Anda di halaman 1dari 13

Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No.

1Juni 2018: 61-73

PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM KAJIAN PENDIDIKAN ISLAM

Firman Mansir
Universitas Pamulang
firmanmansir@gmail.com

ABSTRACT
This study examines psychology as an approach in Islamic studies, especially in Islamic education.
Islamic psychology and education basically have the same pattern in seeing various cases in
scientific buildings, so that in Islamic studies such as Islamic education, an approach is required to
look at deeper social phenomena, namely by using a psychological approach. This research is
literature study (library research) that is research which come from library materials by using
qualitative approach. Therefore, what is done is the exploration of some data both primary and
secondary data with concrete steps as follows: read and examine in depth primary data such as
books which is the result of research, thesis or dissertation related to psychology and education of
Islam. Therefore, psychology as an approach can give birth to findings that fit the context. In
Islamic studies, especially Islamic education can be access for other sciences to serve as a tool in
viewing various social problems. It then happens with the psychology and education of Islam
because it gave birth to the psychology of Islamic education.

Keywords: Approach, Psychology, and Islamic Education

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji psikologi sebagai sebuah pendekatan dalam kajian keislaman khususnya
pada pendidikan Islam. Psikologi dan pendidikan Islam pada dasarnya memiliki corak yang sama
dalam melihat berbagai kasus dalam bangunan keilmuan, sehingga pada kajian keislaman seperti
pendidikan Islam, dibutuhkan sebuah pendekatan untuk melihat fenomena sosial lebih dalam, yaitu
dengan menggunakan pendekatan psikologi.Penelitian ini merupakan studi pustaka (library
research) yaitu penelitian yang bersumber dari bahan-bahan kepustakaan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Oleh karena itu, yang dilakukan adalah eksplorasi terhadap sejumlah data
baik itu data primer maupun data sekunder dengan langkah konkret sebagai berikut: membaca serta
menelaah secara mendalam data primer seperti buku yang merupakan hasil penelitian, tesis maupun
disertasi yang terkait dengan psikologi dan pendidikan Islam. Karena itu, psikologi sebagai sebuah
pendekatan dapat melahirkan temuan yang sesuai dengan konteksnya. Dalam kajian keislaman
khususnya pendidikan Islam dapat menjadi akses bagi ilmu-ilmu lainnya untuk dijadikan sebagai
alat dalam melihat berbagai problem sosial. Hal itu yang kemudian terjadi dengan psikologi dan
pendidikan Islam sebab dengan itu melahirkan psikologi pendidikan Islam.

Kata Kunci: Pendekatan, Psikologi, dan Pendidikan Islam

PENDAHULUAN mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai


Pendidikan Islam adalah sistem Islam, sebagaimana tertuang atau terkandung
pendidikan yang sengaja didirikan dan dalam visi, misi, tujuan program kegiatan
diselenggarakan dengan hasrat dan niat atau maupun praktiknya. Karena itu, ada dua misi
rencana yang sungguh-sungguh untuk yang harus ditempuh dalam pendidikan Islam.
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
62| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018

Pertama, menanamkan pemahaman Islam mungkin disandarkan pada disiplin-disiplin


secara komprehensif agar peserta didik ilmu yang ada, akan tetapi perlu
mampu mengetahui ilmu-ilmu Islam mengembangkan paradigma-paradigma baru
sekaligus mempunyai kesadaran untuk dimana peradaban Islam yang meliputi sains,
mengamalkannya. Kedua, memberikan bekal teknologi, politik, ekonomi, psikologi dan
kepada peserta didik agar nantinya dapat sebagainya dapat dipelajari dan
berkiprah dalam kehidupan masyarakat yang dikembangkan dalam hubungannya dengan
nyata, serta bertahan menghadapi tantangan kebutuhan-kebutuhan dan realitas
kehidupan melalui cara-cara yang benar. kontomporer (Ancok & Suroso, 2004). Dalam
Dengan demikian, pendidikan Islam sangat hal ini adalah pendidikan Islam dan Psikologi,
berbeda dengan pendidikan barat yang dalam adanya sebuah pendekatan psikologi untuk
mengonstruksi ilmu pengetahuan bercorak melihat pendidikan Islam secara
sekuler yang melahirkan ilmu pengetahuan komprehensif untuk mewujudkan
yang jauh dari nilai-nilai spiritual, moral dan epistimologi dengan paradigma tersebut.
etika. Itu sebabnya dalam kajian ini perlu
sebuah pendekatan psikologi untuk melihat METODE PENELITIAN
pendidikan Islam lebih komprehensif dan Penelitian ini merupakan studi pustaka
terbuka sebagai wujud dalam khasanah (library research) yaitu penelitian yang
keilmuan. bersumber dari bahan-bahan kepustakaan
Pendidikan Islam sekarang ini (Muhadjir, 1996). Oleh karena itu, yang
dihadapkan pada tantangan kehidupan dilakukan adalah eksplorasi terhadap
manusia modern. Sehingga pendidikan Islam sejumlah data baik itu data primer maupun
harus diarahkan pada kebutuhan masyarakat data sekunder dengan langkah konkret
modern. Dalam menghadapi suatu perubahan sebagai berikut: membaca serta menelaah
diperlukan suatu desain paradigma baru di secara mendalam data primer seperti buku
dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang yang merupakan hasil penelitian, tesis
baru. Menurut Thomas Khun, apabila maupun disertasi yang terkait dengan
tantangan-tantangan baru tersebut dihadapi psikologi dan pendidikan Islam. Sementara
dengan menggunakan paradigma lama, maka itu, untuk data sekunder, penulis membaca
segala usaha yang dijalankan akan memenuhi dan menelaah buku dan jurnal yang relevan
kegagalan. Karena itu, pendidikan Islam perlu dengan penelitian ini, kemudian selanjutnya
didesain untuk menjawab tantangan dianalisis dalam perspektif pendidikan Islam.
perubahan zaman tersebut, baik pada sisi Metode pengumpulan data dengan
konsepnya, paradigmanya, pendekatannya mengumpulkan berbagai buku, artikel, jurnal
serta mengkonstruksinya agar dapat relevan yang didalamnya mengkaji psikologi dan
dengan perubahan masyarakat. pendidikan Islam. Setelah data itu terkumpul
Perlu adanya upaya yang urgen untuk kemudian dilakukan sebuah pemilahan antara
melakukan rekonstruksi pendidikan Islam, buku, jurnal dan artikel yang membahas
dan yang mesti dilakukan pertama kali adalah tentang psikologi dan pendidikan Islam.
pandangan dunia Islam atau bagaimana Selanjutnya dianalisis secara deduktif dan
epistimologi Islam yang berdasarkan pada induktif (Abdullah & Rusli, 1989). Metode
alquran dan al-Hadis ditambah dengan deduktif digunakan dalam rangka
memahami perkembangan dunia memperoleh gambaran tentang psikologi
kontomporer. Walaupun disatu sisi Islam sebagai kajian keislaman secara detail.
pembangunan epistimologi Islam tidak Sementara metode induktif digunakan dalam
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Firman Mansir Pendekatan Psikologi Dalam…|63

rangka memperoleh dan mengungkapkan kepentingan pribadi sedangkan Superego


gambaran mengenaipendidikan Islam secara mewakili norma-norma masyarakat. Untuk
utuh. mengatur mekanisme diantara keduanya,
Analisis data merupakan cara untuk berperanlah Ego.
mengolah data yang diperoleh selama Mencermati padangan Freud, maka
penelitian dilakukan hingga dapat ditarik dapat dikatakan bahwa dalam diri manusia
sebuah kesimpulan. Setelah data psikologi tidak ada kebaikan yang bersifat alami atau
Islam terkumpul, selanjutnya dianalisis biologis. Ketika lahir ia hanya memiliki
dengan metode deskriptif-analitik. Deskriptif nafsu/libido/id dan sama sekali tidak
adalah metode yang menggunakan pencarian mempunyai dorongan-dorongan kebaikan
fakta yang diinterpretasikan dengan tepat. atau hati nurani. Hati nurani yang mewakili
Sedangkan analisis adalah menguraikan nilai-nilai kebaikan lahir bersamaan dengan
sesuatu secara cermat dan terarah. Data yang tumbuh kembangnya individu dalam
dianalisis kemudian dipaparkan dengan masyarakat. Karena itu dalam pandangan
metode deduktif yang berangkat dari teori Freud dorongan beragama bukanlah suatu
umum untuk menuju pada kesimpulan yang dorongan yang alami atau asasi, melainkan
merupakan jawaban dari permasalahan dorongan yang tercipta karena tuntutan
penelitian ini. lingkungan. Agama adalah reaksi manusia
atas ketakutannya sendiri (Freud, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam buku yang berjudul The Future
Dalam perkembangannya, psikologi of an Illusion, Freud menggungkapkan bahwa
modern memberi tempat khusus bagi kajian agama dalam ciri-ciri psikologisnya adalah
tentang prilaku-prilaku keagamaan. Kajian- sebuah ilusi, yakni kepercayaan yang dasar
kajian seperti ini biasanya dapat kita temukan utamanya adalah angan-angan
dalam buku-buku teks psikologi agama. (Wishfulfillment). Manusia lari kepada agama
Menarik untuk mencoba mengkaji ulang disebabkan oleh ketidakberdayaannya
bagaimana psikologi modern (Psikoanalisis menghadapi bencana (seperti bencana alam,
aliran prilaku, Psikologi Behaviorisme dan takut mati, keinginan agar manusia
Psikologi Humanistik) tentang perilaku terbebaskan dari siksaan manusia lainnya).
beragama ini. Dari penjelasan di atas dapat
diungkapkan bahwa orang melakukan prilaku
Psikoanalisis tentang perilaku beragama beragama semata-mata didorong oleh
Sigmund Freud menggagas keinginan untuk menghindari keadaan bahaya
psikoanalisis, menerangkan manusia dengan yang akan menimpa dirinya dan memberikan
teori tentang struktur kepribadian manusia. rasa aman bagi dirinya sendiri. Untuk
Tiga komponen yang termasuk dalam struktur keperluan itu manusia menciptakan Tuhan
kepribadian adalah Id, Ego dan Superego dalam fikirannya. Tuhan yang diciptakannya
(dalam Jalaluddin, 2008). Ketika manusia sendiri itulah yang akan disembahnya.
dilahirkan, ia hanya memiliki Id atau Sementara bagaimana ritual penyembahan
dorongan-dorongan yang minta dipuaskan. terhadap Tuhan sangat tergantung dari
Dalam perkembangan selanjutnya tumbuhlah contoh-contoh yang diperlihatkan oleh orang-
superego dalam diri manusia. Superego orang terlebih dahulu yang melakukannya.
adalah nilai-nilai yang diterima individu dari
lingkungannya. Antara Id dan Superego selalu
muncul pertentangan. Id mewakili
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
64| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018

Behaviorisme tentang perilaku beragama Psikologi Humanistik tentang Perilaku


Behaviorisme (aliran prilaku) yang beragama
diilhami John Broadus Watson dan Tokoh yang diambil dalam kelompok
digerakkan B.F Skinner. Menurut Skiner ini adalah Abraham Maslow. Dalam
bahwa perilaku manusia pada umumnya dapat pandangan Maslow semua manusia memiliki
dijelaskan berdasarkan teori pengkondisian kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk
operan (operant conditioning). Manusia mengaktualisasikan diri. Kita didorong oleh
melakukan sesuatu dalam kehidupannya kebutuhan-kebutuhan yang universal dibawa
untuk mendapatkan akibat-akibat entah untuk sejak lahir, yang tersusun dalam suatu
pemenuhan kebutuhan atau menghindari tingkatan dari yang paling lemah ke yang
datangnya hukuman atau pengalaman yang paling kuat. Prasyarat untuk mencapai
tidak enak. Perilaku keagamaan sebagaimana aktualisasikan diri adalah memuaskan empat
prilaku lain merupakan ungkapan bagaimana kebutuhan yang berada pada tingkat yang
manusia dengan pengkondisian operan belajar paling rendah yaitu kebutuhan fisiologi,
hidup di dunia yang dikuasai oleh hukum kebutuhan rasa aman, kebutuhan memiliki
ganjaran dan hukuman. cinta dan kasih sayang dan kebutuhan akan
Aliran ini memandang manusia ibarat penghargaan. Aktualisasi diri dapat
mesin. Tingkah lakunya merupakan respon didefinisikan sebagai perkembangan yang
dari setiap stimulus yang didapatkan karena paling tinggi dan penggunaan semua bakat
pelajaran-pelajaran yang dipelajari. Oleh perkembangan yang paling tinggi dan orang
karena itu aliran ini sangat mementingkan yang mengaktualisasikan diri didorong oleh
lingkungan. Asumsi dasarnya bahwa tingkah metamotivasi (metamotivation).
laku manusia sebagai manifestasi Pendekatan humanistik mengakui
kejiwaannya merupakan respon dari stimulus eksistensi agama. Maslow sendiri dalam
yang diterimanya dari lingkungan (dalam teorinya mengemukakan konsep
Ramayulis, 2007). metamotivation yang diluar kelima hierarchy
Skiner menolak mekanisme internal dan of needs yang pernah dia kemukakan.
eksternal untuk menjelaskan pengalaman Mystical adalah bagian dari metamotivation
beragama. Ucapan seperti “saya merasa suka yang menggambarkan pengalaman
pergi ke tempat ibadah” dipandang dari sudut keagamaan. Pada kondisi ini manusia
pengertian Behavioristis tidak berbicara apa- merasakan adanya pengalaman keagamaan
apa. Apakah perasaan menjadi penyebab yang sangat dalam. Pribadi (self) lepas dari
orang pergi ke tempat ibadah atau Tuhan yang realitas fisik dan menyatu dengan kekuatan
membangkitkan perasaan untuk pergi ke transendental (self is lost and transcended).
tempat ibadah itu? Masalah pokoknya adalah Menurut Maslow ini adalah keadaan tertinggi
orang yang bersangkutan mengetahui apa dari kesempurnaan manusia. Ada kesempatan
yang terjadi dengan orang yang merasa suka dimana orang yang mengaktualisasikan diri
pergi ke tempat ibadah. mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan
Faktor pengalaman yang memuaskan itu terpesona yang meluap-luap, suatu
mendorongnya pergi ke tempat ibadah dan pengalaman keagamaan yang sangat
tidak pergi ke tempat lain. Dalam pandangan mendalam.
Skiner kegiatan keagamaan diulangi karena Maslow menyebutkan peakers
menjadi faktor penguat sebagai perilaku yang (transcended) yang memiliki wawasan yang
meredakan ketegangan. jelas tentang diri mereka dan dunia mereka.
Mereka cenderung lebih mistis, puitis dan
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Firman Mansir Pendekatan Psikologi Dalam…|65

saleh, lebih tanggap terhadap keindahan dan lingkungan fisik dan lingkungan sosial
kemungkinan menjadi pembaharu dan dengan sikap mementingkan kekinian dan
penemu seperti Albert Schweitzer dan Albert kesinian (now and here).
Einsten, sedangkan kelompok non-peakers
(non-transcended) cenderung menjadi orang Kritik terhadap Psikoanalisis
yang praktis, berinteraksi dengan dunia secara Teori Freud yang mengungkapkan
efektif. Mereka cenderung menjadi pelaku, bahwa satu-satunya hal yang mendorong
penguji kenyataan dan kognitif bukan kehidupan manusia adalah dorongan id (libido
emosional dan mengalami seperti Eleador seksualitas) adalah teori yang menimbulkan
Roosevelt dan Harry S.Truman. tantangan keras. Dalam libido seksualitas,
Konsep-konsep metodologi dan seseorang mempertahankan eksistensinya
pendekatan-pendekatan dalam psikologi yang karena bermaksud memenuhi hasrat
telah dirumuskan para ahli bukanlah suatu seksualnya. Dalam psikologi humanistik,
capaian final. Selalu terkandung cacat atau Pandangan ini hanya dapat menjelaskan
kelemahan dari setiap rumusan dan ilmu. kebutuhan manusia yang paling mendasar
Telaah kritis akan diarahkan kepada psikologi yaitu kebutuhan fisiologi dan tak mampu
modern yang sudah diakui sebagai psikologi memberikan penjelasan tentang empat
yang mapan yaitu psikoanalisis, behaviorisme kebutuhan manusia yang lain. Teori Freud
dan psikologi humanistik. akan kesulitan menjelaskan tentang
kebutuhan manusia tentang aktualisasi atau
Kritik terhadap Behaviorisme juga kebutuhan untuk beragama. Konsep
Pandangan ini memberi penekanan yang Psikoanalisis terlalu menekankan pengaruh
sangat besar terhadap aspek stimulasi masa kecil terhadap perjalanan manusia.
lingkungan untuk mengembangkan manusia Setelah seorang mengalami masa kecil yang
dan kurang menghargai bakat atau potensi kelam seakan-akan tidak ada lagi harapan
alami manusia. Lingkungan yang buruk akan baginya untuk hidup secara normal.
menghasilkan manusia yang buruk begitu Pandangan ini terkandung pesimisme yang
sebaliknya. Kritik terhadap aliran ini dapat besar pada setiap upaya pengembangan diri
diarahkan pada pengingkaran terhadap manusia.
potensi alami manusia. Ketika bayi lahir
sudah tampak perbedaan diantara bayi yang Kritik terhadap Humanistik
satu dengan yang lain seperti bayi yang Adanya keragu-raguan terhadap
pandai tersenyum dan ada pula bayi yang Psikoanalisis dan aliran prilaku, maka
lebih suka mengatupkan bibirnya. Perbedaan sejumlah ahli menganjurkan untuk
individual adalah sebuah kenyataan yang memperhatikan aliran ketiga yaitu
diingkari oleh Behaviorisme.Disamping itu Humanistik. Aliran yang dipelopori oleh
aliran ini cenderung untuk mereduksi Abraham H.Maslow dan Carl Ransom Rogers
manusia. ini sangat menghargai keunikan pribadi,
Perilaku manusia yang sangat unik dan penghayatan subyektif, kebebasan, tanggung
majemuk tak ubahnya laksana mesin yang jawab, dan terutama kemampuan untuk
bekerja karena menerima faktor-faktor mengaktualisasikan diri pada setiap individu.
penguat berupa ganjaran dan hukuman. Kritik Akhirnya begitu banyak psikolog muslim
lain adalah menganggap manusia sebagai yang terpesona dengan psikologi Humanistik.
makkhluk hedonis yang mempunyai motif Bahkan sebagai psikolog muslim
tunggal untuk menyesuaikan diri dengan menganggap psikologi Humanistis mewakili
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
66| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018

suara Islam. Pandangan ini tidak menekankan Pertama, hadirnya perasaan cemas
dan mendewakan masalah kuantitatif, (anxiety) dan perasaan tegang (tension) di
mencoba tidak terpenjara oleh dualisme dalam diri. Kedua, merasa tidak puas (dalam
subyek-obyek dan mengakui kesamaan akan artian negatif) terhadap diri sendiri. Ketiga,
manusia. Akan tetapi jika ditelaah lebih lanjut ketidakmampuan untuk berfungsi secara
akan ditemui banyak kejanggalan. Pandangan efektif didalam menghadapi problem.
ini sangat optimistik dan bahkan terlalu Keempat, perhatian yang lebih-lebih terhadap
optimistik terhadap upaya pengembangan probem yang dihadapi. Terkadang ciri
sumber daya manusia sehingga manusia tersebut tidak dirasakan penderita yang
dipandang sebagai penentu tunggal yang merasakan akibat dari prilaku penderita
mampu melakukann play-God (peran Tuhan). adalah masyarakat di sekitarnya (Adz-Dzaky,
2002).
Integrasi Psikoterapi dan Islam
Di kalangan ahli psikologi dan psikiatri 2. Sebab-sebab gangguan jiwa
hasrat untuk membantu mengatasi problem Penyebab gangguan kejiwaan
kejiwaan kini berkembang sangat pesat bermacam-macam, ada yang bersumber dari
seiring banyak berkembangnya macam- hubungan dengan orang lain yang tidak
macam teknik psikoterapi (Corsini, 2003). memuaskan (seperti diperlakukan tidak adil,
Kelompok lainnya yang bergelut dengan semena-mena, cinta tidak terbalas),
usaha mengatasi gangguan jiwa adalah para kehilangan seseorang yang dicintai, pekerjaan
agamawan. Sejauh ini kelompok aliran dll. Selain itu ada gangguan jiwa yang
psikologi/psikiatri dan agamawan belum disebabkan oleh faktor-faktor organik,
menyatu di dalam kegiatan mereka. Para ahli kelainan sistem syaraf dan gangguan
psikologi/psikiatri banyak yang belum otak.Para ahli psikologi berbeda pendapat
mengakui eksistensi agama sebagai salah satu tentang sebab-sebab terjadinya gangguan
pendekatan dalam penyembuhan gangguan jiwa. Menurut pendapat (Freud, 2009)
jiwa. Hal ini disebabkan adanya pemikiran gangguan jiwa terjadi karena tidak dapat
bahwa agama tidak termasuk dalam bidang didamaikannya tuntutan Id (dorongan
ilmu pengetahuan. Pembahasan selanjutnya instinktif yang bersifat seksual) dengan
yaitu untuk melihat hubungan antara apa yang tuntutan super ego (tuntunan norma sosial).
diajarkan oleh agama (Islam) dan ilmu Orang ingin berbuat sesuatu yang dapat
pengetahuan dengan kaitannya dengan memberikan kepuasan diri, akan tetapi
kesehatan jiwa. perbuatan tersebut akan membawa celaan
masyarakat. Konflik yang tidak terselesaikan
1. Apakah gangguan jiwa itu? antara keinginan diri dan tuntutan masyarakat
Salah satu definisi gangguan jiwa ini akhirnya akan mengantarkan orang apada
dikemukakan oleh Frederick H. Kanfer dan gangguan jiwa.
Arnold P.Goldstein. Menurut kedua ahli Ahli lain Henry A.Murray dan menurut
tersebut, gangguan jiwa adalah kesulitan yang mereka apabila manusia tidak dapat
dihadapi oleh seseorang karena hubungannya memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia akan
dengan orang lain, kesulitan tentang mengalami gangguan jiwa.Ada lima
persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow
terhadap dirinya sendiri (Kanfer & Goldstein, dari tingkatan yang paling rendah hingga
1970). Ciri-cirinya sebagai berikut: tingkatan yang paling tinggi.

P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Firman Mansir Pendekatan Psikologi Dalam…|67

a. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan lebihan. Timbulnya rasa rendah diri adalah
dasar yang harus dipenuhi oleh setiap kegagalan di dalam mencapaii superioritas di
manusia untuk hidup seperti makan, dalam hidup. Kegagalan yang terus menerus
minum dan istirahat. Orang tidak akan akan menyebabkan kecemasan dan
memikirkan kebutuhan lainnya sebelum ketegangan emosi.Dari pendapat-pendapat
kebutuhan dasar ini terpenuhi. tentang penyebab terjadinya gangguan jiwa
b. Kebutuhan akan rasa aman (safety). seperti yang dikemukakan di atas dapat
Setelah orang dapat memenuhi kebutuhan disimpulkan bahwa gangguan jiwa
dasar selanjutnya berkembang untuk disebabkan oleh ketidakmampuan manusia
memenuhi rasa aman. Orang ingin bebas dalam mengatasi konflik dalam diri, tidak
dari rasa takut dan cemas. Manifestasi terpenuhi kebutuhan hidup, perasaan kurang
dari kebutuhan ini antara lain adalah diperhatikan (kurang dicintai) dan perasaan
perlunya tempat tinggal yang permanen, rendah diri.
pekerjaan yang permanen. Bila Dalam Islam keterpisahan antara ilmu
kebutuhan ini telah terpenuhi selanjutnya pengetahuan dan masalah agama tidaklah
akan muncul kebutuhan lain. terjadi. Agama dan ilmu pengetahuan berjalan
c. Kebutuhan akan rasa kasih sayang. seiring dan tidak terpisahkan. Oleh karena itu
Perasaan memiliki dan dimiliki oleh untuk membuat pemisahan antara pendekatan
orang lain atau sekelompok masyarakat psikologi (yang bebas agama) sebagai ilmu
adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh pengetahuan dan agama sebagai teknik terapi
manusia. Kebutuhan akan terpenuhi adalah tidak mungkin. Salah satu ayat alquran
apabila ada saling perhatian, saling yang berisikan aspek penyembuhan jiwa
kunjung mengunjungi sesama anggota adalah QS. Yunus (10): 57 yang artinya: “Hai
masyarakat dan keintiman dalam manusia, Sesungguhnya Telah datang
pergaulan akan menyuburkan kebutuhan kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
ini. penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
d. Kebutuhan akan harga diri. Pada berada) dalam dada dan petunjuk serta
tingkatan ini manusia ingin dihargai rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
dirinya sebagai manusia dan sebagai Ayat di atas menunjukkan bahwa agama
warga negara. itu sendiri berisikan aspek terapi bagi
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri. Ini gangguan jiwa. Bukankah penderita batin
merupakan kebutuhan yang paling tinggi. biasanya akan menyesakkan dada seperti yang
Pada tingkatan ini manusia ingin berbuat tersirat dalam ayat tersebut?. Banyak sekali
sesuatu semata-mata keinginan dari ayat yang isinya sejalan dengan ayat di atas.
dalam dirinya. Dia tidak lagi menuntut Misalnya QS. al-Isra‟ (17): 82 yang artinya:
penghargaan dari orang lain apa yang “Dan kami turunkan dari Al Quran suatu
telah dia perbuat. Sesuatu yang akan yang menjadi penawar dan rahmat bagi
dikejar dalam kebutuhan ini adalah orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
keindahan, kesempurnaan keadilan dan tidaklah menambah kepada orang-orang
kebermaknaan (Maslow, 2006). yang zalim selain kerugian”.
Ayat-ayat di atas memberi petunjuk
Selain pendapat yang dikemukakan di bahwa agama mempunyai sifat terapeutik
atas, menurut Alfred Adler gangguan jiwa bagi gangguan jiwa. Namun bagaimanakah
disebabkan oleh tekanan dari perasaan rendah pelaksanaanya tersebut haruslah dilihat dari
diri (inferiority complex) yang berlebih-
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
68| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018

ajaran-ajaran agama Islam itu sendiri sebagai sendiri agar memiliki sifat yang baik
contoh adalah ajaran salat. tersebut.
Aspek kebersamaan, dalam
Salat dan Kesehatan Jiwa melaksanakan salat sangat disarankan oleh
Peranan salat bagi kesehatan jiwa sudah agama untuk melakukan secara berjamaah.
banyak dikupas oleh beberapa penulis. Ada Ditinjau dari aspek psikologi kebersamaan itu
empat aspek terapeutik yang terdapat dalam sendiri memberikan aspek terapeutik. Akhir-
salat yaitu aspek olah raga, aspek meditasi, akhir ini berkembang terapi yang disebut
aspek auto-sugesti dan aspek sugesti. Pada terapi kelompok yang bertujuan untuk
dasarnya rukun Islam lainnya seperti puasa, menimbulkan suasana kebersamaan.
haji, zakat, membaca dua kalimah syahadat Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa
juga memiliki aspek terapeutik, namun pada perasaan keterasingan dari orang lain adalah
pembahasan ini khusus kegiatan salat penyebab utama terjadinya gangguan jiwa.
(Daradjat, 1984). Aspek terapeutik meliputi: Dengan salat berjamaah perasaan terasing dari
Aspek olah raga, salat adalah proses orang lain akan hilang. Selain memberikan
yang menuntut suatu aktivitas fisik. terapi yang bersifat kuratif, agama juga
Konstraksi otak, tekanan dan message pada memiliki aspek preventif terhadap gangguan
bagian otot-otot tertentu dalam pelaksanaan jiwa. Adanya perintah Allah untuk menjaga
salat merupakan suatu proses relaksasi. persaudaraan sesama manusia, saling
Eugene Walker melaporkan hasil penelitian memenuhi kebutuhan, saling merasakan
yang menunjukkan bahwa olah raga dapat penderitaan dan kesenangan orang lain akan
mengurangi kecemasan jiwa. Jika dikaitkan menjaga dari terjadinya gangguan jiwa.
dengan salat yang penuh dengan aktivitas
fisik dan ruhani, khususnya salat yang banyak Konsep Psikologi Islam Tentang Manusia
rakaatnya maka tidak dapat dipungkiri bahwa Apakah dan siapakah manusia?
salat pun akan dapat menghilangkan Pertanyaan klasik ini selalu menarik untuk
kecemasan. dijawab oleh umat manusia sepanjang zaman.
Aspek meditasi, salat adalah proses Pembahasan ini mencoba menelaah
yang menuntut konsentrasi yang dalam. bagaimana pandangan psikologi modern
Setiap muslim dituntut untuk melakukan hal tentang manusia dan pandangan psikologi
tersebut yang dalam bahasa Arabnya disebut Islami tentang manusia.Konsep manusia
dengan khusuk. Kekhusukan di dalam salat dalam disiplin-disiplin ilmu pengetahuan
tersebut adalah proses meditasi sedangkan modern adalah konsep sentral. Jika kita
meditasi dapat menghilangkan kecemasan. masuk dalam kajian-kajian psikologi,
Aspek auto-sugesti, bacaan dalam salat sosiologi, antropologi, ekonomi, hukum,
adalah ucapan yang dipanjatkan pada Allah. manajemen, sastra, filsafat ilmu pengetahuan
Disamping berisi pujian pada Allah juga dan teologi, maka konsep-konsep manusia
berisikan doa dan permohonan kepada Allah selalu menjadi faktor utama karena
SWT agar selamat dunia dan akhirat. Ditinjau memegang peranan penting dalam
dari teori hipnotis yang menjadi landasan dari mengembangkan suatu teori atau disiplin
salah satu teknik terapi kejiwaan, pengucapan ilmu. Konsep manusia ini akan menentukan
kata-kata itu berisikan suatu proses auto- bagaimana penelitian terhadap manusia
sugesti. Mengatakan hal-hal yang baik dilakukan dan bagaimana perlakuan terhadap
terhadap diri sendiri adalah mensugesti diri manusia dilangsungkan.

P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Firman Mansir Pendekatan Psikologi Dalam…|69

Begitu juga jika kita menelaah sebagai khalifah. Agar manusia dapat
psikologi, maka setiap aliran, teori dan sistem menjalankan tugas kekhalifahan dengan baik
psikologi senantiasa berakar pada sebuah maka manusia dilengkapi potensi-potensi
pendangan filsafat tentang manusia, apakah yang memungkinkannya dapat memikul tugas
manusia itu. Seperti konsep-konsep manusia tersebut. Potensi tersebut diantaranya :
dalam pandangan aliran-aliran psikologi Ciri Pertama, manusia mempunyai raga
modern (psikoanalisis, humanistik dan dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Dengan
behavioristik) yang setelah dilakukan analisis fisik yang bagus diharapkan manusia
mempunyai kekurangan masing-masing yang bersyukur kepada Allah (QS. At-Tin (95): 4).
telah dibahas pada bagian sebelumnya. Ciri kedua, manusia itu bersifat baik
dari segi fitrah sejak semula (QS. An-Nahl
Konsep psikologi Islam tentang ciri-ciri (16): 78). Manusia tidak mewarisi dosa asal
manusia karena Adam dan Hawa keluar dari surga.
Membicarakan manusia adalah Salah satu ciri utama fitrah adalah menusia
membicarakan sesuatu hal yang sulit, karena menerima Allah sebagai Tuhan. Sebab-sebab
banyak persoalan yang terkandung dalam diri yang menjadikan seseorang tidak percaya
manusia itu. Namun upaya merumuskan terhadap Tuhan bukanlah sifat dari asalnya,
pandangan tentang manusia dapat dilakukan tetapi ada kaitannya dengan alam sekitarnya.
dengan merujuk pada alquran dan hadis. Konsep Islam ini bertentangan dengan kristen
Menurut Bastaman (2007) dalam alquran tentang dosa asal dan konsep Behaviorisme
wawasan, tentang manusia adalah: yang menganggap manusia itu netral.
1. Manusia mempunyai derajat yang sangat Ciri ketiga adalah ruh. Alquran secara
tinggi sebagai Khalifah tegas mengatakan bahwa kehidupan manusia
2. Manusia tidak menanggung dosa asal tergantung pada wujud ruh dalam badannya.
atau dosa turunan Tentang bagaimana wujudnya, bagaimana
3. Manusia merupakan kesatuan dari empat bentuknya dilarang untuk mempersoalkannya.
dimensi; fisik-biologis, mantal-psikis, Tentang ruh Alquran menyatakan bahwa
sosio-kultur, dan spiritual. tingkah laku manusia adalah akibat dari
4. Dimensi spiritual (Ruhani, Ruh-ku) interaksi antara ruh dan badan (QS. al-Hijr
memungkinkan manusia mengadakan (15): 29).
hubungan dengan Tuhan melalui cara- Ciri keempat adalah kebebasan
cara yang diajarkan-Nya. kemauan atau kebebasan berkehendak yaitu
5. Manusia memiliki kebebasan kebebasan untuk memilih tingkah lakunya
berkehendak (freedom of will) yang sendiri, kebaikan atau keburukan. Sebagai
memungkinkan mengarahkan manusia khalifah manusia menerima dengan kemauan
kearah keluhuran atau kesesatan. sendiri amanah yang tidak dapat dipikul oleh
6. Manusia mempunyai akal sebagai makhluk-makhluk lain (QS. al-Kahfi (18):
kemampuan khusus dan dengan akalnya 29).
manusia mengembangkan ilmu Ciri yang kelima adalah akal. Akal
pengetahuan. dalam pengertian Islam bukanlah otak,
7. Manusia tak dibiarkan hidup tanpa melainkan daya fikir yang terdapat dalam
bimbingan dan petunjuk-Nya. jiwa manusia. Akal dalam Islam merupakan
ikatan dari tiga unsur yaitu pikiran, perasaan
Tugas utama manusia di bumi dan kemauan, menurut T.M. Usman El-
disamping sebagai hamba Allah adalah Muhammady, bila ikatan itu tidak ada. Akal
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
70| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018

adalah alat yang menjadikan manusia dapat adalah lingkungan sebagaiman yang
melakukan pemilihan antara yang betul dan dimaksud oleh para ahli pendidikan.
yang salah. Allah selalu memerintahkan Keduanyalah yang menetukan perkembangan
manusia untuk menggunakan akalnya agar seseorang.
dapat memahami fenomena alam semesta. Dalam QS. al-Rum (30): 30 dijelaskan
Akan tetapi disadari bahwa akal manusia lebih lanjut hakikat fitrah ini, yang artinya:
punya keterbatasan. “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada
Ciri keenam adalah nafsu. Nafs atau agama (Allah Swt), (tetaplah atas) fitrah
nafsu seringkali dikaitkan dengan gejolak atau Allah. Yang telah menciptakan manusia
dorongan yang terdapat dalam diri manusia. menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan atas
Apabila dorongan itu berkuasa dan manusia fitrah Allah Swt. (Itulah) agama yang lurus,
tidak mengendalikannya maka manusia akan tetapi kebanyakan orang tidak
tersesat (QS. al-Furqan (25): 43-44). mengetahuinya”.
Kesesatan tersebut terjadi karena Makna Fa aqim wajhaka li ad-din
manusia yang dikuasai nafsunya itu tidak hanifa (Hadapkannlah wajahmu dengan lurus
menggunakan hati dan indra yang dimilikinya pada agama Allah Swt). Menurut Mujahid,
agar nafsu selalu dalam naungan Ikrimah, al-Jazairi, Ibnu al-“Athiyah, Abu al-
kebenaran,maka manusia harus selalu Qosim al-Kalbi dan az-Zuhayli kata ad-din
beristiqamah/berteguh pendirian terhadap bermakna din al-Islam. Penafsiran ini sangat
Allah, selalu ikhlas dalam setiap amal dan tepat karena ayat ini ditujukan kepada
selalu ingat bahwa diri ini akan kembali Rasulullah SAW, tentu agama yang dimaksud
kepada-Nya (QS. al-„Araf (7): 178-179). adalah Islam. Adapun hanif adalah cenderung
pada jalan yang lurus dan meninggalkan
Fitrah: konsep utama dalam Pendidikan kesesatan. Dengan demikian, perintah untuk
Islam mengharuskan untuk menghadapkan wajah
Sehubungan dengan kata fitrah ada pada din al-Islam dengan pandangan lurus;
sebuah hadis sahih yang sangat populer tidak menoleh ke kiri dan ke kanan, dan tidak
dikalangan ahli pendidikan mengenai hal ini, condong pada agama-agama lain yang batil
yaitu hadist yang diriwayatkan dari Abu dan menyimpang. Penerimaan merupakan
Hurairah ra. Rasulullah SAW. Bersabda yang sikap menerima secara total terhadap agama,
artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam istiqomah didalamnya, teguh terhadapnya dan
keadaan fitrah (yaitu suci dan bersih). Kedua memandangnya amat penting (dalam Assegaf,
orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, 2011).
Nasrani, atau Majusi”. (H.R. Muslim). Seperti yang sudah disampaikan,
Menurut (Tafsir, 2010) dalam hadis bahwa pengertian fitrah terkait dengan
ini manusia lahir membawa kemampuan- pengertian hanif. Manusia yang sudah
kemampuan atau pembawaan. Fitrah yang kembali menemukan fitrahnya, ia akan
disebutkan di dalam hadist ini adalah potensi. terkondisikan untuk menjadi hanif. Kata hanif
Potensi adalah kemampuan, jadi fitrah yang berasal dari kata kerja hanafa, yahnifu dan
dimaksud disini adalah pembawaan. masdarnya hanifan, artinya adalah
Demikian pula Langgulung (1985) “condong”, atau “cenderung” dan kata
memaknai hadis di atas fitrah adalah potensi bendanya “kecenderungan”. Dalam Alqur‟an,
yang baik. Sebab pengertian hadist di atas kata hanif yang dimaksud adalah “cenderung
menjadikan Yahudi, Nasrani dan Majusi itu kepada yang benar”. Setelah orang selalu
bermakna menyesatkan. Makna bapak dan ibu tertambat hatinya kepada kebenaran (hanif)
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Firman Mansir Pendekatan Psikologi Dalam…|71

dan menolak dengan keras segala bentuk kebebasan manusia untuk berkreasi, berpikir,
penentangan dan persekutuan terhadap Allah. berkehendak, dan bersikap secara sadar,
Dapat disimpulkan bahwa inti fitrah walaupun kebebasan itu tetap dalam koridor
adalah memiliki makna hidup (Bastaman, sunnah-sunnah Allah SWT. Psikologi Islam
2007) bahwa manusia memiliki mempunyai tujuan yang hakiki, yaitu
kecenderungan beragama, lebih spesifik lagi merangsang kesadaran diri agar mampu
adalah islam, iman dan tauhid. Fitrah manusia membentuk kualitas diri yang lebih sempurna
adalah sesuatu kekuatan atau kemampuan untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat
(potensi terpendam) yang menetap pada diri (Shaleh, 2008).
manusia sejak awal kejadiannya sebagai sifat Menurut (Taufiq, 2006) ada tiga sikap
kodrati, untuk komitmen terhadap keimanan dan respon yang ditunjukkan terhadap proyek
kepada-Nya, cenderung kepada hanif rekontruksi Islami untuk studi kejiwaan yaitu:
(kebenaran), dan potensi itu merupakan Pertama, sikap yang menentang dari kalangan
ciptaan Allah. Fitrah Allah berarti ciptaan Islam. Pendapat ini umumnya dimunculkan
Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai kaum muslimin yang berpendapat bahwa
naluri beragama, yaitu agama Tauhid; maka Islam sangat kaya dan tidak membutuhkan
hal itu tidak wajar kalau manusia tidak rekontruksi apapun, ini terjadi setelah
beragama tauhid. Mereka tidak beragama sebagian kaum muslimin itu mempelajari
tauhid itu hanya lantaran pengaruh psikologi dan melihat dampaknya pada kaum
lingkungan. muda-mudi, bahkan kaum terpelajar
Dengan konsep fitrah ini maka kita sekalipun.
dapat mengatakan bahwa konsep Islam Kedua, sikap yang menentang dari
tentang manusia berbeda bahkan bertentangan kalangan psikologi. Kelompok ini berasal dari
dengan konsep psikologi barat (Psikoanalisis, psikolog-psikolog muslim yang banyak
Behaviorisme dan Humanisme). Islam juga memahami psikologi Barat dan kurang
menolak anggapan bahwa ketika dilahirkan memahami Islam sehingga membuat mereka
manusia dalam keadaan netral (nol). lebih cenderung pada spesialisasi ilmiah dan
profesi yang mereka geluti, mereka lebih
Sikap Kontra Terhadap Psikologi Islam bersandar pada filsafat Barat yang
Psikologi Islam memiliki kedudukan membedakan hubungan ilmu pengetahuan
yang sama dengan disiplin ilmu keislaman dan agama.
yang lain, seperti sosiologi Islam, ekonomi Ketiga, sikap yang menerima pemikiran
Islam, dan sebagainya. Penggunaan kata rekontruksi dan aktivitas untuk
“Islam” disini memiliki arti corak, cara mewujudkannya. Dalam kaitan proyek
pandang, pola pikir, paradigma, atau aliran- rekontruksi Islam dalam studi kejiwaan ada
aliran tersendiri yang berbeda dengan beberapa hal yang perlu dicatat; bukan hanya
psikologi kontemporer pada umumnya. menyisipkan akhlak Islami yang seyogyanya
Psikologi Islam tidak hanya menekankan dimiliki oleh para ilmuwan muslim, bukan
perilaku kejiwaan, melainkan juga hakekat hanya ayatisasi atau memberi kajian hadis
jiwa sesungguhnya. pada hal-hal yang berkaitan dengan jiwa yang
Sebagai satu organisasi permanen, jiwa dikumpulkan dan ditasirkan kemudian
manusia bersifat potensial yang aktualisasinya dikomparasikan dengan teori-teori yang ada
dalam bentuk perilaku sangat tergantung pada dalam kajian psikologi, bukan sekedar
ikhtiarnya. Dari sini nampak bahwa psikologi kurikulum dalam psikologi yang menganalisis
Islam mengakui adanya kesadaran dan
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
72| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018

ayat alquran, al-hadis, yang kemudian diberi Lebih lanjut saat anak menginjak usia
label psikologi Islam. tujuh tahun, secara fisik mereka dibiasakan
Menurut (Ancok & Suroso, 2004) untuk menunaikan salat (pembiasaan).
berpendapat bahwa setiap orang mempunyai Kemudian setelah mencapai usia sepuluh
hak sepenuhnya dalam membangun keilmuan tahun perintah untuk menunaikan salat secara
baru misalnya psikologi Islam yang rutin dan tepat waktu diperketat (disiplin).
merupakan disiplin ilmu yang masih muda Pada jenjang usia inipun anak-anak
dan konsep-konsep yang terbangun belum diperkenankan kepada nilai-nilai ajaran
tersistematis dengan baik. Oleh karena itu agamanya. Diajarkan membaca kitab suci,
sejauh ini konsep dasar Psikologi Islam pun sunnah rasul, maupun cerita-cerita yang
masih beragam sekali wujudnya. bernilai pendidikan.

Psikologi dan Pendidikan Islam SIMPULAN


Pendidikan islam disini diartikan Berdasarkan uraian di atas bahwa
sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh bangunan keilmuan Psikologi Islam tidak
mereka yang memiliki tanggungjawab terlepas dari kajian pendidikan Islam.
terhadap pembinaan, bimbingan, Keduanya tidak dapat dipisahkan, ibarat dua
pengembangan dan pengarahan potensi yang sisi mata uang yang berbeda namun tidak
dimiliki anak agar mereka berfungsi dan dapat dipisahkan, sehingga mengacu pada
berperan sebagai hakikat kejadiannya. Dalam suatu konsep bahwa Islam hadir dengan
pelaksanaannya aktivitas pendidikan seperti menawarkan pembahasan tentang konsep
diterapkan sejak usia bayi hingga ke akhir manusia yang lebih komprehensif. Manusia
hayat, seperti tuntunan Rasul Allah SAW. tidak hanya dikendalikan oleh masa lalu atau
Dalam kaitan ini pendidikan islam erat lingkungan yang melingkupinya, tetapi
dengan psikologi agama. Bahkan psikologi mampu merancang masa depan dan mampu
agam digunakan sebagai salah satu mengendalikan lingkungan. Manusia
pendekatan dalam pelaksanaan pendidikan disamping memiliki potensi baik juga potensi
Islam. buruk (terbatas). Konsep manusia dalam
Rasulullah SAW menganjurkan kepada Psikologi melalui pendidikan Islam adalah
kita semua agar memberikan pendidikan bio-sosiopsikis-spiritual, artinya Islam
harus sesuai dengan kadar kemampuan atau mengakui keterbatasan aspek biologis
nalar seseorang. Dengan demikian dalam (fisiologis), mengakui peran serta lingkungan
menghadapi orang yang masih awam terhadap (sosiokultural), mengakui keunggulan potensi
agama berbeda dengan mereka yang sudah dan juga memerankan aspek spiritual (Tuhan)
memiliki latar belakang pendidikan agama. dalam kehidupan manusia.
Sehingga meghadapi orang dewasa harus Islam memandang manusia memiliki
dibedakan dengan cara menghadapi anak- unsur jasmaniah (materi) dan ruhaniah (non-
anak dalam mengajarkan agama. Didiklah materi) yang secara umum dapat dijelaskan
anak-anak dengan cara belajar sambil bermain melalui konsep bio-sosio-psikisspiritual yang
atau bergurau pada tujuh tahun pertama dan dalam perkembangan psikologi barat tidak
pada tujuh tahun kedua didiklah mereka diakui keberadaannya. Perilaku manusia
dengan disiplin dan moral, kemudian pada terbentuk dari hasil kolaborasi semua unsur,
tujuh tahun berikutnya didiklah mereka tidak ada reduksi antar unsur sehingga
dengan memperlakukan sebagai sahabat pemahaman tentang manusia dapat
(Rakhmat, 2005). menemukan titik temu yang utuh. Islam juga
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Firman Mansir Pendekatan Psikologi Dalam…|73

Islam menawarkan konsep manusia melalui Maslow, A. (2006). On Dominace, Self


pemahaman agama (wahyu). Memahami Esteen And Self Actualization, Ann
manusia tidak dapat dilepaskan dari konsep Kaplan. Maurice Basset.
ruh (daya ikat pencipta dan makhluknya), hati Muhadjir, N. (1996). Metodologi Penelitian
(Qalbu) sebagai pengendali perilaku manusia, Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Rake
nafs yang menjadi wadah potensi manusia Sarasen.
(baik-buruk) serta akal sebagai tempat nalar Rakhmat, J. (2005). Psikologi Agama, sebuah
dan daya pemahaman tentang pilihan pengantar. Bandung: Mizan Media
perilaku. Pustaka.
Shaleh, A. R. (2008). Psikologi Suatu
DAFTAR PUSTAKA Pengantar dalam Perspektif Islam.
Abdullah, T., & Rusli, K. (1989). Metodologi Jakarta: Kencana.
Penelitian Agama Sebuah Pengantar. Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan dalam
Yogyakarta: Tiara Wacana. Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Adz-Dzaky, H. M. (2002). Psikoterapi dan Rosdakarya.
Konseling Islam, penerapan metode Taufiq, M. I. (2006). Panduan Lengkap dan
sufistik. Fajar Pustaka Baru: Praktis Psikologi Islam, Sari Narulita,
Yogyakarta. Dkk, (terj.). Depok: Gema Insan.
Ancok, D., & Suroso, F. N. (2004). Psikologi
Islam, Solusi Islam atas Problem-
Problem Psikologi,. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Assegaf, A. R. (2011). Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi
(Psikologi Untuk Menemukan Makna
Hidup dan Meraih Hidup Bermakna).
Jakarta: Raja Grafindo.
Corsini, R. (2003). Psikoterapi Dewasa: Dari
Psikoanalisis Hingga Analisa
Transaksional. Jakarta: Ikon
Teralitera.
Daradjat, Z. (1984). Kesehatan Mental.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Freud, S. (2009). Pengantar Umum
Psikoanalisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kanfer, F. H., & Goldstein, A. P. (1970).
Helping People Change: A Textbook
of Methods. New York: John Wiley.
Langgulung, H. (1985). Pendidikan dan
Peradaban Islam. Jakarta: PT Maha
Grafindo.

P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468

Anda mungkin juga menyukai