Ica B (2017104103110)
Silvia N (2017104103110)
DAFTAR PUSTAKA
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1. Latar belakang.......................................................................................................................3
1.2. Rumusan masalah..................................................................................................................3
1.3. Tujuan....................................................................................................................................4
1.4. Manfaat..................................................................................................................................4
1.5. Ruang Lingkup......................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1. Pengertian Seni Dan Budaya Dalam Islam.................................................................................5
2.2. Pandangan Islam Terhadap Seni dan Budaya............................................................................6
2.3. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam..............................................................................................7
2.4. Seni sebagai Media Dakwah.......................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................10
3.2. Saran.........................................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji banyak hal.
Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri, melainkan juga pada
ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua aspek dan hal dalam kehidupan manusia
diatur oleh islam. Cakupan kajian islam sangatlah luas karena tidak ada satupun hal yang
tidak diatur dan dibahas dalam islam, mulai dari keindahan dalam hal ini seni dan budaya,
ilmu pengetahuan, hingga cara berpikir dengan filsafat. Islam agama yang mencintai
keindahan sehingga dalam islam terdapat aspek hubungan islam dengan seni dan budaya.
Islam merupakan agama yang berkembang, fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Namun hal ini perlu dipikirkan secara lebih mendasar, logis dan
menyeluruh sehingga perkembangan yang terjadi tidak bertentangan dengan inti ajaran islam.
Islam adalah agama yang sangat menghargai seni. Hampir dalam setiap masa penyebaran
islam diberbagai belahan dunia, seni selalu dianggap sebagai cara dakwah yang paling tepat.
Karena masyarakat akan lebih mudah memahami nilai-nilai yang dibawa oleh agama islam
melalui seni tanpa perlu ada kekerasan. Setelah agama islam diterima hampir diseluruh dunia,
timbul lah banyak jenis kebudayaan islam. Jenis kebudayaan disetiap daerah berbeda-beda.
Namun, saat ini seluruh kebudayaan islam tersebut telah mengalami perkembangan yang
sangat signifikan dan semakin baik. Hal yang sangat mempengaruhi perkembangan
kebudayaan islam adalah adanya konsep pengembangan budaya islam. Kebudayaan Islam
adalah peradaban yang berdasarkan pada nilai-nilai ajaran islam. Nilai kebudayaan Islam
dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang lahir di bidang ilmu pengetahuan agama dan bidang sains
dan teknologi. Semua itu di ilhami oleh ayat-ayat Al Quran dan sunnah.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai
rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Hal itu membuat ajaran Islam tampil
sebagai solusi dari segala permasalahan yang menimpa umat manusia. Upaya Islam sebagai
agama rahmatan lil alamin dibuktikan dengan peran wali songo yang begitu besar dalam
penyebaran Islam khususnya di pulau Jawa. Salah satu cara yang digunakan wali songo
adalah pendekatan melalui kebudayaan, misalnya kesenian. Hal itu menunjukkan bahwa wali
songo mengutamakan jalan yang menjadikan masyarakat tertarik dan sarat dengan ajakan
yang baik daripada mengedepankan hal-hal yang bersifat normatif dan tekstual. Islam adalah
agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rahmat bagi alam semesta dan selalu
membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini.
3
menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang
menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini seringkali membingungkan
ketika kita harus meletakan agama (Islam) dalam konteks kehidupan kita sehari-hari. Seni
dan kebudayaan dalam islam juga memiliki berbagai macam ragam dan corak yang
berbeda-beda. Dari sini kami akan merumuskan permasalahan dalam pembahasan yaitu :
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui seni dan kebudayaan
dalam islam secara lebih mendalam. Selain itu untuk sebuah pemikiran dasar tentang apa dan
bagaimana seni dan budaya islam berkembang sekarang.
1.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai seni dan budaya dalam islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan kebudayaan berasal dari kata Sansekerta, buddhayah, ialah bentuk jamak
dari buddhi yang berarti budi atau akal. Demikianlah kebudayaan itu dapat diartikan “hal-hal
yang bersangkutan dengan akal”. Dalam bahasa Arab terdapat istilah al tsaqafah dan al
hadlarah. Para ahli sosial cenderung berpendapat bahwa kata al tsaqafah merujuk pada aspek
ide, sedangkan kata al hadlarah menunjuk kepada aspek material. Maka, al hadlarah lebih
tepat diterjemahkan sebagai culture. Kebudayaan mengandung pengertian meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan adat istiadat dan pembawaan lainnya
yang diperoleh dari anggota masyarakat (Munandar Soelaiman, 1992 dalam Zakky Mubarak,
2010).
Menurut J.J Hoeningman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga gagasan,
menjadi gagasan, aktivitas dan artefak.
2. Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati serta
didokumentasikan.
3. Artefak (Karya)
5
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktifitas, perbuatan dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret dari ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, antara wujud kebudayaan yang satu tidak
bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh : wujud kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Menurut Zakky Mubarrak, dilihat dari dimensi wujud, kebudayaan dibagi menjadi
tiga bagian yaitu :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan fikiran manusia. Wujud dari budaya ini masih
abstrak, tidak kasat mata, dan berada pada jiwa manusia.
2. Kompleks aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat
konkrit, kasat mata, dapat diamati dan diobservasi. Wujudnya sering disebut sistem sosial.
3. Wujud kebudayaan berupa benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi
dipastikan selalu menggunakan sarana dan peralatan, sebagai hasil karya manusia untuk
mencapai tujuannya. Aktivitas dari karya manusia tersebut menghasilkan berbagai macam
benda. Benda-benda itu bisa berwujud benda bergerak atau benda yang tidak bergerak.
Seni realitanya sebagai suatu media komunikasi, interpretasi, sekaligus kreasi. Maka
dalam menilai sebuah apresiasi seni tidak dapat dielakkan dari unsur-unsur dan dimensi-
dimensi integralnya yang menyangkut; keyakinan, ideologi, motivasi, pola pikir, kepekaan,
kepedulian, arah dan tujuan di samping aspek gaya dan estetikanya.
Oleh karenanya, tiada satu pun bentuk apresiasi dan karya seni yang bebas nilai.
Maka dalam menilai satu seni sebagai seni Islam diperlukan kriteria dan rambu-rambu
syariah yang jelas sehingga dapat mudah membedakan dan memilahkannya dari kesenian
jahiliah meskipun bernama ataupun menyebut lafal keislaman.
Masyarakat kaum Muslimīn dewasa ini umumnya menghadapi kesenian sebagai suatu
masalah hingga timbul berbagai pertanyaan, bagaimana hukum tentang bidang yang satu ini,
boleh, makrūh atau harām? Di samping itu dalam praktek kehidupan sehari-hari, sadar atau
tidak, mereka juga telah terlibat dengan masalah seni. Bahkan sekarang ini bidang tersebut
telah menjadi bagian dari gaya hidup mereka dan bukan hanya bagi yang
6
berdomisilli (bertempat kediaman tetap; bertempat kediaman resmi) di kota. Umat kita yang
berada di desa dan di kampung pun telah terasuki.(penetrate, possess).
Media elektronika seperti radio, radiokaset, televisi, dan video telah menyerbu
pedesaan. Media ini telah lama mempengaruhi kehidupan anak-anak mudanya. Kehidupan di
kota bahkan lebih buruk lagi. Tempat-tempat hiburan (ma‘shiat) seperti “night club”, bioskop
dan panggung pertunjukkan jumlahnya sangat banyak dan telah mewarnai kehidupan
pemuda-pemudanya.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa yang dikatakan kebudayaan itu adalah hasil
cipta budi dan daya ummat manusia sendiri. Masyarakat tumbuh oleh kebudayaan, tak
mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tiap masyarakat melahirkan kebudayaannya
sendiri. Sedangkan kesenian itu, baik musik, tari, lukis, dan sebagainya ialah penjelmaan rasa
keindahan umumnya, rasa keharuan khususnya, untuk kesejahteraan hidup. Rasa itu disusun
dan dinyatakan oleh pikiran, sehingga ia menjadi bentuk-bentuk yang dapat disalurkan dan
dimiliki.
Keindahan dalam segala hal, dan bagi kehidupan ummat manusia dituntut oleh agama
Islam untuk mencintai keindahan itu, dan itu telah menjadi fithrah manusia. Maka seni
budaya (yang baik), baik berupa musik atau tari-tarian yang sopan yang tidak mengundang
atau membangkitkan nafsu syahwat, dibolehkan dalam Islam. Apalagi musabaqah tilawah Al-
Qur’an, lebih-lebih lagi diperbolehkan, apalagi kalau hal itu dipakai sebagai sarana untuk
mendakwahkan agama Islam.
1. Sumber segala sesuatu adalah Allah karena dari-Nya berasal semua ciptaan.
2. Diembankan amanah khalifah kepada manusia.
3. Manusia diberi potensi yang lebih dibanding makhluk lainnya.
4. Ditundukkan ciptaan Allah yang lain kepada manusia, baik tanah, air, angin,
tumbuhan dan hewan.
5. Dinyatakan bahwa semua fasilitas dan amanah tersebut akan diminta
pertanggungjawabannya kelak.
Dengan berbagai kelebihan dan fasilitas yang diberikan oleh Allah kepada manusia,
beserta tanggung jawab atas semua itu, manusia melahirkan berbagai ide dan muncul
keinginan untuk selalu berbuat dan berkarya. Dan pada puncaknya, manusia akan
menghasilkan apa yang disebut dengan kebudayaan.
Prinsip-prinsip yang diperlukan untuk menghasilkan kebudayaan yang Islami antara lain :
7
1. Dibangun atas dasar nilai-nilai Illahiyah.
2. Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan manusia.
3. Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam dan
penghuninya.
4. Pengembangan ide, perbuatan dan karya, dituntut sesuai kemampuan maksimal
manusia.
5. Keseimbangan individu, sosial dan anatara makhluk lain dengan alam merupakan cita
tertinggi dari kebudayaan.
Prinsip kebudayaan dalam Islam adalah suatu di antara dua alternatif. Sepanjang
sejarah umat manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model yaitu “membangun” atau
“merusak”. Kedua model itu hidup dan berkembang dan saling bergantian (Al-Anbiya : 104).
Selain itu prinsip kebudayaan dalam pandangan Islam adalah adanya ruh (jiwa) di dalamnya
dan ruh itu tidak lain adalah wahyu Allah (Al-Qur’an menurut Sunnah Rasul-Nya), seperti
yang telah di nyatakan oleh surat Asy-Syuraa : 52-53. Jika ruh kebudayaan adalah wahyu
Allah, maka kebudayaan bergerak ke arah kemajuan atau membangun. Dan sebaliknya jika
ruh kebudayaan bukan berasal dari wahyu Allah maka arah kebudayaan ialah akan merusak.
Jadi, dakwah pada masa lampau juga sering disebut dengan Dakwah Kultural karena
dakwah dilakukan dengan cara mengikuti budaya-budaya kultur masyarakat setempat dengan
tujuan agar dakwahnya dapat diterima di lingkungan masyarakat setempat. Dakwah kultural
ini hukumnya syah-syah saja asal tidak bertentangan dengan nilai-nilai syar’i yang sudah
baku, misalnya masalah aqidah. Sebab apabila dakwah yang kita anggap kultural ini
kemudian kita salah menafsirkannya, maka yang terjadi adalah kefatalan. Misalnya saja kita
berdakwah dengan harus mengikuti budaya agama lain yang dapat menggugurkan nilai
aqidah kita, maka dakwah semacam ini tidak boleh dilakukan.
8
menenmpatkan posisi strategis yang mampu menjawab problematika yang muncul di tengah
masyarakat modern. Untuk itu, suatu kewajiban bagi para da’i untuk memfungsikan media
dakwah secara efektif, sehingga dapat mengarahkan umat untuk menguasai teknologi
informasi dan komunikasi bagi kepentingan umat. Dengan begitu, maka Islam mampu
melaksanakan program dakwah yang solutif terhadap kompleksitas umat dalam menerima
aneka ragam informasi.
Dari sekian banyak media massa yang ada, maka film merupakan salah satu media
massa yang sangat efektif dalam pelaksanaan dakwah. Film memiliki daya tarik tersendiri,
dan dapat disajikan dalam berbagai bentuk dan variasi sehingga dapat menimbulkan daya
tarik bagi para penontonnya.
Selain film, musik juga merupakan alat komunikasi yang cukup efektif untuk digunakan
sebagai media dakwah untuk saat ini. Melalui sebuah lagu seseorang dapat menyampaikan
sebuah pesan yang sangat mudah untuk diterima dalam hati. Musik juga dapat mempengaruhi
emosi dan perasaan seseorang yang menikmatinya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan
manusia. Seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap zamannya. Islam, sebagai agama
Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu bagian dari perkembangan budaya dan seni.
Banyak seni yang memasukkan nilai-nilai islam dalam karya seninya, misalnya seni kaligrafi,
nasyid, dan lainnya. Dalam setiap karya yang dihasilkan, nilai-nilai Islam yang juga
merupakan sebagai syiar Islam di kehidupan bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan
nilai-nilai Islam didalamnya.
Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai agama.
Sebaliknya apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang secera keras.
Kesenian dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lukis, ukir, suara, tari dan
berbagai macam seni lainnya. Apabila seni membawa manfaat bagi manusia, memperindah
hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan
menyucikannya, serta mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa
manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya. Karena ketika itu ia telah
menjadi salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia.
3.2. Saran
Dalam kaidah fiqh disebutkan “al adatu muhakkamatun” artinya bahwa adat istiadat
dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai
pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, budaya tersebut tidak
bertentangan dengan Islam. Ketika terdapat kebudayaan yang bertentangan dengan Islam,
maka kebudayaan itu harus dihindari.
Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya agar tidak
melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah seni yang bisa
mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat seperti menimbulkan kemungkaran,
syirik, menimbulkan syahwat, dan lain sebagainya.
10