Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM PJ SUMBER DAYA LAHAN

ACARA 1
Intepretasi Visual Citra Penginderaan Jauh

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PJ Terapan Sumber Daya Lahan
Yang diampu oleh Dosen Alfi Nur Rusydi, S.Si, M.Si

Oleh :
Muhamad Nurdinansa [120722420614]

FAKULTAS ILMU SOSIAL


ILMU GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Januari 2015
ACARA 1
Intepretasi Visual Citra Penginderaan Jauh

1. TUJUAN
- Mahasiswa melakukan deliniasi objek yang tampak pada citra
- Mahasiswa mengidentifikasi kenampakan objek yang menonjol berdasarkan
perbedaan resolusi spectral, spasial dan komposit citra
- Mahasiswa menyimpulkan jenis citra yang sesuai untuk analisis sumber daya lahan

2. ALAT dan BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Citra Satelit ALOS AVNIR skala 1:25.000
b. Citra Satelit ALOS Prisma skala 1: 25.000
c. Citra Satelit IKONOS skala 1: 2.500
d. Citra Satelit Quickbird skala 1:2.500
e. Citra Satelit Landsat 5 skala 1:25.000 band 321, 432, 457
f. Citra Satelit Landsat 5 skala 1:50.000 band 321, 432, 457
g. Citra Satelit Landsat 7 skala 1:25.000 band 321, 432, 457
h. Citra Satelit Landsat 7 skala 1:50.000 band 321, 342, 432, 457
i. Citra Satelit Landsat 8 skala 1:25.000 band 321, 432, 457
j. Citra Satelit Landsat 8 skala 1:50.000 band 321, 432, 457

3. DASAR TEORI
Interpretasi citra adalah suatu kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan
maksud mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Di dalam
pengenalan objek yang tergambar pada citra, ada tiga rangkaian kegiatan yang
diperlukan, yakni deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi adalah pengamatan atas
adanya objek, identifikasi ialah upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan
menggunakan keterangan yang cukup, sedangkan analisis adalah tahap mengumpulkan
keterangan lebih lanjut.

2 | PJ Terapan SDL
Interpretasi Visual
Interpretasi visual dilakuakna pada citra hardcopy ataupun citra yang ditampilkan
pada monitor komputer. Interpretasi visual adalah aktivitas visual untuk mengkaji
gambaran muka bumi yang tergambar pada citra untuk tujuan identifikasi objek dan
menilai maknanya. Unsur interpretasi citra terdiri atas Sembilan unsur, yaitu :
rona/warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs, asosiasi dan
konvergensi bukti.
a. Rona atau warna (tonr/color)
Rona ialah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra. Adapun warna
adalah wujud yang tampak oleh mata. Rona ditunjukkan dengan gelap-putih.
Ada tingkat kegelapan warna biru, hijau, merah, kuning dan jingga. Rona
dibedakan atas lima tingkat, yakni putih, kelabu putih, kelabu, kelabu hitam
dan hitam.
Karakteristik objek yang mempengaruhi rona, permukaan yang kasar
cenderung menimbulkan rona yang gelap, warna objek yang gelap cenderung
menimbulkan rona gelap. Contoh pada foto pankromatik air akan tampak
gelap, atap seng dan asbes yang masih baru tampak rona putih, sedang atap
sirap ronanya hitam.

Gambar. Rona dan Warna


b. Bentuk (shape)
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dikenali
berdasarkan bentuknya saja. Seperti bentuk memanjang, lingkaran dan segi
empat. Contoh gedung sekolah pada umumnya berebntuk I, L, U atau

3 | PJ Terapan SDL
berbentuk empat persegi panjang, rumah sakit juga berbentuk empat persegi
panjang.
c. Ukuran (size)
Berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume selalu berkaitan dengan
skalanya. Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah ibadah,
kantor atau gedung industri. Contohnya rumah ibadanh pada umumnya lebih
kecil bila dibandingkan dengan kantor atau pabrik. Ukuran lapangan sepak
bola 80m x 100m, 15m x 30m lapangan tenis dan 8m x 15m untuk lapangan
bulu tangkis.
d. Kekasaran (texture)
Tekstur adalah halus kasarnya objek pada citra. Contoh pengenalan objek
berdasrkan tekstur :
1. Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur
halus
2. Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur sedang dan
tanaman pekarangan kasar.
3. Permukaan air yang tenang bertekstur halus.

Gambar. Tekstur vegetasi hutan


e. Pola (pattern)
Pola adalah hubungan susunan spasial objek. Pola merupakan ciri yang
menandai objek bentukan manusia ataupun alamiah. Pola aliran sungai sering
menandai bagi struktur geologi dan jenis tanah. Misalnya pola aliran trellis

4 | PJ Terapan SDL
menandai struktur lipatan, kebun karet, kelapa sawit dan kebun kopi memiliki
pola yang teratur sehingga dapat dibedakan dengan hutan.

Gambar. Pola
f. Bayangan (shadow)
Bayangan bersifat menyembunyikan objek yang berada didaerah gelap.
Bayangan dapat digunakan untuk objek yang memiliki ketinggian, seperti
objek bangunan, patahan dan menara.

Ganbar. Bayangan objek


g. Situs (site)
Kaitan dengan lingkungan sekitarnya. Tajuk pohon yang berbentuk bintang
menunjukkan pohon palma, yang berupa kelapa, kelapa sawit, enau, sagu,
dipah dan jenis palma yang lain. Bila polanya menggerombol dan situsnya di
air payau maka dimungkinkan adalah nipah.

5 | PJ Terapan SDL
h. Asosiasi (Assosiation)
Asosaisi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya.
Suatu objek pada citra merupakan petunjuk bagi adanya objek lain. Stasiun
kereta api berasosiasi dengan rel kereta api yang jumlahnya bercabang. Selain
bentuknya yang persegi panjang, lapangan bola ditandai dengan situsnya
berupa gawang.

i. Konvergensi bukti
Konvergensi bukti adalah teknik interpretasi dengan meggabungkan beberapa
unsur interpretasi untuk menemukan objeknya. Misalnya pada foto udara
terdapat pohon yang berbentuk bintang, dengan pola yang tidak teratur dan
ukurannya 10 meter dan tumbuh di daerah payau (situsnya). Sehingga dapat
dilihat bahwa pohon tersebut adalah sagu.

4. LANGKAH KERJA
Untuk memudahkan proses interpretasi visual, dapat dilakukan dengan cara
melakukan
deliniasi kenampakan objek-objek yang ada pada citra satelit bahan praktikum. Untuk
melakukan deliniasi menggunakan ArcGIS dapat dilakukan dengan cara :
a. Konversi citra satelit bahan praktikum yang berformat PDF menjadi image dengan
menggunakan program Nitro PDF. Save dalam format tiff untuk hasil gambar yang
detail.
b. Buka program ArcMap 10.1 dan lakukan pemanggilan data citra hasil konversi
melalui toolbar Add Data

c. Kemudian cari folder penyimpanan dan pilih file yang akan dideliniasi, selanjutnya
klik Add untuk menampilkan gambar pada Data View

6 | PJ Terapan SDL
d. Untuk memulai deliniasi dapat dilakukan dengan membuat Shapefile berupa
polygone. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengklik toolbar Catalog, pilih
folder penyimpanan, klik kanan New > Shapefile…

e. Pada kotak dialog Craete New Shapefile masukkan nama shapefile yang akan dibuat
dan pilih type data berupa polygone. Kemudian untuk Spasial Reference dapat
ditambahkan dengan mengklik tombol Edit, pilih Projected Coordinate System >
UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S > klik OK.
Kemudai akan kembali pada tampilan kotak dialog Create New Shapefile kembali
dan akan muncul deskripsi Spatial Reference yang dipilih, kemudian klik OK.

7 | PJ Terapan SDL
f. Selanjutnya lakukan proses deliniasi sesuai interpretasi masing-masing.

5. HASIL PRAKTIKUM
A. Deliniasi Citra Satelit ( terlampir)
B. Tabel Interpretasi Tutupan/Penggunaan Lahan Tiap Citra (terlampir)
C. Tabel Analisis Interpretasi Visual Berbagai Jenis Citra (terlampir)

6. PEMBAHASAN
Identifikasi obyek pada citra penginderaan jauh didasari pada pola pantulan spektral
objek pada band-band citra sebagai hasil interaksi gelomabang elektromagnetik dengan objek
di permuk aan bumi. Dalam proses identifikasi citra resolusi citra dan skala citra berpengaruh
terhadap tingkat kedetilan objek yang diamati.
Dalam interpretasi citra, objek-objek dapat di identifikasi dengan mendasarkan pada 9
kunci interpretasi. Selain itu, citra yang telah dikompositkan dengan band-band tertentu jug
amemudahkan interpreter dalam melakukan identifikasi objek. Setelah dilakukan komposit
citra objek-objek akan menampilkan warna ataupun rona yang berbeda sesuai dengan jenis
objeknya. Variasi komposit citra digunakan untuk identifikasi objek-objek tertentu yang
sengaja untuk diamati untuk kepentinga-kepentingan tertentu. Skala juga mempengaruhi
tingkat kedetailan citra satelit. Berikut adalah penjabaran komposit citra bahan praktikum dan
kemampuannya dalam mendeteksi objek :
a. Komposit 321: sebagian besar objek dapat diamati secara detail karena objek

8 | PJ Terapan SDL
ditampilkan pada kisaran gelombang tampak denga true color
dengan tampilan yang sama dengan kemampuan mata manusia
b. Komposit 432 : objek yang menonjol adalah vegetasi, hal ini dikarenakan saluran 4
yang peka terhadap biomasa vegetasi, saluran 3 mendeteksi
adanya
penyerapan energy oleh klorofil, saluran 2 mendeteksi puncak
pantulan vegetasi pada saluran hijau.
c. Komposit 457 : objek yang menonjol lahan basah, hal ini dikarenakan saluran 4
memudahkan dalam membedakan tanah, tanaman, lahan dan air.
Saluran 5 mendeteksi kondisi kelembaban tanah, sedangkan
saluran 7 untuk pembedaan kelembaban tanah dan deteksi thermal
d. Komposit 342 : Peka terhadap vegetasi, saluran ini juga disebut false color green,
hal ini dikarenakan saluran 3 mampu membedakaan lahan terbuka
dan bervegetasi, saluran 4 peka terhadap biomassa vegetasi dan
saluran 2 mampu membedakan puncak pantulan vegetasi pada
saluran hijau dan tingkat kesehatan vegetasi.
Skala peta juga mempengaruhi kedetilan objek selain karena komposit, karena semakin besar
skalanya maka luas spasial objek juga akan terpengaruh sehingga terjadi perubahan luasan
ojek dan tampak menonjol dibandingkan objek lain. Untuk mengetahui berapa besar resolusi
citra yang efektif digunaka untuk mendeteksi citra menggunakan skala peta maka digunakan
aturan Tobler. Berikut adalah hasil perhitungan kespadanan skala peta dengan resolusi
spasial sesuai aturan Tobler :

9 | PJ Terapan SDL
Gambar. Kesepadanan skala peta dengan resolusi spasial
Dari praktikum yang sudah dilakukan, disimpulkan bahwa citra yang sesuai untuk
analisis sumber daya lahan adalah citra Landsat. Citra Landsat memiliki kelebihan dimana
memiliki resolusi spasial pada tingkat sedang (15m PAN, 30 band 1-5,7 dan 60m band 6) ,
sehingga jika digunakan untuk melakukan analisis sumber daya lahan untuk skala regional
dan mudah untuk mengidentifikasi berbagai penggunaan lahan di permukaan bumi. Citra
Landsat memiliki keunggulan resolusi spektral jika dibandingkan dengan citra IKONOS dan
Quickbird meskipun kalah dengan resolusi spasialnya. Dengan cakupan spasial yang cukup
luas maka area yang teridentifikasi juga luas. Citra Landsat juga memiliki keunggulan
resolusi spektral karena sensor satelit Landsat mampu memisahkan objek pada beberapa
kisaran panjang gelombang. Adapun saluran atau band yang terdapat pada Landsat ETM+
dan keguanaannya adalah sebagai berikut :
Saluran Kisaran Kegunaan Utama
Gelombang
(µm)
1 0,45 – 0,52 Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan,
tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan
lahan.
2 0,52 – 0,60 Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada
saluran hijau yang terletak diantara dua saluran

10 | PJ Terapan SDL
penyerapan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
membedakan jenis vegetasi dan untuk
membedakan tanaman sehat terhadap tanaman
yang tidak sehat
3 0,63 – 0,69 Saluran terpenting untuk membedakan jenis
vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu
daerah penyerapan klorofil
4 0,76 – 0,90 Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi.
Juga untuk identifikasi jenis tanaman.
Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman
serta lahan dan air.
5 1,55 – 1,75 Saluran penting untuk pembedaan jenis
tanaman, kandungan air pada tanaman, kondisi
kelembapan tanah.
6 2,08 – 2,35 Untuk membedakan formasi batuan dan untuk
pemetaan hidrotermal.
7 10,40 – 12,50 Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi.
Pembedaan kelembapan tanah, dan keperluan
lain yang berhubungan dengan gejala termal.
8 Pankromatik Studi kota, penajaman batas linier, analisis tata
ruang
Sumber : Lillesand dan Kiefer, 1979 dengan modifikasi)
Banyaknya saluran tersebut memberikan kemudahan dalam pemilihan komposit citra
untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi objek-objek tertentu.
Adapun kriteria kelayakan suatu citra untuk analisis sumberdaya lahan ditinjau dari :
a. Resolusi spasial dengan tingkatan tinggi hingga sedang
Resolusi spektral merupakan kemampuan dalam mendeteksi objek terkecil. Untuk deteksi
sumberdaya lahan citra dengan resolusi sedang seperti Landsat TM (30m) dapat
digunakan. Meski tidak terlalu detail, yang terpenting liputan lahannya tidak terlalu
sempit.
b. Memiliki resolusi spektral yang tinggi
Semakin banyak jumlah saluran yang dimiliki (dan masing-masing cukup sempit) maka
semakin tinggi kemampuannya dalam membedakan objek berdasarkan respon
spektralnya.
c. Kemampuan mencatat respon spektral yang tinggi
Sensor yang peka terhadap radiansi spektral dapat membedakan selisish respon yang
paling lemah sekalipun. Kemampuan ini berkaitan dengan koding, yakni mengubah
intensitas pantulan atau pancaran spektarl mejadi angka digital (bit)

11 | PJ Terapan SDL
d. Memiliki resolusi temporal yang baik.
Perekaman ulang daerah yang sama dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama sangat
bermanfaat untuk pengamatan kondisi sumber daya lahan.

7. KESIMPULAN
a. Interpretasi citra visual merupakan suatu kegiatan dalam mengkaji gambaran
objek pada citra untuk di identifikasi maupun dinilai maknanya. Dalam melakukan
interpretasi visual harus memperhatikan 9 kunci interpretasi citra. Kenampakan objek
yang menonjol sangat dipengaruhi oleh komposit citra yang digunakan dan skala
citranya. Komposit citra 321 menampilkan kenampakan true color seperti kemampuan
mata manusia. Komposit 432 menampilkan objek menonjol berupa vegetasi. Komposit
457 kenampakan yang menonjol adalah lahan basah karena salurannya yang peka
terhadap kelembaban tanah. Komposit 342 yang disebut juga false green color sama
dengan komposit 432 yang menonjolkan vegetasi. Citra Landsat merupakan citra yang
layak untuk digunakan dalam analisis sumber daya lahan. Citra ini memiliki kelebihan
pada kemampuan resolusi spektralnya yang tinggi (memiliki banyak saluran), resolusi
temporal yang tidak terlalu lama dan resolusi spasialnya yang sedang. Adapun kriteria
kelayakan citra untun analisis sumber daya lahan adalah (a) resolusi spasial dengan
tingkatan tinggi hingga sedang; (b) memiliki resolusi spektral yang tinggi; (c)
kemampuan mencatat respon spektral yang tinggi dan (d) memiliki resolusi temporal
yang baik.

8. DAFTAR RUJUKAN

Lillesand, Kieffer.1990.Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakart : Gajah


Mada University Press

Danoedoro, Projo. 2012.Pengantar Penginderaan Jauh Digital.Yogyakarta : Penerbit


ANDI

Malik.2013.Komposit Band Pada Citra SAtelit dan Kegunaannya. (online)

12 | PJ Terapan SDL
(http://malikaprianto10.blogspot.com/2013/04/komposit-band-pada-citra-
satelit_24.html, diakses pada tanggal 18 Januari 2015)

Sugiarto, Dwi Putro.2013.Landsat 8:Spsifikasi, Keunggulan dan Peluang


Pemanfaatan
di Bidang Kehutanan. (online)
(https://tnrawku.wordpress.com/2013/06/12/landsat-8-spesifikasi-
keungulan-dan-peluang-pemanfaatan-bidang-kehutanan/, diakses pada
tanggal 20 Januari 2015

Sugiarto, Dwi Putro.2013.Menilai Keunggulan Resolusi Citra. (online)


(https://tnrawku.wordpress.com/2012/03/25/menilai-keunggulan-resolusi-
citra/, diakses pada tanggal 2015

LAMPIRAN A

13 | PJ Terapan SDL
14 | PJ Terapan SDL
15 | PJ Terapan SDL
16 | PJ Terapan SDL
17 | PJ Terapan SDL
18 | PJ Terapan SDL
19 | PJ Terapan SDL
20 | PJ Terapan SDL
21 | PJ Terapan SDL
LAMPIRAN B

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra ALOS AVNIR skala 1:25.000 Kep. Madura Timur

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Persawahan Bentuk : petak-petak dan teratur


Warna : Hijau (true color)
Pola : Teratur
Tekstur : Halus

2. Permukiman Bentuk : Persegi/Persegi Panjang


Warna : Coklat cerah
Situs : Dekat dengan jaringan jalan

3. Gisik Pantai Tekstur : Halus


Warna : Putih
Situs : Dekat dengan perairan laut

4. Terumbu Karang Tekstur : Kasar


Warna : Coklat-Coklat kehitaman

5. Karang Mati Tekstur :Kasar


Warna : Coklat Tua

6. Rumput Laut Tekstur : Kasar


Warna : Tampak biru kehijauan

7. Laut Dangkal Tekstur : Kasar


Warna : Biru

22 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra IKONOS skala 1:2.500 Pulau Poteran

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Dangkal Warna : Biru


Teksur : Kasar

2. Permukiman Bentuk : Kotak/Persegi (I/L)


Tekstur : Kasar

3. Gedung Sekolah Bentuk : Persegi I


Tekstur : Kasar
Asosiasi : Tanah Lapang

4. Tambak Bentuk : Petak-Petak/persegi panjang


Pola : Beraturan
Tekstur : agak halus
Warna : Hijau gelap

5. Vegetasi Tekstur : Kasar


Pepohonan
Warna : Hijau
Bayangan : ada bayangan

6. Tanah Pasir Warna : putih/coklat cerah


Tekstur : halus-sedang

7. Lahan Terbuka Warna : Cokelat


Tekstr : Sedang
Asosiasi : Dekat dengan pepohonan,kebun

8. Kebun Tekstur : Kasar


Bayangan : Tidak ada

23 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra Landat 5 Band 321 skala 1:25.000 Rembang

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Biru Gelap


Tekstur : Halus

2. Tambak Bentuk : Kotak-Kotak/Persegi


Pola : Teratur
Warna : Hitam-Hitam Keabuan

3. Permukiman Bentuk : Kotak/kotak


Warna : Putih
Tekstur : Kasar

4. Lahan Terbuka Warna : Kecoklatan


Tekstur : Sedang

5. Vegetasi Pepohonan Warna : Hijau


Tekstur : Sedang-Kasar

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landat 7 Band 321 skala 1:25.000 Bali

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Biru Gelap


Tekstur : Sedang

2. Permukiman Warna : Coklat cerah, putih terang


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak/persegi panjang

3. Rerumputan Warna : Hijau muda


Tekstur : Sedang

24 | PJ Terapan SDL
4. Rawa-Rawa Warna : Coklat gelap
Tekstur : Kasar
Asosiasi : Perairan (Laut)

5. Semak-Semak Warna : Hijau


Tekstur : Sedang

6. Pepohonan Warna : Hijau Tua


Tekstur : Kasar

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landat 7 Band 321 skala 1:50.000 Bali

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Pepohonan Warna : Hijau Tua


Tekstur : Kasar

2. Permukiman Warna : Coklat cerah, putih terang


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak/persegi panjang

3. Terumbu Karang Warna : Hijau Kebiruan


Tekstur : Kasar

4. Laut Warna : Biru Tua


Tekstur : Kasar

5. Rerumputan Warna : Hijau muda


Tekstur : Sedang

6. Rawa-Rawa Warna : Coklat gelap


Tekstur : Kasar
Asosiasi : Perairan (Laut)

25 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra Landat 7 Band 432 skala 1:25.000 Bali

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Biru Tua


Tekstur : Sedang

2. Permukiman Warna : Kehijauan


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-Kotak

3. Rerumputan Warna : Merah cerah


Tekstur : halus

4. Rawa-Rawa Warna : Merh Gelap/Kehitaman


Tekstur : Kasar

5. Semak-semak Warna : Merah


Tekstur : Sedang

6. Pepohonan Warna : Merah Tua


Tekstur : Kasar

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landat 7 Band 457 skala 1:25.000 Bali

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Permukiman Warna : Hijau Kebiruan


Tekstur : Sedang
Bentuk : Kotak-Kotak

2. Rerumputan Warna : Coklat muda


Tekstur : Halus

3. Pepohonan Warna : Orange kehijauan

26 | PJ Terapan SDL
Tekstur : Kasar

4. Rawa-Rawa Warna : Coklat tua


Tekstur : Kasar

5. Semak-semak Warna : Orange


Tekstur : Sedang

6. Laut Warna : Hitam/Gelap


Tekstur : Sedang

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landat 8 Band 432 skala 1:25.000 Surabaya

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hijau Kecoklatan


Tekstur : Sedang

2. Dermaga Warna : Coklat muda


Tekstur : Sedang
Brntuk :Memanjang (L)

3. Pelabuhan Warna : Coklat-Putih terang


Tekstur : Kasar

4. Permukiman Warna : Coklat Keabuan, Putih


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-kotak

5. Pepohonan Warna : Hijau


Tekstur : Kasar

6. Kawasan Industri Warna : Putih


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-Kotak/persegi

27 | PJ Terapan SDL
membentuk I atau L
Pola : Mengelompok

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landat 8 Band 457 skala 1:25.000 Surabaya

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hitam


Tekstur : Sedang

2. Dermaga Warna : Biru Muda


Tekstur : Sedang
Brntuk :Memanjang (L)

3. Pelabuhan Warna : Abu-abu;Putih terang


Tekstur : Kasar

4. Kawasan Industri Warna : Biru muda-Putih


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-kotak, membentuk “I”
Pola : Mengelompok

5. Pepohonan Warna : Hijau


Tekstur : Kasar

6. Lahan Terbuka Warna : Coklat


Tekstur : Kasar

7. Permukiman Warna : Biru tua


Tekstur: Kasar
Bentuk : Kotak-kotak

8. Tambak Warna : Coklat gelap


Bentuk : Membentuk petak-petak

28 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra QUICKBIRD skala 1:2.500 Giliraja

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Tambak Garam Warna : Putih terang


Tekstur : Halus
Bentuk : Kotak-kotak
Pola : Petak mengelompok

2. Bekas Tambak Warna : Hijau muda, hijau tua, hijau


kehitaman
Tekstur : Halus
Brntuk : Kotak-kotak
Pola : Petak mengelompok

3. Lahan Terbuka Warna : Cokelat muda; cokelat tua


Tekstur : Halus-sedang

4. Permukiman Warna : coklat


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-kotak

5. Gubuk Petani Garam Warna : coklat


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-kotak

6. Pepohonan Warna : Hijau tua


Tekstur : Kasar

7. Laut Warna : Hijau


Tekstur : Halus

29 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra ALOS PRISMA skala 1:2.500 Kep. Timur Madura

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Perairan Dangkal Warna : Hitam


Tekstur : Kasar
Pola : Bergelombang

2. Terumbu Karang Rona : Kelabu hitam


Tekstur : Kasar

3. Karang Mati Rona : Hitam


Tekstur : Kasar

4. Persawahan Rona : Kelabu


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-kotak

5. Permukiman Rona/Warna : Putih


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-kotak
Pola : memanjang mengikuti jalan

6. Pantai Warna : Putih, Kelabu


Tekstur : Halus-sedang

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 5 Band 321 skala 1:50.000 Rembang

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Dangkal Warna : Biru


Tekstur : Halus

2. Gisik pantai Warma : Coklat keabuan

30 | PJ Terapan SDL
Tekstur : Halus
Situs : Berbatasan dengan laut

3. Tambak Garam Warna : Hitam


Bentuk : Kotak-Kotak
Pola : Mengelompok

4. Lahan Terbuka Warna : Coklat muda


Tekstur : Sedang
Aosiasi : berdekatan dengan pepohonan

5. Ladang Warna : Abu-abu gelap


Tekstur : Kasar

6. Sawah Kering Warna : Orange:cokelat


Bentuk : Kotak-Kotak
Tekstur : Sedang

7. Sawah basah Warna : Hijau gelap


Bentuk : Kotak-kotak/persegi
Tekstur : Kasar

8. Vegetasi Warna : Abu-abu gelap


Tekstur : Kasar
Situs : Dekat dengan jalan

9. Permukiman Warna : Abu-abu cerah, putih


Bentuk : Kotak-kotak/persegi
Pola : Mengelompok dekat tambak

31 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra Landsat 5 Band 432 skala 1:50.000 Rembang

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Biru kehijauan


Tekstur : Halus

2. Tambak Warna : Hijau tua


Bentuk : Kotak-Kotak
Pola : Mengelompok

3. Vegetasi Warna : Merah


Tekstur : Kasar

4. Lahan Pertanian Warna : Hijau, mengindikasikan tanah


Basah
Bentuk : Kotak-kotak/petak

5. Tempat Penggaraman Warma : Putih kehijauan


Bentuk : Petak persegi panjang
Tekstur : Sedang
Situs ; Dekat dengan tambak

6. Permukiman Warna : Putih, putih kehijauan


Bentuk : Kotak/persegi
Tekstur : Kasar
Sittus : Dekat dengan jalan dan tambak
Garam

7 Gisik Warna : Hijau muda, cenderung keabuan


Tekstur : Halus
Situs : Berdekatan dengan perairan
Laut

8. Lahan Terbuka Warna : Coklat kehijuan

32 | PJ Terapan SDL
Tekstur : sedang

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 5 Band 457 skala 1:50.000 Rembang

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hitam


Tekstur : Halus

2. Tambak Garam Warna : Hitam kemerahan


Tekstur : Halus
Bentuk : Petak-petak persegi

3. Tempat Penggaraman Warna : Hitam, merah tua


Bentuk : Kotak-Kotak
Pola : Mengelompok

4. Permukiman Warna : Biru muda


Rona : Cerah
Bentuk : Kotak-kotak, persegi
Asosiasi : Dekat dengan tambak garam

5. Ladang Warna : Biru muda


Rona : Cerah
Tekstur :Sedang

6. Persawahan Warna : Biru dan biru kehijauan


Tekstur : Sedang-kasar

7. Vegetasi Warna : Orange muda hingga orange tua


Tekstur : sedang-kasar

8. Rerumputan Warna : Hijau muda


Tekstur : Halus-sedang

9. Gisik Warna : Merah gelap

33 | PJ Terapan SDL
Tekstur : Gelap
Situs : Berbatasan dengan lautan

10. Kebun/Tegalan Warna : Orange muda


Tekstur : Kasar

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 5 Band 457 skala 1:25.000 Rembang

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hitam


Tekstur : Halus

2. Area Pasang SUrut Warna : Merah


Rona : Cenderung gelap
Situs : Berada di bibir pantai

3. Tambak Garam Warna : Hitam, merah tua


Bentuk : Kotak-Kotak
Pola : Mengelompok
Tekstur :Halus

4. Tempat Penggaraman Warna : Merah


Bentuk : Kotak-kotak persegi panjang
Pola : Mengelompok
Tekstur : Sedang
Situs : Dekat dengan tambak garam

5. Tempat Penggaraman Warna : Merah kehitaman


Bentuk : Kotak-kota persegi panjang
Situs : Dekat dengan tambak garam
Pola : Mengelompok

34 | PJ Terapan SDL
6. Permukiman Warna : Biru muda
Rona : Cerah
Tekstur : Kasar
Situs : berdekatan dengan jalan

7. Ladang Warna : Hijau muda


Bentuk : Kotak-kotak/persegi

8. Persawahan Warna : Orange


Situs : Dekat dengan pemukiman
Tekstur : Kasar

9. Gisik Pantai Warna : Hijau gelap


Tekstur : Kasar
Situs : Berada pada kawasan pesisir

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 7 Band 432 skala 1:50.000 Bali

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Biru Tua


Tekstur : Sedang

2. Permukiman Warna : Kehijauan


Tekstur : Kasar
Bentuk : Kotak-Kotak

3. Rerumputan Warna : Merah cerah


Tekstur : halus

4. Rawa-Rawa Warna : Merh Gelap/Kehitaman


Tekstur : Kasar

5. Semak-semak Warna : Merah

35 | PJ Terapan SDL
Tekstur : Sedang

6. Pepohonan Warna : Merah Tua


Tekstur : Kasar

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 7 Band 342 skala 1:50.000 Bekasi

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hitam


Tekstur : Halus

2. Padatan Tersuspensi Warna : Ungu


Tekstur : Sedang
Situs : Terletak pada muara sungai

3. Delta Warna : Ungu


Rona : Gelap
Tekstur : Sedang
Situs : Dekat muara sungai dan laut

4. Tambak Warna Hijau tua-coklat gelap


Tekstur : Kasar
Situs : Dekat muara dan laut

5. Tambak Kering Warna : Hijau muda hingga hiaju gelap


Tekstur : Kasar
Situs : Dekat dengan laut

6. Sawah Irigasi Warna : Hijau cerah


Tekstur : Sedang

7. Permukiman Warna : Abu-abu, Putih


Bentuk : Kotak-kotak

36 | PJ Terapan SDL
Pola : Mengelompok

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 7 Band 457 skala 1:50.000 Bali

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hitam


Tekstur : Sedang

2. Persawahan Warna : Coklat kehijauan


Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi

3. Hutan Warna : Orange tua


Tekstur : Kasar

4. Vegetasi Warna : Orange


Tekstur : Kasar

5. Rawa-rawa Warna : Coklat tua


Tekstur : Kasar
Asosiasi : Perairan

6. Rerumputan Warna : Cokelat Muda


Tekstur : Sedang

7. Semak-semak Warna : orange muda


Tekstur : Sedang-kasar

8. Belukar Warna : Coklat tua kehijauan


Tekstur : Kasar
Situs : Dekat dengan kawasan hutan

37 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra Landsat 8 Band 321 skala 1:25.000 Surabaya

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Abu-abu


Tekstur : Halus

2. Dermaga Warna : Cokelat


Tekstur : Sedang
Bentuk : Memanjang membentuk huruf L

3. Pelabuhan Warna : Coklat muda, putih


Tekstur : Kasar

4. Permukiman Warna : Putih, coklat muda


Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi

5. Kawasan Industri Warna : Putih


Bentuk : Kotak/persegi
Pola : Mengelompok

6. Vegetasi Warna : Abu-abu gelap


Tekstur : Kasar

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 8 Band 321 skala 1:50.000 Surabaya

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Abu-abu


Tekstur : Halus

2. Permukiman Warna : Putih, coklat muda


Tekstur : Kasar

38 | PJ Terapan SDL
Bentuk : Persegi

3. Pelabuhan Warna dan Rona: Putih hingga abu-abu


Gelap
Tekstur : Kasar
Situs : Berdekatan dengan laut

4. Kawasan Industri Warna : Putih, abu-abu


Rona : Cerah
Bentuk : Kotak-kotak/persegi
Pola : Mengelompok

5. Perikanan Air Tawar Warna : Abu-abu gelap


Bentuk : Kotak-kotak/persegi
Tekstur : Kasar

6. Persawahan Warna : abu-abu


Tekstur : Halus
Bentu : Kotak-kotak

7. Dermaga Warna : Cokelat


Tekstur : Sedang
Bentuk : Memanjang membentuk huruf L

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 8 Band 432 skala 1:50.000 Surabaya

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hijau Kebiruan


Tekstur : Sedang

2. Dermaga Warna : Cokelat


Tekstur : Sedang

39 | PJ Terapan SDL
Bentuk : Memanjang membentuk huruf L

3. Permukiman Warna : Putih, coklat muda


Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi

4. Kawasan Industri Warna : Putih cerah


Tekstur : Kasar
Pola : Cenderung mengelompok

5. Pelabuhan Warna : Putih cerah


Tekstur : Kasar
Situs : Berbatasan dengan laut

6. Persawahan Warna : abu-abu


Tekstur : Halus
Bentu : Kotak-kotak

7. Pertanian Lahan Kering Warna : Coklat kegelapan


Tekstur : Kasar
Pola : Membentuk petak-petak

8. Vegetasi Warna : Hijau tua


Tekstur : Kasar

9. Tambak Warna : Abu-abu hingga abu-abu


Kegelapan
Tekstur : Kasar
Situs : Berada di kawasan pesisir

10. Gisik Pasir Warna : Cokelat


Tekstur : Kasar
Situs : Berada di kawasan pesisir

40 | PJ Terapan SDL
Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan
Citra Landsat 8 Band 457 skala 1:50.000 Surabaya

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Dangkal Warna : Hitam Kemerahan


Tekstur : Sedang

2. Dermaga Warna : Biru-putih


Tekstur : Sedang
Bentuk : Memanjang membentuk huruf L

3. Pelabuhan Warna : Putih cerah


Tekstur : Kasar
Situs : Berbatasan dengan laut

4. Permukiman Warna : Biru muda-putih


Tekstur : Kasar
Pola : Cenderung mengelompok

5. Semak Belukar Warna : Hijau muda


Rona : Cerah
Tekstur : Kasar

6. Persawahan Warna : abu-abu


Tekstur : Sedang
Bentu : Kotak-kotak

7. Kawasan Industri Warna : Abu-abu hingga putih


Rona : Cerah
Tekstur : Kasar
Pola : Mengelompok

8. Tambak Warna : Hijau tua hingga gelap


Tekstur : Kasar
Situs : Berbatasan dengan laut

41 | PJ Terapan SDL
9. Perikanan Air Tawar Warna : Cokelat gelap-cokelat muda
Tekstur : Kasar

Tabel Interpretasi Penutup/Penggunaaan Lahan


Citra Landsat 8 Band 457 skala 1:25.000 Surabaya

No. Jenis Objek Kunci Interpretasi

1. Laut Warna : Hitam Kemerahan


Tekstur : Sedang

2. Dermaga Warna : Biru-putih


Tekstur : Sedang
Bentuk : Memanjang membentuk huruf L

3. Pelabuhan Warna : Putih cerah


Tekstur : Kasar
Situs : Berbatasan dengan laut

4. Kawasan Industri Warna : Abu-abu hingga putih


Rona : Cerah
Tekstur : Kasar
Pola : Mengelompok

5. Semak Belukar Warna : Hijau muda


Rona : Cerah
Tekstur : Kasar

6. Perikanan Air Tawar Warna : Cokelat gelap-cokelat muda


Tekstur : Kasar

7. Dermaga Warna : Cokelat


Tekstur : Sedang
Bentuk : Memanjang membentuk huruf L

42 | PJ Terapan SDL
LAMPIRAN C

Table Analisis Interpretasi Visual


Berbagai Jenis Citra

No. Jenis Citra Skala Komposit Jenis Objek Kelayakan Untuk


Menonjol Analisis Sumber
Daya lahan

1. ALOS AVNIR 1:25.000 - Pesisir, Memiliki sensor


Permukiman, gelombang visible dan
Karang radiometer yang cocok
untuk pengamatan
pesisir, dengan
resolusi spasial yang
baik (16-10m)

2. ALOS PRISM 1:25.000 - Permukiman, Lahan Memiliki radiometer


pertanian, Karang, pankromatik dengan
Gisik resolusi spasisal 2,5
meter pada nadir.
Menyediakan model
permukaan digitan
yang akurat.
Digunakan untuk
pemantauan
permukaan bumi
ataupun identifikasi
sumber daya alam

3. IKONOS 1:2.500 - Tambak, Memiliki resolusi


Permukiman, Lahan spasial tinggi yang
Terbuka, menampilkan objek
Vegetasi/Pepohonan, secara detail. Cocok
Perairan Dangkal, untuk analisis detail
Ladang suatu kawasan namun
kurang efektif untuk
skala regional

4. QUICKBIRD 1:2.500 - Tambak garam, Memiliki resolusi


Permukiman, spasial tinggi, sangat
Perairan Dangkal, baik untuk mengamati
Vegetasi, Lahan lahan
terbuka budidaya/pertanian,
kerapatan tanaman,
pengamatan daerah
terbangun namun

43 | PJ Terapan SDL
kurang efektif untuk
pengamatan berskala
regional

5. Landsat 5 1:25.000 321 Perairan, Tambak Dapat digunakan untuk


garam, Permukiman, analisis semua
Lahan Terbuka, penggunaan lahan
Vegetasi karena tampilannya
true color sehingga
mudah dipahai

6. Landsat 5 1:50.000 321 Perairan, Tambak Dapat digunakan untuk


garam, Permukiman, analisis penggunaan
Lahan Terbuka, karena tampilannya
Vegetasi, Sawah true color sehingga
mudah dipahai

7. Landsat 5 1:50.000 432 Vegetasi Pantulan spektral dapat


digunakan untuk
analisis kesehatan
vegetasi dan kerapatan
vegetasi

8. Landsat 5 1:25.000 457 Tubuh air, Tanah Dapat digunakan untuk


Basah analisis batas perairan,
sebaran vegetasi dan
kelembaban tanah.

9. Landsat 5 1:50.000 457 Tubuh air, Tanah Pantulan spektralnya


Basah dapaat digunakan
untuk analisis batas
perairan, sebaran
vegetasi dan
kelembaban tanah

10. Landsat 7 1:25.000 432 Vegetasi Pantulan spektralnya


dapat digunakan untuk
analisis vegetasi, usia
vegetasi, tipe vegetasi
dan membedakan
lahan dan perairan

11. Landsat 7 1:50.000 432 Vegetasi Pantulan spektralnya


dapat digunakan untuk
analisis vegetasi, usia
vegetasi, tipe vegetasi
dan membedakan

44 | PJ Terapan SDL
lahan dan perairan

12. Landast 7 1:25.000 321 Vegetasi, Dapat digunakan untuk


Permukiman dan analisis penggunaan
Perairan lahan, kawasan
permukiman padat dan
lahan tergenang.

13. Landsat 7 1:50.000 321 Vegetasi, Dapat digunakan untuk


Permukiman dan analisis penggunaan
Perairan lahan, lahan tergenang
dan deteksi
transformasi sedimen

14. Landsat 7 1:25.000 457 Lahan Terbangun, Dapat digunakan untuk


Lahan basah dan analisis kondisi
Vegetasi geomorfologi dan juga
geologi

15. Landsat 7 1:50.000 457 Lahan Terbangun, Dapat digunakan untuk


Lahan basah dan analisis kondisi
Vegetasi geomorfologi dan juga
geologi

16. Landsat 8 1:25.000 432 Permukiman/Lahan Dapat digunakan untuk


terbangun menganalisis
penggunaan lahan
kawasan perkotaan
dengan cakupan kecil

17. Landsat 8 1:50.000 432 Permukiman/Lahan Dapat digunakan untuk


terbangun menganalisis,
penggunaan lahan dan
kawasan perkotaan
dengan cakupan
sedang

18. Landsat 8 1:25.000 321 Permukiman/Lahan Dapat digunakan untuk


terbangun analisis penggunaan
lahan, analisis kawasan
perkotaan

19. Landsat 8 1:50.000 321 Permukiman/Lahan Dapat digunakan untuk


terbangun analisis penggunaan
lahan, analisis kawasan
perkotaan

20. Landsat 8 1:25.000 457 Lahan Terbangun, Dapat digunakan untuk


identifikasi kandungan
45 | PJ Terapan SDL
vegetasi biomasa, kelembaban
tanah dan vegetasi

21. Landsat 8 1:25.000 457 Lahan Terbangun, Dapat digunakan untuk


vegetasi identifikasi kandungan
biomasa, kelembaban
tanah dan vegetasi

22. Landsat 8 1:50.000 457 Lahan Terbangun, Dapat digunakan untuk


vegetasi, identifikasi kandungan
Sedimentasi biomasa, kelembaban
tanah dan vegetasi

23. Landsat 7 1:50.000 342 Vegetasi Dapat diggunakan


untuk analisis vegetasi,
kawasan hutan mapun
badan air.

46 | PJ Terapan SDL

Anda mungkin juga menyukai