Anda di halaman 1dari 2

Definisi ibadah seharusnya mencakup semua jenis ibadah, dari ibadah yang besar

hingga yang terkecil sekalipun seperti ucapan-ucapan yang baik, menggembirakan orang lain,
menerima tamu, memberi hadiah. Ibadah di definisisikan sebagain segala ucapan dan
perbuatan baik yang tampak maupun tidak tampak yang dicintai dan di ridhoi oleh Allah
SWT (Umar bin Khattab). Berdasarkan definisi tersebut jelah bahwa ibadah tidak hanya di
masjid, namun bisa dimana saja seperti lapangan, selama itu di ridhoi oleh Allah SWT.
Ibadah tidak hanya sekedar menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT tetapi juga
menjauhi segala larangannya. Ibadah bukan hanya sekedar berzikir dan membaca al-quran
tetapi juga segala ucapan yang di ridhoi Allah SWT merupakan ibadah.

Ibadah itu bertingkat-tingkat. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan ibadah


yang utama lebih mulia dikerjakan pada waktu dan tempatnya. Contohnya adalah saat ada
tamu yang berkunjung maka menerima tamu dapat dikatakan “lebih baik” daripada membaca
al-Quran.

Manusia tidak sanggup beribadah satu macam dalam waktu yang lama, contohnya
adalah saat shalat ashar dan berzikir selama satu jam. ibadah yang diterima Allah SWT
adalah ibadah yang mengikuti tuntunan dan tatacara pelaksanaannya dengan benar. Ibadah
yang mempunyai rukun tertentu seperti shalat wajib dilaksanakan sesuai dengan rukun shalat
tersebut, seperti shalat yang diatur caranya dari takbir sampai salam. Berbeda denganberbakti
kepada orang tua, menggembiarakan orang lain, dan ibadah lain yang tidak memiliki
tuntunan khusus maka dilaksanakan dengan cara yang tidak melanggar syariat.

Ada ibadah yang “disukai” dan ada pula ibadah yang “tidak disukai” contoh yang
disukai adalah tidur pada tempatnya, bagi-bagi daging kurban setelah idul adha dan ibadah
yang tidak disukai adalah berperang. Ada ibadah yang dilakukan perorangan contohnya adalh
shalat wajib dan puasa. Ada pula ibadah yang dilakukan berjamaah contohnya adalah shalat
jenazah. Ibadah juga ada yang dilakukan pada tempat-tempat tertentu.

Terdapat banyak keringanan yang Allah SWT berikan dalam menjalankan ibadah
untuk suatu kondisi yang menyulitkan atau adanya keterbatasan. Keringananan tersebut bisa
dimanfaatkan apabila memang kondisi saat itu sesuai dengan ketentuan untuk mendapatkan
keringanan, seperti perjalanan jauh yang tidak memungkinkan shalat tepat waktu sehingga
shalat boleh di jama’, shalat dikurangi rakaatnya (qashar).

Ibadah boleh diganti, contohnya pada bulan Ramadhan apabila ada halangan untuk
melaksanakan puasa maka ibadah puasa bisa diganti dengan ibadah lain. Ibadah dapat
dialihkan seperti puasa Ramadhan yang tidak bisa dilaksanakan dapat diganti dengan puasa di
hari lain. Dengan banyaknya ibadah maka banyak pula keringanan yang telah diberikan.
Maka, melaksanakan ibadah bukanlah hal yang sulit selagi ada niat.

Anda mungkin juga menyukai