Anda di halaman 1dari 17
PENDAHULUAN eton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik B sipil, dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam teknik sipil hidro, beton | digunakan untuk bangunan air seperti bendung, bendungan, saluran, dan _ drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil transportasi _ untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan yang kaku), _ saluran samping, gorong-gorong, dan lainnya. Jadi, beton hampir digunakan dalam semua aspek ilmu teknik sipil. Artinya, semua struktur dalam teknik sipil akan menggunakan beton, mninimal dalam pekerjaan pondasi. Struktur beton dapat didefinisikan sebagai bangunan beton yang terletak di atas tanah yang menggunakan tulangan atau tidak menggunakan tulangan (ACI 318-89,1990:1-1). Struktur beton sangat dipengaruhi oleh komposisi dan kualitas bahan-bahan pencampur beton, yang dibatasi oleh kemampuan daya tckan beton (in a state of compression) seperti yang tercantum dalam perencanaannya. Hal tersebut 2 g juga pada kemampuan daya dukung tanah (supported by soil), an struktur yang lain atau kemampuan struktur atasnya (vertical dari sudut estetika, beton hanya membutuhkan sedikit eton tahan terhadap serangan api. Sifat-sifat gi adalah mengalami deformasi yang disertai dengan penyusutan akibat lain yang berhubungan dengan hal lingkungan, rangkak, penyusutan, bahan dimensi pada struktur beton us m perhatian yang cukup pada tahap fe i kesulit n yang akan terjadi. f dibutuhkan pengenalan ‘tan dengan suatu bahan Kinerja yang menjadi Pendahuluan - 1 perhatian penting para perencana struktur ketika merencanakan struktur yang menggunakan beton ada dua: kekuatan tekan dan kemussiian pengerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti beton terdahulu menghasilkan suatu kontradiksi. Untuk menghasilkan beton dengan | Kekuatan tekan tinggi, penggunaan air atau faktor air terhadap semen haruslah kecil. Sayangnya, hal tersebut akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan. Dengan semakin majunya tcknologi, hal ini tidak lagi menjadi masalah telah ditemukan bahan tambah untuk beton. 1.1 Riwayat Perkembangan Beton Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi, bahkan mungkin sebelum itu (Nawy, 1985:2-3). Penggunaan bahan beton bertulang secara secara intensif diawali pada awal abad ke sembilan belas. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelembaban bahan beton terhadap taruknya. Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk dipamerkan pada Pameran Dunia tahun 1855 di Paris. J. Monier, seorang ahli taman dari Prancis, ematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi digunakan untuk tempat tanamannya. Pada tahun 1886, rbitkan tulisan mengenai teori dan perancangan struktur mengembangkan pelat s/ab tanpa balok pada tahun | kemajuan besar yang terjadi dalam bidang ini, an Committee Reinforce Concrete, Australian rican Concrete Institute, dan British Concrete ndiri, Departemen Pekerjaan Umum selalu on melalui Lembaga Penyelidikan Masalah lembaga ini diterbitkan peraturan-peraturan 1 men igadopsi peraturan internasional (code suaikan dengan kondisi bahan dan jenis bidang seni serta analisis peran- enyebabkan dibangunnya struktur- ys 1985) seperti Auditorium Kresge . 4i Boston, Marina Tow di Taman Mini Indonesia. 1.2 Deskripsi Beton ake Point Tower di Chicago, dan Keong Mas Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari pahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture atau additive). Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku elemen gabungan (bahan-bahan penyusun beton), kita memerlukan pengetahuan mengenat karakteristik masing-masing komponen. Nawy (1985:8) mendefinisikan beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari gemikian, masing-masing komponen material pembentuknya. Dengan tersebut perlu dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruban. Perencana (engineer) dapat mengembangkan pemilihan material yang layak komposisinya sehingga Giperoleh beton yang efisien, memenuhi kekuatan batas yang di aratkan, oleh perencana dan memenuhi persyaratan, serviceability yang dapat diartikan juga sebagai pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi. Dalam usaha untuk memahami keraktcrisitie bahan penyusun campuran beton sebagai dasar perancangan beton, Departemen Pekerjaan Umum melalui LPMB banyak mempublikasikan standar-standar yang berlaku. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Masalah yang dihadapi olch seorang perencana adalah bagaimana merencanakan komposisi dari bahan-bahan penyusun beton tersebut agar dapat memenuhi spest spesifikasi teknik dalam kontrak atau fikasi teknik yang ditentukan (sesuai dengan. permintaan pemilik). Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton } adalah: a). kualitas semen, b). proporsi semen terhadap campuran, ©). y ¢o. semen dengan agregat, ¢). pencampt pembentuk beton. 4). penempaian yang benar, pemadatan beton, 8). perawatan beton, dan h). kan kekuatan dan kebersihan agregat, 4). interaksi atau adhesi antara pasta yuran yang cukup dari bahan-bahan penyelesaian dan dungan Klorida tidak Pendahuluan - 3 melebihi 0.15% dalam beton yang diekspos dan 1% bagi beton yang tidak diekspos (Nawy. 1985:24) Disamping kualitas bahan penyusurmya, kualitas pelaksanaan pun menjadi penting dalam pembuatan beton, Kualitas pekerjaan suaty saetruks! sangat dipengaruhi oleh pelaksana pekerjaan beton langsung, seperti discbutkan oleh N. Jackson: “The quality of the concrete in the acnure depends on the workmanship on site” (Jackson, 1977: 146) serta 1) Murdock dan K.M. Brock yang mengatakan “Kecakapan tenaga kerja adalah salah satu faktor penting dalam produksi suatu bangunan yang bermutu, dan kunci keberhasilan untuk mendapatkan tenaga kerja yang cakap adalah pengerahuan dan daya tarik pada pekerjaan yang ‘sedang dikerjakan” (Murdock,1991:6). 1.3 Kelebihan dan Kekurangan Beton Dalam keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk, sehingga dapat digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan dekoratif. Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir dilakukan dengan cara khusus, nya diekspose agregatnya (agregat yang mempunyai bentuk yang seni tinggi diletakkan dibagian Juar, sehingga nampak jelas Ks _betonnya). Selain tahan terhadap serangan api seperti | disebutkan diatas, beton juga tahan terhadap serangan korosi. m kelebihan dan kekurangan beton adalah: c. Berat 4. Daya pantul suara yang besar. Sebagian besar bahan pembuat beton adalah bahan Tokal (kecuali semen portland atau bahan tambah kimia), schingga sangat meng- untungkan secara ekonomi, Namun, pembuatan beton akan menjadi mahal jika perencana tidak memabami karakteristik bahan-bahan penyusun beton yang harus disesuaikan dengan perilaku struktur yang akan dibuat. i Nilai kuat tekan beton dengan kuat tariknya tidak berbanding lurus. Setiap usaha perbaikan mutu kekuatan tekan hanya disertai oleh peningkatan yang kecil dari kuat tariknya. Menurut perkiraan kasar, nilai [at tarik berkisar antara 9%-15% kuat tekannya. Nilai pastinya sulit divkur. Pendekatan hitungan biasanya dilakukan dengan menggunakan modulus of rapture, yaitu tegangan tarik beton yang muncul pada saat pengujian tekan beton normal (normal concrete) Kecilnya kuat tarik beton ini merupakan salah satu kelemahan dari beton biasa. Untuk mengatasinya, beton dikombinasikan dengan tulangan beton dimana baja biasa digunakan sebagai tulangannya. Alasan penggunaan baja sebagai tulangan_beton adalah _koefisien_baja_hampir_ sama dengan koefisien beton. Beton tersebut didefinisikan sebagai beton yang ditulangi dengan Inas dan jumlah yang tidak kureng dari jumlah minimum yang disyarat- kan dalam pedoman perencanaan, dengan atau tanpa pratekan, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja sama dalam menahan gaya yang bekerja (SKBL.1.4.53 1989:4). Beton dapat juga dicampur dengan bahan lain seperti composite atau bahan lain sesuai dengan perilaku yang akan diberikan terhadap beton tersebut, misalnya beton pra-tekan atau beton pra-tegang (pre-stressing), beton pra-cetak (pre-cast). Beton juga dapat digunakan untuk struktur yang memerlukan bahan struktur yang ringan, misalnya beton ringan struktural (SKBI.1.4.53,1989:5) yaitu beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai mass@ kering udara yang scsua dengan syarat seperti yang ditentukan oleh “Testing Method for Unit Weight of Structural Lightweight Concrete” (ASTM C-567). Beratnya tidak lebih dari 1900 kg/m’. Pendahuluan - 5 | red oh payer a placer | | PROSES PENGADAAN uatehing. Mining. Transponash_ | saab | EVALUAS! (Sampet, Pern, Pelaporn Gambar 1.1 Proses keseragaman pembuatan beton (Sumber: STP 169C, Concrete and Concrete-Making Materials, p.32) Kinerja yang dihasilkan pada proses pengadaan beton haruslah seragam. Secara umum, prosedur untuk mendapatkan kinerja yang seragam dalam pengerjaan beton dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 1.1 (Fiorato., Anthony E, 1994: 32). Survai yang dilakukan ASTM mengenai pengaruh bahan-bahan yang digunakan tethadap kinerja beton dilakukan pada 27 responden. Kriteria penilaian variabel menggunakan skela 1 - 10, dimana 10 merupakan pengaruh tertinggi terhadap kinerja yang dihasilkan (Gambar 1.2). Penilaian ini didasarkan pada pentingnya penggunaan bahan tersebut untuk menghasilkan kinerja tertentu dalam beton yang dibuat. Secara praktis, penilaian mengenai penggunaan bahan untuk meng- hasilkan kinerja tertentu akan bergantung pada tujuan beton tersebut dibuat. Penggunaan semen untuk rumah tinggal akan lebih banyak jika dibandingkan untuk penggunaan perumahan komersil atau beton mutu tinggi. Jadi, komposisi bahan penyusun juga harus dilihat berdasarkan tujuan pembuatan beton tersebut Berdasarkan kategori rumah tinggal, Pendahuluan - 7 — pengaruh bahan terhadap k jampeida Gambar 1.3. inggi, 6 mutu tings), oa G perumahan dan, Der kan dapat shat pada Kinerja beton Yan cnet i ED Slag Sica Fume water eniost and 10= Least important Avg. Rangking (1 Gambar 1.2 Persepsi Dampak Penggunaan Material dalam Membentuk Kinerja Beton (Sumber: STP 169C, Concrete and Conerete-Making Materials, p.32) Gambar 1.2 menjelaskan bahwa penggunaan semen pada campuran beton sangatlah penting. Penggunaan air tidak begitu berpengaruh terhadap pembentukan kinerja beton seperti yang juga dijelaskan oleh Abrams (1920) yang meneliti_ pengaruh air dalam perbandingannya dengan semen (FAS/WCR). Abrams hanya menyatakan bahwa jika FAS atau water content ratio lebih besar dari 0.6 maka kinerja kekuatan beton akan semakin turun, begitu juga sebaliknya. Namun demikian, mengingat mahalnya harga semen, maka untuk pekerjaan berskala _besar, penggunaan semen inipun harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini mendorong penggunaan bahan pengganti semen. Penggunaan semen untuk pembangunan rumah tinggal lebih banyak ce lebih ae karena pembuatan rumah fee ie siieting tidak ee eRe sederhana (Gambar 1.3). Hal ini berbeda ee x seen untuk kebutuhan beton berkekuatan tingg! he iggunaan semen lebih sedikit. Karena biaya semen besar, maka wii produksi penggunaan semen diusahakan Residential ComeeAgg @ Low -Rise Commercial Vi mm gy Hh Tech. Hgt-Strength ye Rede Reorder am | Leto i Sica ‘slice Fume Water Me abo. oe ee ‘Avg. Rangking ( 1=Most and 10= Least Important _Gambar 1.3. Persepsi Dampak Penggunaan Material dalam Membentuk Kinerja Beton Tergantung dari Type Konstruksi (Sumber: STP 169C, Concrete and Conerete-Making Materials, y.33) 1.5 Sifat dan Karakteristik yang Dibutuhkan pada Perancangan Beton 1.5.1 Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton, Kekuatan tekan adalah _kemampuan_beton untuk -menerima gaya tekan persatuan juas. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsi- Jan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Penentu- an kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-39 atau kubus dengan prosedur BS-1881 Part 115; Part 116 pada umur 28 hari. Kekuatan tekan relatif antara penda uji silinder dan kubus ditunjuk- kan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 (menurut standar 180). Pendahuluan - 9 1.5.2 Kemudahan Pengerjaan Telah_ dijela diatas bahwa kemudahan pengerjaan_ betor merupakan salah satu kinerja utama yang dibutuhkan. Walaupun si fi struktur beton dirancang agar mempunyai kuat tekan yang tinggi. one jika rancangan ter sebut tidak dapat diimplementasikan di tenga taieta sulit untuk dikerjakan maka rancangan tersebut menjadi percuma. Kemajuan teknologi membawa dampak yang nyata untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan penggunaan bahan tambah untuk memperbaiki kinerja. Hal tersebut akan dibahas lebih jelas akan dibahas dibagian berikutnya. 1.5.3 Rangkak dan Susut Setelah beton mulai mengeras, beton akan mengalami pembebanan. Pada beton yang menahan beban akan terbentuk suatu hubungan tegangan dan regangan yang merupakan fungsi dari waktu pembebanan. Beton menunjukan sifat elastisitas murni pada waktu pembebanan singkat, sedangkan pada pembebanan yang tidak singkat beton akan mengalami regangan dan tegangan sesuai dengan lama pembebanannya Rangkak (creep) atau lateral material flow didefinisikan sebagai penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. (Nawy, 1985:49). Deformasi awal akibat pembebanan disebut sebagai regangan elastis, sedangkan regangan tambahan akibat beban yang sama disebut regangan rangkak. Anggapan praktis ini cukup dapat diterima karena deformasi awal pada beton hampir tidak dipengaruhi oleh waktu. Rangkak timbul dengan intensitas yang semakin berkurang setelah sclang waktu tertentu dan kemungkinan berakhir setelah beberapa tahun. Nilai rangkak untuk beton mutu tinggi lebih kecil dibandingkan dengan beton mutu rendah, Umumnya, rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistri- busi tegangan pada beban yang bekerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan (deflection). ‘Hubungan antara waktu dengan regangan pada beton ditunjukan pada Gamibar 1.4 (Nawy,1985:49). Rangkale tidak dapat langsuns dilihat. Rangkak hanya dapat diketahui apabila regangan elastis dan susut serta deformasi totalnya diketahui. Meskipun susut dan rangkak adalah fenomena yang saling. terkait, dalam hal ini superposisi_ regangan Pendahuluan - 11 total adalah reganga 4 regangan hingga TEE dianggap berlaku_ sehingé ditambah rangkak dan sustt- gr met | en ter) e day 5 a a Ea uate ae b Z c S ég (regangan elastis) d. & ee a a fi i Waktu, t g. h. i Gambar 1.4 Kurva Waktu Regangan Susut didefinisikan sebagai perubahan volume yang tidak be. hubungan dengan beban. Jika dihalangi secara merata, proses susut dalam beton akan menimbulkan deformasi yang umumnya bersifat menambul deformasi rangkak. 7 Berbagai eksperimen menunjukan bahwa deformasi rangkak akan sebanding dengan tegangan yang bekerja. Hal ini berlaku pada keadam 1 tegangan yang rendah. Batas atas tidak dapat ditentukan dengan past tetapi berkisar antara 0.2 dan 0.5 dari kekuatan batas kekuatan tekanny: (fc). Variasi batas ini diakibatkan oleh besarnya retak mikro diatas sekitar 40% dari beban batas (Nawy, 1985:50). _ Proses rangkak selalu dihubungkan dengan susut karena keduany* a bersamaan dan sering kali memberikan pengaruh yang S*™ Bee ee Pada umumnya, beton yang semakin tahan eral fenomena ini in eeenderungan tangkak yang rendah, sebab i a ote: Bitas: pasta semen eton, kondisi lingkungan, ukuran bend?’ atau elemen struktur, P: insi $ bergantung pada ee Prinsipnya rangkak merupakan fenomen? a bagai fungsi waktu, Komposisi beton ay Air Semen (FAS), tat dasamya dapat didefinisikan dengan smen. jenis agregat serta kandungan se™"" e [pagan Preven ne oneutian Perencena (cansuten)) pl Pemerinten (government) Vombuat Rencana (perencanaan fo = _— aaa Garba Sesttosi TOK [ESS Pemiingn Peiborong (tenae") ‘Pelaxsanaan (construction) Gambar 1.5 Bagan Alir Perencanaan Pembangunan Tentunya dituntut kerjasama yang baik antara pengelola proyek, pemilik dan konsultan perencana serta antara Konsultan perencana, penasihat dan pelaksana. Di samping harus dapat menerjemahkan keinginan pemilik, pelaksana dan pengelola proyek harus memahami ketentuan-ketentuan dari instansi pemerintah karena perencanaan beton harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan bagan diatas, aktivitas utama pengerjaan beton terletak perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana dan | mutu pada saat pelaksanaan yang dilakukan oleh kontraktor san konsultan perencanaan dan konsultan supervisi. dimulai jika telah ada penunjukan atau perintah kerja beton dimulai dari quarry atau tempat . Perencana harus mengambil contoh-contoh an, sesuai dengan ketentuan standar baku mbilan contoh ini dilakukan secara acak yang akan diuji terwakili. Contoh uji ini intuk dicek dan diuji. Jika parameter bahan tersebut telah sesuai dengan bahan tersebut dapat digunakan. Syarat, pelaksana harus mencari bahan yang mutunya kurang yang dihasilkan sesuai de te Pi di mane dengan syarat_ yang ditentukan. Setelah nilai masing-masing bahan tersebut diperoleh, perancangan beton (mix design) harus dilakukan. Perancangan beton sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dapat dilakukan dengan metode-metode yang dikenal. Di Indonesia, pekerjaan- pekerjaan milik pemerintah harus menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Standar baku ini dulu dikenal sebagai Standar Industri Indonesia namun saat im telah direvisi dan dikembangkan menjadi Standar Nasional Indonesia (SND. Standar perencanaan beton yang dipakai adalah SNIT-15-1 990-03. Setelah perancangan beton selesai, perlu. dilakukan pengujian Janjutan melalui pengujian campuran beton di laboratorium. Pengujian campuran beton ini meliputi pengujian beton segar dan pengujian beton keras. Pengujian beton segar dimaksudkan untuk mengetahui workability atau kemudahan dalam pengerjaannya. Indikator dari kemudahan dalam pengerjaan ini dapat dilihat dari nilai slump beton. Tujuan pengujian beton segar lainnya adalah untuk melihat apakah terjadi bleeding dan segregation atau tidak. Pengujian beton keras terutama dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tekan karakteristik dari beton tersebut (fc). Pengujian ini dilakukan dengan membuat benda uji berbentuk slinder yang pada umur tertentu diuji. Jka benda uji tersebut tidak lulus pada pengujian ini, harus dilakukan perancangan ulang campuran sampai didapatkan komposisi yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik yang dibuat oleh pemilik. campuran di Jaboratorium selesai dilakukan, adalah membawa hasil komposisi mix design tersebut “Mix Formula (JMF) ke tempat pengolahan beton. Tempat n dap yang menggunakan mesin mixing pengolahan beton yang besar (concrete plant). proses pengawasan kualitas , di bawah pengawasan konsultan n terhadap parameter bahan penyusun harus dilakukan lagi sebagai quality on. Dari concrete plant, beton dibawa -pengecorannya. Selama masa tetap dijaga agar tidak dapat _menyebabkan an agar beton yang Pendahuluan - 15 elaksanaan pun proses tidak boleh dihentikan Jaksanaan pengecoran. datan, perawatan dan Setelah beton mengeras dan berumur 28 hari, kekuatannya barus dilakukan. Jika pengujian tindakan lain sesuai dengan Sclama masa P' kontrol Pada masa ini, pel i penyelesaian harus diawast. uji tekan untuk mengetahur tersebut ti syarat evaluasi beton keras. dan load test atau dengan merancang U menggunakan mutu beton ‘aktual (fea). Bagan a) beton dapat dilihat pada Gambar 1.6. Karahteristik Kehuatan Reneana , dapat dilakukan ca 1 dilakukan dengan core drill Jang mekanikanya dengan lir aktivitas pengerjaan Pengujian dapat Penyelidikan Bahan- baian Penyusun Below ¥ Penpambilan Sampel Sifat Bewon lain yang di Pengujian Sampet Bahan Penyusun Peraneangan Campuran Pengolahan Beton Pengangkutan Beton Penuanyan Beton Pengambilan Sampel Beton separ & Pembuatan | (esas Benda Uji Tekan Pekerjaan Akhir Beion PERTANYAAN: 1.1 Jelaskan definisi dan deskripsi dari beton! 1.2 Jelaskan kelebihan dan kekurangan beton yang digunakan sebagai struktur! Pertimbangan apa yang harus diambil bagi seorang perencana unty k membuat sebuah campuran beton? Langkah apa yang harus diambil untuk mengatasi kelemahan beton terhadap kuat tarik? é Berdasarkan variabel bahan penyusun beton untuk perumahan, jelaskan pengaruh material penyusunnya dalam skala 1-10! 1.6 Bagaimana cara mengetahui karakteristik kckuatan tekan beton? 17 Jelaskan dan gambarkan aktivitas pengerjaan beton! DAFTAR PUSTAKA ‘American Concrete Institute, ACI 318-89 Building Code Requirements for Reinforce Concrete, Part I, General Requirement, } ifth Edition, Skokie, Illinois, USA: PCA, 1990. Spp. Amirudin,.Nursyaftil. Pedoman Konstruksi Beton. Edisi Perlama, Bandung: PEDC, 1982. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Pedoman Beton 1989, SKBI.1.4.53.1989. Draft Konsensus. Jakarta: DPU, 1989 Departemen Pekerjaan Umum, LPMB. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SK SMI T-15-1991- 03. Cetakan Pertama, Bandung: DPU - Yayasan LPMB, 1991 Departemen Pekerjaan Umum. LPMB. Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Normal. SK SN T-15-1990-03. Cetakan Pertama, Bandung: DPU -Yayasan LPMB, 1991 Helmuth, Richard A. The Nature of Concrete, in Concrete and Concrete-Making Materials STP.169C, Philadelphia: ASTM, 1994 Pp.5-14. Pendahuluan - 17

Anda mungkin juga menyukai