Anda di halaman 1dari 17

Karya Tulis Ilmiah

Mengatasi bencana banjir

Disusun Oleh:
Guritno Bagus
XI IPS 1
SMAN 12 BEKASI
DAFTAR ISI
Judul Karya Tulis................................................................................ i
Kata Pengantar.................................................................................. ii
 Pendahuluan....................................................................................1
4.1 Latar Belakang.....................................................................................
4.2 Identifikasi Masalah....................................................................2
4.3 Rumusan Masalah....................................................................
4.4 Tujuan…………………………………………………………….
4.5 Metode……………………………………………………………
V. Pembahasan..................................................................................3
5.1 Pengertian.............................................................................
5.2 Sebab............................................................................................4
5.3 Akibat............................................................................................5
5.4Cara Pencegahan................................................................
VI. Penutup.........................................................................................6
6.1 Kesimpulan. ......................................................................................
6.2 Saran......................................................................................
VII. Daftar Pustaka..............................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur
sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya
bisa dari mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau
salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.
Banjir terbesar yang sudah menjadi tradisi ini biasaya terjadi setiap 5 tahun
sekali. Mengingat keadaan ini selalu terulang dan terulang, maka muncullah
pertanyaan yang menggelitik penulis. Pertama, apakah keadaan ini tidak
ditanggulangi, atau tidak tertanggulangi? Kedua, apakah karena sudah menjadi
tradisi yang selalu berulang setiap tahun maka kejadian ini dianggap sebagai hal
biasa? Benarkah bahwa banjir fantastik yang terjadi setiap lima tahun sekali itu
sebuah kebiasaan alam (ritual) yang memang pasti terjadi? Untuk mencoba
menjawab pertanyaan di atas maka dibuatlah makalah ini.
 
B.     Perumusan Masalah
a.    Apa yang menyebabkan banjir terjadi ?
b.    Faktor-faktor apa sajakah yang dapat memicu terjadinya banjir ?
c.    Bagaimana cara menngantisipasi banjir ?
d.   Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
e.    Dampak terjadinya banjir ?
f.     Benarkah siklus banjir tahunan dan dahsyatnya banjir lima tahunan memang
sebuah tradisi yang pasti terjadi ?
g.    Usaha-usaha apa saja yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta
untuk mengantisipasi dan mencegah banjir tahunan tersebut ?

C.     Tujuan Penelitian


Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang
menyebabkan banjir tahunan sering kali terjadi agar kita mengetahui cara-cara
mengantisipasi dan menanggulangi banjir tahunan tersebut.
Dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan masyarakat mampu
mengantisipasi atau mencegah agar banjir yang sering kali terjadi di kemudian
hari.

BAB II
ISI

Banjir adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang
menggenang atau bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering
terjadi pada akhir-akhir ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama
pada beberpa tahun terakhir ini. Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda
mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat banjir. Oleh karena itu alangkah
bijaksananya jika kita mencari cara agar banjir itu tidak lagi di alami oleh
masyarakat Indonesia.

1.    Jenis-jenis banjir yang terjadi di Indonesia:


a.    Banjir karena sungainya meluap
Banjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung
aliran air yang ada di sungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo
sudah seperti ini, airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri
sungai yang biasanya merupakan daerah dataran banjir. air ini bisa juga terjadi
akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai
itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.
b.    Banjir lokal.
Banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di
tempat itu. Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah
dilokasi itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga
karena kondisinya lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal
sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
c.    Banjir akibat pasang surut air laut
Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran
air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut.
Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat
yang datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan
terjadilah banjir.

2.        Faktor-Faktor Penyebab Banjir


Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada
saluran atau sungai. Bisa terjadi ditempat yang tinggi maupun tempat yang
rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi),
maka air itu akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran
atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan
masuk / meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap
ke udara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran
banjir, mengapa bisa alami?  Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa
banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi
(pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga
tanah- tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya
terbentuk di daerah pertemuan- pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa
sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian,
mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan
perkotaan. Itu faktor penyebab banjir yang alami, sekarang kita lihat yang tidak
alami atau akibat dari perubahan.
Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan
lingkungan dimana di dalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi,
perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari
masyarakat itu sendiri. Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir.
Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang
terjdi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan
ini saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran
permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan
lahan . Penggunaan lahan  itu  ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll.
Sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi
menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi
apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah.

3.        Cara Mengantisipasi Bencana Banjir


Kita tidak mengharapkan bencana banjir datang ke lingkungan ataupun
rumah kita tetapi sebagai manusiakita harus waspada dan sigap bila banjir ternyata
datang menghampiri kita. Cara mengantisipasi banjir antara lain :
a.    Bila hujan deras turun cukup lama, pantau terus keadaan melalui media
elektronik seperti televisi   dan terutama radio, sebab ada beberapa radio lokal
yang akan terus mengabarkan kondisi / banjir yang akan terjadi.
b.    Siapkan barang-barang seperti: Handphone dengan charger, senter dan
baterai cadangan, makanan dan minuman (menggunakan kemasan anti air atau
dibungkus plastik), Surat-surat berharga atau dokumen penting seperti sertifikat
rumah, tanah, ijasah, dll (dibungkus plastik), Radio kecil, bila handphone anda
tidak memiliki fasilitas Radio FM / televisi, Obat-obatan untuk dalam darurat,
termasuk obat-obatan untuk rawat jalan, Uang tunai, Selimut dan sarung , Pakaian
secukupnya agar tidak menjadi beban berat (bungkus dengan plastik agar tidak
basah).
c.    Isi bak / drum / torn penampung air hingga penuh terutama untuk yang
berada / ditempatkan pada lantai atas / tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi
kekurangan air bersih di saat sumber air milik anda tercemar oleh air banjir.
Untuk yang praktis, anda dapat mengisi air bersih pada kantung plastik,
mengikatnya dengan kuat dan meletakkannya pada tmpat yang aman.
d.   Saat tanda-tanda banjir mulai muncul di rumah / lingkungan anda, siapkan
barang bawaan untuk mengungsi dan pantau terus ketinggian air.
e.    Sebelum air mulai meninggi, pindahkan barang-barang ke tempat atau lantai
yang lebih tinggi. Untuk barang-barang yang kecil atau ringan sebaiknya di ikat
terlebih dahulu pada arang yang lebih bert / besar agar tidak hanyut terseret banjir.
f.     Bila diperkirakan air akan menggenang lebih tinggi lagi, lakukan evakuasi
selagi mudah untuk dilakukan (sebelum air lebih tinggi), jangan menunggu air
benar-benar tinggi.
g.    Tutup keran utama air bersih (terutama jika menggunakan air ledeng /
PDAM) bila ketinggian air hendak mencapai keran air.
h.    Matikan / putuskan aliran listrik rumah melalui saklar / sikring utama bila
ketinggian air hendak mndekati sikring utama atau bila terlihat mengkhawatirkan /
dapat berbahaya.
i.      Bila mengungsi, cobalah cari informasi mengenai tempat penampungan
sementara / posko banjir terdekat.
j.      Bila tidak ada posko banjir, cari dan pergilah mengungsi ke tempat yang
lebih tinggi tetapi lokasinya dekat dengan tempat yang lebih tinggi lagi bila
dibandingkan dengan tempat tersebut. Hal ini untuk mencegah bila ternyata air
banjir terus meluap / semakin tinggi.
k.    Sebelum air terlalu tinggi, ungsikan terlebih dahulu orang tua / lanjut usia,
anak-anak, wanita dan ibu hamil, dan sisakan dua atau tiga orang pria dewasa
yang menjaga rumah bila anda khawatir akan keselamatan harta benda.
l.      Bila anda terlambat mengungsi dan ketinggian air sudah cukup tinggi,
pergilah mengungsi secara berkelompok, agar bila terjadi sesuatu dapat saling
tolong-menolong.
m.  Saat mengungsi, jauhi dari saluran air agar tidak terjatuh dan hanyut terseret
arus banjir yang lebih deras.
n.    Ketika berjalan menuju tempat pengungsian, pertimbangkan untuk
menggunakan tali tambang untuk mempermudah evakuasi.
o.    Siapkan jerigen bekas yang kosong, gabus, perahu, atau alat pelampung
lainnya sehingga bila anda terjebak di atap rumah dengan air yang semakin
meninggi, anda dapat berusaha untuk menyelamatkan diri anda secara darurat.

4.    Cara Menanggulangi Bencana Banjir


Cara-cara menanggulangi bencana banjir antara lain:
a.    Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan
selokan merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi
tempat sampah.
b.    Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah
di dekat sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya
dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu
peningkatan perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan.
Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai
dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota.
c.    Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena
pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila
sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon
selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air
di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa
dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba.
d.   Larangan membuang sembarangan.
Sering kita lihat spanduk besar yang bergambarkan orang nomor 1 di DKI Jakarta
yaitu Bp. Fauzi Bowo yang sedang membuang sampah di tempat sampah dan ada
kata yang bertuliskan “inilah cara membebaskan Jakarta dari banjir”. Inilah salah
satu jargon gubernur kita dalam upayanya mensosialisasikan larangan untuk
membuang sampah sembarangan.
Suatu kenyataan bahwa sampah yang menggunung merupakan salah satu
penyebab terjadinya banjir. Sampah yang di buang di jalanan biasanya akan
berakhir di selokan jalan yang mengakibatkan selokan tersumbat, dan tidak lanjar.
Belum lagi jika di tambah dengan sampah-sampah yang sengaja di buang ke
selokan.
Kebanyakan orang berfikir kalau yang penting sampah itu tidak ada di kamar atau
rumah mereka. Karenanya banyak orang ambil cara yang mudah yaitu membuang
samapah ke selokan karena setelah itu sampah sudah tidak terlihat lagi.
Miris, tapi ini adalah fenomena yang terjadi di Ibu Kota. Misal, seorang ibu yang
mencuci piring, lalu membuang sampah non organiknya ke selokan, seorang
pelajar yang membuang plastik bekas jajanannya ke selokan dan masih banyak
contoh kongkrit lainnya.
Begitu pula nasib sungai-sungai Akhir-akhir ini pemerintah pun bergerak secara
langsung untuk mengantisipasi fenomena tersebut dengan cara memfasilitasi
pembuangan sampah memberikan tempat sampah di tempat-tempat umum.
5.      Adapun dampak akibat banjir:
Dengan melihat segala sesuatu dari dua sisi secara objektif, sekalipun banjir
memiliki dampak negatif yang besar, banjir juga memiliki dampak positif.
a.         Dampak positif akibat banjir antara lain:
1)   Banjir memberikan kesempatan kepada manusia
Bila banjir yang menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah
diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih
baik.
2)    Banjir membuat kita berpikir kreatif
Ketika dilanda banjir, otak kita akan berikir spontan dan kreatif untuk mencari
jalan alternatif untuk menyelamatkan alat, perlengkapan, harta benda dan terutama
jiwa kita dan keluarga atau orang terdekat kita.
3)      Banjir membuat manusia untuk berpikir mengatasi banjir
Setelah mengalami banjir, kita akan sibuk untuk memikirkan antisipasi ataupun
pencegahan banjir.
4)      Banjir memberikan pekerjaan
Saat banjir akan banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap
membantu anda dengan imbalan tentunya.
5)      Banjir membuat manusia untuk bersahabat dengan lingkungan
Setelah mengetahui penyebab, akibat dan dampak banjir, manusia akan berpikir
untuk peduli, bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.
6)      Banjir membuat manusia untuk peduli kepada sesama
Pada saat terjadi banjir, manusia umumnya akan lebih peduli kepada sesamanya
dan berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dan mendapatkan pahala.
7)      Banjir membuat kita hemat energi
Bila banjir yang cukup parah, aliran listrik kadang perlu dimatikan PLN untuk
mengantisipasi bahaya tersengat / tersetrum listrik. Sebenarnya saat itulah kita
menghemat energi listrik walaupun terpaksa. Setidaknya tidak terlalu banyak
menonton sinetron atau tayangan yang tidak mendidik.
8)      Banjir memutar roda perekonomian
Selain banjir dapat memberikan pekerjaan, sebenarnya banjir juga dapat memutar
roda perekonomian. Pembangunan, pembersihan, perawatan dan prasarana seperti
rumah, gedung, jalan dan jembatan yang rusak saat banjir akan menjadi proyek
tersendiri bagi para kontraktor. Selain itu, bahan makanan, minuman serta selimut
akan lebih laris/ laku terjual .
9)      Banjir bagaikan musim panen bagi para pemulung
Bila terjadi banjir, pemulung akan mendapat “panen” barang-barang yang rusak
atau hanyut terbawa banjir.
b.        Dampak negatif akibat banjir:
a.    Banjir dapat merusak sarana dan prasarana
Banjir dapat menghancurkan rumah, gedung, jembatan, jalan dan masih banyak
lagi.
b.    Banjir memutuskan jalur transportasi
Dampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat.
Akibat genangan air pada jalan yang cukup tinggi, motor, mobil atau bahkan truk
puso / container tidak bisa melewati jalan tersebut. Selain motor dan mobil, lalu
lintas kereta api pun dapat terganggu.
c.       Banjir merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta
benda lainnya atau bahkan jiwa manusia. Kerugian yang disebabkan banjir
diantaranya adalah kerusakan benda, alat elektronik, mesin, surat-surat berharga
(sertifikat, ijazah, dll), perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung, dan yang
paling berharga: jiwa manusia.
d.      Banjir dapat mengakibatkan pemadaman listrik
Listrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir,
listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Bayangkan
betapa terbatasnya aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.
e.       Banjir mengganggu aktivitas sehari-hari
Dengan adanya banjir, otomatis akan menganggu aktifitas sehari-hari. Sekolah
terganggu, kerja terganggu, bersantai pun terganggu. Karena air banjir, semua
aktifitas pun terganggu atau bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu.
f.       Banjir dapat mengganggu atau bahkan merusak perekonomian
Perekonomian terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen/
produksi padi terganggu, karena transportasi terputus bahan makanan yang
diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin membutuhkan biaya tambahan
karena harus mencari jalan alternatif walaupun lebih jauh.
g.      Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar kita
Saat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran,
limbah pabrik / kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak ), dan masih banyak
lagi. Selain dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori,
halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.
h.      Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)
Banjir menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga
nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. Selain itu umumnya
makanan dan minuman yang sehat akan lebih susah ditemukan (terjadi kerawanan
pangan) dan juga karena terlalu sering kena air maka dapat menyebabkan kondisi
tubuh menurun.
i.        Banjir dapat menyebabkan erosi atau bahkan longsor
Semakin deras air banjir, kemungkinan untuk mengiikis pinggiran aliran banjir
akan semakin tinggi sehingga erosi atau bahkan longsor akan semakin mungkin
terjadi.
j.        Banjir dapat merubah, mengganggu, atau bahkan menghapus /
menghilangkan masa depan.
Bila banjir melanda cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya
pengalaman disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat berubah dengan drastis.
Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian, hutang yang semakin
menumpuk, kesehatan yang terganggu, atau bahkan kehilangan jiwa.

6.      Sekilas tentang tradisi banjir tahunan dan 5 tahunan


Di Jakarta tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi
bangunan bertingkat. DAS kini tak berfungsi dengan baik karena tertimbun oleh
limbah pabrik dan banyak pula tangan-tangan jahil warrga yang dengan sadar
membuang sampah ke Sungai. Kurangnya daerah hijau (tempat resapan air) dan
DAS yang kini tidak dapat berfungsi secara baik yang menjadi sedikit penyebab
terjadinya banjir tahunan di Jakarta. Belum lagi jika ada air kiriman dari Bogor,
karena tidak jarang, warga Jakarta mengalami banjir dadakan bahkan bukan pada
saat musim penghujan.
Banjir yang sudah menradisi, menjadi tamu yang dari tahun ke tahun selalu
hadir. Tamu tahunan yang tidak diundang dan tentunya sangat tidak diharapkan
kehadirannya.
Konon, tamu tahunan itu berubah wajah menjadi lebih menyeramkan pada
periode lima tahunan. Banjir yang lebih parahpun terjadi pada lima tahun sekali
itu. Pada Febuari 2007 lalu memang terjadi banjir bandang yang menggenangi
sebagian besar ibu kota, bahkan sempat memutus akses dan mengakibatkan
kemacetan di mana-mana.
Kalau kita hitung maju 5 tahun dari tahun 2007 adalah tahun 2012 (tahun
ini). Wajar saja jika sebagian masyarakat mulai gelisah takut kalau-kalau bencana
itu terulang kembali karena, disebagian daerah mungkin masyarakatnya memiliki
rasa trauamatik tersendiri.
Namun, menurut kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika
(Kepala BMKG) Dr. Sri Woro B Harijono. BMKG tidak mengenal banjir lima
tahunan.
Banjir tidak mengenal siklus. Sebenarnya, salah satu faktor pemicu banjir
dipengaruhi oleh tiga hal, yakni penguapan, serta aktivitas di Samudra Pasifik dan
di Samudra Hindia.
Suhu di Indonesia serta di Pasifik dan Hindia tidak selalu sama. Perbedaan
suhu tersebut akan berpengaruh pada pergerakan angin yang muaranya akan
berpengaruh pada kecepatan pembentukan massa uap air di udara, dan selanjutnya
akan berdampak pada meningkatnya curah hujan. Jika suhu di Indonesia lebih
hangat, maka suhu di Pasifik lebih dingin. Suhu yang lebih dingin membuat
tekanan lebih tinggi. Angin akan bergerak ke Indonesia, sesuai hukum bahwa
udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin akan memicu
pembentukan massa uap air di udara, meningkatkan potensi curah hujan.
Pada tahun 2007, aktivitas di Pasifik memang meningkat secara signifikan.
Peningkatan aktivitas itulah yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Karena
peningkatan cukup signifikan, kenaikan curah hujan juga signifikan,
mengakibatkan banjir lebih besar.
Suhu muka laut di Indonesia memang saat ini lebih hangat, sementara
Pasifik lebih dingin. Namun, perbedaan ini tidak terlalu besar sehingga tidak
memicu peningkatan aktivitas secara signifikan di Indonesia. Pada Desember
2011 hingga Maret 2012, pembentukan massa uap air dan curah hujan memang
meningkat. Puncak musim hujan terjadi pada Desember 2011 dan Januari 2012.
Namun, peningkatannya tidak signifikan.
Dari hal tersebut, bisa diketahui potensi banjir tahun 2012. Peningkatan
aktivitas memang terjadi, tetapi tidak sebesar tahun 2007. Jadi, secara
meteorologi, potensi banjir tahun 2012 tidak akan sebesar tahun 2007.
Aktivitas Samudra Pasifik dan Hindia secara signifikan inilah yang tidak
bisa dipastikan apakah akan terjadi dalam periode tertentu, misalnya lima tahun.
Karenanya, tidak bisa dipastikan pula banjir besar akan terjadi di Indonesia, dalam
hal ini Jakarta, sebagai wilayah yang dipengaruhi tiap lima tahun.

7.      Usaha-Usaha Pemerintah dalam Menanggulangi Banjir


Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui keterlibatan dalam proyek
rehabilitasi sejumlah kanal dan waduk untuk mendukung sistem manajemen
banjir DKI Jakarta.
Studi menunjukkan bahwa langkah yang paling membawa manfaat bagi
mitigasi banjir di Jakarta adalah merehabilitasi sistem manajemen banjir kota,
agar kembali pada kapasitas semula. Selain pengerukan, perawatan rutin juga
akan membantu mitigasi banjir. Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta akan
melakukan pengerukan pada sebelas saluran air sepanjang 67,5 km serta empat
waduk seluas 65 hektar, untuk membantu  mengembalikan kapasitas aliran air.
Rencana yang disebut juga " Jakarta Emergency Dredging Initiative " ini
akan merehabilitasi sekitar 42 km bantaran sungai dan semua kegiatan akan
dilakukan pada titik-titik prioritas sistem manajemen banjir Jakarta.
Proyek ini akan semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang
terkena dampak banjir, sedangkan relokasi sebagai dampak kegiatan ini akan
mengikuti Kerangka Kebijakan Permukiman Kembali dari Pemerintah Daerah
DKI Jakarta. Kerangka Kebijakan ini konsisten dengan praktik terbaik
internasional untuk proses permukiman kembali dan mereka yang akan direlokasi
oleh proyek ini akan memperoleh akses perumahan yang memadai.
Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta atau "Jakarta Urgent Flood
Mitigation Project" akan didanai melalui pinjaman sebesar 139,64 juta dolar AS
dan pemerintah Pusat serta Pemda DKI Jakarta akan memberikan kontribusi dana
pendamping sebesar 49,71 juta dolar AS. Saat ini, Jakarta telah menderita
kerugian akibat banjir yang berulang terutama yang terjadi pada bulan Januari
1996, Februari 2001, dan Februari 2007.  Banjir pada 2007 menggenangi sekitar
36 persen kota, berdampak kepada lebih dari 2,6 juta penduduk dan memaksa 340
ribu orang untuk mengungsi dari rumah. Saat itu, lebih dari 70 orang meninggal
dan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh banjir berakibat kepada lebih dari
200 ribu penduduk dengan total kerugian mencapai 900 juta dolar AS.
 

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Banjir rutin tahunan yang menjadi tradisi warga kota jakarta bukanlah hal yang
baru kita alami. Sudah sejak bertahun-tahun lalu keadaan ini terjadi. Dan makin
kini makin parah, namun warga kota dapat bernapas lega karena ternyata, banjir 5
tahunan tidaklah benar-benar ada. Karena banjir bukanlah sebuah siklus.
Banjir tersebut bukan karena tidak adanya tindakan antisipasi oleh warga juga
tidak adanya gerakan oleh pemerintah. Banyak cara sudah dilakukan warga dan
pemerintah untuk dapat mencagah datangnya bencana tahunan tersebut seperti,
kerjabakti secara berkala dan di buatnya gorong-gorong, namun semua itu tidak
akan optimal karena semakin sedikitnya daerah resapan air.

B. Saran
Sebagai warga yang baik maka hendaknya kita menjaga ligkungan sekitar seperti,
tidak membuang sampah ke kali atau selokan, menjaga kebersihan lingkungan dan
tidak menyemen halaman luar kita agar ada tempat untuk air meresap.
Kata Pengantar

Segala Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas nikmat dan hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Banjir dan Pencegahannya”
Secara garis besar, karya tulis yang penulis buat adalah bagaimana cara
untuk mencegah banjir yang akhir-akhir ini melanda Ibukota DKI Jakarta
dan sekitarnya. Dengan demikian, setelah membaca karya tulis ini,
diharapkan kita danpembaca dapat mencegah dan menanggulangi
bencana ini.
Tugas ini ditujukan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada :
1.     Ibu Rita Evawaty S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran
Bahasa Indonesia
2.    Orang tua penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga terwujudlah hasil karya tulis ini.
Penulis menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan . Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga karya tulis ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Daftar Pustaka

Ahira, Anne._______. Cara Mencegah Banjir yang Efektif. ________:


http://www.anneahira.com
Aimyaya. 2011. Jenis-Jenis serta Berbagai Faktor Penyebab Banjir.
_______: http://www.aimyaya.com
Amrilah, Fajri. 2012. Siklus 5 Tahunan. Jakarta:
http://www.fajriamrillah.com
__________. 2012. __________________________. Jakarta:
http://www.kompas.com
Halaman Persetujuan

Judul : Mengatasi Bencana Banjir


Nama : Guritno Bagus
Kelas : XI IPS 1
Asal Sekolah : SMAN 12 BEKASI
Tanggal Persetujuan : September
2016
Pembimbing : Rita Evawaty S.Pd

Anda mungkin juga menyukai