ALSA LC UNAIR
Menginjak quartal akhir tahun 2016, pendapatan transaksi jual-beli online atau yang
marak disebut sebagai e-commerce di Indonesia telah mencapai angka 5,29 Miliar Dollar
Amerika1. Pendapatan ini diperkirakan akan terus meningkat dan tumbuh hingga memasuki
tahun 2020 dengan target angka sebesar 130 Miliar Dollar Amerika 2 . Perkiraan ini
menempatkan Indonesia sebagai negara di posisi ketiga setelah China dan India sebagai
commerce, pengguna platform e-commerce masih belum mendapatkan kepastian hukum dari
hukum positif yang berlaku di Indonesia. Minimnya aturan mengenai elemen penting dalam
transaksi online, di antaranya adalah mengenai skema perpajakan dan sistem sertifikasi telah
menjadi suatu permasalahan yang mengakar bagi pengguna layanan e-commerce. Tidak
hanya terbatas pada dua hal tersebut, regulasi di Indonesia masih belum memberikan payung
hukum bagi perlindungan konsumen terkait informasi pribadi dan keterjaminan barang yang
dibeli.
Pada Legal Opinion ini, penulis akan memfokuskan bahasan pada market place
sebagai salah satu bentuk e-commerce yang menawarkan tempat dan barang serta
memberikan layanan metode pembayaran dan transaksi online 3 . Perlu dibedakan pula
marketplace di atas dengan online shop yang menjual barang secara langsung di media sosial.
1
https://techcrunch.com/2016/07/29/indonesia-will-be-asias-next-biggest-e-commerce-market/
diakses pada 12.28 WIB, 6 September 2016.
2
Ibid.
3
Josua Sitompul, Cyberspace, Crybercrimes, Cyberlaw: Tinjauan Aspek Hukum Pidana, Penerbit
Pustaka: Jogjakarta, 2012, hal. 247
Marketplace telah menyumbangkan pundi-pundi pada target pertumbuhan e-commerce di
Indonesia. Tercatat ratusan situs online sebagai marketplace seperti Berniaga, Tokobagus,
Tokopedia, Rakuten, dan Blibli yang berperan sebagai aktor utama dalam transaksi e-
commerce di Indonesia. Selain itu dikenal pula vertical commerce seperti BerryBenka, Bilna,
dan Lazada.
memunculkan urgensi adanya payung hukum untuk melindungi konsumen. Saat ini,
perlindungan konsumen telah diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang
konsumen yang meliputi (i) hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan; (ii) hak untuk
memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa; (iii) hak atas informasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang; (iv) hak untuk didengar
pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; (v) hak untuk
konsumen secara patut; (vi) hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; (vii)
hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; (viii)
hak untuk mendapatkan kompensasi,ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan (ix) hak lain yang diatur dalam
market place di Indonesia yang terbukti masih belum menyediakan perlindungan maksimal
penjual secara terbuka dan minimnya upaya advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian
diiklankan oleh penjual di situs e-commerce, konsumen masih belum memiliki kepastian
hukum untuk mendapatkan konpensasi ganti rugi secara pasti. Hal ini diperparah dengan
minimnya informasi ril tentang penjual yang bergabung dalam market place tersebut.
Minimnya informasi tersebut membatasi hak pembeli untuk menuntut haknya dikarenakan
pembeli tidak memperoleh haknya atas melakukan penyelesaian sengketa dan hak atas
Sadar akan masih belum cukupnya peraturan yang ada maka pemerintah sudah
konsumen yang bertansaksi online di Marketplace. Dalam hal ini kami memberikan gagasan
kepada pemerintah agar dapat membuat Peraturan Menteri Perdagangan untuk memberikan
standarisasi verifikasi data bagi penjual yang ingin menggunakan jasa Marketplace sehingga
dengan menambahkan nomor identitas maupun nomor pendaftaran bagi orang perseorangan
maupun badan hukum yang ingin menggunakan jasa perusahaan marketplace untuk
melakukan penjualan. Harus diatur pula mengenai sanksi bagi perusahaan Marketplace yang
memudahkan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut
atas suatu laporan transaksi elektronik. Di sisi lainnya hal tersebut tentunya dapat
pengguna yang ingin membeli barang di tempatnya akan lebih merasa aman dan terjamin atas
perekonomian di Indoenesia.
standarisasi verifikasi data bagi penjual yang ingin menggunakan jasa Marketplace sehingga