BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masalah kenakalan remaja atau yang disebut dengan Adolensence delinquency
merupakan masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.
Polda Metro Jaya menyampaikan bahwa pada tahun 2012 kasus kenakalan remaja
mengalami peningkatan cukup signifikan, yaitu sebesar 36,66 %.
Hasil penelitian Yayasan Kesuma Buana menunjukkan bahwa sebayak 10.3% dari
3,594 remaja di 12 kota besar di Indonesia telah melakukan hubungan seks bebas,
berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 %
remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks bebas. Jumlah penyalahguna
narkoba sebesar 1,5% dari populasi atau 3,2 juta orang, terdiri dari 69% kelompok
teratur pakai dan 31% kelompok pecandu dengan proporsi laki-laki sebesar 79%,
perempuan 21%.
Kenakalan remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, baik
lingkungan masyarakat maupun lingkungan keluarga. Aspek moral dan kepribadian
remaja tidak dapat berkembang tanpa ada dukungan dari masyarakat dan khususnya
keluarga. Cara-cara yang dilakukan oleh orang tua untuk mendidik remaja merupakan
bentuk dari pola asuh orang tua. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga harus
sesuai dengan tahap perkembangan remaja, karena remaja banyak belajar dari orang
tua bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku yang baik, jika pola asuh yang
diterapkan tidak sesuai dengan norma yang berlaku, maka remaja akan bertindak dan
berperilaku sesuai dengan kehendaknya tanpa ada batasan benar atau salah.
Kenakalan remaja tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada beberapa faktor
pencetusnya. Annemaree, dkk (2009) menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan
terjadinya kenakalan remaja adalah remaja yang memiliki harga diri dan motivasi
yang rendah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang tahap perkembangan remaja,
kemampuan sosial yang kurang dan nilai-nilai anti sosial, remaja yang menderita sakit
atau ketidak mampuan secara fisik, memiliki orang tua yang berpisah (broken home),
jumlah keluarga yang banyak, pengabaian orang tua terhadapa anak, kurang adanya
kontrol atau pengawasan dari orang tua, serta kondisi ekonomi keluarga yang kurang.
Haryanto (2011) menyebutkan bahwa dampak kenalan remaja adalah remaja
tidak menghormati dan berbicara kasar pada orang tua, mudah dipengaruhi oleh hal-
hal yang negatif, memiliki kepribadian yang buruk, gangguan kejiwaan, orang tua
menanggung malu, memiliki masa depan yang suram, dan meningkatnya angka
kriminalitas.
Berdasarkan faktor-faktor kenakalan remaja dan dampak yang ditimbulkan oleh
kenakanalan remaja, maka perawat perlu mengkaji sesuai dengan peran perawat,
khususnya perawat komunitas. Peran perawat komunitas adalah mengidentifikasi
faktor penyebab dari suatu masalah keperawatan sebelum melakukan intervensi sesuai
kewenangannya dan bertanggungjawab membantu komunitas untuk tetap stabil
mempertahankan kesehatannya dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial.
Alender, Rector, dan Warner, 2010; Stanhope dan Lancaster, 2004; Hitchcock,
Schubert dan Thomas, 1999 menyebutkan peran utama perawat komunitas adalah
advokat, pemberi asuhan keperawatan, manajer kasus, penemu kasus, konselor,
pendidik dan perencana kesehatan.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya peran perawat terdiri dari penemu kasus atau
fenomena dan pemberi asuhan keperawatan. Salah satu wujud peran perawat adalah
melakukan pengkajian. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat harus menggunakan
model pengkajian yang sesuai dengan fenomena yang ditemukan. Berdasarkan
fenomena kenakalan remaja, maka penulis menggunakan model pengkajian
Community as Partner yang didasarkan pada Nueman’s model. Model pengkajian
Community as Partner sangat cocok diterapkan karena masalah kenakalan remaja
tidak hanya disebabkan oleh individunya saja, tetapi juga disebabkan oleh faktor
lingkungan di masyarakat, fokus model Community as Partner adalah pemberdayaan
masyarakat, sehingga individu dan lingkungan sekitarnya sangat berkaitan erat dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sedangkan Family Certered Nursing yang
didasarkan pada Friedman Model cocok digunakan dalam pengkajian pola asuh orang
tua, penulis menggunakan model pengkajian tersebut karena pola asuh orang tua
berkaitan erat dengan masalah kenakalan remaja, selain itu pola asuh orang tua tidak
terdapat dalam pengkajian Community as Partner, sehingga perlu dilakukan blended
antara model Community as Partner dan Family Certered Nursing.
i. Fungsi Status Keluarga. Fungsi ini dapat dicapai apabila keluarga telah
menjalankan fungsinya yang lain. Fungsi keluarga ini menunjuk pada kadar
kedudukan (status) keluarga dibandingkan dengan keluarga lainnya, untuk
dapat memberi kesempatan berkembang bagi setiap anak diperlukan pola asuh
yang tepat dari orangtuanya, hal ini mengingat anak adalah menjadi tanggung
jawab orangtuanya baik secara fisik, psikis maupun sosial.
2. 4 KONSEP MODEL
1. Community as Partner Model
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas;
analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga
tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi
(Hitchcock, Schubert, Thomas; 1999). Fokus pada model ini adalah komunitas
sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan. Neuman
memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya berada
dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari
berbagai stressor yang dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis
pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance
defense (lihat gambar 1).
Gambar 1. Community as Patner Model
Sumber : Anderson Elizabeth & McFarlane Judith, (2008). Community as Partner:
Theory And Practice In Nursing. Third edition oleh Lippincott Williams & Wilkins
hal: 158.
Klien dalam model Community as Partner ini meliputi intrasistem dan ekstrasistem.
Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau lebih
karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Ekstrasistem meliputi delapan subsistem
yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan
pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Anderson
& McFarlane, 2000; Allender & Spradley, 2005; Ervin, 2002; Helvie, 1998;
Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster, 2004;). Delapan
subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan
mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas
untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan anak-anak adalah contoh dari line of
resistance.
Anderson dan McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model
community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas
dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari bagian utama yaitu
inti dan delapan subsistem yang mengelilingi intinya merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
2. Family- Centered Nursing
Praktik keluarga sebagai pusat keperawatan (family-centered nursing) didasarkan
pada perspektif bahwa keluarga adalah unit dasar untuk perawatan individu dari
anggota keluarga dan dari unit yang lebih luas. Keluarga adalah unit dasar dari sebuah
komunitas dan masyarakat, mempresentasikan perbedaan budaya, rasial, etnik, dan
sosioekonomi. Aplikasi dari teori ini termasuk mempertimbangkan faktor sosial,
ekonomi, politik dan budaya ketika melakukan pengkajian dan perencanaan,
implementasi, dan evaluasi perawatan pada anak dan keluarga (Hitchcock, Schubert,
Thomas, 1999). Penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan family-
centered nursing salah satunya menggunakan Friedman Model. Pengkajian dengan
model ini melihat keluarga sebagai subsistem dari masyarakat (Allender & Spradley,
2005). Proses keperawatan keluarga meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa asuhan keperawatan keluarga difokuskan
pada peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga, dimana keluarga merupakan
sistem sosial karena memiliki dua orang atau lebih yang memiliki peran sosial yang
berbeda dengan ciri saling berhubungan dan ketergantungan antarindividu. Sehingga
peningkatan kesehatan dilakukan melalui perbaikan dinamika hubungan internal
keluarga, struktur dan fungsi keluarga yang terdiri atas afektif, sosialisasi, reproduksi,
ekonomi dan perawatan kesehatan bagi anggota keluarga untuk merawat anggota
keluarganya yang sakit dan bagi anggota keluarga yang lain agar tidak tertular
penyakit, serta adanya interdependensi antar anggota keluarga, dan meningkatkan
hubungan keluarga dengan lingkungannya. Keluarga diharapkan mampu melakukan
pemeliharaan kesehatan para anggotanya, maka dari itu keluarga harus melakukan 5
tugas kesehatan keluarga. Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) menyebutkan ada
5 tugas kesehatan keluarga yang harus dijalankan, terdiri dari :
1. Mampu mengenal masalah kesehatan
2. Mampu memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
3. Mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
4. Mampu mempertahankan suasana di rumah yang sehat atau memodifikasi
lingkungan untuk menjaminkesehatan anggota keluarga
5. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga
BAB III
PEMBAHASAN
Aplikasi model yang sangat cocok diterapkan pada masalah pola asuh orang tua
dengan kenakalan remaja adalah bended Model Community as Partner dan Family
Centered Nursing. Fokus pengkajian pada Model Community as Partner meliputi dua
domain besar yaitu intrasistem dan ekstrasisitem, dimana intrasistem merupakan
sekelompok individu yang memiliki karakteristik satu atau lebih, sedangkan
ektrasistem terdiri dari delapan subsistem yang meliputi lingkungan fisik, komunikasi,
transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan, layanan
kesehatan dan sosial, dan rekreasi. Kedua domain tersebut, baik intrasistem maupun
ekstrasistem sangat berpengaruh dan memiliki keterkaitan yang erat terhadap masalah
kenakalan remaja.
Remaja yang melakukan kenakalan berarti sama halnya dia mengalami sakit baik
secara sosio, spiritual, psikologi dan cultural, hal tersebut menunjukkan bahwa garis
pertahanan diri remaja sudah terpapar dengan adanya stressor yang dapat berpengaruh
terhadap keberlangsungan perkembangan remaja, untuk itu perlu dilakukan
pengakajian yang lebih mendalam untuk menentukan intervensi yang sesuai dengan
permasalahan yang muncul.
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap munculnya kenakalan
remaja, salah satunya adalah faktor keluarga yaitu pola asuh orang tua, sehingga
perawat perlu melakukan blended model antara model community as partner dan
family centerd nursing, untuk mendapatkan fokus data pola asuh orang tua terhadap
munculnya kenakalan remaja, karena pola asuh orang tua tidak terdapat dalam
pengkajian model community as partner, selain itu perlu kita ketahui bahwa keluarga
merupakan tempat pertama kali seorang remaja mengenal pendidikan yang dapat
mempengaruhi pola pikir remaja, jika pola asuh yang diterapkan sesuai, maka kasus
kenakalan remaja dapat dicegah, untuk itu perlu dilakukan pengkajian secara
mendalam terhadap pola asuh orang tua melalui pendekatan family centered nursing.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Community as Partner sangat cocok diterapkan pada masalah kenakalan remmaja
karena masalah kenakalan remaja tidak hanya disebabkan oleh individunya saja,
tetapi juga disebabkan oleh faktor lingkungan di masyarakat, sehingga semua yang
ada di lingkungan masyarakat saling keterkaitan. Sedangkan Family Certered
Nursing dengan pendekatan model Friedman cocok digunakan dalam pengkajian pola
asuh orang tua, penulis menggunakan model pengkajian tersebut karena pola asuh
orang tua berkaitan erat dengan masalah kenakalan remaja, selain itu pola asuh orang
tua tidak terdapat dalam pengkajian Community as Partner, sehingga perlu dilakukan
blended antara model Community as Partner dan Family Certered Nursing.
Saran
Pemilihan model dan teori dalam aplikasi pengkajian keperawatan harus
disesuaikan dengan fenomena yang ada di masyarakat, karena dengan hasil
pengkajian yang sesuai akan mempermudah perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan selanjutnya yaitu menentukan diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi. Selain itu penggabungan model dan teori juga dapat dilakukan pada dua atau
lebih model keperawatan yang disesuaikan dengan fenomena di masyarakat.
Aplikasi Model Community As Partner Dan Family Centerd Nursing Dalam Pengembangan Instrumen Pengkajian Komunitas Pada
Pola Asuh Orang Tua Dengan Kenakalan Remaja
Core :
1. Sejarah :waktu berdirinya temt tinggal dan lama tinggal remaja, perubahan Intervensi dan Implementasi:
yang ada Pencegahan primer, skunder,
2. Demografi :jenis orang2 yg tinggal, jmlh populasi muda dan tua, di tuna dan tersier.
wisma, sendiri dan yang berkeluarga, populasi homogen atau tidak
Pengkajian 3. Etnis:indikator perbedaan kelompk etnis dan tanda perbedaan kultur
Community As keelompok
4. Nilai/kepercayaan:adakah tempt ibadah masing2 agama, konflik agama,
Partner
remaja ikut aktif kegiatan keagamaan Diagnosa: Aktual, Resiko dan
Potensial.
Kisi-kisi Pengkajian
NO TOPIK SUB TOPIK SUB-SUB TOPIK ITEM PENGKAJIAN SUMBER DATA
METODE
S O W DS
1. Core (Inti) Sejarah - A p a k a h b e √ r d√ i To r k oi h nm a syy a raa k a t
l i n g k u n g a n t e m p a t
dan perpustakaan
tinggal remaja sudah
lama
- Berapa lama remaja
dan keluarga tinggal
di sana
- A d a k a h p e r u b a h a n
kondisi sebelum dan
s e s u d a h r e m
menempati
lingkungannya
- S i a p a k a h y a
m e n g e t a h u i s e j a r a h
tempat tersebut
Demografi Data umum - B e r a p a √ m a c a √m / R je m e a nj a i , sk e l u a r g
orang yang tinggal di
d a n
lingkungan tersebut
-B e r a p a masyarakat j u
penduduk yang berusia
muda dan tua
-B e r a p a j u
penduduk yang tinggal
di tuna wisma, tinggal
s e n d i r i d a n j u m l a h
p e n d u d u k y
berkeluarga
- Ras a y pa t angd inggal i
lingkungan tersebut
-A p a k a h p o p u l
homogen
Etnis - -adakah i ndikator
p √
erbedaan √ R e m a j
kelompok atnis
k e , l u t ao r k g
- - perbedaan apa yang
t e r l i h a t p a d a masyarakat
k u l t u r
kelompok
Nilai/kepercayaan - Adakah gerega, m asjid √ Remaja dan tokoh
d a n k u i l d i l i n g a n
agama
tersebut
- Apakah homogen
- A p a s e r i n g t e r j a d i
konflik agama,
- A p a k a h r e m a j a a k t i f
dlm kegiatan keagamaan
2. Subsistem Lingkungan fisik - Bagaimana kondisi √ R e n a j a , k e l u
komunitas, d a n
- Bagaimana kualitas
masyarakay
udara,
tumbuhan,perumahan,
orang dan hewan
- B e r a p a k a h l u a s
tempat tinggal
K e s e h a t a n - d Aa d a nk a h b u k t i r e m a j a √ √ R e m a j a , p e r a
pelayanan sosial y a n g m e n g a l a m i k o n d i s i ( d i
penyakit akut atau kronik sakit/puskesmas)
- A p a k a h o b a t y a n g
dipakai masih tradisional
- A p a k a h d i s a n a a d a
klinik, rumah sakit, kantor
p r a k t i s i k e
p e l a y a n a n k e s e
umum, pusat emergency,
perawatan rumah, fasilitas
pelayanan s p osial, elayanan
k e s e h a t a n m e n t a l b a g i
remaja
- A p a k a h s e m u
pelayanan tersebut mudah
dijangkau/diakses
Ekonomi -A p a √k a√ √h R e m a j a , t k e l u ae r g a , r
komunitas berkembang atau RT/RW
daerah yang kumuh
-A p a k a h d i s a n a a d a
i n d u s t r i , t o k o - t o k o , t e m p a t
pekerjaan
- Berapakah rata-rata angka
pengangguran
T r a n s p o r t a s i d a n - B a g a i m a n a s e√
s e o r a n g√ R e m a j
keamanan mendapatkan kendaraan
R T / R W
- A p a k a h k e n d a r a a n
yang dipakai milik sendiri masyarakat
atau kendaraan umum
- A p a k a h j e
k e n d a r a a n y a n g d i p a k a i
bus, motor atau taxi
- A p a k a h a j a j a l u r
khusus untuk pejalan kaki
dan sepeda
- A p a k a h a d a b e n t u k
p e l a y a n a n k e a m
seperti polisi, kebakaran,
sanitasi
- A p a k a h a
pemantauan kualitas udara
- A p a k a h b e n t
k r i m i n a l y a n g a d a d i
lingkungan tersebut
- A p a k a h m a s y a r a k a t
merasa aman
- Fungsi sosialisasi
Apakah orang t s ua udah
m e r e n c a n a k a n
menciptakan lingkungan
kelurga sebagai wahana
p e n d i d i k a
sosialisasi y p ang ertama
pada anak
- F u n g s i p - e r aA w p aa kt aa h n o r a n g t u a
kesehatan s u d a h m e m e n
k e b u t u h a n k e s e h a t a n
primer dalam keluarga
-
-
- Fungsi reproduksi - A p a k a h o r a n g t u a
s u d a h m e m b e r i k
p e n d i d i k a n r e p r o d u k s i
s e s u a i t a h a p t u m b u h
kembang anak
- Fungsi ekonomi -
- Apakah penghasilan
k e l mu ea nr cg ua k u p i
d a l a m m e m e n
k e b a u n t g u g h o a t n a
keluarga
Stres dan koping - S t r e - s K o e rl u jh a nn g r k e am a j a
pendek berkaitan d t engan ugas-
tugas dari sekolah
- Ketakutan keluarga
y a n g t i d a k d a p a t
- S t r j e a s nmembantu
s go kr a
menyelesaikan masalah
panjang remaja
-
A p a k a h k e l u a r g a
s e r i n g m e l a k u
- R e s p o n diskusik ea l mu tau a r g usyawarh
a
d a n r e m a j a d at el ra hm a dma ep n y e l e s a i k a n
stressor masalah
- A p a k a h o r a n g t u a
s u d a h m e m a n
perkembangan remaja,
- Strategi koping b a i k d i s e k o l a h , d i
r u m a h m a u p u n d i
l i n g k u n g a n s e k i t
dengan bertanya pada
guru ataupun tetangga.
Pola asuh keluarga Jenis pola asuh apakah
yang diterapkan dalam
keluarga
DAFTAR PUSTAKA