Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL DISKUSI DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

“Pengaruh Aliran Pendidikan dalam Pelaksanaan Pendidikan di Indonesia”

Aliran-aliran pendidikan klasik mulai dikenal di Indonesia melaui upaya-upaya pendidikan ,


utamanya perseolahan dan pengusa penjajah Belanda yang kemudian susul oleh bangsa Indonesia yang
belajar di negeri Belanda pada saat masa penjajahan berlangsung. Setelah kemerdekaan Indonesia,
gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke dalam negara Indonesia yang belajar
diberbagai negara sperti, Eropa,Amerika Serikat, Belanda, dan lain sebagainya.

Seperti diketahui awal dari adanya sekolah dimulai oleh bangsa belanda yang menjajah di
Indonesia, sebelum adanya sekolah yang di dirikan oleh bangsa Belanda masyarakat belajar dengan
masyarakat (kelompok,belajar/pedepokan, pesantrean/lembaga keagamaan, pesantrean, dan lai-lain.

Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan dan potensi lain dari anak seperti dalam
bidang (kesenin, keterampilan tertentu dan sebagainya), namun upaya lingkungan dalam menciptakan
lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan itu diusahakan pula secara optimal, dengan
kata lain, meskipun peranan pandangan empirisme dan navitisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi
penerimaan itu dilakukan dengan pendekatan elektif fungsional yakni diterima sesuai dengan
kebutuhan. Namun diletakkan pada pandangan yanga konvergensi.

Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manuisa dan
masyarakat, sejak dulu, kini, maupuan dimasa yang akan datang pendidikan selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-
pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan disebut aloia-airan pendidikan. Dari diskusi
berkepanjangan tersebut menyebabkan banya pr dan kontra oleh pemikran pemikiran berikutnya.

Oleh kaena itu setiap calon tenaga kependidikan, utamanya calon pendidik harus memahami
aliran-aliran itu sehingga dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam
pendidikan itu. Terdapat beberapa aliran klasik dalam pendidikan diantaranya adalah, Aliran empirisme,
aliran navitisme, aliran naturalism, aliran konvergensi, serta pengaruhnya di Indonesia.

Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran emprisme, navitisme, naturalism, dan konvergensi,
merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu,
kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran –aliran tersebut mewakili berbagai variasi pendapat tentang
pendidikan.
Alira-aliran klasik dalam pendidikan dan pengaruhnya terhadap pemikiran di Indonesia .
Manusia merupakan makluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain salah satunya dalam hal
pendidakn, karena dengan ilmu yng kita meliki kita dapat mebedakan mana yang benar dan slah, tigas
seorang pendidik juga sngat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat, karena seorang pendidik
merupakan cntoh yang ditiru oleh sorang pelajar.

Perbedaan pandangan tetang factor dominan dalam perkembngan manusia tersebut menjdi
dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidik terhadap manusiamuli dari yang paling optimis dan
paling pesimis sekalipun. Aliran tersebut pda umumnya mengemukakan satu fatur dominan dengan
demikian satuan aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan fakto
tersebut untuk mengembangan pemikiran manusia.

Berikut adalah beberapa aliran-aliran dalam dasar-dasar kependidikan.

1. Aliran Empirisme

Aliran ini merupakan aliran yang mementingkan stimulasi eksternaldalam perkembang menusia,
dan menyatakn bahwaperkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawan tidak
dipentingkan. Pengalamn yang diperoleh anak dalam kehidupan sehar-hari didapat dari dunia sekitarnya
yang merupakan stimula-stimulan. Stimulasi ini erasaldari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang
dewasa dalam bentuk program pendidikan.

Aliran empiris dianggap berat sebelah karena hanya mementingkan peranan pengalama yang
diperoleh dari lingkungan sekitar sedangkan kemmpuan dasar yng didapatsejak lahir ianggap tidak
menentukan. Menurut kenyataan dalam kehidupan sehar-hari terdapat anak yang berhasil karena
berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan ini disebabkan karena
adanya kemampuan yang berasal dari yang merupakan kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha
mendapkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dari
dirinya. Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendpat yang
memandang bhwa manusa sebagia mehkluk yang psif dan dapa memanipulasi umpma melalui
medifikasi tingkah laku.

2. Aliran Navitisme

Aliran navitisme merupakan aliran yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga
faktor lingkungan termasuk faktor pedidikan yang kurang berpengaruh pada anak. Hasil perkembangan
tersebut ditentukan oleh pembawaan ynag diperoleh sejak kelahiran, lingkungan kurang berpengaruh
terhadap pendidikan dan perkembangan anak.

Hasil pendidikan tergantung pda pembawaan, oleh karena tu hasil lahir pendidikan ditentukan
oleh pembwaan yang suah dibawa sejak lahr, maka keberhasilan ditentukn oleh anak itu sendiri.
Ditekankan bahwa “ yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik”. Pendidikan yang
tidak sesuai dengan bakat dan pembawan anak didik tidak akan berguna bagi oerkembangan anak itu
sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada rtinya karena lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi
perkembangan anak.

3. Aliran naturalisme

Pandangan yang ada persamaannya dengan Navitisme adalah aliran Naturalisme yang
dipelopori oleh seorang flsuf Prancis J.J Rousseau (1712-1778) rousseus berpendapat bahwa semua anak
yang dilahirkan mempunyai pembawaan buruk, pembwaan baik anak akan rusak karena dipengaruhi
oleh lingkungan . rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang dierikan oleh orang dewasa dapat
berakibat merusak pembawaan anak yang baik itu,. Aliran ini juga disebut negativism, karena
berpendapat bahwa pendidikan wajib membiarkan pertumbuhan ank pada alam. Jadi dengan kata lain
pendidikan tdak diperlukan, yang dikasanakan adalah menyerahka ada didik pada alam agar
pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oeh tangan anusia mellalui proses dan kegitan pendidikan
itu.

J.J Rouseau juga ingin menjauhkn anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-
buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahiran itu dapat tampak
secara spntan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya pernainan bebas kepada anak didik utuk
mengembangkan pembawaannya, kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya, pendidikan
harus dijadikan dalam perkembangan anak karena hal itu dapata menjauhkan anak dari segala hal yang
bersifat dibuat-buat (artificial). Dan dapat membawa anak kembali kealam untuk mempertahankan anak
dari segala hal yang baik, karena sudah dapat diketahui bahwa aliran Naturalisme menolak campur
tangan penddikan sampai saat ini tidak terbukti dan malah terbutti sebaliknya bahwa pendidikan makin
lama makn diperlukan

4. Aliran Konvergensi

Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939) seoran ahli pendidkan dari Jerman
berpendapat bahwa seoran anak dilahirkan didunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan ank baik
faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama memiliki peranan yang sangat penting .

bakat yang dibawa pada waktu lahir akan berkembang dengan baik tanpa adanyadukungan
lingkungn yang sesuai untyk perembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat
menghasilkan erkembangan anak yang optimal kalu memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang
doperlukan untuk perkembangan itu.

Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbakat dengan kata-kata, pada anak
manusia terdapat pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungan. Anak berbicara dalam bahasa
tertentu, lingkungan pun memengaruhi anak didk dalam pengembangan pembawaan bahasanya.
Karena itu setap anak manusia mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu setiap anak pasti
memiliki bahasanya sendiri, misalnya bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahsa Inggiris, dan
lain sebagainya.
Dafar Pustaka

Tirtarahardja, umar. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Anda mungkin juga menyukai