Anda di halaman 1dari 2

D.

pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal yang Berkualitas

RSIJPK, 30/5/2015, Kematian maternal dan neonatal menjadi salah satu sasaran Millenium
Development Goals (MDGs) 2015 yang menjadi perhatian dalam pembangunan pelayanan
kesehatan di Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
masih tinggi. Data SDKI 2007 menunjukkan AKB di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran
hidup dan tahun 2012 meningkat menjadi 359/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut
SDKI berada pada angka 34/1.000 kelahiran hidup, dengan target 24/1.000 kelahiran hidup.
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan suatu sistem yang melibatkan pusat
pelayanan tingkat pertama (klinik, bidan praktik swasta, dan Puskesmas), Rumah Sakit (baik
pemerintah maupun swasta), serta Pemerintah sebagai regulator. Sehingga diperlukan koordinasi
ketiga komponen untuk memberikan pelayanan terbaik di semua level. Dalam upaya meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di fasilitas kesehatan, program EMAS
(Expanding Maternal and Neonatal Survival) telah melakukan serangkaian kegiatan pendampingan
klinis ke beberapa Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, maupun Puskesmas di enam
propinsi di Indonesia. Sistem pendampingan klinis tersebut menggunakan pendekatan
pendampingan secara komprehensif dan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi
sehingga seluruh penyedia pelayanan kesehatan memiliki kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi dan percaya diri dalam memberikan pelayanan demi meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan.Sejak tahun 2011, Muhammadiyah menjadi bagian dari
konsorsium program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) disamping Jhpiego,
Research Triangular Inc, Save the Children dan Lembaga Budi Kemuliaan. Muhammadiyah
memiliki peran untuk memperkuat jejaring rujukan kegawatdaruratan dengan meningkatkan
pelayanan yang memfokuskan pada ruang gawat darurat, ruang bersalin, ruang perinatologi, dan
ruang operasi. Hal tersebut sejalan dengan program dari MPKU PP Muhammadiyah sehingga
dilakukan integrasi program antara program EMAS dengan program MPKU melalui jejaring
Aumkes Muhammadiyah di berbagai daerah. Peningkatan kualitas pelayanan maternal neonatal
melalui pendekatan pendampingan oleh fasilitas kesehatan menjadi model percontohan sudah
dilakukan. Dalam hal ini sudah ada empat rumah sakit Muhammadiyah di Jakarta yang menjadi
percontohan, yaitu RSIJ Cempaka Putih, RSIJ Pondok Kopi, RSIJ Sukapura, dan RSIA Taman
Puring. Keberhasilan keempat rumah sakit ini sebagai model EMAS juga menunjukkan bahwa
keempat rumah sakit merupakan rumah sakit mampu memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif ( PONEK).Sebagai suatu sistem, kualitas pelayanan kesehatan yang
sudah ditingkatkan ini perlu dilengkapi dengan pembuatan jejaring rujukan, serta pembinaan kepada
Pusat Pelayanan Klinik Tingkat I (PPK I). Dengan demikian diharapkan peningkatan pelayanan
emergensi maternal neonatal dan penatalaksanaan sebelum rujukan tercapai, sehingga berkontribusi
dalam menurunkan AKI dan AKB. Upaya peningkatan kualitas jejaring rujukan salah satunya
adalah peningkatan pengetahuan petugas PPK I dan bidan dalam menangganai kasusu kasus
kegawatdaruratan neonatal . Untuk itu pada Sabtu, 30 mei 2015 diselengarakan seminar di RS Islam
Jakarta Pondok Kopi dengan narasumber dr.H.M.Natsir NUgroho,SpOG,Mkes , Dr.Kartini,SpOG ,
serta dr. Yunnetti,SpA yang menyampaikan materi terkait penangganan kegawatdaruratan maternal
dan neonatal . Seminar yang di hadiri oleh 40 peserta baik dari puskesmas di wilayah Durensawit,
bidan praktek swasta maupun mandiri serta klinik pratama bertujuan meningkatkan sistem
pelayanan maternal neonatal di semua level pelayanan , serta memperjelas alur dan mekanisme
rujukan ke RSIJPK dan mensosialisasikan pentingnya terapi prarujukan melalui formulir Decision
Support Tools (DST) .

Anda mungkin juga menyukai