Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Idul Fitri Terbaru

Menyongsong Hari Esok yang Lebih Baik

‫السّالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫هَّلل ُ أَ ْكبَ ُر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هَّلل ُ أَ ْكبَر‬ ،ُ‫هَّللا ُ أَ ْكبَر‬
‫اَ ْل َح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُوْ بُ إِلَ ْي ِه َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَا‬
ُ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلهَ اِالَّ هللا‬.ُ‫ي لَه‬ ِ ‫ت أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬
َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫َو ِم ْن َسيِّئَا‬
َّ ‫َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َوال‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
ِ ْ‫ اُو‬: ِ‫ فَيَا ِعبَا َد هللا‬:‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫َءالِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ اِلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬
ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َو هللا‬
‫ق تُقَاتِ ِه‬َّ ‫ يَااَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫ قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِى ْالقُرْ آ ِن ْال َك ِري ِْم‬. َ‫َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
َ‫َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر َوهَّلِل ْال َح ْم ُد‬
Pagi ini kita merayakan hari raya idul Fitri. Ramadhan telah meninggalkan kita,
bulan yang penuh berkah, penuh rahmat dan penuh meghfirah, sehingga rasanya sungguh
sulit dan menyedihkan atas berlalunya. Tetapi apa boleh dikata memang begitulah adanya, di
mana ada perrtemuan pasti ada perpisahan.
Kita hanya mampu mengucapkan salam perpisahan dengan iringan do’a dan air mata
seraya mengucapkan”Ya Allah, bulan ramadhan telah hadir di tengah-tengah kami dengan
kehadiran yang terpuji, telah menemani kami dengan persahabatan sejati. Ya Allah,
bersamaan lepasnya bulan ramadhan ini, lepaskan pula kami dari kesalahan-kesalahan yang
telah kami lakukan. Dan dengan keluarnya ramadhan ini, maka keluarkan kami dari
kekeliruan”.

‫ا هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا وهللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬
Mulai hari ini, kita semua memikul beban berat untuk mempertahankan kesucian
ramadhan. Allah menyaksikan orang-orang bertaqwa bangun di tengah malam dan
mendengarkan suara istigfar. Alangkah malangnya bila setelah hari ini Allah melihatnya tidur
lelap bahkan melewati waktu subuh seperti bangkai tak bergerak.
Selama sebulan bibirnya bergetar dengan do’a, zikir, dan kalimat suci al-Qur’an.
Celakalah bila kita gunakan bibir yang sama untuk menggunjing dan mencaci maki saudara,
tetangga dan sesama kaum muslimin. Padahal Allah mengingatkan di dalam al-Qur’an:
‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اَل يَسْخَرْ قَو ٌم ِم ْن قَوْ ٍم َع َسى أَ ْن يَ ُكونُوا خَ ْيرًا ِم ْنهُ ْم َواَل نِ َسا ٌء ِم ْن‬
ُ ‫س ااِل ْس ُم ْالفُسُو‬
‫ق‬ ِ ‫نِ َسا ٍء َع َسى أَ ْن يَ ُك َّن َخ ْيرًا ِم ْنه َُّن َواَل ت َْل ِم ُزوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوا بِاأْل َ ْلقَا‬
َ ‫ب بِ ْئ‬
َ‫ان َو َم ْن لَ ْم يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُ ُم الظَّالِ ُمون‬ ِ ‫بَ ْع َد اإْل ِ ي َم‬
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman
dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Selama sebulan kita melaparkan perut dari makanan yang halal di siang hari.
Relakah kita memenuhi perut kita dengan makanan dan minuman yang haram? Hari ini kita
akan diuji apakah kita termasuk orang yang terus mensucikan diri, berzikir dan shalat ataukah
tetap mencintai dan mendahulukan dunia?
Memang mempertahankan kesucian ramadhan adalah sesuatu yang sangat berat,
sehingga Rasulullah sering menangis memohon ampunan kepada Allah padahal bukankah
beliau sudah disucikan oleh Allah?
‫ا هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا وهللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬
Untuk itu, marilah pada kesempatan yang berbahagia ini kita pergunakan untuk
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
serta diiringi upaya introspeksi diri tentang seberapa jauh amal ibadah yang telah kita perbuat
untuk menyongsong hari esok yang lebih baik, serta untuk kehidupan akhirat kelak.
Dengan momentum ‘idul fitri ini, marilah kita tingkatkan dan pertahankan nilai-nilai
ramadhan yang terkandung di dalamnya agar keadaan hari esok dan mendatang lebih baik
dari keadaan sekarang.
Dengan demikian, di hari raya ini ada beberapa hal yang penting kita perhatikan
guna menyongsong hari esok yang lebih baik.

Pertama, bekal keimanan, ketaqwaan, kesabaran, serta pengendalian diri dari


perbuatan yang keji dan mungkar serta keikhlasan. Bekal ini telah kita raih dalam ibadah
puasa yang kita kerjakan selama sebulan. Karena secara filosofis, ibadah puasa bertujuan
membina manusia yang bertaqwa dan kembali pada fitrahnya yang cenderung kepada
kepaAllah kepada Allah, berakhlak mulia, berjiwa sosial, dan kesucian jiwa dan inilah arti
dari ’idul fitri.
Kesucian adalah gabungan tiga unsur, yaitu benar, baik, dan indah. Orang yang
ber’idul fitri dalam arti kembali kepada kesuciannya berarti dalam segala perbuatannya selalu
benar, baik dan indah. Ia selalu mencari sisi-sisi yang baik, benar dan indah dari kehidupan
ini.
Dari upaya mencari yang indah akan melahirkan seni yang membawa kesejahteraan,
dan mencari yang baik akan menimbulkan etika yang membawa kedamaian; sementara dari
menacari yang benar akan menghasilkan ilmu yang membawa kemudahan dan kenyamanan
hidup. Orang yangn berjiwa suci inilah yang akan mendapatkan kebahagian yang
sesungguhnya.
‫ا هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا وهللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬
Kedua, bekal social dan ukhuwah islamiyah. Bekal ini telah pula kita peroleh
melalui ibadah puasa. Hikmah ini adalah agar kita dapat merasakan penderitaan lapar yang
dirasakan oleh orang-orang yang hidup dalam kekurangan. Itulah sebabnya, selama sebulan
penuh kita dianjurkan memperbanyak sedekah dan menjalin hubungan silaturrahim melalui
salah sunat tarawih berjamaah dan memberikan buka puasa.
Sampai hari raya ini pun kita saling maaf memaafkan dan saling kunjung
mengunjungi dalam rangka mempererat silaturrahim. Bukan hanya silaturrahim kepada
orang-orang yang mampu akan tetapi yang lebih penting juga adalah bersilaturrahmi dengan
saudara-saudara kita yang tidak mampu.
Disebutkan dalam sebuah hadis Nabi bahwa suatu ketika Rasul baru saja pulang
melaksanakan shalat ’id fitri bersama dengan para sahabatnya. Saat dalam perjalanan, beliau
mendapatkan sekelompok anak-anak yang riang gembira merayakan hari raya kemenangan
ini, ’idul fitri sebagai tanda kegembiraan mereka di mana mereka memakai pakaian barunya
yang telah dibelikan oleh orang tuanya. Namun, di sela-sela kegembiraan mereka terdapat
salah seorang anak justru tidak seperti dengan teman-temannya yang bergembira-ria tetapi
dia menangis terseduh-seduh dan sekali memandang teman-temannya yang bergembira
dengan pandangan yang dalam.
melalui hari raya ini marilah kita merenung dan mengintrospeksi diri serta
menumbuhkan kepekaan sosial kita, memperkuat persaudaraan kita, dengan saling maaf
memaafkan, saling membantu dan mendo’akannya. Hal ini penting kita lakukan sekalipun
terhadap orang yang tidak mengenal kita atau pernah menyakiti kita. Nabi berpesan dalam
sebuah hadisnya:
‫أفضل الفضائل أن تصل من قطعك وتعطى من حرمك وتصفح عمن ظلمك‬
“Hal yang paling utama dari yang utama adalah menjalin hubungan pernah putus,
memberi makan kepada orang yang tak pernah memberi sesuatu padamu, memaafkan kepada
orang yang menyakitimu”
Untuk melaksanakan anjuran Nabi di atas memang terasa berat, namun jika kita
menghendaki kehidupan yang lebih baik di masa mendatang, hal yang berat itu harus kita
coba laksanakan. Hal demikian jauh lebih baik daripada terus membiarkan.
Kepakaan social dan silturrahmi yang telah tercipta melalui puasa dan amaliah
ramadhan serta ‘idul fitri ini mari terus kita pelihara dengan baik, dengan cara mengisinya
dengan hal-hal bermanfaat, misalnya membantu kaum sesama yang lemah.
Akhiranya marilah dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih kita panjatkan
do’a kehadirt Allahu rabbi.
Ya Allah, jadikanlah kami di antara orang-orang yang takut pada peringatanmu yang
selalu memelihara kesucian diri dan mengharapkan akhirat yang lebih baik dan kekal.
Ya Allah, kami mengaku hamba-hamba-Mu tetapi kami lebih sering menjadi
hamba-hamba setan dan hawa nafsu kami. Engkau larang kami merampas hak orang lain,
tetapi kami dengan enteng mengerjakannya.
Engkau peringatkan kami untuk menjaga kehormatan kami, tidak menzalimi sesama
dengan ucapan yang tidak baik, tetapi kami melanggarnya dan itulah kesenangan kami
sehari-hari. Kau tunjuki kami untuk membersihkan hati kami dari kedengkian, dendam-
kesumat, prasangka buruk tetapi setiap hari kami kerjakannya.
Ya Allah, kami layak menerima azab dan hukuman-Mu.
Kami tidak pantas menerima kasih sayang-Mu. Tetapi kami ya Allah, kasih-Mu jauh
lebih besar dari dosa kami. Jika dosa-dosa kami besar disisi-Mu, tetapi ampunan-Mu jauh
lebih besar dari dosa-dosa kami.
Ya Allah beruntunglah orang-orang yang berpuasa, berbahagialah oarang-orang
yang shalat, selamatlah orang-orang yang ikhlas, sedang kami hamba-hamba-Mu yang
berbuat dosa. Sayangilah kami dengan kasih sayang-Mu. Ampunilah dosa-dosa kami dengan
rahmat-Mu, wahai yang paling pengasih dari segala yang mengasih.

Anda mungkin juga menyukai