Anda di halaman 1dari 2

Studi kasus

Terbitnya PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang penganggulangan covid-19, mengenai restrukturisasi


kredit bagi pelaku usaha mikro, umkm, dan usaha kecil

1. Bagaimana pihak bank mengelola jasa mereka untuk menghindari permasalahan tersebut ?
dan bentuk pelayanan apa yang dapat dilakukan oleh pihak bank?
2. Mengobservasi masalah- masalah apa yang muncul bagi dunia perbankan akibat munculnya
PP tersebut?
Jawab : contohnya semakin maraknya kebutuhan konsumen untuk membuka rekening baru,
transaksi tunai, dan terutama pengajuan peminjaman kredit sehingga pihak bank harus
berupaya untuk memenuhi segala kebutuhan nasabahnya demi kelangsungan bank tersebut,
meningkatnya permintaan kredit , membuat bank kewalahan dalam menangani msalah
kredit yang meningkat. Meningkatnya pengajuan kredit oleh masyarakat memiliki resiko
yaitu kredit macet.

Bank :
1. Penilaian kualitas
Kredit/ pembiyaaan/ pnyediaan dana lain hanya berdasarkan ketepatan bunga untuk kredit
sampai dengan 10 miliar

2. Bank dapat melakukan restrukturisasi untuk seluruh kredit/ pembiyaan tanpa melihat
batasan platfon kredit atau jenis debitur, termasuk debitur UMKM, kualitas kredit/
pembiyaan diharapkan menjadi lancar setelah restrukturisasi
Dengan tujuan, tidak ada lagi kekhawatiran yang muncul dari para pembisnis UKM dan
UMKM serta, tidak ada anggapan lagi bahwa perjalanan bisnis yang tengah dijalani akan
semakin menurun

kebijakan pemerintah bersama BI dan OJK :


1. Penundaan pembayaran pokok dan bunga untuk semua skema KUR yang terdampak
covid-19 selama 6 bulan
2. Pemberian keringanan dan penundaan pembayaran kredit atau leasing sampai
dengan Rp. 10 miliar, termasuk untuk UMKM dan pekerja informal, maksimal 1 thn
3. Restruktusasi kredit melalui peningkatan kualitas kredit/pembiyaan menjadi lancar,
dapat diterapkan bank tanpa batasan platfon kredit
4. Anggaran kartu pekerja dinaikkan dari Rp. 10 triliun menjadi Rp. 20 triliun untuk 5,6
juta orang yg terkena PHK dan pelaku UMKM yg terdampak covid-19. Penerima
manfaat menerima insentif pasca pelatihan Rp. 600 ribu, dengan biaya pelatihan Rp.
1 juta dan insentif survei kerja Rp. 150 ribu

1. Pemerintah bersama bank indonesia dan OJK mengoptimalkan bauran kebijakan moneter
dan sektor keuangan untuk memberi daya dukung dan menjaga stabilitas pada
perekonomian nasional
2. Bank indonesia telah mengeluarkan kebijakan stimulus moneter melalui kebijakan intensitas
triple intervention, kemuadian menurunkan rasio giro wajib minimum valuta sing bank
umum konvensional
3. Bank indonesia juga telah memperluas underlying transaksi bagi investor asing dan
penggunaan bank kustodi global dan domestik untuk kegiatan investasi
4. OJK telah menerbitkan beberapa kebijakan, yaitu keringanan dan penundaaan pembayaran
kredit atau leasing sampai dengan Rp. 10 miliar termasuk untuk UMKM dan oekerja informal
maksimal 1 tahun
5. Memberkan keringanan dan penundaan pembayaran kredit atau leasing tanpa batasan
plafon, sesuai dengan kemampuan bayar debitur dan disepakati dengan bank atau lembaga
leasing

Masalah perbankan :

1. Rasio Kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga rendah di 2,5% gross atau 1.3%
nett.
2. Resiko NPL karena perlambatan ekonomi membuat kinerja perusahaan dan UMKM ikut
turun
3. UMKM tidak bisa berjalan dan pendapatan bekurang, debitur juga mengalami gangguan
karena covid 19 karena mereka tidak bisa bekerja

Pemerintah :

Pemerintah telah menyiapkan stimulus fiskal salah satunya adalah bantuan sosial bagi mereka yang
membutuhkan dalam mengatasi masalah kesehatan, membayar dokter, obat dll, memastikan
masyarakat bebannya dibantu melalui bansos

OJK :

Memberikan stimulus berupa relaksasi pembayaran kredit

Ditambah lagi stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan

Jadi bagaimana mengurangi beban UMKM, dunia usaha,dan dampaknya ke perbankan bisa
dimitigasi

Bank bjb :

Memberikan keringanan kepada nasabah dalam bentuk penyesuaian pembayaran cicilan pokok
/bunga, perpanjangan waktu, dll

Keringanan yang diberikan bank bjb berlaku abgi seluruh nasabah yang terdampak covid 19, baik
secara langsung maupun tidak langsung

Kategori debitur yang diprioritaskan dalam mendapat keringanan adalah mereka yang terkena
dampak covid 19 dengan nilai kredit dibawah Rp. 10 miliar, antara lain untuk pekerja informal,
pekerja berpengahsilan harian, pengelola usaha mikro dan usaha kecil. Angsuran diberikan
maksimum selama 1 tahun

Anda mungkin juga menyukai