Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN JIWA

“Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Harga Diri Rendah”

Oleh:

Kelas II B

kelompok 3

Innayah Nursafitri (183110217) Latifa Putri Agusti (183110218)

Lidia Warni (183110219) Maysha Fadilla (183110220)

Nabila Maliha Rakha Rahad (183110222) Monicha Yuza (183110221)

Nadila (183110223)

Dosen Pembimbing:

Heppi Sasmita, M.Kep.Sp.Jiwa

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, salawat beserta salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang dan berilmu
pengetahun seperti saat sekarang ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa Poltekkes Kemenkes Padang.

Dalam penulisan makalah ini kami penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khusus nya kepada dosen kami,
ibu Heppi Sasmita, M.Kep.Sp.Jiwa yang telah memberikan tugas dan petunjuk pada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami,
dikarenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini. Terimakasih

Padang, 16 Januari 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Konsep Harga Diri Rendah.......................................................................................6
1. Pengertian…………………………………………………………….....6
2. Etiologi……………………………………………………………….....6
B. Proses Keperawatan..............................................................................................10
1. Pengkajian……………………………………………………………..10
2. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………10
3. Perencanaan dan Tindakan Keperawatan………………………………11
4. Evaluasi Keperawatan………………………………………………….11
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO  sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental
dan social, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.Menurut UU Kesehatan RI no. 23
tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, social yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara social dan ekonomis.Sakit adalah ketidak seimbangan fungsi
normal tubuh manusia, termasuk sejumlah system biologis dan kondisi penyesuaian.  Kesehatan
jiwa adalah satu kondisi sehat emosional psikologis, dan social yang terlihat dari hubungan
interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan
kestabilan emosionl (Videbeck, 2008). Gangguan jiwa didefenisikan sebagai suatu sindrom atau
perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitakan dengan adanya
distress (misalnya gejala nyeri) atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang
penting) (Videbeck, 2008)
    Di zaman modern ini, globalisasi terjadi di berbagai bidang.Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin pesat.Selain berbagai kemudahan, pada zaman modern ini
juga memberikan banyak stresor bagi masyarakat.Stresor dapat memengaruhi keadaan jiwa
seseorang Salah satunya harga diri rendah.Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri.Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).
     Harga diri seseorang sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri, lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat dan beberapa pengalaman in dividu. Seseorang yang memiliki koping
yang baik, maka ia akan mampu Masalah

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Harga Diri Rendah ?
2. Apa saja etiologi Harga Diri Rendah ?
3. Apa saja  proses terjadinya Harga Diri Rendah
4. Apa saja Prognosis dan komplikasi Harga Diri Rendah?
5. Apa saja Manifestasi Klinik Harga Diri Rendah?
6. Apa saja Penatalaksanaan Harga Diri Rendah.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Harga Diri Rendah


2. Untuk mengetahui etiologi dari Harga Diri Rendah
3. Untuk mengetahui proses terjadinya Harga Diri Rendah
4. Untuk mengetahui Prognosis dan komplikasi Harga Diri Rendah
5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinik Harga Diri Rendah
6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan  Harga Diri Rendah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Harga Diri Rendah


1. Pengertian
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. (Gail. W. Stuart, 2007)
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan
rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan
putus asa ( Depkes RI, 2000 )

2. Etiologi
Harga diri rendah sering di sebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif
akibat adanya kurang umpan balik, kurangnya umpan balik yang positif, kurangnya sistem
pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi
sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal, sehingga individu yang
mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan dalam
menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tuntuan hidup serta peran
yang dihadapi.
Penyebab terjadinya harga diri rendah antara lain :
1.      Faktor predisposisi ( Stuard and Sudeen, 1998 )
a) Penolakan orang tua
b) Harapan orang tua yang tidak realistis
c) Kegagalan yang berulang kali
d) Kurang mempunyai tanggung jawab personal
e) Ketergantungan pada orang lain
f) Ideal diri tidak realistis
2.      Faktor presipitasi ( Stuard and Sudeen, 1998 )
a) Faktor  presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar individu
( eksternal or internal sources ) 
b) Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
c) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
d) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
e) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan
f) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan.

3. Rentang Respon
Rentang respon konsep diri Respons Mal adaptif:
1. Respon adaftif
Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan
masalah tersebut.
a. Aktualisasi diri
Adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang
sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positf
Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi
diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negative dari dirinya
2. Respon maladaftif
Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat memecahkan
masalah tersebut.
a. Harga Diri Rendah
Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah
dari orang lain
b. Identitas Kacau
Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas aspek-aspek idintitas masa kanak-
kanak ke dalam kematangan aspek psikososial keperibadian masa dewasa yang
harmonis.
c. Depersonallisasi
Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak membedakan dirinya dengan orang lain.
Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:
1. Citra tubuh
Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa
lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2. Ideal diri
Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar
peribadi.
3. Harga diri
Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa berapa banyak
kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
4. Peran
Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
dihubungkan dengan fungsi idividu di dalam kelompok sosialnya.
5. Identitas diri
Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan
penilaian terhadap dirinya, menyadari bahawa dirinya berbeda dengan orang lain.

4. Proses Terjadinya Masalah


Menurut Stuart (2007: hal.186) Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi di pelajari
sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan
dengan realitas dunia, dengan 5 komponen konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,
performa peran dan identitas pribadi. Individu dengan kepribadian yang sehat akan mengalami
hal - hal seperti citra tubuh yang positif, ideal diri yang realistis, konsep diri yang positif, harga
diri yang tinggi, performa peran yang memuaskan, rasa identitas yang jelas. Awalnya individu
berada pada suatu situasi yang penuh stressor ( krisis ), individu berusaha menyelesaikan krisis
tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa dirinya tidak mampu atau merasa gagal
menjalankan fungsi dan peran, seperti trauma yang tiba tiba misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Penilaian individu terhadap diri sendiri
karena kegagalan menjalankan fungsi peran adalah kondisi harga diri rendah situasional.
Jika lingkungan tidak memberikan dukungan positif atau justru menyalahkan individu
dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah
kronis. Harga diri rendah kronis juga dipengaruhi beberapa factor seperti factor biologis,
psikologis, social dan cultural. Factor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contah kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien
mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin
besar karena klien dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya. Faktor psikologis
berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi meliputi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak, orang tua tidak percaya pada anak, tekanan
teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.Faktor
sosial yaitu status ekonomi seperti kemiskinan, tinggal di daerah kumuh. Faktor kultural seperti
tuntutan peran kebudayaan.seperti wanita sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan

5. Komplikasi
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial. Isolasi sosial merupakan
gangguan kepribadian yang tidak flexible pada tingkah laku yang maladaptif, menganggu fungsi
seseorang dalam hubungan social

6. Menifestasi Klinis
Menurut Keliat (1999) tanda dan gejala yang dapat muncul pda pasien harga diri rendah adalah :
 Perasaan malu terhadap diri sendiri, individu mempunyai perasaan kurang percaya diri.
 Rasa bersalah terhadaap diri sendiri, individu yang selalu gagaal dalaam meraih sesuatu.
 Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada dibawah orang lain.
 Gangguan berhubungan social seperti menarik diri, lebih suka menyendiri dan tidak ingin
bertemu orang lain.
 Rasa percaya diri kurang , merasa tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki.
 Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu dalam memilih sesuatu.
 Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram
sehingga memungkinkan untuk mengakhiri kehidupan.
 Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
 Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
 Ketegangan peran yang dirasakan.
 Pandangan hidup pesimis.
 Keluhan fisik
 Penolakan terhadap kemampuan personal
 Destruktif terhadap diri sendiri
 Menarik diri secara social
 Penyalahgunaan zat
 Menarik diri dari realitas
 Khawatir
ASUHAN KEPERWATAN PADA PASIEN HDR ( HARGA DIRI RENDAH )

1. PENGKAJIAN HARGA DIRI RENDAH


Pengkajian dilakukan dengan carawawancara dan observasi pada pasien dan keluarga(pelaku
rawat).
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat ditemukan melalui wawancara dengan pertanyaan
sebagai berikut:
a. Bagaimana pandangan/ penilaian Anda tentang diri sendiri?
b. Bagaimana penilaian Anda terhadap diri sendiri yang mempengaruhi hubungan Anda
dengan orang lain?
c. Apa yang menjadi harapan Anda?
d. Apa saja harapan yang telah Anda capai?
e. Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
f. Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?

Tanda dan gejala harga diri rendah yang dapat ditemukan melalui observasisebagai berikut:
a. Penurunan produktivitas
b. Pasien tidak berani menatap lawan bicara
c. Pasien lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala harga diri rendah yang
ditemukan. Pada pasien gangguan jiwa, diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri (Gambaran Diri) dikarenakan perubahan fisik atau kehilngan
bagian tubuh.
b. Gangguan konsep diri ( Harga Diri) dikarenakan harapan diri yang ridak realistis.
c. Gangguan konep dir (Identitas Diri) dikarenakan harapan orang tua yang tidak realistis
d. Gangguan konseo diri ( peran ) dikarenakan karena ketidakmampuan menerima peran
dan pekerjaan baru di masyarakat
2. Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
a. Meningkatkan gambaran ( citra ) diri pasien, dengan cara:
a) Menciptakan hubungan saling percaya dengan mendorong pasien untuk
membicarakan perasaan tentang dirinya
b) Meningkatkan interaksi social dengan cara membantu pasien untuk menerima
pertolongan dari orang lain, mendorong pasien untuk melakukan aktivitas social,
menerima keadaan dirinya, dll.
c) Bila terjadi perubahan atau kehilangan fungsi tubuh, berikan pemahaman tentang
kehilangan. Mendorong pasien untuk bereaksi terhadap kehilangan dan menggali
alternative yang nyata guna membantu mengatasinya.
b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara:
a) Membantu pasien untuk mengurangi ketergantungan dengan bersikap mendukung
dan menerima. Memberi kesadaran pada pasien akan pentingnya ke inginan
semnagt hidup yang tinngi
b) Meningkat sensitivitas pasien terhadap dirinya dengan memberikan perhatian,
membangun harga diri dengan memberi umpan balik positif atas penyelesaian
yang dicapai, menghargai privasi dan mendorong pasien untuk melakukan yang
membangkitkan harga dirinya
c) Membantu pasien mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan mendorong
pengungkapan perasaan, baik positif maupun negative
c. Memperbaiki identitas diri pasien, dengan cara:
a) Mengenal diri sendiri sebagai bagian tubuh yang terpisah dengan orang lain
b) Mengakui seksualitasnya sendiri
c) Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu kelarasan
d. Meningkatkan atau memperbaiki peran pasien, dengan cara:
a) Mempertahankan kinsisten yang dilakukan
b) Menyesuaikan antara peran yang diemban.
c) Menyelaraskan antara budaya dan harapan terhadap prilaku peran

3. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah konsep diri secara umum dapat dinilai dari kemampuan untuk
menerima diri, menghargai diri, melakukan peranan yang sesuai, dan mampu menunjukan
identitas diri.

3. TINDAKAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


Tindakan keperawatan harga diri rendahdilakukan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat).Saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa Puskesmas atau kunjungan rumah,
perawat menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien.Bersama
keluarga (pelaku rawat), perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga
(pelaku rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan melatih
cara untuk mengatasi harga diri rendah yang dialami pasien.
Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku
rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil
tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
membimbing pasien melatih kegiatan yang telah diajarkan oleh perawat untuk mengatasi harga
diri rendah.
Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan,
minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan hingga pasienmampu mengatasi harga diri rendah
dan keluarga mampu merawat harga diri rendah.

a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Harga Diri Rendah


Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
6) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya.

Tindakan Keperawatan:
1) Membina hubungan saling percaya, dengan cara:

a) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.


b) Perkenalkan diri dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilanyang
Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai.
c) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
d) Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama pasien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.
e) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi.
f) Tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.

1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.


Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah :
a) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan)
b) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap
kali bertemu dengan pasien.

2) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien.
3) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan
yang dapat dilakukan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
b) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.

4) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan.


Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
b) Bantu pasien memasukkan pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
c) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan
pasien.

5) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun


rencana kegiatan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
b) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas.
d) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
e) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan.
f) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien.

Kegiatan latihan dapat dilanjutkan untuk aktivitas pasien lainnya, hingga semua
kegiatan yang telah disepakati sebagai aktivitas yang dapat dilakukan pasien dapat dilatih
secara bertahap.
Implementasi tindakan keperawatan terhadap pasien dilakukan dalam empat kali
pertemuan, dan dapat dilanjutkan untuk kegiatan lain sehingga harga diri rendah teratasi. Pada
masing-masing pertemuan dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan strategi pelaksanaan
(SP) sebagai berikut:

Latihan 1 untuk pasien:Pengkajian dan latihan kegiatan pertama


Identifikasi pandangan/penilaian pasien tentang diri sendiri dan pengaruhnyaterhadap
hubungan dengan orang lain, harapan yang telah dan belum tercapai, upaya yang dilakukan
untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi; identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan
aspek positif pasien (buat daftar kegiatan);bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini (pilih dari daftar kegiatan mana kegiatan yang dapat dilaksanakan): buat daftar kegiatan
yang dapat dilakukan saat ini; bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini untuk dilatih;latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya); masukkan
kegiatan yang telah dilatih pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali per hari.

Latihan 2 untuk pasien: Latihan kegiatan kedua

Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi kemampuan pasien melakukan
kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian, evaluasi manfaat melakukan kegiatan
pertama, bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih, latih kegiatan kedua (alat dan
cara), masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan, masing-masing dua kali per
hari.

Latihan 3 untuk pasien: Latihan kegiatan ketiga


Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi kemampuan melakukan kegiatan
pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian, evaluasi manfaat melakukan kegiatan
pertama dan kedua, bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih, latih kegiatan ketiga
(alat dan cara), masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua
kali per hari.
Latihan 4 untuk pasien : Latihan kegiatan keempat

Evaluasi data harga diri rendah, validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama,
kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian; evaluasi manfaat melakukan kegiatan
pertama, kedua, dan ketiga; bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih; latih
kegiatan keempat (alat dan cara); masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: empat kegiatan,
masing-masing dua kali per hari.

b. Tindakan Keperawatan untukKeluarga Pasien Harga Diri Rendah


Keluarga (pelaku rawat) diharapkan dapat merawat pasien harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
Tujuan:Keluarga mampu:

1) Mengenal masalah harga diri rendah


2) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
3) Merawat harga diri rendah
4) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri pasien
5) Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
6) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Tindakan Keperawatan:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2) Menjelaskan tentang harga diri rendah: pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
harga diri rendah, dan akibat jika tidak diatasi.
3) Membantu keluarga mengambil keputusan merawat pasien
4) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
5) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
6) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
meningkatkan harga diri pasien
7) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan kesehatan
8) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

Tindakan keperawatan untuk keluarga (pelaku rawat) dilakukan dalam empat kali
pertemuan. Pada masing-masing pertemuan dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan strategi
pelaksanaan (SP).

Latihan 5 untuk keluarga:Mengenalmasalah harga diri rendah dan latihan caramerawat:


melatih kegiatan pertama

Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien harga diri rendah, jelaskan
pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah, dan akibat harga diri rendah
(gunakan booklet), jelaskan cara merawat harga diri rendah, berikan pujian terhadap semua hal
positif yang dimiliki pasien, latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang dipilih
pasien, bimbing memberikan bantuan pada pasien, anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian.

Latihan 6 untuk keluarga: Latihan caramerawat: membimbing melakukan kegiatan kedua

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala harga diri rendah, validasi


kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih,
evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian, bersama keluarga melatih
pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang dipilih pasien, anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan memberi pujian.

Latihan 7 untuk keluarga: Latihan caramerawat: membimbing melakukan kegiatan ketiga

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala harga diri rendah, validasi


kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih,
evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian, bersama keluarga melatih
pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih, anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berikan pujian.
Latihan 8 untuk keluarga: Latihan caramerawat: membimbing melakukan kegiatan
keempat

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala harga diri rendah, validasi


kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih,
evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat,beri pujian, bersama keluarga melatih
pasien melakukan kegiatan keempat yang dipilih, jelaskan follow up ke Puskesmas, tanda
kambuh, dan rujukan, anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian.

1. EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM MERAWAT


HARGA DIRI RENDAH
a. Evaluasi kemampuan pasien harga diri rendah berhasil apabila pasien dapat:
1) Mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Menilai dan memilih kemampuan yang dapat dikerjakan
3) Melatih kemampuan yang dapat dikerjakan
4) Membuat jadual kegiatan harian
5) Melakukan kegiatan sesuai jadual kegiatan harian
6) Merasakan manfaat melakukan kegiatan positif dalam mengatasi harga diri rendah
b. Evaluasi kemampuan keluarga(pelaku rawat)harga diri rendah berhasil apabila keluarga
dapat:
1) Mengenal harga diri rendah yang dialami pasien (pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya harga diri rendah, dan akibat jika harga diri rendah tidak diatasi)
2) Mengambil keputusan merawat harga diri rendah
3) Merawat harga diri rendah
4) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk
meningkatkan harga dirinya
5) Memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi harga diri rendah
6) Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh, dan melakukan
rujukan.

1. DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat).Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan harga diri
rendah pada kunjungan pertama.

IMPLEMENTASI EVALUASI
Kamis, 19 April 2019 pukul 10.00 – 10.30 S: Pasien
Pasien mengatakan:
Data Pasien:
 mempunyai kemampuan bermain tenis,
Pasien mengatakan merasa tidak berguna,
berenang, mencuci piring, merapikan
merasa hidup ini tidak berarti, merasa
tempat tidur, menyapu, menjahit, dan
tidak memiliki kemampuan.
menyulam.
Saat berinteraksi, klien sering  akan melatih merapikan tempat tidur,
menundukkan kepala, kontak mata mencuci piring, menyapu, dan memasak.
kurang.  merasa senang setelah latihan merapikan
tempat tidur
Data Keluarga:
Keluarga mengatakan bingung, tidak tahu
cara merawat anaknya. S: Keluarga
Keluarga mengatakan merasa senang
Diagnosis Keperawatan:
berlatih cara merawat anaknya dan akan
Harga diri rendah kronis
memotivasi anaknya merapikan tempat
Tindakan Keperawatan: tidur sesuai jadual.
Pasien: O:Pasien
 Mendiskusikan kemampuan yang Mampu merapikan tempat tidur
dimiliki pasien
 Membantu pasien menilai dan memilih O:Keluarga
kemampuan yang masih dapat Mampu mempraktekkan cara memberi
digunakan saat ini pujian pada anaknya
 Melatih kegiatan pertama: merapikan
A: pasien mampu menyebutkan
tempat tidur
kemampuannya dan berlatih kegiatan
 Membantu pasien memasukkan latihan
pertama
merapikan tempat tidur ke dalam jadual
kegiatan harian. P:
P Pasien: merapikan tempat tidur sesuai

Keluarga: jadual (bangun tidur pagi dan pkl. 04.00


sore).
 Mendiskusikan masalah dalam merawat
P Keluarga: mengingatkan pasien untuk
 Melatih keluarga cara merawat
merapikan tempat tidur sesuai jadual (jika
Rencana Tindak Lanjut:
pasien lupa) dan memberikan pujian setelah
26 April 2019 pkl.10.00
pasien melakukannya.
Pasien: Latih kegiatan kedua: mencuci
piring Perawat
Keluarga: Latih keluarga merawat pasien
dengan cara mendampingi pasien berlatih
Crl
mencuci piring. Carol

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harga diri seseorang sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri, lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat dan beberapa pengalaman in dividu. Seseorang yang memiliki koping
yang baik, maka ia akan mampu Masalah. Di zaman modern ini, globalisasi terjadi di berbagai
bidang.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat.Selain berbagai
kemudahan, pada zaman modern ini juga memberikan banyak stresor bagi masyarakat.Stresor
dapat memengaruhi keadaan jiwa seseorang Salah satunya harga diri rendah.Harga diri rendah
adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.Adanya perasaan hilang percaya
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.

DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition &Classification,
2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011).Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas(CMHN - Basic Course).
Jakarta: EGC
Stuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005).Principles and Practice of Psychiatric Nursing.8thedition.
Missouri: Mosby

Anda mungkin juga menyukai