Anda di halaman 1dari 7

Tanah

PENGERTIAN TANAH

Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu
benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar,
dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit
bumi.
Kata ”tanah” seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai
beberapa pengertian. Dalam pengertian tradisional tanah
adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan,
tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon
yang keliatan atau tidak. Pengertian ini masih merupakan
arti yang paling umum dari kata tersebut, dan perhatian yang
terbesar pada tanah terpusat pada pengertian ini. Orang
menganggaptanah adalah penting, oleh karena tanah
mendukung kehidupan tanam-tanaman yang memaso pangan, serat, obat-obatan, dan
berbagai keperluan lain manusia, juga karena mampu menyaring air serta mendaur
ulang limbah. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung
menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus
membeku, atau tertutup air dalam, atau pada lapisan es terbuka suatu glester. Dalam
pengertian ini, tanah memiliki suatu ketebalan yang ditentukan oleh kedalaman akar
tanaman.
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan
bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati
ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-
lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses
penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau
berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami (Soil
Survey Staff, 1999).
Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang
mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup,
yang karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun
waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas,
sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman. gambar di
bawah adalah gambar faktor pembentuk tanah.
Menurut Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat,
Tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya
gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat
berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang
kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang
terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun
kehidupan biologinya. Ada tiga hal penting yang dari definisi ini:
- Tanah itu terbentuk dan berkembang dari proses-proses alami
- Adanya diferensiasi profil tanah membentuk horizon-horizon
- Terdapat perbedaan yang menyolok antara sifat-sifat bahan induk dengan horizon-
horizon tanah yang terbentuk terutama dalam hal morfologi, kimiafi, fisik dam biologinya.
Gambar di bawah adalah gambar tingkat-tingkat perkembangan tanah.
Darmawijaya (1990) mendefinisikan tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas,
menduduki sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan
tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu
tertentu pula.
Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan
hidup, taua bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang diannggap tidak
mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang terlalui
dalam (secara tipikal lebih dari 2.5 m) untuk pertumbuhan tanam-tanaman berakar.
Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area-
area tandus, batuan atau es.
Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya,
adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersusun dari horizon-horizon dekat
permukaan bumi yang berbeda kontras tehadap bahan induk di bawahnya, telah
mengalamiperubahan interaksi antara iklim, relief dan jasad hidup selama waktu
pembentukannya. Bisanya, pada batas bawah tanah

Proses Pembentukan Tanah


Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap
1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung
dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh
terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer
memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak.
Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam.
Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk
hidup.
3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan
tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini
terjadilah pelapukan biologis.
4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif
besar.

Faktor Pembentukan Tanah


Ada beberapa faktor pembentukan tanah, diantaranya :
1. Iklim
o Suhu
Jika suhu semakin tinggi maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung
o Curah Hujan
Makin tinggi curah hujan, makin tinggi pula tingkat keasaman tanah
2. Bahan Induk
Yang dimaksud bahan induk adalah bahan penyusun tanah itu sendiri yang
berupa batuan
3. Organik
Bahan organaik berpengaruh dalam pembentukan warna dan zat hara dalam
tanah.
4. Makhluk Hidup
Semua makhluk hidup berpengaruh. Baik itu jasad renik, tumbuhan, hewan
bahkan manusia.
5. Topografi
Topografi alam dapat mempercepat atau memparlambat kegiatan iklim. Misalnya
pada topografi miring membuat kecepatan air tinggi dan dapat meyebabkan
terjadinya erosi.
6. Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah
memainkan peran penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.
Jenis-jenis Tanah di Indonesia
Indonesia berada pada iklim tropis dengan temperatur dan kelembaban yang tinggi
serta curah hujan yang tinggi merupakan faktor yang mempercepat proses pelapukan
bahan induk, pencucian, pelindian, erosi serta deposisi. Selain itu topografi, aktivitas
gunungapi, serta aktivitas manusia juga merupakan faktor yang menyebabkan
pedogenesis tanah dapat terhambat. Adapun jenis dan karakteristik tanah yang ada di
Indonesia antara lain sebagai berikut.
Tanah Organik
Tanah organik merupakan tanah yang telah terendam air dalam waktu yang lama atau
setidaknya selama 1 bulan dan mengandung bahan karbon organik > 12% jika
berlempung atau mengandung bahan karbon organik > 18% jika berlempung 60% dan
lempung tersebut berimbang dan proposional. Tanah organik dapat digolongkan
kedalam Histosol jika lebih dari 50% lapisan atas tanah dalam memiliki ketebalan 40 –
80 cm. Bahan penyusun tanah organik dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu;
1. Fibrik yang dekomposisinya paling sedikit, sehingga masih banyak mengandung
serabut, BJ rendah (< 0,1), kadar air tinggi dan berwarna coklat;
2. Hemik merupakan peralihan dengan dekomposisi separuhnya, masih banyak
mengandung serabut dengan BJ 0,07 – 0,18, dengan kadar air tinggi serta
berwarna lebih kelam;
3. Saprik merupakan dekomposisinya paling lanjut, kurang mengandung serabut,
BJ > 0,2 atau lebih, kadar air tidak terlalu tinggi dengan warna hitam dan coklat
kelam;
Tanah Mineral
 Litosol
Litosol merupakan tanah yang sangat muda, sehingga bahan induknya sering terlihat
dangkal atau < 20 cm, profilnya belum memperlihatkan horison penciri dengan sifat-sifat
dan ciri morfologi yang masih menyerupai batuan induknya. Tanah litosol tidak
berkembang karena pengaruh iklim yang lemah atau terlalu agresif, letusan gunungapi,
atau topografi dengan kemiringan yang tinggi. Proses pembentukan tanah lebih lambat
dari proses penghilangan tanah akibat dari erosi, sehingga solum tanah cenderung
semakin dangkal. Proses peremajaan tanah dapat terjadi akibat dari tertutupnya
permukaan tanah karena banjir lahar dingin atau tuf vulkanis. Tanah litosol yang berada
pada topografi yang tidak rata maka lingkungan alkalis dapat menyebabkan lempung
2/1 yang terbentuk sangat peka terhadap erosi. Tanah litosol ini banyak terdapat pada
daerah pegunungan kapur dan karst di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
tenggara, serta Maluku bagian selatan.
 Aluvial
Tanah Aluvial merupakan tanah endapan yang terjadi karena proses luapan banjir,
sehingga dapat dianggap masih muda dan belum ada diferensiasi horison. Endapan
aluvial yang sudah tua dan menampakkan akibat pengaruh iklim serta vegetasi tidak
termasuk kedalam jenis tanah aluvial. Ciri khas pembentukkan tanah aluvial adalah
bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari sumbernya. Tekstur tanah
yang diendapkan pada waktu dan tempat yang sama akan lebih seragam, dan semakin
jauh dari sumbernya maka makin halus butir yang diangkut. Karena itu jika
pembentukan terjadi pada musim hujan maka sifat bahan-bahannya juga tergantung
pada kekuatan banjir serta asal dan macam bahan yang diangkut, oleh karena itu
menampakkan ciri morfologi berlapis yang bukan merupakan hasil perkembangan
tanah. Sifat tanah aluvial dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal, sehingga
kesuburannya juga ditentukan oleh sifat bahan asalnya. Jika dilihat berdasarkan genese
tananhnya, maka tanah aluvial kurang dipengaruhi oleh iklim dan vegetasi, tetapi yang
paling nampak pengaruhnya pada ciri dan sifat tanahnya ialah bahan induk dan
topografi sebagai akibat dari waktu terbentuknya yang masih muda. Menurut bahan
induknya terdapat tanah aluvial pasir, lempung, dan kapur. Dengan memperhatikan cara
terbentuknya maka fisiografi untuk terentuknya tanah ini terbatas pada lembah sungai,
datarn pantai, dan bekas danau, yang memiliki relief datar dan cekung. Tanah aluvial di
Indonesia pada umumnya baik untuk komoditas pertanian dan perkebunan berupa padi,
palawija, dan tebu. Tanah aluvial di indonesia ada pula yang dimanfaatkan untuk
tambak bandeng dan gurameh.
 Pasiran
Tanah pasiran pada umumnya belum jelas membentuk diferensiasi horison, meskipun
pada tanah pasiran tua horison sudah mulai terbentuk horison A1 lemah berwarna
kelabu, mengandung bahan yang belum mengalami pelapukan. Tekstur tanah pada
umumnya kasar, struktur kersai atau remah, konsistensi lepas sampai gembur, dan pH
6 – 7. Semakin tua umur tanah struktur dan konsistensinya makin padat, bahkan dapat
membentuk padas dengan drainase dan porositas yang terhambat. Pada umumnya
jenis tanah ini belum membentuk agregat, sehingga peka terhadap erosi. Tanah pasiran
pada umumnya mengandung unsur P dan K yang masih segar dan belum siap untuk
diserap tanaman, tetapi unsur N terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit.
Berdasarkan bahan induknya tanah pasiran dapat dibedakan menjadi 3 yaitu; (1). Abu
vulkanik pada daerah-daerah vulcanic fan (lahar vulkanik yang ke bawah melebar
seperti kipas), (2).  Bukit pasir sand dune biasanya terdapat pada daerah pantai, (3).
Batuan sedimen dengan topografi bukit lipatan.
Tanah Merah
Tanah merah merupakan tanah yang mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia
muali dari tepi pantai yang landai hingga pegunungan tinggi yang berbukit atau
bergelombang, dengan kondisi iklim agak kering hingga basah, terbentuk dari batuan
beku, sedimen atau malihan. Variasi tanah merah yang baru dijumpai digolongkan ke
dalam Podzolik Merah Kuning, sehingga jenis tanah tersebut mampunyai ciri dan sifat
yang terluas.
 Latosol
 Tanah latosol merupakan tanah yang meliputi semua tanah zonal di daerah
tropika dan katulistiwa mempunyai sifat-sifat dominan yaitu; (1). Nilai SiO2 fraksi
lempung rendah, (2). Kapasitas pertukaran kation rendah, (3). Lempungnya
kurang aktif, (4). Kadar mineral rendah, (5). Kadar ahan larut rendah, (6).
Stabilitas agregat tinggi, (7). Berwarna merah. 
Latosol meliputi tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan intensif dan
perkembangan tanah lanjut, sehingga terjadi pelindian unsur basa, bahan organik
dan silika, dengan meninggalkan sesquioksid sebagai sisa berwarna merah. Ciri
morfologi yang umum adalah tekstur lempung sampai geluh, struktur remah
sampai gumpal lemah dan konsistensi gembur. Warna tanah sekitar merah
tergantung susunan mineralogi, bahan induk, drainase, umur tanah dan keadaan
iklim. Latosol terbentuk di daerah-daerah beriklim humid tropika tanpa bulan
kering sampai subhumid yang bermusim kemarau agak lama, bervegetasi hutan
basah sampai savana, bertopografi bergelombang sampai berbukit dengan
bahan induk hampir semua macam batuan. Tanah latosol terdapat pada daerah
tropis hingga subtropis. Di Indonesia tanah latosol pada umumnya berasal dari
batuan induk vulkanik, baik tuff maupun batuan beku, terdapat mulai dari tepi
pantai sampai ketinggian 900m dpal dengan topografi miring, bergelombang,
vulcanic fan hingga pegunungan denga iklim basah tropis curah hujan 2500 –
7000 mm.
 Mediteran Merah Kuning
Jenis tanah ini memiliki hubungan dengan iklim laut  tengah (miditerania) yang dicirikan
dengan musim dingin banyak hujan dan musim panas kering. Tanah ini pertama kali
ditemukan dan diselidiki sekitar laut tengah disepanjang pantai Eropa, sepanjang pantai
asia barat yang mengitari laut tengah. Selain itu tanah inipun terdapat di Amerika
Selatan dan Asia Tenggara (Indonesia, Laos, Filipina). Jenis tanah ini terutama yang
merah juga terkenal dengan nama Terra Rossa. Dibandingkan dengan batu kapur
sebagai bahan induk tanah Mediteran Merah Kuning memperlihatkan akumulasi
sesquioksida dan silika, sedangkan jika dibandingkan dengan jenis-jenis tanah dari
daerah humid seperti latosol, jenis tanah ini mempunyai lebih kadar alkali dan alkali
tanah. Tingginya kadar Fe dan rendahnya kadar bahan organik menyebabkan tanah
Mediteran Merah Kuning berwarna merah mengkilat, bertekstur geluh dan mengandung
konkresi Ca dan Fe. Di Indonesia tanah jenis ini lanjut mengalami pembentukan tanah
dengan cara lixiviasi dan kalsifikasi lemah, tekstur berat, konsistensi lekat, kadar bahan
organik rendah, reaksi alkalis, derajad kejenuhan bsa tinggi, horison B tekstur berwarna
kuning merah, mengandung konkresi-konkresi kapur dan besi, horison eluvial umumnya
tererosi, dengan topografi berbukit sampai pegunungan. Jenis tanah ini berasal dari dari
batuan basaltik terdapat di daerah Baluran Jawa Timur yang berasal dari batu kapur di
Gunung Kidul, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara.
Tanah Lateritik
Tanah Lateritik banyak tersebar di daerah yang beriklim humid dari tropis hingga
subtropis. Beberapa ciri umum morfologi lateritik adalah sebagai berikut; (1) solum
dangkal dengan kedalaman < 100 cm, (2) susunan horison A, B, dan C, dengan horison
B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus
adalah lempung, (3) mengandung konkresi Fe/Mn lapisan kwarsa yang menyebabkan
adanya air. Tanah jenis ini tersebar pada dataran rendah dengan ketinggian 100 m dpal,
serta memiliki relief datar hingga sedikit bergelombang dengan bahan induk andesit
dankKeadaan iklim basah dengan curah hujan antara 2500-3500 mm/thn tanpa bulan
kering.
Tanah Podzolik Merah Kuning
Tanah Podzolik Merah Kuning di Indonesia mempunyai lapisan permukaan yang sangat
terlindi berwarna kelabu cerah sampai kekuningan di atas horison akumulasi yang
bertekstur relatif berat berwarna merah atau kuning dengan struktur gumpal, agregat
kurang stabil dan permeabilitas rendah.
Kandungan bahan organik penjenuhan basa dan pH rendah (4,2 – 4,8). Perkembangan
lapisan permukaan yang terlindi kadang-kadang kurang nyata. Jenis tanah ini di
Indonesia terbentuk dalam daerah beriklim seperti Latosol, perbedaannya hanya karena
bahan induk Latosol berasal dari batuan vulkanik basa dan intermediate, sedangkan
tanah podzolik berasal dari batuan beku dan tuff. Sebaran tanah podzolok merah kuning
di Indonesia tersebar di beberapa wilayah diantaranya di Sumatera, Kalimantan, Jawa
Tengah, dan Jawa Timu, yang dimanfaatkan untuk daerah perladangan dan
perkebunan karet.
Andosol
Tanah andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat sarang, mengandul
bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silika, alumina atau
hidroksi besi. Sifat umum tanah andosol antara lain adalah; horison A1 yang tebal
berwarna kelam, coklat sampai hitam, sangat porous, sangat gembur, tak liat, tak lekat,
struktur remah atau granuler, terasa berminyak karena mengandung bahan organik
antara 8% sampai 30% dengan pH 4,5 – 6, beralih tegas ke horison B2 . Horison B2
berwarna kuning sampai coklat, tekstur sedang, struktur gumpal dengan granulasi yang
tak pulih, mengandung bahan organik antara 2% hingga 8% dengan kapasitas
pengikatan air tinggi, serasa seperti berbentuk batang gibsit dari oksida Al atau Fe
dengan bahan amorf terdiri atas plasma poreus isotropik. Sifat fisik tanah andosol
antara lain; (1) daya pengikat air sangat tinggi, (2) angka-angka konsistensi Atterberg
sangat tinggi, (3) selalu jenuh air jika tertutup vegetasi, (4) sangat gembur tetapi
mempunyai katahanan struktur yang tinggi sehingga mudah diolah, (5) permeabilitas
sangat tinggi karena mengandung banyak makropori.
Tanah Lempung 2/1 (Vertisol atau Grumusol)
Ciri-ciri tanah lempung ini antara lain sebagai berikut; (1) tekstur lempung dalam bentuk
yang mencirikan, (2) tanpa horison eluvial dan iluvial, (3) struktur lapisan atas granular,
sering berbentuk seperti bunga kubis, dan lapisan bawah gumpal atau pejal, (4)
mengandung kapur, (5) koefisien pemuaian dan pengerutan tinggi jika diubah kadar
airnya, (6) seringkali mikroreliefnya gilgai, (7) konsistensi luar biasa liat, (8) bahan induk
berkapur dan berlempung sehingga kedap air, (9) dalam solum rata-rata 75 cm, (10)
warna kelam atau chroma kecil. Tanah ini di Indonesia tersebar pada daerah-daerah
pada ketinggian < 300 m dpal, dengan topografi agak bergelombang hingga berbukit,
temperatur tahunan rata-rata 25 C dengan curah hujan < 2500 mm dengan pergatian
musim hujan dan musim kemarau nyata. Bahan induknya terbatas pada tanah
bertekstur halus atau terdiri atas bahan-bahan yang sudah mengalami pelapukan
seperti batu kapur, batu napal, tuff, endapan aluvial dan abu vulkanik. Kandungan
bahan organik pada umumnya antara 1,5 – 4,0 %, warna tanah dipengaruhi oleh jumlah
humus dan kadar kapur. Tanah yang kaya kandungan kapur pada umumnya berwarna
hitam, sedangkan yang bersifat asam berwarna kelabu. Jenis tanah ini mengandung
unsur-unsur Ca dan Mg tinggi, bahkan dalam beberapa keadaan dapat terbentuk
konkresi kapur dan akumulasi kapur lunak. Jenis lempung yang terbanyak
montmorilonit, sehingga tanah mempunyai daya adsorpsi tinggi (50-100 me / 100g
lempung). Jika tanah mengering setelah hujan pertama permukaan gumpal tanah
grumusol yang kaya akan kapur memperlihatkan struktur bunga kol. Sifat-sifat tanah
vertisol yang sangat berat menyebabkan jenis tanah ini sangat peka terhadap bahaya
erosi dan bahaya longsoran. Hal ini mengakibatkan relief tanah yang lebih tinggi
menjadi bergelombang dan didataran membentuk bukit-bukit kecil yang cembung yang
pernah ditemukan di pulau Sumbawa yang sangat kering yang dinamakan gilgai.
Dengan mengatur drainase irigasi dan pengolahan tanah disertai pemupukan bahan
organik untuk memperbaiki struktur tanah, jenis tanah ini dapat memberi hasil kapas,
padi, dan tebu.
Tanah Hidromorfik
Pada umumnya tanah hidromorfik atau hidrosol memiliki sifat porositas dan drainase
yang buruk, sehingga mengurangi manfaatnya sebagai tanah pertanian. Topografi
tanah ini pada umumnya datar yang memungkinkan tergenang air dan terbentuk glei
pada lapisan tanah tertentu. Yang tergolong dalam tanah hidrosol antara lain tanah
planosol, glei humik, glei humik rendah, hidromorfik kelabu, podzolik air tanah, dan
laterit air tanah.
Tanah Sawah (Paddy Soil)
Tanah sawah merupakan salah satu jenis tanah hidrosol yang penting di indonesia.
Beberapa ahli masih kontroversi tentang penggolongan tanah ini ke dalam tanah
hidrosol, karena sifatnya yang berbeda-beda dan hanya merupakan perkembangan
daripada jenis-jenis tanah; aluvial, vertisol, latosol dan psamment, podzolik merah
kuning, hidromorfik kelabu, planasol dan tanah podzolik. Jenis tanah ini dalah akibat
persawahan dengan menggenangi tanah sawah untuk waktu yang agak lama selama
pertumbuhan padi, sehingga terjadi proses sebagai berikut; (1) perpindahan senyawa
besi dan mangan dari endapan atas dan diendapkan di lapisan bawah, (2) pendataran
(terracering), (3) permukaan tanah yang miring, (4) akumulasi debu (silt) oleh air irigasi
pada permukaan tanah. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi tanah sawah
anatara lain; (1) cuaca reduksi yang menyebabkan drainase buruk, (2) adanya sejumlah
senyawa besi dan mangan, (3) kemampuan perkolasi ke bawah. Hal tersebut dapat
menyebabkan terbentuknya tanah permukaan yang banyak mengandung lapisan debu
dan berwarna cerah/muda yang tebalnya sejajar dengan permukaan tanah sawah
setelah di teras. Di bawahnya terdapat akumulasi besi dan mangan berupa coretan-
coretan, becak-becak, selaput-selaput, agregat, konkresi atau bahan lapaisan padas
tergantung lamanya digunakan sebagai sawah. Sifat kimia tanah ini dicirikan dengan
terbentuknya H2S yang menghambat penyerapan hara tanaman dan memperbesar
perkembangan akar, meningkatnya pH dan pelarutan silika. Sifat fisik tanah akibat
pembentukan padas akan menghambat drainase dan dalamnya akar tanaman, tetapi
tak menghambat perkembangan akar kesamping.

Anda mungkin juga menyukai

  • PT Telkom
    PT Telkom
    Dokumen10 halaman
    PT Telkom
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Tanah
    Tanah
    Dokumen7 halaman
    Tanah
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Kemiskinan
    Kemiskinan
    Dokumen1 halaman
    Kemiskinan
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • TGZ Dewaruci 2012
    TGZ Dewaruci 2012
    Dokumen2 halaman
    TGZ Dewaruci 2012
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Sorry Jika Repost
    Sorry Jika Repost
    Dokumen34 halaman
    Sorry Jika Repost
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • TGZ Dewaruci 2012
    TGZ Dewaruci 2012
    Dokumen2 halaman
    TGZ Dewaruci 2012
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Masalah Pendidikan Di SMPN 1 Kersana Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2006
    Masalah Pendidikan Di SMPN 1 Kersana Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2006
    Dokumen9 halaman
    Masalah Pendidikan Di SMPN 1 Kersana Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2006
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Duplicate
    Duplicate
    Dokumen4 halaman
    Duplicate
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Kemiskinan
    Kemiskinan
    Dokumen1 halaman
    Kemiskinan
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Tekanan
    Tekanan
    Dokumen8 halaman
    Tekanan
    umayyah
    Belum ada peringkat
  • Artikel Massage
    Artikel Massage
    Dokumen5 halaman
    Artikel Massage
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Artikel Massage
    Artikel Massage
    Dokumen5 halaman
    Artikel Massage
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Artikel Massage
    Artikel Massage
    Dokumen5 halaman
    Artikel Massage
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bunga
    Bunga
    Dokumen9 halaman
    Bunga
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bunga
    Bunga
    Dokumen9 halaman
    Bunga
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Si Kaya Dan Pengamen
    Si Kaya Dan Pengamen
    Dokumen8 halaman
    Si Kaya Dan Pengamen
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan PT Telkomm
    Pendahuluan PT Telkomm
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan PT Telkomm
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Sinopsis Pengamen Dan Si Kaya
    Sinopsis Pengamen Dan Si Kaya
    Dokumen1 halaman
    Sinopsis Pengamen Dan Si Kaya
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Masalah 1
    Masalah 1
    Dokumen4 halaman
    Masalah 1
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • DFD SG Sempurna
    DFD SG Sempurna
    Dokumen2 halaman
    DFD SG Sempurna
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • 13 Conditional Sentence
    13 Conditional Sentence
    Dokumen2 halaman
    13 Conditional Sentence
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Ekonomiku Jadi
    Ekonomiku Jadi
    Dokumen2 halaman
    Ekonomiku Jadi
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Korea Selatan: 大韓民國 Daehan Minguk
    Korea Selatan: 大韓民國 Daehan Minguk
    Dokumen42 halaman
    Korea Selatan: 大韓民國 Daehan Minguk
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • 1 - Matematika
    1 - Matematika
    Dokumen2 halaman
    1 - Matematika
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Ekonomiku Jadi
    Ekonomiku Jadi
    Dokumen2 halaman
    Ekonomiku Jadi
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • PKN
    PKN
    Dokumen1 halaman
    PKN
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • 1 - Matematika
    1 - Matematika
    Dokumen25 halaman
    1 - Matematika
    Andy Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Kerajaan Islam Di Indonesia
    Kerajaan Islam Di Indonesia
    Dokumen61 halaman
    Kerajaan Islam Di Indonesia
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • RPP Dan Media Pembelajaran SPLDV
    RPP Dan Media Pembelajaran SPLDV
    Dokumen30 halaman
    RPP Dan Media Pembelajaran SPLDV
    Natya Kirana Rahmawati
    Belum ada peringkat