Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

PERCOBAAN I
PENGARUH PEMBERIAN TOKSIK TERHADAP MIKROORGANISME
PERAIRAN IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus)

OLEH :
NAMA : ARIG AL FATH ODE
STAMBUK : F1D218013
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBING : DARMAWATI

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVESITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,

sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Air dapat

menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas

maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik

untuk keperluan sehari-hari, keperluan industri, kebersihan sanitasi kota dan

sebagainya. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air sepertidanau, sungai, lautan dan air tanahakibat aktivitas

manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi,lautan dan air tanah adalah untuk

irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan

dan air limbah

Pencemaran limbah dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan

jenis dan jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air buangan kota

dan desa yang berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan

bakteri Coliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen seperti

Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera. Mikroorganisme yang pada umumnya

terdapat pada limbah domestik dalam jumlah banyak yaitu bakteri kelompok

Coliform, Escherichia coli dan Streptococcus facecalis. Beberapa bakteri yang

merupakan indikator kualitas suatu perairan adalah Coliform, Fecal coli dan

Salmonella. Bakteri indikator pencemaran perairan rekreasi pantai yaitu Fecal

coliform, Fecal streptococus dan patogen


Kualitas air yang terdiri dari komponen fisika, kimia, dan biologi perlu

diperhatikan. Pertumbuhan dan kehidupan biota air dipengaruhi oleh suhu,

karena dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme dan berpengaruh pula

terhadap kelarutan oksigen dalam air. Material yang ditransportasikan dalam

peristiwa sedimentasi disebut dengan sedimen. Sedimen perairan mengandung

unsur hara atau nutrien yang tinggi dan sangat dibutuhkan oleh tumbuhan, yang

berasal dari endapan limbah organik dan anorganik yang masuk ke perairan.

Hal ini mengakibatkan perairan tersebut menjadi perairan yang subur.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengetahui efek pemberian toksik terhadap organisme

perairan ?

2. Bagaimana cara mengetahui jumlah pergerakan operculum dan gerakan ekor

pada ikan ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui efek pemberian toksik terhadap organisme perairan ?

2. Untuk cara mengetahui jumlah pergerakan operculum dan gerakan ekor pada

ikan ?
D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui efek pemberian toksik terhadap organisme perairan ?

2. Dapat cara mengetahui jumlah pergerakan operculum dan gerakan ekor pada

ikan
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Toksilogi Lingkungan

Toksikologi merupakan studi mengenai perilaku dan efek yang

merugikan dari suatu zat terhadap organisme/mahluk hidup. Toksikologi

dipelajari mengenai gejala, mekanisme, cara detoksifikasi serta deteksi

keracunan pada sistim biologis makhluk hidup. Toksikologi sangat bermanfaat

untuk memprediksi atau mengkaji akibat yang berkaitan dengan bahaya toksik

dari suatu zat terhadap manusia dan lingkungannya. Salah satu penerapan

toksikologi lingkungan adalah toksikologi forensik. Toksikologi forensik

adalah penerapan Toksikologi untuk membantu investigasi medikolegal dalam

kasus kematian, keracunan maupun penggunaan obat-obatan. Dalam hal ini,

toksikologi mencakup pula disiplin ilmu lain seperti kimia analitik,

farmakologi, biokimia dan kimia kedokteran. Yang menjadi perhatian utama

dalam toksikologi forensik bukanlah keluaran aspek hukum dari investigasi

secara toksikologi, namun mengenai teknologi dan teknik dalam memperoleh

serta menginterpretasi hasil seperti pemahaman perilaku zat, sumber penyebab

keracunan/pencemaran, metode pengambilan sampel dan metode analisa,

interpretasi data terkait dengan gejala/efek atau dampak yang timbul serta

bukti-bukti lainnya yang tersedia (Budiawan, 2010).

B. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan variasi atau perbedaan bentuk-

bentuk makhluk hidup, meliputi perbedaan pada tumbuhan, hewan dan


mikroorganisme, materi genetik yang di kandungnya, serta bentuk-bentuk

ekosistem tempat hidup suatu makhluk hidup. Mendengar kata

“Keanekaragaman”, terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik

ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Kata keanekaragaman memang

untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat

terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun

jumlah (Ridhwan, 2012).

C. Pencemaran Air

Pencemaran air merupakan salah satu kasus paling krusial yang terdapat

di muka bumi ini. Limbah yang masuk ke dalam perairan adalah limbah yang

berasal dari pertanian yakni pestisida. Pestisida dalam bidang pertanian

menjadi pilihan utama dalam pembasmian hama dan penyakit tanaman,

sehingga tidak jarang pestisida dianggap sebagai dewa penolong dari kegagalan

panen. Pestisida sangat penting dalam tahapan pertanian yaitu dari proses

pembibitan hingga masa panen, pestisida memiliki potensi yang berbahaya bagi

lingkungan perairan. Penggunaan pestisida baik secara langsung maupun tidak

langsung dapat mencemari perairan sehingga dapat mengganggu ekosistem

perairan antara lain ikan. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan

fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas

toleransi tertentu sehingga ikan sering digunakan sebagai uji hayati. Salah satu

contohnya adalah ikan mujair (Oreochromis mossambicus) (Suryani dan

Aunurohim, 2013).
D. Pencemaran Logam

Logam berat yang masuk dalam lingkungan sebagian akan terserap

masuk ke dalam tanah (sedimen) dan sebagian akan masuk dalam sistem aliran

sungai yang selanjutnya akan terbawa ke laut. Logam berat yang masuk dalam

ekosistem laut akan mengendap ke dasar perairan dan terserap dalam sedimen

Logam berat yang mengendap pada dasar perairan akan membentuk

sedimentasi dan hal ini akan menyebabkan biota laut yang mencari makan di

dasar perairan seperti udang, kerang dan kepiting akan memiliki peluang yang

sangat besar untuk terkontaminasi logam berat tersebut. Biota laut yang telah

terkontaminasi logam berat tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu

dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup

(Setiawan, 2013).

E. Ikan Mujair (Oreochromis mossambica)

Ikan mujair (Oreochromis mossambica) merupakan ikan omnivora

(pemakan segala, hewan dan tumbuhan) seperti tumbuh-tumbuhan air, diatom,

chlorophyceae, Dinophyceae, Cyanophyceae dan Crustaceae renik dan

termasuk ikan yang rakus. Ikan yang masih kecil cenderung makan plankton

dan zooplankton. Ikan mujair mudah hidup dan berkembang biak di berbagai

kondisi seperti pada kondisi air dengan kadar garam tinggi dan tingkat salinitas

rendah. Perkembangbiakan ikan mujair relatif cepat dibanding jenis ikan tawar

pada umumnya sehingga hal ini mendukung ketersediaan komoditas ikan

mujair. Banyaknya ketersediaan dan tingginya nilai gizi ikan mujair


mendorong masyarakat memilih ikan mujair untuk diolah menjadi berbagai

macam produk makanan (Syahril dkk, 2016).


DAFTAR PUSTAKA

Budiawan, 2010, Peran Toksikologi Forensik dalam Mengungkap Kasus


Keracunan dan Pencemaran Lingkungan, Indonesian Journal of Legal and
Forensic Sciences, 1(1): 35-39
Ridwan., M, 2012, Tingkat Keanekaragaman Hayati dan Pemanfaatannya di
Indonesia, Jurnal Biology Education, 1(1), 1-17

Setiawan, H., 2013, Akumulasi dan Distribusi Logam Berat pada Vegetasi
Mangrove di Perairan Pesisir Sulawesi Selatan, Jurnal Ilmu Kehutanan,
7(1): 12-24
Suryani, S. dan Aunurohim, 2013, Paparan Sub Lethal Insektisida Diazinon 600
EC terhadap Pertumbuhan Ikan Mujair (Oreocrhomis mossambicus),
Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(2): 191-196
Syahril, Soekendarsi, E. dan Hasyim, Z., 2016, Perbandingan Kandungan Zat Gizi
Ikan Mujair (Oreochormis Mossambica) Danau Universitas Hasanuddin
Makasasar dan Ikan Danau Mawang Gowa, Jurnal Biologi Makassar, 1(1):
1-7

Anda mungkin juga menyukai