Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian pesan. Jadi ada pesan dari luar sel trus di
membran sel ia ketemu reseptornya dan mengakibatkan ada suatu tanggapan dari dalam sel.
Kalo digambar di atas itu stimulus dari luar sel berupa ligand. kemudian terjadi ikatan antara ligan
tersebut dengan reseptor yg ada di membran sel. trus ada suatu mekanisme penyampaian pesan
(nanti dibahas) yg akan menyebabkan perubahan ekspresi gen.
Transduksi sinyal
menurut sifat stimulator / ligandnya, transduksi signal dapat dibagi menjadi 2:
1. Reseptor Intraselular
ligandnya merupakan senyawa yg dapat larut dalam lipid. karenanya ia bisa langsung nembus
membran sel trus masuk ke dalam sel menuju reseptornya yg ada di dalam sel.
ada juga ligand yg g bisa larut dalam lipid, jd g bisa nembus membran sel. trus gimana? Tenang!
ada reseptornya di membran sel. jadi ia cm perlu nempel di reseptor di membran sel tersebut.
Reseptor Intraselular
reseptor intraselular merupakan reseptor yang terdapat di dalam sel, ligan2 yg bisa langsung
nembus membran sel karena sifatnya yg lipofilik bisa langsung berikatan ama reseptor yg 1 ini.
90) ada 2, Hsp70 (Heat Shock Protein 70), dan FKBP52 (FK506 binding protein 52).
yg ijo segi enam itu kortisol. trus yg warna warni itu kompleks GR. saat kortisol digandeng maka
kompleks sebelumnya akan terlepas sehingga hanya monomer GR (kompleks GR-kortisol yg warna
ungu ada ijo di tengah) yg aktif yg ke tahap selanjutnya.
kompleks ini yg semula ada di sitoplasma akan jalan ke nukleus. lalu GR-kortisol tadi akan
menclok (mendarat) di bagian DNA yg namanya Hormon Responsive Elements (HREs) kalo untuk
Glucocorticoid namanya Glucocorticoid Response Element (GRE).
What happens next? kompleks GR-kortisol yg udah nempel di DNA tersebut akan menyebabkan
transkripsi dan selanjutnya akan mengekspresikan gen.
animasi:
-Second messenger-
hampir kelupaan, sebelum masuk ke masing2 mekanisme harus kenalan dulu ama tmn2 ini.
kenapa? soalnya mereka memegang penting dalam mengantarkan pesan dari ligan di reseptor
membran ke dalam sel. ibaratnya seperti pak pos, ligand nganterin pesannya ke reseptor (ibarat
kantor pos) terus second messenger nganter pesan itu ke penerimanya. baik ke sitsol maupun di
nukleus tergantung targetnya. siapa saja mereka?
5. ion calcium
GPCR terdiri dari 3 sub unit: alpha (α), beta (β), and gamma (γ)
Ligan
Mekanismenya
taken from Lodish-Molecular Cell biology 5th edition
cara bacanya dari kiri atas – bawah trus kanan atas – bawah
0. Resting State
Tidak ada ikatan ligan di reseptor. kompleks protein G masih belum dapat berikatan dengan
reseptor
Akibat ikatan tersebut, akan terjadi perubahan konformasi di reseptor (tampak ada lubang kecil di
pojok kanan)
karena konformasi reseptor telah berubah, maka protein G dapat berikatan dengan reseptor
tersebut.
3. Pengikatan GTP
Akibat ikatan protein G terhadap reseptor, protein G jg mengalami perubahan konformasi. GDP
diganti dengan GTP <-disebut juga Guanine Nucleotide Exchange Factor (GEF)
4. Gα lepas kemudian berikatan dengan efektor (adenylate cyclase)
5. Pengaktifan adenylate cyclase
Adenylate cyclase akan mengkatalisis perubahan ATP menjadi cAMP
what happens next?
1. cAMP sebagai second messenger akan masuk ke sitosol dan mengaktifkan protein kinase A
(PKA). Protein kinase terdiri dari 2 subunit regulatori dan 2 subunit katalitik
2. cAMP berikatan dengan bagian regulatorinya sementara bagian katalitiknya akan masuk ke
nukleus
7. GTP terhidrolisis menjadi GDP + P oleh GTPase sehingga Gα kembali terikat ke Gβ dan Gγ
Ligand
Interferons, erythropoietin, growth hormone, beberapa interleukins (IL-2, IL-4), cytokines lain
Mekanisme
cytokine receptor sendiri terdiri dari 2 subunit. dimana bagian luar dia memiliki Cytokine binding
receptor (untuk gandeng cytokine). sementara bagian yg di sitoplasma gandeng JAK.
JAK atau kepanjangannya adalah Janus Kinase merupakan golongan tyrosine kinase non reseptor
yang berperan dalam JAK-STAT pathway.
Fungsinya? JAK berfungsi untuk memfosforilasi dan mengaktifkan protein yg terlibat dalam
transduksi sinyal
sesuai gambar:
2. Dengan adanya Cytokine yang terikat di Cytokine Binding Receptor (yg ada di bagian luar) akan
menstabilkan kedua subunit tersebut sehingga keduanya gabung. dan JAK akan memfosforilasi
ekor dari cytokine receptor yg ada di sitoplasma
3. Kemudian STAT (Signal Transduction and Transcription) kemudian akan mendekat karena
mengendus fosfor yg ada di cytokine reseptor. kemudian akan melahapnya – berikatan maksudnya
– dengan fosfat tersebut. Dan STAT tersebut juga di fosforilasi oleh JAK (jadi STAT ngiket4 gugus
fosfat).
4. Terus STAT melepaskan ikatannya sambil bawa 2 fosfat
videonya:
Receptor Tyrosine Kinase
mekanisme tyrosine kinase receptor (TKR) hampir sama ama cytokine receptor.
Ligand
Insulin, epidermal growth factor (EGF), fibroblast growth factor (FGF),neurotrophins, other growth
factors
Mekanisme pada kondisi normal
2. Lalu ligand (growth factor) nemepl di bagian binding receptor di bagian luar
3. Terjadi dimerisasi dimana kedua subunit tersebut nempel satu sama lain karena distabilkan oleh
growth factor
Sistem
Dalam MAP kinase minimal harus ada berikut:
1. Dimulai dari aktivasi Guanin Nucleotide Exchange Factor (GEF)
2. GEF kemudian menstimulasi G protein dengan cara menukar GDP dengan GTP
3. G protein yang aktif tersebut kemudian mengaktifkan MAP KINASE KINASE KINASE
4. kemudian MAP KINASE KINASE KINASE kemudian memfosforilasi MAP KINASE KINASE
5. MAP KINASE KINASE memiliki 2 fungsi: untuk memfosforilasi tyrosine maupun
Mekanisme transduksi sinyal
videonya:
1. transduksi sinyal dimulai saat ligan menempel pada Receptor Tyrosine Kinase
2. terjadi dimerisasi dari 2 subunit Receptor Tyrosine Kinase
3. kemudian terjadi fosforilasi di subunti TKR bagian dalam
4. kemudian Growth Factor Receptor Bound Protein-2 (GRB2) kemudian nempel dibagian yg
terfosforilasi (karena di dalam GRB2 ada SH2)
5. kemudian SON OF SEVENLESS (SOS) nempel di GRB2 dan dapat mengit protein Ras.
6. SOS berfungsi sebagai GEF (Guanin Nucleotide Exchange Factor) dengan menukar GDP pada
Ras menjadi GTP. sehihngga Ras menjadi aktif
7. Kemudian kompleks Ras-GTP akan mengikat B-Raf
8. B-Raf memfosforilasi MEK 1 / 2 atau Map Kinase Kinase
9. kemudian MEK 1 / 2 akan memfosforilasi ERK 1 / 2 atau Map Kinase
10. ERK 1 / 2 akan mengaktivasi protein yg termasuk famili AP-1 (Activator
Protein) yaitu fos dan jun
11. kemudian fos dan jun akan masuk ke nukleus menuju DNA.
prinsipnya sel dikasih capillary glass yang kemudian diukur pake amplifier. Adanya fluktuasi listrik
menunjukkan adanya mobilitas ion dalam sel.
Kanal ion tersusun atas beberapa subunit protein, dimana subunit alfa adalah subunit terbesar dan
utama.
subunit alfa terdiri dari 4 domain homolog (liat di gambar yg warna ijo, biru muda, ijo-biru g jelas
& ungu) yg masing2 terdiri dari 6 segmen yg melintasi membran di masing2 homolog.
struktur kanal ion teraktivasi voltase
Gambar di atas menunjukkan struktur kanal ion jenis teraktivasi voltase (voltage gatted channel),
yaitu kanal Na+, K+, Ca++
Perbedaannya adalah pada subunit alfa pada kanal ion Na+ dan Ca++ terdiri dari 4 domain
sedangkan kanal ion K+ hanya 1 domain
Fungsinya
1. Transport ion
Kanal itu penting dalam tubuh! Gangguan pada kanal ion dapat menyebabkan penyakit, misalnya
1. Aritmia : terjadi gangguan pada kanal Na+, K+, Ca++ pada otot jantung
sesuai namanya kanal yg 1 ini diaktivasi oleh perubahan voltase (potensial aksi)
depolarisasi terjadi saat ada ion positif yg masuk ke sel (misal Na+)
ini kebalikan yg depolarisasi. perbedaan muatan listrik menjadi semakin besar (negatif). terjadi
saat kanal ion K+ terbuka dan ion K keluar. atau dapat juga terjadi saat ion Cl- masuk ke dalam
sel.
sama kaya namanya jg. kanal ini berespon terhadap adanya molekul ligan yg spesifik.
Kanal ini punya tempat ikatan untuk ligan dan disebut juga reseptor kanal ion.
jadi kanal ini berespon terhadap molekul di intrasel yang merupakanbagian dari cell signaling.
tipe kanal ini membuka dan menutup sebagai respon terhadap kekuatan mekanis yang timbul dari
peregangan atau pengerutan lokal membran di sekitar kanal.
1. Kanal ion Natrium
3. Pompa Na+/K+ ATPase
resting potential
3. Ion natrium di luar sel 10x lebih banyak daripada yg didalam sel
4. Ion kalium di dalam sel 10x lebih banyak daripada yg diluar sel
1. Saat ada stimulus berupa voltase maka kanal Na+ akan terbuka
2. Natrium yg banyak di luar sel akan masuk ke dalam sel (ingat dari yg konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah)
3.Nah karena ion natrium itu positif, maka intrasel yang semula negatif akan
mengalami depolarisasi karena perbedaan potensialnya dengan ekstrasel berkurang
4. Kemudian kanal K+ yg mengendus perubahan itu (err lebih tepatnya merasakan perbedaan
potensial) akan membuka sementara kanal Na+ menutup. Kanal K+ akan mengusir ion2 kalium agar
keluar dari sel untuk mengembalikan potensial seperti saat resting potential
5. Well it works! terjadi repolarisasi (potensial kembali ke keadaan semula)
6. Eits kelebihan, sampe jadi negatif -76 mV (hiperpolarisasi)! err yaudahlah mending balik kayak
semula aja. lah piye baliknone? tenang kan ada pompa Na+/K+ ATPase
7. Namanya juga ATPase dia butuh ATP untuk mengembalikan ion2 natrium dan kalium pulang ke
rumahnya masing2. di pompa ini 3 natrium dikeluarkan dan 2 kalium dimasukkan ke dalam sel
8. Wah kadang kala terasa tidak adil natrium keluar banyak. untuk itu digunakan juga Na+/Ca++
exchanger
during those actions, the membrane potential getting ‘labil’. jadi saat aman damai tentram saat
resting potential dia datar2 aja. Trus saat depolarisasi potensialnya meningkat dan grafiknya naik.
Kemudian repolarisasi potensial aksi turun. terlalu negatif (hiperpolarisasi) maka kondisi
Jadi,
Depolarisasi terjadi karena kanal ion natrium terbuka dan natrium numpuk di dalam sel
Hiperpolarisasi terjadi saat kanal ion kalium terbuka dan kalium keluar sampe terjadi penurunan
potensial aksi
caranya dengan mengurangi firing rate atau kembalinya kanal Na+ ke bentuk aktifnya lagi. Hal ini
menyebabkan impuls saraf tidak segera dihantarkan dan sel saraf tidak mudah terpicu sehingga
mencegah kejang
2. Kokain, Lidokain, prokain
Akibatnya kanal ion terinaktivasi sehingga kanal ion terblokade dan transmisi impuls rasa sakit
terhambat
oia lidokain digunakan pada saat cabut gigi dikombinasi dengan epinephrine. Epinephrine kan
menyebabkan vasokonstriksi sehingga lidokain tidak ikut sirkulasi darah dan cuma berefek lokal
karena aliran darah semacam di blok
– macam2nya:
banyak dijumpai pada otot jantung, sel otot plos dan otak
target aksi obat2 antiangina dan antihipertenti golongan antagonis Ca++, contohnya verapamil,
nifedipin, diltiazem
Calcium diperlukan dalam jumlah yg kecil di sel. Untuk menjaganya, maka dilakukan regulasi
sebagai berikut:
1. Pada kondisi normal, jika kadar kalsium berlebihan maka NCX (Natrium Calcium Exchanger) lah
yg mengeluarkannya.
-pada sel mass kalsium akan menyebabkan pelepasan vesikel berisi histamin
2. Pelepasan neurotransmitter
hampir sama kaya yg di atas jd kalsium akan menggerakkan vesikel berisi neurotransmitter, ntah
NE atau Ach
3. Kontraksi otot
1. untuk beraksi Ca++ bukan mengikat calmodulin, tapi mengikat suatu protein yang
disebut troponin
2. dalam keadaan biasa, troponin berikatan dengan aktin-myosin sehingga kontraksi terhambat
3. namun saat Ca++ mengikat troponin maka ikatan troponin-aktin-myosin akan terlepas sehingga
aktin-myosin dapat berinteraksi mengakibatkan kontraksi
3. Obat analgesik
-Ziconotoid : memblok kanal kalsium tipe N (berperan dalam eksositosis neurotransmitter) untuk
analgesik nyeri neuropatik
– Pregabalin : mengikat secara selektif kanal C++ tipe N yang terdistribusi pada beberapa bagian
otak
Pembukaan kanal K+
1. K+ keluar sel
2. hiperpolarisasi
Malfungsi kanal K+
2. hiperereksitabilitas jaringan
4. aritmia jantung
mekanisme:
-hiperpolarisasi
-voltase turun
-kanal Ca++ ditutup (karena kanal kalsium kan voltage dependent channel)
2. Sulfonilurea
2. Transport transepithelial
3. Regulasi eksitabilitas elektrik
Hiperereksibilitas. misalnya pada mutasi kanal Cl- pada otot menyebabkan myotonia (kekejangan
otot)
CFTR banyak terdapat di tubuh, antara lain usus, saluran nafas, kelenjar eksresi, empedu
Salah satunya adalah Lubiproston. Lubiproston membuka kanal Cl- tipe CLC-2 pada sel2 epitel
usus, sehingga meningkatkan pergerakan cairan ke usus, yang akan mengurangi konsistensi feses.
atau sebagai obat konstipasi idiopatik kronis