Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Sebutan BAZNAS adalah singkatan dari Badan Amil Zakat Nasional

berdasarkan Pasal 1 angka 7 dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Zakat (“UU 23/2011”) yakni lembaga yang berwenang

melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

BAZNAS sebagai badan yang melakukan pengelolaan zakat berkedudukan

di ibu kota negara, dibentuk oleh pemerintah, yang merupakan lembaga

pemerintah non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada

Presiden melalui Menteri Agama. Lalu, sebagai rangka pelaksanaan pengelolaan

zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk BAZNAS provinsi dan

BAZNAS kabupaten/kota. BAZNAS provinsi dibentuk oleh Menteri Agama atas

usul gubernur, setelah mendapat pertimbangan dari BAZNAS sedangkan

BAZNAS kabupaten/kota Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk atas usul

bupati/walikota setelah mendapat pertimbangan BAZNAS1 atau jika gubernur

atau bupati/walikota tidak mengusulkan pembentukan BAZNAS provinsi atau

kabupaten/kota, Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk dapat membentuk

BAZNAS provinsi atau kabupaten/kota setelah mendapatkan pertimbangan

1
Pasal 5 jo. Pasal 15 ayat (1), (2), dan (3) UU 23/2011
BAZNAS.2 Dalam zakat dikenal istilah Muzaki dan Mustahik. Muzaki adalah

seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat.

Sedangkan mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat.3

Zakat yang dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNAS atau Lembaga Amil

Zakat (“LAZ”) yang dikurangkan dari penghasilan kena pajak wajib

didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam.4

Pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan

memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan. 5 Berkaitan dengan

pertanyaan Anda, selain menerima zakat (mengelola zakat), BAZNAS dapat

menerima dan mendistribusikan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan

lainnya. Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan dana sosial

keagamaan lainnya tersebut dilakukan sesuai dengan syariat Islam dan dilakukan

sesuai dengan peruntukkan yang diikrarkan oleh pemberi.6

Pengelolaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya harus

dicatat dalam pembukuan tersendiri. Disini pentingnya laporan oleh BAZNAS,

BAZNAS provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota yang memuat akuntabilitas

dan kinerja pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak, sedekah, dan dana sosial

keagamaan lainnya.7

2
Pasal 15 ayat (4) UU 23/2011
3
Pasal 1 angka 5 dan 6 UU 23/2011
4
Pasal 22 dan Pasal 25 UU 23/2011

5
Pasal 26 UU 23/2011

6
Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2) UU 23/2011
7
Pasal 28 ayat (3) UU 23/2011 jo. Pasal 76 dan Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73 Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (“PP
14/2014”)
Agar lebih jelas mengenai definisi zakat, infak, dan sedekah mari kita

simak penjelasan di bawah.

B. Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS)

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau

badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan

syariat Islam.8 Sebagaimana informasi yang kami dapatkan pada Baznas.go.id,

zakat diberikan kepada delapan golongan sesuai tuntutan QS. At-taubah: 60 yaitu:

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang

miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan

untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Masih dari sumber yang sama, kedelapan golongan itu dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu

memenuhi kebutuhan pokok hidup;

2. Miskin, mereka yang mempunyai harta tapi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan dasar kehidupan;

3. Pengurus zakat (Amil), mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan

zakat;

4. Mu’allaf (mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan

untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah);


8
Pasal 1 angka 2 UU 23/2011
5. Hamba sahaya, yaitu budak yang ingin memerdekakan dirinya;

6. Gharimin, mereka yang berutang untuk kebutuhan hidup dalam

mempertahankan jiwa dan izzahnya;

7. Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan

dakwah, jihad dan sebagainya;

8. Ibnu Sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan

kepada Allah.

Sedangkan infak dan sedekah diatur dalam Pasal 1 angka 3 dan Pasal 1 angka 4

UU 23/2011 yaitu:

Pasal 1 angka 3 UU 23/2011

infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar

zakat untuk kemaslahatan umum.

Pasal 1 angka 4 UU 23/2011

Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau

badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Sehingga menjawab pertanyaan Anda, fungsi BAZNAS tidak hanya menerima

dan menyalurkan zakat, tetapi juga menerima dan mendistribusikan infak dan

sedekah.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar Hukum:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.


 
Referensi

Baznas.go.id, diakses pada Senin, 20 Mei 2019, pukul 11:00 WIB

QS. At-taubah: 60, diakses pada Senin, 20 Mei 2019, pukul 11:11 WIB.

Anda mungkin juga menyukai