Anda di halaman 1dari 4

Judul Simulasi pengenalan beberapa unsur interpretasi

Nama Chintya Aisyah Angelina Nilai Total


NIM 19/439955/GE/08991 Laporan :
Kelompok Rabu, 11.00 – 13.00 WIB
Praktikum
Asisten 1.
2.
Komponen Laporan dikumpulkan pada
Penilaian
A : Pretest A: Tanggal : Jam :
B : Kegiatan B: Praktikan Asisten
Praktikum
C : Laporan C:
Praktikum
D : Tugas D: ( (
) )

TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Memperkenalkan beberapa unsur interpretasi melalui simulasi, terutama
warna/rona,tekstur,dan pola
Nilai

MEDIA PEMBELAJARAN
Bahan :
1. Perlengkapan simulasi
2. Table isian
3. Alat tulis
4. Peta citra
Nilai

LANGKAH KERJA
Diagram alir
Nilai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil :
1. Gambar 1.3 Gradasi warna versi 3 :estimasi persentase
2. Gambar 1.8 latihan pendefinisian rona/warna, tekstur, dan pola sekaligus
3. Gamabr 1.4 : versi 4 : estimasi persentase dengan latar belakang
4. Gambar 1.5 : versi 5 estimasi persentase dengan latar belakang
5. Gambar 1.6 contoh-contoh tekstur dan latihan pendefinisiannya versi 2
6. Gambar 1.7 a contoh pola dan latihan pendefinisiannya
7. Gambar 1.7 b contoh pola dan latihan pendefinisiannya
8. Latihan pengamatan kombinasi warna/rona, tektsur, dan pola dengan
potongan foto udara atau citra
Pembahasan
Pengindraan jauh merupakan sebuah seni dalam teknologi modern sebagai
suatu alat untuk mempelajari, mengamati, dan menganalisis objek yang adadi
permukaan bumi tanpa adanya kontak langsung (Bakker at al, 2001). Karena tanpa
kontak langsung, maka diperlukannya media agar objek yang diamati tersebut dapat
di dekati oleh penafsir. Hasil dari pengindraan jauh dapat berupa foto udara ataupun
citra. Citra dibagi menjadi citra foto dan citra non-foto. Keduanya dibedakan
berdasarkan spektrum elektromagnetik, wahana, dan jenis sensor yang digunakan.
Citra dapat diperoleh melalui perekaman fotografis yaitu, pemotretan dengan
kamera sedangkan dengan citra non fotografis dilakukan dengan pemindaian
ataupun penyiam (scanner).
interpretasi adalah suatu kegiatan mengkaji suatu objek dengan hasil berupa
laporan berdasarkan pengamatan fisik yang tampak pada foto udara. Keberhasilan
di dalam interpretasi foto sangat bervariasi tergantung pada penafsir foto udara, sifat
objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan (Lillesand/Kiefer,
1990:114). Untuk melakukan interpretasi diperlukan unsur-unsur pengenal pada
objek yang terekam pada citra. Unsur-unsur ini disebut dengan unsur interpretasi
dan meliputi 8 (delapan) hal, yaitu
rona/warna,bentuk,ukuran,bayangan,tekstur,pola,situs, dan asosiasi (Suyuti dan
Subroto, 2014).
Pengenalan objek pada citra atau foto udara bisa dilakukan dengan tidak
menggunakan semua unsur interpretasi secara bersamaan. Beberapa objek pada
citra dapat dilakukan hanya dengan menggunakan beberapa unsur interpretasi.
Beberapa unsur interpretasi yang dapat digunakan untuk mengenali objek tanpa
menghubungkannya dengan banyak unsur lainnya adalah rona atau warna,
tekstur,dan pola. Contohnya adalah hutan yang apabila dilihat dari citra mempunyai
tekstur yang kasar dan kebun kopi yang mempunyai pola yang teratur jika
dibandingkan dengan vegetasi lainnya.
Rona mengacu keapada kecerahan relative objek pada citra. Rona biasanya
dinyatakan dalan derajat keabuan seperti hitam/sangat gelap, agak gelap, cerah,
sangat cerah/putih. Apabila citra tersebut bewarna maka unsur interpretasi yang
digunakan adalah warna. contohnya adalah merah dan merah kekuningan.
Pengamatan terhadap warna dilakukan pada tabel 1.1 (gradasi warna versi 1) dan
tabel 1.2 (gradasi warna versi 2) yang mempunyai presentase warna yang berbeda-
beda. Tabel gradasi warna versi 2 lebih lengkap jika dibandingkan dengan tabel
gradasi warna versi 1. Setiap warna memiliki persentase warna yang berbeda-beda
dan persepsi masing-masing orang terhadap warna juga berbeda – beda dan juga
kurangnya akomodasi mata dalam melihat warna. Oleh karena itu terdapat
perbedaan dalam pengidentifikasian warna yang dilakukan pada pengamatan tabel
1.3 estimasi presentase warna. Contohnya adalah pada pengerjaan nomor 3 yang
berisi sampel warna biru muda dengan persentase merah 80%, hijau 90%, dan biru
90%, bila diamati oleh orang yang berbeda persentase warna tersebut bisa saja
berubah.
Estimasi presentase warna dengan latar belakang pada tabel 1.4 dan 1.5 tertulis
presentase warna yang berbeda-beda pada masing-masing kode gambar. Pada
kenyataannya warna hijau dan merah yang terdapat di tengah-tengah matrik pada
semua kode gambar memiliki warna yang sama. Presentase warna hijau sebesar
70% dan presentasu warna merah sebesar 90%. Kesalahan estimasi kode warna
tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh dari warna lain yang berada di sekitar
warna hijau atau merah tersebut. Pada latar belakang yang dipenuhi oleh warna-
warna gelap maka warna hijau dan merah akan terlihat lebih terang dibandingkan
dengan warna hijau dan merah yang dikelilingi oleh latar belakang dengan warna-
warna yang lebih terang.
Tekstur adalah ukuran frekuensi perubahan rona pada gambar objek. Tekstur
merupakan unsur interpretasi citra yang menunjukkan perbedaan halus kasarnya
suatu objek. Kesan tekstur juga sangat relative tergantung kepada skala dan
resolusi citra yang digunakan. Contoh pada perbedaan skala adalah objek pada
skala 1 :1000 akan terlihat lebih kasr daripada objek dengan skala 1 : 100.000.
Hampir sama dengan warna pengamatan pada tekstur juga subyektif, tergantung
kepada mata sang pengamat. Perbedaan tekstur dapat dilihat dari kerapatan objek
dan juga bayangan yang dihasilkan oleh objek. Contohnya adalah objek yang terlihat
rapat dengan lekukan dan benjol-benjolan bisa disebut bertekstur kasar, sedangkan
objek yang terlihat rata dapat dikatan objek yang mempunyai tekstur halus.
Pola terkait dengan susunan keruangan objek. Pola atau susunan keruangan
merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek sebagai hasil dari bentukan
manusia atau hasil dari proses alamiah (Susanto,1986). Pola biasanya terkait
dengan adanya pengulangan bentuk umum suatu objek dalam ruang. Dalam
menyatakan pola biasanya digunakan istilah-istilah teratur, kurang teratur ataupun
istilah ekspresif seperti melingkar, memanjang, dan sebagainya. Pola juga
merupakan unsur interpretasi yang dilihat dari keragaman suatu objek. Contoh
pendefinisian pola terdapat pada gambar 1.7 a yaitu, pada tabel pertama adalah
teratur dan bergaris horizontal putus-putus. Pada tabel kedua pendefinisiannya
adalah kotak-kotak horizontal, teratur, dan rapat. Pada gamabr 1.7 b terlihat jelas
bagaimana susunan keruangan dari objwk yang diamati. Pada gambar 10 terlihat
bahwa objek tersusun dalam pola yang rapi berbanding terbalik dengan gambar 15
yang memperlihatkan pola objek yang sangat tidak teratur. Contoh nyata dari pola
adalah pemukiman transmigrasi biasanya dikenali dengan pola nya yang teratur
dilihat dari ukuran rumah dan jaraknya yang seragam dan selalu menghadap ke
jalan.
Interpretasi dengan menggabungkan dan menampilkan beberapa unsur akan
sangat memudahkan dalam menafsirkan dan mengenali suatu objek. Akan tetapi 8
unsur interpretasi peta tidak perlu digunakan sekaligus. Ada gejala atau fenomena
yang membutuhkan seluruh unsur interpretasi dan ada beberapa yang tidak.
Contohnya pada wilayah perkotaan lebih banyak membutuhkan unsur interpretasi
dibandingkan dengan pengenalan bentuk lahan pada citra skala kecil hingga sedang
dengan jangkauan wilayah yang luas.

Nilai

KESIMPULAN
Terdapat beberapa unsur interpretasi suatu citra, terutama warna/rona, terkstur
dan pola. Perbedaan rona pada citra mengacu pada kecerahan relatif objek pada citra yang
biasanya dinyatakan dengan derajat keabuan yang menunjukkan gelap terangnya suatu
objek yang diamati. Pemberian warna digunakan untuk membatasi dan memperjelas suatu
objek pada citra dan biasanya penyebutan warna masih terkombinasi dengan rona. Unsur
tekstur merupakan ukuran frekuensi perubahan rona pada objek. Unsur tekstur
menunjukkan perbedaan halus dan kasarnya suatu objek serta akan menunjukkan
perbedaan objek pengamatan di lapangan. Sedangkan unsur pola terkait dengan susunan
keruangan objek misalnya poola teratur, tidak teratur dan sejajar.
Nilai

DAFTAR PUSTAKA
Lillesand, T.M. and R.W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation.
John Wiley and Sons. New York
Bakker, at all, 2001. Principle Of Remote Sensing : An Introductory Textbook.
Enschede : ITC
Susanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta : Gadjah mada University
Press

Nilai

TUGAS
Jika ada
Nilai

Anda mungkin juga menyukai