. Bagaimana keadaan sungai Gangga?
7. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah di sungai Gangga?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbedaan dari air permukaan dan air tanah
2. Mengetahui arti reservoar
3. Mengetahui penyebab suatu lingkungan mengalami kelebihan dan kekurangan
air
4. Mengetahui cara menghemat air
5. Mengetahui kualitas keamanan air minum botol dan bagaimana
perlindungannya
6. Mengetahui keadaan sungai gangga
7. Mengetahui solusi mengatasi permasalahan-permasalahan sungai Gangga.
8.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Air Permukaan Dan Air Tanah


Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan
air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Perairan permukaan
diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu:

1. Badan air tergenang (standing waters atau lentik)

Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa dan sebagainya. Perairan
tergenang (lentik), khususnya danau. Biasanya mengalami stratifikasi secara vertikal
akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolam air yang terjadi secara
vertikal.

Klasifikasi perairan lentik sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu
air.

2. Badan air mengalir (flowing waters atau lotik).

Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan
berkisar antara 0,1 – 1,0 m/detik serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola
drainase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi pencampuran massa air secara
menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan lentik.

Klasifikasi perairan lotik justru dipengaruhi oleh kecepatan arus atau pergerakan air, jenis
sedimen dasar, erosi, dan sedimentasi.

Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah.
Air tanah ditemukan pada aliran air di bawah permukaan tanah. Pergerakan air tanah
sangat lambat, kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/det dan dipengaruhi oleh
porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air.

Daerah di bawah tanah yang terisi air disebut daerah saturasi. Pada daerah
saturasi, setiap pori tanah dan batuan berisi air tanah (groundwater). Batas atas daerah
saturasi yang banyak mengandung air dan daerah belum saturasi/jenuh yang masih
mampu menyerap air. Jadi, daerah saturasi berada di bawah daerah unsaturated.

3
Daerah tempat masuknya air tanah disebut recharge area, sedangkan daerah
tempat keluarnya air tanah atau tempat penyadapan/pengambilan air tanah disebut
discharge area. Sungai, danau, rawa, waduk, dan genangan air lainya dapat berperan
sebagai recharge maupun discharge area.

Pergerakan air tanah pada hakikatnya terdiri atas pergerakan horizontal air tanah,
infiltrasi air hujan, sungai, danau dan rawa ke lapisan akifer, dan menghilangnya atau
keluarnya air tanah melalui spring (sumur).

karakteristik yang membedakan air tanah dan air permukaan Pergerakan yang
sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan
ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu yang tinggal lama
tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.

2.2 Reservoar
Tempat penampungan air bersih, pada sistem penyediaan air bersih. Umumnya
reservoir ini diperlukan pada suatu sistem penyediaan air bersih yang melayani suatu
kota. Fungsi reservoir :

 Untuk menyeimbangkan antara debit produksi dan debit pemakaian air.


 Untuk menambah tekanan air pada jaringan pipa distribusi (khususnya untuk
reservoir menara) .
 Sebagai tempat persediaan air pada keadaan darurat
 Sebagai tempat pengendapan pasir atau kotoran-kotoran lain, yang mungkin masih
terbawa air dari instalasi pengolahan atau dari sumur dalam.
 Sebagai tempat pencampuran air dengan larutan kimia, terutama pembubuhan
disinfektan

Berdasarkan tinggi relative reservoir terhadap permukaan tanah sekitarnya dibagi


menjadi :

2.2.1 Reservoir permukaan (ground reservoir)


Yang dimaksud dengan reservoir permukaan adalah reservoir yang
sebagian besar atau seluruh reservoir tersebut terletak di bawah permukaan
tanah.

4
2.2.2 Reservoir menara (elevated reservoir)
Yang dimaksud dengan reservoir menara adalah reservoir yang seluruh
bagian penampungan dari reservoir tersebut terletak lebih tinggi dari
permukaan tanah sekitarnya.

Berdasarkan bahan konstruksinya, maka jenis reservoir dapat dibagi menjadi :

1. Reservoir tanki baja


2. Reservoir beton cor
3. Reservoir pasangan bata
4. Reservoir fiber

Lokasi Reservoir penyeimbang biasanya dibangun di dekat instalasi


pengolahan air. Reservoir pelayanan ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat
daerah pelayanan, kecuali kalau keadaan tidak memungkinkan selain itu harus
dipertimbangkan pemasangan pipa paralel. Ketinggian reservoir pada sistem gravitasi
ditentukan sedemikian rupa sehingga tekanan minimum sesuai hasil perhitungan
hidrolis di jaringan pipa distribusi primer adalah 15 m. Muka air reservoir rencana
diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air minimum . Jika elevasi muka tanah
wilayah pelayanan bervariasi maka wilayah pelayanan dapat dibagi menjadi bebrapa
zone wilayah pelayanan yang dilayani masing-masing dengan satu reservoir.

2.3 Alasan Suatu Wilayah Kelebihan Dan Kekurangan Air

Menurut [ CITATION Chi09 \l 1057 ] menyebutkan bahwa kekurangan air disebabkan


oleh tiga faktor yaitu, 1) Kebutuhan yang terus meningkat, 2) Distribusi air tawar yang
tidak merata, dan 3) Pencemaran yang semakin meningkat, sedangkan menurut WBCSD
(2005) mengidntifikasi empat penyebab kekurangan air yaitu, 1) Pengambilan air
permukaan yang berlebihan, 2) Pengambilan air tanah yang berlebihan, 3) polusi air, dan
4) pemakaian air yang tidak efesien.

Selain itu kekurangan dan kelebihan air dapat pula disebabkan oleh berbagai
faktor alam (hujan, dan kondisi alami lahan), manajemen atau perubahan penggunaan
lahan dan teknologi yang kurang tepat dapat mempengaruhi terjadinya kekurangan
maupun kelebihan air.

5
2.4 Menghemat Air
Studi yang dilakukan Mokgope & Butterworth (2001) dalam Bhawana
Upadhyay (2005) menyatakan bahwa persediaan air untuk rumah tangga tidak hanya
digunakan untuk kebutuhan dasar seperti minum dan kebersihan badan, tetapi juga
untuk kegiatan produktif seperti irigasi tanaman, pemerahan susu, pembuatan batu
bata, pembuatan es batu, konstruksi bangunan dan sebagainya.

Berdasarkan studi kepustakaan yang dilakukan penulis, diperoleh tiga metode


konservasi air yang dapat terapkan pada aras rumah tangga, sebagaimana berikut ini.

2.4.1 Perubahan Perilaku (Behavioral Change)


Ini merupakan metode konservasi air dalam rumah tangga melalui
perubahan perilaku pemakaian air yang sebelumnya tidak efisien menjadi perilaku
pemakaian air yang efisien.

Secara tradisional upaya mempromosikan konservasi lingkungan melalui


perubahan perilaku didasarkan pada dua pola perilaku manusia yaitu: 1) model
rasional-ekonomi dan 2) model sikap-perilaku (McKenzie-Mohr, 2000)

Model rasional-ekonomi (the rational-economic model), juga dikenal


sebagai model pilihan rasional (the rational choice). Model ini menyatakan bahwa
untuk mempengaruhi keputusan konservasi, konsumen membutuhkan informasi
yang berkaitan dengan keuntungan finansial dan kinerja dari pilihan alternatif agar
dapat memutuskan pilihan.

Model sikap-perilaku (the attitude-behavior model) didasarkan pada


gagasan bahwa perilaku individu ditentukan oleh sikap mereka terhadap isu-isu
khusus, seperti konservasi, dan perilaku mereka dapat diubah dengan
mempengaruhi sikap atau pandangan mereka.

Secara aplikatif konservasi air dalam rumah tangga memerlukan komitmen


masyarakat sebagai pemakai air untuk mengubah perilaku pemakaian air yang
tidak efisien menjadi perilaku pemakaian air yang efisien. Dalam konteks ini,
faktor internal yang mendorong perubahan perilaku individu untuk mau
melakukan efisiensi pemakaian air dalam rumah tangga adalah pertimbangan
rasional tentang keuntungan yang akan diperoleh.

6
Berikut ini contoh-contoh perilaku hemat air yang dipromosikan oleh
(Wellcare® info on Water Conservation, 2003) yang dapat diterapkan oleh
individu:

 Di dalam rumah
 Mematikan kran saat menggosok gigi, menyabuni badan atau
menyabuni peralatan makan akan membantu menghemat lebih dari 5
galon air per orang per hari.
 Menggunakan baskom, bukan air mengalir, untuk membersihkan alat
pencukur kumis.
 Tidak membuang sampah tisu ke dalam toilet.
 Mandi dengan shower tidak lebih dari 5 menit; ini dapat menghemat
tidak kurang dari 10 galon air per orang setiap kali mandi.
 Jika mandi dengan bathtub tidak perlu mengisi penuh bathtub, cukup
seperempatnya saja.
 Di halaman
 Cukup menyiram tanaman seminggu dua kali pada pagi hari sebelum
jam 8 untuk mengurangi penguapan.
 Cukup menyiram rumput taman saja, tidak perlu menyiram paving di
taman.
 Membersihkan jalan atau paving dengan sapu, tidak perlu disiram air.
 Bedakan kuantitas penyiraman untuk jenis tanaman yang
membutuhkan banyak air dan yang tidak membutuhkan banyak air.
 Gunakan sprayer untuk menyiram rumput.
 Mencuci mobil, menyiram tanaman, mencuci peralatan berkebun,
memandikan binatang, membersihkan lantai dan sebagainya
menggunakan air dari tong penampung hujan.
 Mencuci mobil menggunakan air dari ember lebih hemat daripada
menyemprot.
 Mengecek pipa dan home appliances seperti toilet dan kran secara
berkala agar jika ada kebocoran dapat segera diketahui dan diperbaiki.
 Jika memiliki kolam renang, tutup jika sedang tidak digunakan agar
airnya tidak banyak terbuang lewat penguapan

7
2.4.2 Perubahan Teknologi (Technological Change)
Ini merupakan metode konservasi air dalam rumah tangga melalui
penggantian produk peralatan rumah tangga konvensional yang umumnya tidak
memiliki teknologi hemat air dengan mengadopsi inovasi produk peralatan rumah
tangga baru yang memiliki teknologi hemat air.

Terkait dengan proses adopsi suatu inovasi Everett M. Rogers (1995)


menyatakan bahwa suatu inovasi harus dikomunikasikan melalui berbagai media
dalam jangka waktu tertentu kepada anggota sistem social (masyarakat).
Masyarakat sebagai calon pengadopsi (adopter) suatu inovasi sebelum
memutuskan untuk mengadopsi atau tidak mengadopsi suatu inovasi akan
mempertimbangkan aspek-aspek: a) keuntungan yang akan diperoleh (relative
advantage), b) tidak rumit dan mudah digunakan (simplicity and easy to use), c)
kesesuaian dengan nilai-nilai, kebutuhan dan pengalaman pengadopsi
(compatibility with existing values and practices), d) dapat diujicoba terlebih
dahulu untuk mengetahui tingkat kepastiannya (trialability), dan e) hasilnya
mudah dilihat (observable results).

Hasil penelitian menunjukkan pemakaian alat rumah yang hemat air dapat
menghemat pemakaian air lebih dari 34% atau setara 45,2 galon air per orang per
hari. Itu berarti menghemat kira-kira 9.000 galon air per orang per tahun [ CITATION
Wel03 \l 1057 ]. Berikut contoh penerapan teknologi untuk menghemat air
[ CITATION Sha08 \l 1057 ] :

 Toilet hemat air ini membutuhkan 0,5 galon air per flush atau hanya
1/3 dibanding kebutuhan air toilet konvensional. Meskipun harganya
mahal, namun toilet hemat air ini awet dan dapat digunakan bertahun-
tahun.
 Composting toilet tidak membutuhkan air karena menggunakan
aerobic decomposition system. Dibutuhkan pemeliharaan yang baik
agar tidak menimbulkan bau.
 Kepala shower hemat air hanya mengeluarkan 2 galon air per menit,
lebih hemat daripada kepala shower konvensional yang mengeluarkan
3-8 galon air per menit. Ini dapat menghemat kira-kira 1.000 galon air
per tahun per orang.

8
 Kran konvensional mengeluarkan 3-7 galon air per menit. Kran hemat
air hanya mengeluarkan 1,5-2,5 galon air per menit. Ini dapat
menghemat kira-kira 2.000 galon air per tahun per orang.

2.4.3 Memanen Air Hujan (Rainwater Harvesting)


Ini merupakan metode konservasi air dalam rumah tangga dengan cara
mengumpulkan dan menyimpan air hujan. Secara ekologis ada empat alasan
mengapa memanen air hujan penting untuk konservasi air [ CITATION Wor06 \l 1057
] yaitu:

1. Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat meningkatnya pengambilan air


bawah tanah sehingga mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem
pemanenan air hujan merupakan alternatif yang bermanfaat.
2. Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan air bawah tanah
sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan menyimpan air hujan dapat menjadi
solusi saat kualitas air permukaan, seperti air danau atau sungai, menjadi
rendah selama musim hujan, sebagaimana sering terjadi di Bangladesh.
3. Sumber air lain biasanya terletak jauh dari rumah atau komunitas pemakai.
Mengumpulkan dan menyimpan air di dekat rumah akan meningkatkan akses
terhadap persediaan air dan berdampak positif pada kesehatan serta
memperkuat rasa kepemilikan pemakai terhadap sumber air alternatif ini.
4. Persediaan air dapat tercemar oleh kegiatan industri mupun limbah kegiatan
manusia misalnya masuknya mineral seperti arsenic, garam atau fluoride.
Sedangkan kualitas air hujan secara umum relatif baik.

2.5 Keamanan Air Minum Botol Dan Perlindungannya


Dengan melakukan kajian studi terhadap jenis dan kadar bahan kimia yang cocok
untuk menteralisir limbah, dapat juga dengan menggunakan bioindikator, seperti uji coba
terhadap spesies ikan yang cocok sebagai indicator adanya racun di air bahan baku. Dapat
juga dilakukan evaluasi pelaksanaan SOP tentang alat-alat mekanis yang digunakan
dalam mengambil air dari sumber air. (Sutjono, Kencanawulan, & Simatuang, 2012)

2.6 Kasus Sungai Gangga


India terletak di Asia Selatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di
dunia, dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa dan merupakan negara terbesar ke-7

9
berdasarkan ukuran wilayah geografisnya. India sendiri merupakaijn negara yang menjadi
tempat kelahiran agama Hindu dan Buddha. Oleh karena itu, tradisi dan adat istiadat dari
agama-agama tersebut sangatlah kental di negara tersebut.

Berdasarkan letak geografisnya India memiliki banyak sungai yang cukup besar
misalnya, Sungai Gangga. Sungai ini terletak di India Utara di antara pegunungan
Himalaya & windya-kedna. Sungai ini berasal dari Gletser Gangotri pada ketinggian
4.000 m di atas permukaan laut. Kemudian mengalir cepat 250 km di gunung, turun tajam
ke ketinggian 288 m di atas permukaan laut. Di India, airnya Sungai Gangga menempati
posisi unik dalam etos budaya India dan diperlakukan dengan hormat. [CITATION Ric97 \l
1057 ]

Selain itu, sungai itu juga merupakan sistem pendukung kehidupan bagi
masyarakat India. Ini penting karena sebagai berikut [ CITATION Ric97 \l 1057 ] :

• Cekungan Gangga yang berpenduduk padat dihuni oleh 37 persen populasi India.
• Seluruh sistem cekungan Gangga secara efektif mengalir ke delapan negara
bagian India.
• Sekitar 47 persen dari total area irigasi di India terletak di cekungan Gangga saja.
• Ini telah menjadi sumber utama navigasi dan komunikasi sejak zaman kuno.
• Dataran Indo-Gangetic telah menyaksikan mekarnya bakat kreatif India yang luar
biasa.

Ada 14 cekungan sungai utama di India dengan perairan alami yang digunakan
untuk kegiatan manusia dan pembangunan. Kegiatan-kegiatan ini berkontribusi
signifikan terhadap beban pencemaran dari wilayah sungai ini. Dari cekungan sungai ini,
Gangga menopang populasi terbesar, berikut penjelasannya :

2.6.1 Limbah Domestik dan Industri


Terdapat 55 unit industri (menghasilkan 232 × 103 m3 d-1) dari total 68
(diidentifikasi) unit industri yang berpolusi secara kotor memenuhi dan memasang
pabrik pengolahan limbah. Selain itu, dua lainnya memiliki pabrik pengolahan
sedang dibangun dan saat ini satu unit tidak memiliki pabrik pengolahan. Proses
hukum telah diambil terhadap 12 unit industri yang tersisa yang ditutup karena
ketidakpatuhan. Pengendalian sumber titik limbah industri dilakukan dengan
menerapkan prinsip pencemar membayar. Menurut data National Mission for
Clean Ganga (NMCG) sekitar 4,8 miliar liter limbah dari 118 kota mengalir ke

10
Sungai Gangga setiap hari. Sementara kapasitas pengolahan limbah hanya satu
miliar liter per hari.

Solusi dari masalah ini pemerintah meletakkan 370 km saluran


pembuangan dengan 129 stasiun pompa sebagai bagian dari 88 sub proyek.
Berikut skema :

1. Intersepsi dan pengalihan air limbah kota


2. Instalasi pengolahan limbah
3. Kompleks sanitasi murah
4. Krematorium listrik
5. Fasilitas di tepi sungai untuk mandi

Selain itu melalui Proses hukum telah dilawan pabrik-pabrik yang


melanggar peraturan akirnya 12 unit industri yang ditutup karena ketidakpatuhan.

2.6.2 Sampah Padat yang Di Buang Langsung


Sungai Gangga tercatat sebagai sungai kedua setelah Yangtze China
dengan jumlah plastik yang disumbangkan ke lautan dunia. Setiap tahun 115.000
ton sampah plastik dibuang ke Sungai Gannga tanpa diolah. 75% Sampah padatan
yang dihasilkan berasal dari limbah kota dan 88% limbah kota ini berasal dari 25
kota yang berada di dekat sungai Gangga, hanya beberapa kota ini memiliki
fasilitas pengolahan limbah.

Kebiasaan masyarakat India menggunakan plastik sekali pakai. Menurut


data Dewan Pengendalian Polusi Pusat dari Kementerian Lingkungan Hidup
India, sekitar 70 persen dari plastik hasil konsumsi, dibuang begitu saja dan tidak
dilakukan pengolahan limbah di sebagian besar kota India.

Solusi untuk mengatasi masalah di tingkat masyarakat dengan


mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya membuang sampaj padatan
langsung ke sungai, dan juga tentang bagaimana cara yang tepat untuk membuang
sampah padat. Selain itu di tingkat pemerintahan, bisa membuat kebijakan-
kebijakan yang mengatur tentang pembuangan sampah padatan. Akuakultur untuk
pengolahan air limbah, desinfeksi air limbah olahan oleh radiasi ultra violet, dan
desinfeksi air limbah olahan oleh radiasi Gamma. Selain itu dapat memberdaya
masyarakat sekitar untuk memanfaatkan plastik.

11
2.6.3 Limpasan pertanian yang Berbahaya
Menurut KBBI, limpasan berarti bagian curah hujan yang kelihatan
mengalir di sungau atau saluran buatan di permukaan tanah, merupakan aliran
yang terkumpul dari daerah pengaliran dan akan meninggalkan daerah iu pada
suatu titik[ CITATION KBBI \l 1057 ] . Berikut yang termasuk ke dalam limpasan
peranian yang berbahaya :

 Pupuk

 Sebanyak 35% pemupukan lahan terjadi di lembah Sungai Gangga

 Penggunaan yang tidak tepat seperti menggunakan pupuk sebelum


hujan deras menyebabkan terjadinya limpasan pupuk

 Limpasan pupuk yang di sungai menyebabkan berkurangnya kadar


oksigen dalam air

 Pestisida

 India masih menggunakan DDT

 Penggunaan maksimum DDT per tahunnya adalah 10.000 ton

 DDT hampir mustahil untuk dibersihkan, bioakumulasi

 Air tercemar DDT menyebabkan penyakit hati, masalah di sistem


endokrin, kanker

Solusi untuk masalah ini dapat di cegah dengan melakukan penyuluhan


kepada para petani tentang bahayanya pupuk dan pestisida yang ikut mengalir di
aliran sungai. Selain tiu pemerintah dapat membuat saluran-saluran khusus untuk
pembuangan pupuk dan pestisida tersebut dan mengeluarkan tentang kebijakan
pembuangan pupuk dan pestisida. Dapat juga mengganti DDT dengan pupuk yang
lebih aman misalnya, azardiractin.

2.6.4 Bangkai Hewan & Mayat Manusia Yang Setengah Terbakar


India merupakan negara mayoritas beragama Hindu. Oleh karena itu,
tradisi-tradisi keagamaan sangatlah kental. Orang Hindu percaya kremasi di tepi
Sungai Gangga membebaskan jiwa dari siklus kematian dan kelahiran kembali.
Setiap tahun ada 32.000 upacara pembakaran jenazah dan 300 ton potongan tubuh

12
manusia di sungai Gangga. Pada Januari 2015, 100 mayat ditemukan tersangkut
saat sungai surut.

Solusi untuk masalah ini adalah dengan melakukan penyuluhan tenttang


bahayanya membuang bangkai hewan araupun mayat manusia ke sungai. Selain
itu, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan menyangkut masalah ini.
Pemerintah juga seharusnya menyediakan tempat untuk melakukan kremasi dan
pembuangan sisa-sisa kremasi tersebut.

2.6.5 Masyarakat Yang Berpenghasilan Rendah Buang Air Besar Di Sungai


Di India sendiri hanya 11% keluarga pedesaan yang membuang tinja
dengan aman sedangkan 80% populasi membuang tinja sembrangan (UNICEF
India). Hampir 200 juta liter kotoran manusia yang diallirkan ke sungai ini secara
langsung. Padahal Feses dapat menjadi salah satu fasilitas agen2 penyebaran
penyakit, mislanya (eseensial) :

 Parasit = Giardia dan Cryptosporidia


 Bakteri = Escheriachia coli dan Shigella, Salmonella enterica tyohi
menyebabkan deman tifoid,
o vibrio cholerae menyebabkan diare yang sangat parah akan
menyebabkan dehidrasi, demam, dan tekanan perut. Tahun 2010.
140 orang hampir meninggal
o Faecal Coliform
 Virus = Norovirus, virus hepatitis

Selain itu adapula bakteri yang hidup di air legionella pneumophila


menyebabkan deman pontiac. Bakteri ini sangat menyukai air, bahkan di Air
Conditioning saja bakteri ini dapat hidup dan berkembang biak. Hampir 80%
Kematian akibat penyakit dihubungkan dengan kualitas air yang buruk.

Solusi untuk masalah ini di tingkat masyarakat dengan mengadakan


penyuluhan-penyuluhan tentang bahayanya membuang fases di sungai. Sedangkan
pemerintah dapat membuat toilet-toilet umum di daerah-daerah pedesaan. Selain
itu pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang menyangkut tentang
masalah pembuangan fases.

13
2.6.6 Pemandian Massal dan Praktik Ritualistik
India merupakan negara dengan mayoritas beragama Hindu. Oleh Karena
itu, tradisi-tradisi keagamaan sangat kental di daerah ini. Banyak sekali ritual-
ritual yang dilakukan di sungai ini, misalnya pemandian massa.
Air Sungai Gangga dianggap mensucikan dan menghilangkan dosa, karena
itu warga Hindu India banyak yang melakukan pemandian di Sungai Gangga.
Selain ritual mandi di sungai Gangga, ada pula ritual mengapungkan piring tanah
liat yang berisi bunga-bungaan dan kelopak bunga mawar dengan sumbu lentera
yang menyala.

Sebuah tradisi sulit untuk di hentikan secara cepat, namun jika tetap
dibiarkan sungai akan terus menerus mengalami kerusakan. Oleh karena itu, peran
pemerintah terhadap tradisi ini sangat penting. Dengan membuat sebuah kebijakan
tentang tempat dan pelaksanaan sebuah ritual tanpa merubah tata laksana ritual
tersebut. Pemerintah juga dapat menyediakan tempat khusus untuk masyarakat
tetap melakukan ritual-ritualnya.

14
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Air menutupi 70% permukaan bumi. Namun, 97% berada di lautan dan 2,5%
dalam keadaan beku. Dengan demikian hanya tersedia 0.5% air tawar untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Meskipun banyak air, namun seringkali terjadi kekurangan air.
Kekurangan air ini disebabkan buruknya siklus hidrologi .

Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan air yang persediaannya semakin
terbatas, diperlukan upaya konservasi air. Selain itu kebijakan-kebijakan yang pemerintah
keluarkan juga termasuk faktor eksternal yang dapat mendorong individu untuk
melakukan konversi air dalam rumah tangga.

3.2. Saran
Masyarakat dapat melakukan konservasi air dalam rumah tangga melalui tiga
metode yaitu: a) perubahan perilaku (behavioral change), yaitu efisiensi pemakaian air
dengan cara memperbaiki perilaku pemakaian air; b) (technological change), yaitu adopsi
inovasi peralatan rumah tangga yang memiliki teknologi hemat air; dan c) memanen air
hujan (rainwater harvesting), yaitu menampung air hujan melalui talang untuk
dikumpulkan dan disimpan dalam tong sebagai alternative sumber air.

15
DAFTAR PUSTAKA

Chiras, D. D. (2009). Environmental Science, 8th Edition. Sudbury, Massachusetts: Jones and Bartlett
Publisher.

Helmer, R. (1997). Case Study 1 : The Ganga. India: WHO .

Junaedi. (2002). Pertumbuhan Bakteri Pada Air Minum Dalam Kemasan Galon Isi Ulang Merk
Zammin Pada Tingkat Konsumen Dengan Praktik Higiene Yang Berbeda Dikelurahan
Tembalang Kota Semarang 2004. Semarang: Undip Press.

KBBI Online. (2012, Oktober 25). KBBI Online. Diambil kembali dari KBBI Online:
http://kbbi.web.id/eradikasi.html

Lallanilla. (2019, november 13). Enam Masalah Lingkungan Teratas di Cina. Diambil kembali dari
http://id.berita.yahoo.com/enam- masalah-lingkungan-teratas-di- cina-125151899.html

McKenzie-Mohr, D. (2000). Promoting Sustainable Behavior: An Introduction to Community-Based


Social Marketing. Journal of Social Issues, Vol. 56, No. 3, 543– 554.

Sharpe, W. E. (2008). Household Water Conservation, College of Agricultural Sciences, Agricultural


Research and Cooperative Extension College of Agricultural Sciences,. Pennsylvania: The
Pennsylvania State University.

Soemirat, J. (2002). Kesehatan Lingkungan . Yogyakarta : UGM Press.

Wellcare® info on Water Conservation, .. (2003, September). Diambil kembali dari


www.watersystemscouncil.org

Worm, J. &. (2006). Rainwater Harvesting For Domestic Use, Agrodok 43. Wageningen: Agromisa
Foundation and CTA.

16

Anda mungkin juga menyukai