Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yudi Al Farazi

NIM : 121811023

MK : Keperawatan Maternitas II

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat

A. Materi plasenta previa


1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Plasenta Previa
2. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadi Plasenta Previa
3. Bagaimana penatalaksanaan Plasenta Previa secara medis dan keperawatan

B. Infeksi TORCH
1. Jelaskan penyakit-penyakit yang tergolong ke dalam penyakit TORH adalah....
2. Jelaskan penatalaksanaan kehamilan dengan infeksi TORCH
3. Bagaimana mendeteksi awal terjadinya infeksi pada saat khamilan

C. Inkontinensia Urin
1. Fisiologi Inkontinensia Urin
2. Pemeriksaan penunjang untuk Inkontinensia urin

JAWABAN:

A. Materi Plasenta Previa


1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Plasenta Previa
Jawaban:
a. Plasenta Previa Lateralis adalah plasenta yang melekat di bawah dekat leher
rahim namun tidak menutupi jalan lahir
b. Plasenta Previa parsialis adalah plasenta yang melekat di bawah dekat leher
rahim dan menutupi sebagian jalan lahir
c. Plasenta Previa Totalis adalah plasenta yang melekat di bawah dekat leher
rahim dan menutupi keseluruhan jalan lahir
d. Plasenta Previa Marginalis adalah plasenta yang menutupi tepat di perbatasan
leher rahim ( tepi plasenta menyentuh pintu leher rahim).melahirkan normal
masih mungkin pada kondisi ini, tetapi resiko perdarahan masih dapat tetap
mungkin terjadi.

2. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadi Plasenta Previa


Jawaban:
a. Berusia 35 tahun atau lebih
b. Merokok saat hamil atau menyalahgunakan kokain.
c. Memiliki bentuk rahim yang tidak normal.
d. Bukan kehamilan pertama.
e. Kehamilan sebelumnya juga mengalami plasenta previa.
f. Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang.
g. Hamil bayi kembar.
h. Pernah keguguran.
i. Pernah menjalani operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom, atau
operasi caesar.

3. Bagaimana penatalaksanaan Plasenta Previa secara medis dan keperawatan


Jawaban:
a. Penatalaksanaan Medis
Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di rumah pasien,
dan biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah sakit dan tidak dilakukan
pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan perdarahan yang sangat berat.
Dirumah sakit TTV pasien diperiksa, dinilai jumlah darah yang keluar,
dandilakukan close match. Kehilangan darah yang banyak memerlukan
transfusi.Dilakukan palpasi abdomen untuk menentukan umur kehamilan janin,
presentasi,dan posisinya.
Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk
mengkonfirmasi diagnosis Penatalaksanaan selajutnya tergantung pada
perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan hebat, diperlukan
tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan plasenta) tanpa memperhitungkan
umur kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat, perawatan kehamilan dapat
dibenarkan jika umur kehamilan janin kurang dari 36 minggu. Karena perdarahan
ini cenderung berulang,ibu harus tetap dirawat di RS. Episode perdarahan berat
mungkin mengharuskan pengeluaran janin darurat, namum pada kebanyakan
kasus kehamilan dapat dilanjutkan hingga 36 minggu ; kemudian pilihan
melahirkan bergantung padaapakah derajat plasenta previanya minor atau mayor.
Wanita yag memiliki derajat plasenta previa minor dapat memilih menunggu
kelahiran sampai term atau denganinduksi persalinan, asalkan kondisinya sesuai.
Plasenta previa derajat mayor ditangani dengan seksio seksarae pada waktu yang
ditentukan oleh pasien ataudokter, meskipun biasanya dilakukan sebelum tanggal
yang disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi setiap saat
b. Penatalaksanaan keperawatan
Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan
menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghidari peningkatan tekanan
rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang air besar).
Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairal per oral,
pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 manit untuk
mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula BJJ dan
pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan
transfusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan optimal, bila teratasi,
perhatikan usia kehamilan.Penanganan di RS dilakukan berdasarkan usia
kehamilan. Bila terdapatrenjatan, usia gestasi kurang dari 37 minggu, taksiran
Berat Janin kurang dari 2500g, maka :
1) Bila perdarahan sedikit, rawat sampai sia kehamilan 37 minggu,lalulakukan
mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 12 mg IV/hari selama 3hari.
2) Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO kolaborasi (PemeriksaanDalam Di
atas Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani seperti kehamilan preterm. Bila
tidak ada renjatan usia gestaji 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g
atau lebih lakukan PDMO, bila ternyata plasenta previa lakukan persalinan
perabdominam, bila bukan usahakan partus pervagina.
B. Infeksi TORCH
1. Jelaskan penyakit-penyakit yang tergolong ke dalam penyakit TORCH adalah
Jawaban:
a. Taksoplasmosis, merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit toxoplasma
gondii yang dapat menginfeksi sistem saraf pusat dan mata. Jika seorang ibu
hamil menderita penyakit ini dapat menular ibu ke janin melalui plasenta dan
menyebabkan kelainan pada janin.
b. Other Infection, muncul karena ditemukan beberapa organisme yang dapat
menimbulkan komplikasi pada janin. Sifilis, varicella zoster (cacar air), campak,
HIV, dan zika merupakan infeksi yang dapat menimbulkan masalah pada janin.
c. Rubella, merupakan virus yang menyebabkan campak jerman. Jika seorang ibu
hamil menderita infeksi virus rubella, virus tersebut dapat menular ke janin dan
menyebabkan kelainan jantung, tuli, gangguan penglihatan, infeksi paru, kelainan
darah dan keterlambatan pertumbuhan.
d. Cytomegalovirus (CMV), merupakan jenis virus yang umumnya menginfeksi
orang dewasa, namun jarang menyebabkan gangguan kesehatan serius. Jika
seorang ibu hamil menderita infeksi cytomegalovirus, virus tersebut dapat
menular ke janin dan menyebabkan gangguan pada janin. Contoh kelainan yang
dapat diderita oleh janin maupun bayi baru lahir akibat tertular cytomegalovirus
dari ibunya adalah kehilangan pendengaran, gangguan penglihatan, pneumonia,
kejang-kejang dan kelainan mental
e. Herpes simplex virus (HSV), merupakan virus yang dpaat menyebabkan herpes,
baik oral, maupun genital pada orang dewasa. Bayi dapat tertular herpes dari
ibunya selama proses persalinan, terutama jika ibunya menderita herpes genital.
Infeksi virus herpes dapat merusak sistem saraf pusat pada bayi.
2. Jelaskan penatalaksanaan kehamilan dengan infeksi TORCH
Jawaban:
Adanya infeksi-infeksi ini dapat di deteksi dari pemeriksaan darah. Biasanya ada
2 petanda yang diperiksa untuk tiap infeksi yaitu immunoglobulin G (IgG) dan
Imunoglobulin M (IgM). Normalnya keduanya negative
Pengobatan TORCH secara medis bisa dengan menggunakan obat-obatan seperti
isoprinocin, repomicine, valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir, azithromisin,
klindamisin, alancicovir dan lainnya.

3. Bagaimana mendeteksi awal terjadinya infeksi pada saat kehamilan


Jawaban:
a. Skrining awal adanya tanda-tanda infeksi mulai saat merencanakan kehamilan
seperti pemeriksaan TORCH, HIV, infeksi menular seksual.
b. Lengkapi imunisasi sedini mungkin seperti MMR, hepatitis B dan DPT karena
beberapa vaksin tidak boleh diberikan saat hamil
c. Kontrol kandungan secara teratur, baik di bidan, dokter umum atau dokter
spesialis kandungan.
d. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
e. Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi
f. Melakukan hubungan seksual dan dengan satu pasangan yang aman
g. Segera periksakan dokter jika ibu menemui tanda-tanda infeksi seperti diatas atau
memiliki faktor risiko infeksi

B. Inkontinensi Urin
1. Fisiologi inkontinensia urin
Jawaban:
Fungsi berkemih sangat tergantung pada struktur anatomi (veska urinaria, uretra dan
otot pelvis), jaringan penyokongnya serta sistem persarafan traktus urinarius bawah.
Traktus urinarius bawah berfungsi untuk menyimpan (stroge/filling) dan
mengeluarkan urine. Kelainan pada mekanisme ini menyebabkan gangguan miksi dan
terkadang menyebabkan inkotinensia urin.
2. Pemeriksaan penunjang untuk inkotinensia urin
Jawaban:
a. Tes urine, tes ini dilakukan untuk mendeteksi gangguan saluran kemih seperti
infeksi atau perdarahan
b. Pengukuran jumlah urine, dilakukan untuk mengetahui apakah ada urine yang
tersisa setelah kandung kemih kosong sepenuhnya
c. USG saluean kemih, untuk melihat adanya kelainan struktur pada saluran kemih
d. Sistoskopi, merupakan pemeriksaan dengan alat berupa selang kamera untuk
melihat kondisi kandung kemih secara lebih jelas
e. Pemeriksaan urodinamik, pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan selang
kateter kedalam kandung kemih, untuk mengetahui kekuatan otot kandung kemih
dalam menampung cairan.

Anda mungkin juga menyukai