PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya
menekankan pada penguasaan konsep yang dijaring dengan tes tertulis
obyektif dan subyektif sebagai alat ukurnya. Yang mengemukakan bahwa
pengujian yang dilakukan selama ini baru mengukur pengusaan materi
saja dan itu pun hanya meliputi ranah kognitif tingkat rendah. Keadaan
semacam ini merupakan salah satu penyebab guru enggan melakukan
kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada pengembangan
keterampilan proses pada siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
umumnya hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks.
Keadaan faktual ini mendorong siswa untuk menghafal pada setiap kali
akan diadakan tes harian atau tes hasil belajar. Padahal untuk anak jenjang
sekolah dasar yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan
rasa ingin tahu dan daya kritis anak terhadap suatu masalah.
Proses belajar mengajar memang dilakukan dalam kelompok atau
kelas, tetapi seyogianya seorang pengajar peduli (concern) atas
pemahaman dan kemajuan belajar setiap mahasiswa secara individual.
Kadang seorang dosen menganggap dirinya sudah mengajar dengan baik,
dan sudah puas apabila ada satu dua mahasiswa yang dapat memperoleh
skor tinggi, padahal lebih dari 80 % mahasiswanya memperoleh skor di
bawah rata-rata. Pada zaman dulu, dosen yang hanya meluluskan sedikit
mahasiswa itu dinamakan dosen “killer”, dan merupakan suatu
kebanggaan bagi dosen bahwa mata kuliahnya sukar untuk dilulusi. Dalam
hal ini dosen menggunakan dirinya sendiri sebagai standar untuk
mengukur kemampuan belajar mahasiswa; mahasiswa yang tidak lulus
dianggap bodoh atau malas, karena kenyataannya ada juga mahasiswa
yang memperoleh skor tinggi.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Bagaimana konsep dasar dari Assesmen Alternatif?
2. Apa saja macam-macam bentuk penilaian dalam Assesmen Alternatif
berdasarkan alat penilaian?
3. Apa hubungan antara Assesmen Alternatif dengan Assesmen
Tradisional?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan masalah
adalah:
1. Mengetahui konsep dasar dari Assesmen Alternatif.
2. Mengetahui macam-macam bentuk penilaian dalam Assesmen
Alternatif berdasarkan alat penilaian.
3. Mengetahui hubungan antara Assesmen Alternatif dengan Assesmen
Tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
b. Fungsi Portofolio
Fungsi penilaian portofolio dapat kita lihat dari bernagai segi, yaitu:
1) Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta
didik.
2) Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen
kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk
mengoleksi dan menunjukan hasil kerja mereka.
3) Portofolio sebagai alat penilaian autentik.
4) Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk
melakukan penilaian diri sendiri.
a. Kemajuan belajar peserta didik setiap saat dapat dilihat secara jelas
b. Fokus pada hasil kerja peserta didik yang terbaik memberikan suatu
pengaruh yang positif bagi pembelajaran
c. Pembandingan hasil kerja peserta didik masa lalu dengan sekarang
memberikan motivasi yang besar daripada membandingkan antar hasil
kerja peserta didik yang satu dengan yang lainnya.Pembandingan
10
seperti ini akan menunjukkan perkembangan pekerjaan peserta didik
dari waktu ke waktu.
d. Keterampilan-keterampilan asesmen pribadi ditingkatkan melalui
seleksi contoh-contoh hasil kerja yang terbaik dan memberikan
penilaian pada pilihan.
e. Menyajikan penilaian terhadap perbedaan individu
f. Menyajikan komunikasi yang jelas dalam kemajuan belajar pada
peserta didik, orang tua dan lainnya.
11
12
Indikator Penilaian
1. Menjelaskan pengertian koperasi danKurang baik Baik Baik sekali
koperasi sekolah
2. Menganalisis pengembangan koperasi
sekolah
h. Refleksi
Refleksi (reflection) adalah proses yang paling penting dalam
asesmen portofolio. Tahapan ini membedakan dengan jelas antara
portofolio dengan sekedar koleksi. Pada tahap refleksi, kepada peserta
didik ditanyakan alasan mengapa mereka memilih evidence tertentu
untuk dinilai, bagaimana membandingkan antara satu evidence yang
dipilih dengan yang tidak dipilih, kemampuan dan pengerahuan khusus
apa yang digunakan untuk memilih dan menghasilkan evidence
tertentu, dan dimana atau kapan mereka dapat meningkatkan
kemampuannya sebagai peserta didik.
Hal yang terpenting pada tahapan ini adalah peserta didik harus
aktif dalam penilaian. Peserta didik dapat melakukan pengawasan
secara langsung pada kualitas kemampuan mereka dan mengenal secara
jelas peningkatan yang diperlukan.
16
Nama Siswa :
Tanggal :
Mata Pelajaran :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Dari daftar kemampuan yang terdapat pada checkliszt, kompetensi dasar atau
indikator manakah yang dapat kamu tingkatkan?
…………………………………………………………………………
i. Koneksi
Tahapan paling akhir dalam asesmen porofolio adalah koneksi.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan koneksi yaitu
pertama koneksi antara yang siswa hasilkan dengan tujuan
pembelajran dan kedua antara siswa dengan dunia luar kelas.
Hubungan anrata portofolio peserta didik dengan tujuan pembelajaran
dapat menunjukkan bagaimana mereka menuangkan pengetahuan dan
kemampuannya. Pada tahap ini peserta didik diajak untuk mengenal
dirinya sendiri. Dengan koneksi ini diharapkan siswa memahami
kurikulum lebih mendalam. Mereka akan menilai posisinya dalam
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
17
2. Proyek
Menurut Widoyoko (2016: 109) penilaian proyek (project
assesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu di luar kegiatan
pembelajaran di kelas atau laboratorium atau bengkel. Tugas dapat
diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Tugas proyek adalah
tugas yang melibatkan kegiatan perencanaan, penilaian, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian laporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam tahap perencanaan yang meliputi
pemilihan permasalahan untuk menentukan topik, membuat rencana
kerja, pengumpulan data, mengolah sampai penyusunan laporan.
b. Relevansi dengan mata pelajaran
Kegiatan proyek harus dimulai dari masalah yang ada kaitannya
langsung dengan mata pelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dihasilkan peserta didik murni merupakan hasil karyanya
sendiri, didasarkan pengarahan dari guru.
Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Proyek
a. Kelebihan:
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Meningkatkan kolaborasi.
4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
5) Meningkatkan skill
b. Kekurangan:
19
20
*Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi peserta didik atau
sekolah
**Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan
kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat
jawaban,semakin tinggi perolehan skor.
1 0
1. Pasar 1 = Paham
a. Mengetahui jenis-jenis pasar 0 = Tidak Paham
b. Mengetahui kelebihan dan
kelemahan dari setiap pasar
c. Mengetahui pelaku-pelaku
dalam pasar
Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan secara jujur
sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap
nilai akhir, tetapi hanya bertujuan untuk perbaikan pembelajaran.
24
Penjelasannya adalah:
a. Tanggapan terpilih ke melakukan tugas: Asesmen tradisional menjelaskan
bahwa peserta didik diberikan sejumlah pilihan dalam bentuk soal pilihan
gandaatau benar-salah, serta diminta untuk memilih jawaban yang benar.
Asesmen alternatif menjelaskan peserta didik diminta mendemonstrasikan
pemahamannya dengan melaksanakan tugas-tugas yag lebih kompleks.
b. Simulasi atau buatan ke dunia nyata: Tes tradisional buatan guru tidak
mencerminkan dunia nyata, terbatas pada pengujian terhadap apa yang
dipelajari di dalam kelas, berbeda dengan penilaian alternatif yang
mencoba mengaitkan bahan ajar dengan dunia nyata.
c. Mengingat atau mengenal ke mengonstruksi dan aplikasi: penilaian
tradisional yang dirancang baik dapat secara efektif menentukan apakah
siswa telah mendapatkan suatu pengetahuan atau belum, sedangkan
penilaian otentik sering meminta siswa untuk menganalisis, membuat
sintesis, dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya serta diminta
menciptakan makna baru dariapa yang telah dipelajarinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep dasar asesmen atau penilaian adalah proses pengumpulan
informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan terkait
kebijakan pendidikan, mutu program pendidikan, mutu kurikulum,
mutu pengajaran, atau sejauh mana pengetahuan yang diperoleh
seorang siswa tentang bahan ajar yang telah diajarkan kepadanya.
2. Macam-macam bentuk asesmen alternatif berdasarkan alat
penilaiannya adalah penilaian portofolio, penilaian proyek, dan
penilaian diri. Setiap bentuk memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing serta langkah-langkah dalam pelaksanaannya.
3. Hubungan antara asesmen alternatif dengan asesmen tradisional
adalah keduanya memiliki perbedaan antara tanggapan siswa,
kemampuan mengingat, dan struktur oleh guru dan lain sebagainya.
B. Saran
Asesmen alternatif memiliki kelebihan dan kelemahan dari
masing-masing bentuk berdasarkan alat penilaiannya. Saran dari kami,
sebisa mungkin kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing
bentuk agar diminimalisir sehingga proses penilaian dapat dilakukan
dengan lancar dan menciptakan hasil penilaian yang bisa
dipertanggungjawabkan dan dijadikan bahan evaluasi. Seperti kelemahan
pada penilaian proyek yang mencantumkan membutuhkan biaya yang
ekstra. Kelemahan ini bisa diatasi dengan menggunakan bahan yang murah
dan hemat biaya namun berkualitas.
25