Anda di halaman 1dari 4

Home Nasional Berita Peristiwa

Dua Mahasiswa Tewas, BEM UHO Tuntut Kapolri Tito Dipecat

CNN Indonesia

Jumat, 27/09/2019 17:20

Bagikan :

Dua Mahasiswa Tewas, BEM UHO Tuntut Kapolri Tito Dipecat

BEM Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menuntut Kapolri Jenderal Tito Karnavian dicopot, setelah
dua mahasiswa tewas dalam aksi di kantor DPRD Sultra. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari
menuntut Kapolri Jenderal Tito Karnavian dicopot. Desakan ini muncul setelah dua mahasiswa tewas
dalam aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Sulawesi Tenggara.

Presiden BEM UHO Maco juga menuntut pencopotan Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Iriyanto dan
Kapolres Kendari AKBP Jemy Junaedi. Para petinggi kepolisian ini dianggap tak cakap mengatur anak
buahnya hingga korban dari mahasiswa berjatuhan.

"Salah satu tuntutan kami yakni kami mengecam keras pernyataan Kapolri. Kemudian copot dan ganti
Kapolri karena ada banyak polda-polda dan Kapolda yang melakukan tindakan represif ke rakyat dan
juga mahasiswa," kata Maco saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat
(27/9).

Lihat juga:Dua Mahasiswa Tewas, Jokowi Didesak Copot Wiranto

"Kami menyerukan copot dan ganti Kapolda Sultra, dan copot juga ganti Kapolres Kota Kendari,"
tambahnya.
Dua mahasiswa UHO menjadi korban penanganan represif aparat terhadap unjuk rasa di Gedung DPRD
Sultra pada Kamis (26/9). Immawan Randi, mahasiswa semester tujuh Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan meninggal dengan luka tembak di dada kanan.

Sementara Yusuf Kardawi meninggal Jumat (27/9) pagi setelah menjalani operasi akibat cedera serius di
bagian kepala.

"Kami di Universitas Halu Oleo sedang berduka, nanti sore hingga malam kami akan melakukan long
march di dua Fakultas yakni Perikanan dan Fakultas Program Pendidikan Vokasi. Sebelum itu kami salat
gaib dulu, doa bersama, dan bakar lilin di dua fakultas," tutur Maco.

Selain korban meninggal, mengutip data Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) UHO Maco
mengungkapkan ada pukulan korban lain yang luka-luka. Sebagian besar kata dia, menderita luka akibat
pukulan.

Lihat juga:Politikus Gerindra: Jokowi Tunjukkan Arogansi Kekuasaan

"Ada dua orang luka berat, tiga orang bocor di bagian kepala, satu orang patah lengan bagian bawah,
tiga orang pingsan, satu orang cedera lengan kiri, satu orang cedera bagian dada kiri, 21 orang sesak
nafas, 35 orang luka ringan pada bagian wajah, kaki dan tangan, dan selebihnya penanganan terhadap
korban gas air mata," kata Maco.

Ia menambahkan, intimidasi dan tindakan represif aparat tak akan menyurutkan langkah mahasiswa
mengawal tuntutan aksi. Maco bahkan menyatakan tengah mempertimbangkan untuk menjajaki jalur
hukum.

"Bukan hanya aksi tapi melalui jalur hukum juga akan kami tempuh. Kami bersama kawan-kawan dari
fakultas hukum juga sedang mendiskusikan kemungkinan menempuh jalur hukum," tutur dia.

Kendati ia belum merinci langkah seperti apa yang akan diambil. "Kami masih berkoordinasi," sambung
Maco.
Selain mendesak pencopotan sejumlah petinggi kepolisian, ia menyatakan tetap akan menyampaikan
tuntutan awal di antaranya penolakan revisi Undang-Undang KPK dan RUU bermasalah lainnya,
penuntasan kasus kebakaran hutan dan lahan, penghentian kekerasan di Papua dan pengesahan RUU
Penghapusan Kekerasan Seksual serta RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Dua Mahasiswa Tewas, BEM UHO Tuntut Pecat KapolriPresiden Joko Widodo. (CNN Indonesia/Feri Agus
Setyawan)

Jokowi Minta Tak Represif

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak menjawab perihal evaluasi kinerja Kapolri Jenderal Tito Karnavian
menangani penanganan aksi demo mahasiswa di sejumlah daerah beberapa hari ini.

Dalam aksi di beberapa daerah, termasuk Jakarta, mahasiswa dan pelajar mengalami tindakan represif
dari aparat kepolisian.

Terbaru, dua Universitas Halu Oleo, Himawan Randy (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19). Mereka berdua
terlibat bentrok dengan polisi saat demonstrasi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara.

Lihat juga:Jokowi Perintahkan Investigasi Kematian Dua Mahasiswa Kendari

Ia mengatakan telah memberikan instruksi agar tidak represif kepada mahasiswa yang turun ke jalan.

"Sekali lagi tadi saya sudah sampaikan bahwa dalam menangani demo tidak represif, karena
berdemonstrasi menyampaikan pendapat dan itu dijamin konstitusi," kata Jokowi di Kompleks Istana
Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/9).

Saat disinggung instruksinya tak dijalankan oleh jajaran kepolisian, Jokowi menjawab diplomatis.
"Kan, menyangkut ribuan personel, ribuan personel di seluruh tanah air," ujarnya.

Menurut Jokowi, terkait meninggalnya dua mahasiswa di Kendari, dirinya sudah meminta polisi
melakukan investigasi. Ia pun meminta semua pihak untuk tidak menebak-nebak insiden yang membuat
dua mahasiswa tewas.

"Sampai sekarang tidak dan belum, yang menembak itu juga belum (diketahui). Jadi jangan ditebak-
ditebak lebih dulu sebelum investigasi selesai," ujarnya.

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190927161927-20-434717/dua-mahasiswa-tewas-bem-uho-
tuntut-kapolri-tito-dipecat

Anda mungkin juga menyukai