Nama
Nama
1. Jelaskan perbedaan antara industri dengan perusahaan! Berikan contohnya sesuai industri yang telah dipilih
per kelompok. (bobot 10)
2. Jelaskan penggolongan industri berdasarkan KBLI! Berikan penjelasan sesuai industri yang telah
dipilih per kelompok. (bobot 30)
3. Hitunglah CR4, IHH, IHK, VL, RE, dan Koefisien Gini dari data pada Tabel 1 kemudian interpretasikan
hasilnya! (bobot 30)
Tabel 1. Produksi susu cair olahan beberapa perusahaan di Indonesia pada tahun 2010
No. Nama Perusahaan Status Merek Produksi (kiloliter) Share (%)
1 PT. Nestle Indonesia PMA Milo 37.600 20,45
2 PT. Frisian Flag Indonesia PMA Yes! 30.000 16,31
3 PT. Indomilk PMDN Indomilk 6.000 3,26
4 PT. Greenfields Indonesia PMDN Realgood 3.870 2,14
Total 42,16
Sumber :
Indocomercial, 2010
Keterangan:
PMDN = Perusahaan Milik Dalam
Negeri PMA = Perusahaan Milik
Asing
4. Jelaskan kinerja industri menggunakan pendekatan tradisional dari industri yang telah dipilih sesuai
kelompok! (bobot 30)
Jawaban
Industri adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan produk yang memiliki
nilai tambah.
b. Ekonomi Mikro
Industri adalah sekumpulan perusahaan yang melakukan kegiatan yang sejenis atau menghasilkan
barang–barang yang homogen.
Perusahaan
Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam KUHD dan perundangan-undangan diluar
KUHD. Tetapi dalam KUHD sendiri tidak dijelaskan pengertian resmi istilah perusahaan itu. Rumusan
pengertian perusahaan terdapat dalam Pasal 1 Undang-undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (UWDP). Dalam Pasal 1 huruf (b) Undang-undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (UWDP), perusahaan adalah : “Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta
berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba”
Penggolongan ini diberi kode satu digit kode alfabet. Dalam KBLI, seluruh kegiatan ekonomi di
Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori. Kategori-kategori tersebut diberi kode huruf
dari A sampai dengan U.
2) Golongan Pokok merupakan uraian lebih lanjut dari kategori.
Setiap kategori diuraikan menjadi satu atau beberapa golongan pokok. Setiap golongan pokok
diberi kode dua digit angka.
3) Golongan merupakan uraian lebih lanjut dari golongan pokok.
Kode golongan terdiri dari tiga digit angka, yaitu dua digit angka pertama menunjukkan golongan
pokok yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir menunjukkan kegiatan ekonomi dari
setiap golongan yang bersangkutan. Setiap golongan dapat diuraikan menjadi sebanyak-
banyaknya sembilan golongan.
4) Subgolongan merupakan uraian lebih lanjut dari kegiatan ekonomi yang tercakup dalam suatu
golongan. Kode subgolongan terdiri dari empat digit, yaitu kode tiga digit angka pertama
menunjukkan golongan yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir menunjukkan kegiatan
ekonomi dari subgolongan bersangkutan. Setiap golongan dapat diuraikan lebih lanjut sebanyak-
banyaknya sembilan subgolongan.
5) Kelompok dimaksudkan untuk memilah lebih lanjut kegiatan yang dicakup dalam suatu
subgolongan menjadi beberapa kegiatan yang lebih homogen.
3. CR4 = s1+s2+s3+s4+s5
= 23.89+23,62+19,10+16,20+14,31
= 97,62
IHH = s12+s22+s32+s42+s52+s62
= 570,33+557,90+364,81+278,89+204,77+5,66
= 1.982,76
IHK = s11,5+s21,5+s31,5+s41,5+s51,5+s61,5
= 116,76+114,79+83,47+68,24+54,13+3,67
= 441,06
4. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menganalisis suatu industri, salah satunya metode
structure-conduct-performance (SCP) yang dikembangkan oleh Joe S. Bain pandangan SCP tradisional
menyatakan bahwa tingkat konsentrasi suatu industri memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja industri.
Rasio konsentrasi yang tinggi dapat membuat kondisi industri tidak kompetitif, karena beberapa perusahaan
besar menguasai sebagian besar pangsa pasar. industri dengan konsentrasi tinggi kemudian dapat menetapkan
harga yang relatif lebih tinggi terhadap biaya rata-rata, karena adanya market power. Selain itu, konsentrasi yang
tinggi akan membuat biaya akan kolusi rendah sehingga industri tersebut rentan terhadap kolusi. Profit yang
didapatkan melalui pandangan SCP tradisional dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi.
Kinerja perbankan Indonesia yang tergolong cukup baik kemudian menjadi sebuah pertanyaan. Apakah
kinerja tersebut membaik karena rasaio konsentrasi yang tinggi sesuai dengan hipotesis SCPatau karena adanya
efisiensi. Perbandingan antara dua hipotesis ini penting untuk mengetahui arah kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dan pihak-pihak yang terkait dengan industri perbankan, kinerja industri perbankan yang mengikuti
hipotesis SCP tradisional dapat ditingkatkan melalui perbaikan struktur pasarnya seperti kebijakan
deconcentration atau anti merger. Lain halnya dengan industri perbankan yang mengikuti efisiensi. Untuk
menacapai kinerja yang optimal, efisiensi dari kegiatan operasional bank harus ditingkatkan.
1