Emosi
Tentir QC
Nadira Fildza Ilham Dhiya
Prananda Media
Rifqi Rizkani Dina Clarisa
Afif Rasyad
Adriana Viola
Rara M Adham
SARAF JIWA
NEUROFISIOLOGI EMOSI
DAFTAR ISI
Naluriah ................................................................ 3
Emosi merupakan overlapping antara aktivitas dua sistem pada otak yaitu sistem perilaku dan
sistem kognitif. Jadi kedua sistem ini tidak dapat dipisahkan dari emosi.
- Sistem Kognitif (Cognitive) à bentuk penerimaan dan analisis terhadap rangsang, meliputi
sensasi dan persepsi
- Sistem Perilaku (Behavior) à bentuk respon terhadap rangsang, terdiri dari sistem
motorik volunteer dan involunteer
FUNGSI OTAK
Sebelum lanjut lebih jauh, kita harus tau apa aja sih fungsi otak. Dalam Silverthorn, fungsi
otak dibagi menjadi :
a. Sistem sensorik : mendeteksi lingkungan internal dan eksternal yang menginisiasi refleks
yang akan dihantarkan ke behavioral state system dan sistem kognitif. Intinya sebagai
penghantar
b. Sistem perilaku : Fungsi untuk mengatur kesadaran dan siklus sirkardian, serta berbagai
fungsi tubuh lainnya. Peran untuk respon terhadap rangsang dan terdiri dari sistem sara
motorik volunter (Sistem Saraf Somatik) dan involunter (Sistem Saraf Otonom).
c. Sistem kognitif : Fungsi mengubah sensori menjadi persepsi dan untuk analisis (berpikir).
Intinya sensasi-presepsi.
FUNGSI EMOSI
Emosi berguna untuk hubungan intrapersonal, interpersonal, serta sosial dan kultur.
Emosi dibutuhkan dalam sosial dan kultur untuk mempertahankan social order pada suatu
komunitas. Dalam komunitas, semakin beragamnya isi kelompok maka meningkatnya
kompleksitas sosial akan butuh aturan sosial untuk menjaga kehidupan kultur dan norma di
kelompok tersebut. Indonesia punya bhinneka tunggal ika.
Jika ada pendatang yang terpapar dengan kultur atau norma sosial, maka dapat timbul reaksi
emosi/perilaku non verbal yang dapat mengganggu keseimbangan yang ada. Apabila
terkendali emosi dari setiap individu yang berada di kelompok akan mengalami penyesuain
sehingga sesuai norma sehingga kompleksitas sosial.
JENIS PERILAKU
Pada dasarnya, emosi yang kita miliki secara konstan mempengaruhi perilaku kita masing-
masing. Emosi mempengaruhi perilaku kita dalam hubungan dengan diri sendiri, orang lain,
atau dengan komunitas tempat kita berada. Meski begitu, tingkah laku kita saat merespon
suatu stimulus merupakan hasil akhir dari gabungan beberapa jenis perilaku kita. Ada perilaku
yang tidak dipengaruhi oleh emosi, ada juga yang dipengaruhi oleh emosi. Untuk itu, tentir ini
akan membahas jenis-jenis perilaku.
Analitikal
Perilaku analitikal merupakan perilaku kita, sebagai manusia, dalam menganalisis informasi
yang kita terima. Bagian yang menjalankan fungsi ini adalah korteks serebri (lebih
spesifiknya, lobus frontal dari serebrum). Perilaku ini membuat tiap individu dapat mengolah
informasi dengan segala kemungkinan jawabannya, sehingga memungkinkan kita untuk tahu
apa yang harus dilakukan dalam merespon suatu hal.
Jika korteks rusak, maka stimulus yang diterima sensor tubuh tidak akan sampai ke area
asosiasi. Supaya stimulus bisa sampai ke area asosiasi dan dapat dianalisa, tubuh perlu
kesadaran atau consciousness. Di sini lah emosi berperan. Emosi berperan besar dalam
mempengaruhi kesadaran kita sebagai individu. Kemampuan individu untuk menganalisa
suatu rangsangan, serta respon yang harus dikeluarkan, semuanya dipengaruhi oleh emosi.
Perilaku ini dapat dimodifikasi melalui pembelajaran dan memori. Hal ini yang akan kita
pelajari di jenis perilaku selanjutnya, yaitu perilaku naluriah, atau instinctif.
Naluriah
Baik perilaku analitikal dan naluriah, keduanya dipengaruhi oleh proses belajar dan memori.
Respon tiap individu akan berbeda jika sudah pernah menerima stimulus itu berkali-kali dan
mempelajarinya. Misalnya, mahasiswa baru yang pertama kali terpapar modul kedokteran,
mungkin akan stres sehingga consciousness nya menurun dan perilakunya dalam merespon
sebuah stimulus akan menjadi kurang baik. Namun saat sudah memasuki tahun kedua, atau
ketiga, mereka akan beradaptasi sehingga stres pelan-pelan hilang dan bisa diatasi.
Ada beberapa struktur yang memiliki peranan dalam membentuk emosi seseorang. Kedua
struktur ini terkait dengan jenis perilaku yang udah disebutkan sebelumnya:
Korteks
Korteks serebral ini diperlukan pada daya pikir analitis. Bagian ini digunakan saat suatu
kondisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Nah, bagian dari korteks
serebral yang berperan itu:
1. Area asosiasi. Area ini berfungsi dalam penciptaan persepsi terhadap informasi
yang tiba di korteks tertentu.
Contoh: Mata melihat langit mendung à Informasi bahwa langit mendung sampai di
korteks visual à Korteks asosiasi visual mempersepsikan kalau langit berwarna
mendung
Sistem Limbik
Nah, selain korteks serebral, ada struktur lain yang berperan dalam emosi, tepatnya dalam
perilaku instingtif (naluriah). Namanya sistem limbik, teman-teman! Nah,
sebenarnya, sistem limbik ini komponennya banyak (seperti yang teman-teman bisa lihat
di bawah ini). Tapi, kemarin dr. Sri Redjeki hanya berfokus ke:
1. Hipotalamus
2. Amygdala
3. Hipokampus
Fungsi sistem limbik yang terkait dengan emosi sendiri adalah sebagai pusat reward &
punishment. Bagian yang berperan untuk kedua fungsi itu berbeda:
• Hipotalamus
Hipotalamus itu pusat sistem limbik. Karena hipotalamus berperan dalam
pengaturan hormon, artinya emosi juga sangat dipengaruhi hormon. Bagian-
bagian hipotalamus punya fungsi yang ber-beda-beda, antara lain:
• Amygdala
Amygdala merupakan struktur yang berbentuk seperti kacang almond. Di tubuh
kita terdapat sepasang amigdala. Amigdala merupakan bagian dari sistem limbik,
struktur ini terlibat dalam pembentukan emosi dan reaksi terhadap stimulus
lainnya.
• Hipokampus
Bagian ini berfungsi untuk konsolidasi stimulus menjadi memori. Gimana
caranya? Hipokampus punya neuron spesial yang dapat mengirim sinyal
berulang kali (reverberation) ke korteks serebri. Prosesnya kira-kira gini:
Nah, kalau ada kerusakan di hipokampus, memori pasti terganggu. Baik itu jangka
pendek ataupun jangka panjang, teman-teman J
JARAS REFLEKS
Seperti yang telah kita ketahui di modul neuro, sistem saraf punya 2 komponen,
yaitu sensorik dan motorik. Komponen sensorik akan menerima stimulus ekternal
(sensory) dan stimulus internal (visceral). Stimulus ini akan diterima oleh reseptornya,
lalu terjadi pengiriman impuls melalui neuron afferen. Impuls ini akan diteruskan
menuju SSP dan diproses untuk menterjemahkan informasi sehingga SSP dapat
memberikan tanggapan. Tanggapan tersebut akan dikirim dalam bentuk impuls melalui
neuron efferen. Impuls tersebut akan dikirimkan menuju sistem saraf somatik dan
autonom. Sistem saraf somatik akan meneruskan impuls menuju neuron motorik
sehingga akan menimbulkan respon pada otot skletal. Sedangkan sistem saraf
autonom terbagi menjadi 3, yaitu persarafan simpatik, parasimpatik dan sistem saraf
enterik. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik akan meneruskan impuls menuju otot
polos, otot jantung dan kelenjar endokrin serta eksokrin. Efek nya tentu saja sudah
kita ketahui. Sistem saraf enterik akan mempengaruhi organ-organ pencernaan.
Sistem saraf enterik juga menerima stimulus dari organ-organ digestif.
1. Silverthorn
2. Kuliah
3. Tentir 2015