Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Mata Ujian : Perencanaan Pabrik Pengolahan


Dosen Penguji : Sriyanti
Hari / Tanggal : Selasa, 31 Maret 2020
Waktu : 08.10 – 09.50 WIB

1. Jelaskan pengertian istilah dibawah ini :


a. Recovery dan Ratio of Concentration
b. Material Balance
c. Circulating Load

2. Jelaskan sifat fisik mineral !

3. Pabrik Pengolahan bahan galian adalah pabrik yang mengolah bahan galian sebagai bahan
baku menjadi produkta setengah jadi, untuk keperluan proses lanjutan atau yang dapat
menghasilkan produkta yang dapat langsung dipakai oleh industri lainnya. Jelaskan
beberapa point dibawah ini :
a. Apa yang dimaksud dengan studi bahan baku !
b. Jelaskan tujuan perencanaan pabrik pengolahan bahan galian yang kelompok saudara
rencanakan !
c. Jelaskan langkah-langkah atau tahapan yang harus lakukan sebelum penentuan
pembuatan pabrik pengolahan !
d. Jelaskan apa saja yang harus dipertimbangkan dalam penentukan/pemilihan alat yang
akan digunakan dalam pabrik pengolahan !

4. Sebutkan judul tugas kelompok.


a. Sebutkan lokasi, mineral utama, mineral ikutan dari bahan galian tugas saudara !
b. Jelaskan tahapan (diagram alir) pengolahan sampai didapatkan konsentrat dari
tugas kelompok !
c. Berapa target produksi/hari ?
1. Penjelasan:
a) Yang dimaksud dengan recovery dan ratio of concentration
 Recovery adalah Perolehan mineral dari pengolahan bahan galian yaitu berupa
perbandingan antara berat dan kadar yang didapat dengan kadar feed dan berat konsentrat
 Ratio of Concentration adalah Ratio atau nilai yang berupa perbandingan antara berat
feed dengan berat konsentrat.
b) Material balance merupakan kesetimbangan masa yang dimana berat feed akan sama
dengan berat konsentrat ditambah dengan berat tailing.
c) Circulating load adalah proses dimana material yang dihasilkan dari alat ball mill yang
masih kasar (underflow) dikembalikan kembali kedalam alat ball mill untuk digiling
kembali untuk menghasilkan overflow.

2. Sifat fisik mineral


a) Kekerasan
Sifat fisik ini berguna dalam menentukan proses kominusi untuk mengetahui kebutuhan
alat kominusi. Bila batuan memiliki banyak struktur maka akan mempermudah dalam
proses kominusi sedangkan bila keterdapatan struktur lebih sedikit maka kominusi ini
akan membuat alat mudah rusak.
b) Berat jenis
Merupakan perbandingan antara berat pada mineral dengan volume mineral. Untuk
mengetahui berat jenis mineral yaitu dengan cara menimbang terlebih dahulu mineral
tersebut. Selanjutnya, untuk mendapatkan volume mineral, dapat dilakukan dengan
memasukannya ke dalam air yang berada di gelas ukur. Volume air awal atau sebelum
dimasukan mineral, dikurangi dengan volume air akhir atau setelah dimasukan mineral.
Itulah jumlah volume mineral. Sedangkan alat yang digunakan untuk proses konsentrasi
berdasarkan berat jenis diantaranya apabila berat jenis mineral utama lebih rendah dari
pada pengotornya bisa menggunakan flotasi sedangkan, apabila berat jenis mineral utama
lebih besar dari pengotonya dapat menggunakan proses humprey spiral, jig, shaking table
dan hydrocyclone.
c) Kemagnetan
Sifat fisik kemagnetan digunakan untuk pemisahan mineral logam dengan pengotornya
dengan memanfaatkan sifat kemagnetan.Terbagi menjadi 3 jenis diantaranya:
1. Ferromagnetik
Mineral – mineral ferromagnetik akan mudah untuk ditarik atau diterik dengan kuat
jika terdapat medan magnet dari luar. Mineral ferromagnetik memiliki sifat
kemagnetan yang permanen. Contohnya yaitu magnetit, pyrrhotit, isovite, symthite
dan lain sebagainya.
2. Paramagnetik
Mineral – mineral paramagnetik akan diterik oleh medan magnet hanya sementara
saja. Mineral ini akan bersifat magnetik saat berada dekat disekitar medan magnet,
jika dijauhkan dari medan magnet akan hilang sifat kemagnetannya. Contohnya
yaitu hematit, pirit, olivin, mineral mika dan lain – lain.
3. Diamagnetik
Mineral – mineral yang tidak akan tertarik oleh medan magnet. Mineral
diamagnetik sebenarnya sedikit menolak medan magnet, dan yang termasuk
mineral ini yaitu sulfur, kuarsa, calcite, ortoklas, gipsum, talk, intan dan lain – lain.
3. Pabrik Pengolahan bahan galian adalah pabrik yang mengolah bahan galian sebagai
bahan baku menjadi produkta setengah jadi, untuk keperluan proses lanjutan atau yang
dapat menghasilkan produkta yang dapat langsung dipakai oleh industri lainnya
a) Studi bahan baku dalam Proses Pengolahan Bahan Galian merupaka tahapan sebelum
bahan galian masuk kedalam proses eksraksi logam (metallurgi ekstraksi). Karena
Pengolahan Bahan Galian mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi mengenai
mineral yang terkandung dalam bahan galian sangan diperlukan, misalnya :
 Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
 Kadar masing-masing mineral
 Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
 Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
b) Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini, yaitu :
 Mengetahui proses pengolahan dan pemurnian aluminium berdsarakan sifat fisik
bahan galiannya.
 Menentukan dan merencanakan alat yang akan digunakan dalam proses pengolahan
aluminium sesuai dengan target produksi serta jumlah cadangan.
 Membuat layout pabrik pengolahan aluminium dengan perhitungan tata letak alat
yang baik.
c) Dalam menentukan perencanaan pabrik pengolahan langkah – langkah yang harus
dilakukan antara lain :
 Melakukan studi bahan baku.
 Mengetahui jumlah cadangan untuk menentukan target produksi.
 Menentukan alat yang digunakan berdasarkan target produksi.
 Membuat lay out tata letak pabrik pengolahan berdasarkan alat yang digunakan.
d) Dalam pemilihan/penentuan pemilihan alat ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
diantaranya penyesuaian antara jenis bahan galian dengan spesifikasi alat, karena dapat
mempengaruhi keawetan dari alat tersebut, serta banyaknya alat disesuaikan dengan
target produksi.

4. Rancangan pabrik pengolah di PT.INDONESIA ASAHAN ALUMUNUM Kabupaten


Kuala Tanjung, Provimsi Sumatra Utara:
a) Lokasi kegiatan pengolahan berada di Kabupaten Kuala Tanjung,Provinsi Sumatra Utara,
mineral utama adalah aluminium Al2O3 51%, sedangkan mineral ikutannya adalah Fe2O3
22% , SiO2 14% dan 13% mineral pengotor lainnya.
b) Tahapan sampai mendapatkan konsentrat diantaranya:
1. Tahap Primer (Primary Crushing)
Tahap ini merupakan tahap pertama pengecilan material hasil peledakan yang
memiliki ukuran 0 – 800 mm. Material diangkut menggunakan 10 unit dump truck
yaitu Komatsu HD325 dengan kapasitas angkut sebanyak 65 Ton. Material tersebut
dimasukkan kedalam hopper, kemudian material tersebut akan masuk kedalam jaw
crusher dengan menggunakan grizzy feeder. Material dengan ukuran -50 mm akan
langsung masuk ke gudang batu sedangkan material dengan ukuran -100 +30 mm
akan langsung masuk kedalam belt conveyor 1, kemudian material dengan ukuran
-500 +70 mm akan menjadi umpan jaw crusher. Jaw crusher yang digunakan yaitu
Merk Otsuka 1200. Hasil yang didapatkan dari hasil peremukan yaitu material dengan
ukuran -200+50 mm akan menjadi umpan untuk tahap sekunder.
2. Tahap Sekunder (Secondary Crushing)
Pada tahap sekunder ini digunakan cone crusher Merk Otsuka CC 1500 sebagai alat
secondary crusher. Material hasil dari tahap primer akan masuk ke dalam cone
crusher yang diangkut menggunakan belt conveyor. Hasil dari proses crushing
tersebut diharapkan berukuran - 20 mm kemudian material tersebut akan diangkut
dengan belt conveyor menuju vibrating screen yang memiliki 3 deck. Sedangkan
untuk material yang berukuran +20 mm akan menuju tahap Tertiary dengan
menggunakan Cone Crusher Merk Otsuka CSH 1200 dan Yong Won CSH 1300
dengan hasil berukuran -8 mm.
3. Tahap Tersier (Tertiary Grinding)
Pada tahap tersier ini menggunakan ball mill sebagai alat tertiary crusher. Material
hasil dari tahap sekunder akan masuk ke dalam bal mill yang diangkut menggunakan
belt conveyor. Hasil dari proses Grinding tersebut diharapkan berukuran - 1 mm
kemudian material tersebut akan diangkut dengan belt conveyor menuju pabrik
smelter.
4. Tahap Sizing
Tahap ini merupakan tahap kominusi dari proses pengolahan yang dilakukan pada
perusahaan ini. Pada tahap ini dilakukan penyeragaman ukuran dari hasil tahap
primer dan juga sekunder. Pada prosesnya material hasil tahapan sebelumnya akan
dialirkan menggunakan belt conveyor menuju vibrating screen dengan
pengelompokan ukuran berdasarkan 3 ukuran dari setiap deck yang ada pada alat
tersebut. Berikut ini merupakan ukuran deck dan produk yang dihasilkan:
 Material yang berukuran +20 mm akan mengalami return menuju cone kembali
sebagai tahap secondary crushing.
 Deck 1, (ukuran 28 mm) : ukuran -28 +20 mm
 Deck 2, (ukuran 20 mm) : ukuran -20 +10 mm
 Deck 3, (ukuran 10 mm) : ukuran -10 mm

5. Tahap konsentrasi
Tahap ini merupakan tahap kominusi dari proses pengolahan yang dilakukan pada
perusahaan ini. Pada tahap ini dilakukan penyeragaman ukuran dari hasil tahap
primer dan juga sekunder. Pada prosesnya material hasil tahapan sebelumnya akan
dialirkan menggunakan belt conveyor menuju Humprey spriral dengan tujuan untuk
memisahkan mineral pengotornya.

c) Pada PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM memiliki jumlah cadangan yang


memiliki nilai ekonomis sebesar 455.000.000 BCM, maka dari itu PT INDONESIA
ASAHAN ALUMINIUM memiliki target produksi 126 BCM/hari. Perusahaan ini
mendapatkan 10 tahun lamanya penambangan dari pemerintah kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai