Nim : 1720078
Luka adalah rusaknya kultur atau fungsi anatomis normal akibat patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal yang mengenai organ tertentu. Luka adalah
hilang atau rusaknya jaringan atau tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
listrik, gigitan hewan dll.
1. clean wound (luka bersih) luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak
terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada system pernafasan,
pencernaan genital dan urinaria tidak terjadi
2. Clean-contamined Wound (luka bersih terkontaminasi) merupakan luka
pembedahan dimana sarulan respirasi, pencernaan, genital atau
perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3%- 11%
3. Contaimined Wound (luka terkontaminasi) termasuk luka terbuka, fres,
luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik
aseptic atau kontaminasi dari saluran cerna, pada kategori ini juga
termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
4. Dirty or Infected Wound (luka kotor atau infeksi) luka yang terinfeksi oleh
mikroorganisme.
Secara umum resiko terjadi infeksi luka oprasi depengaruhi oleh keterampilan
dokter bedah, penyakit yang di derita pasien (contohnya diabetes, obesitas)
atau usia tua, serta waktu pemberian antibiotic profilaksis yang kurang tepat.
1
Pengkajian Nyeri
1. Rangsangan Mekanik
Nyeri yang di sebabkan karena pengaruh mekanik seperti tekanan, tusukan
jarum, irisan pisau dll
2. Rangsangan Termal
Nyeri yang di sebabkan karena pengaruh suhu, rata-rata manusia akan
merasakan nyeri jika menerima panas diatas 45°C, dimana mulai pada
suhu tersebut jaringan akan mengalami kerusakan.
3. Rangsangan Kimia
Jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat yang disebut
mediator yang dapat berikatan dengan receptor nyeri antara lain:
bradykinin, serotonin, histamine, asetilkonin dan prostaglandin. Bradikinin
merupakan zat yang paling berperan dalam menimbulkan nyeri karena
kerusakan jaringan. Zat kimia lain yang berperan dalam menimbulkan
nyeri adalah asam, enzim proteolitik, zat P dan ion K+ (ion K positif).
Proses Terjadinya Nyeri Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf
telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri
dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem
pertama terdiri dari serabut Ad bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan
kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin
dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
2
'nyeri Lambat' dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan
tidak enak.
Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu, dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis
1. Nyeri Akut adalah Nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan terjadinya
singkat contoh nyeri trauma
2. Nyeri Kronis adalah nyeri yang terjadi atau dialami sudah lama contoh
kanker Klasifikasi nyeri berdasarkan Tempat terjadinya nyeri
3. Nyeri Somatik adalah Nyeri yang dirasakan hanya pada tempat terjadinya
kerusakan atau gangguan, bersifat tajam, mudah dilihat dan mudah
ditangani, contoh Nyeri karena tertusuk
4. Nyeri Visceral adalah nyeri yang terkait kerusakan organ dalam, contoh
nyeri karena trauma di hati atau paru-paru.
5. Nyeri Reperred : nyeri yang dirasakan jauh dari lokasi nyeri, contoh nyeri
angina. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Persepsi Nyeri
6. Nyeri Nosiseptis adalah Nyeri yang kerusakan jaringannya jelas
7. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang kerusakan jaringan tidak jelas.
contohnya : Nyeri yang diakitbatkan oleh kelainan pada susunan saraf.
3
Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris, dll.
1. Kultur Luka
Cairang yang mengandung sel yang keluar dari pembuluh darah selama fase
inflamasi penyembuhan luka dan menumpuk di jaringan atau permukaan jaringan
dinamakan eksudat
1. etiologi luka
2. fisiologi penyembuhan luka
3. lingkungan luka
4. proses patologis pada luka
Eksudat juga memiliki fungsi fisiologi dalam proses penyembuhan luka melalui
mekanisme
indikasi kultur pada luka dilakukan kepada pasien yang mengalami infeksi pada
lukanya sehingga muncul pus pada luka yang di derita oleh pasien.
4
2. Pemeriksaan Sensori
Adanya gangguan pada otak, medulla spinalis dan syaraf tepi dapat menimbulkan
gangguan sensorik. Gangguan ini tidak tampak seperti hanya pada gangguan
motorik maupun stofi otot. Gangguan sensorik dapat menimbulka perasaan
kesemutan atau baal (presentasi), kebas atau mati rasa, kurang sensitive (hipertesi)
dan adapula yang sangat sensitive (hiperestesi). Pemeriksaan sensorik adalah
pemeriksaan yang paling sulit di antara pemeriksaan neurologic yang lain karena
sangat subjektif.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron
traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini
ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls
diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.
bagaimana pendapat kelompok tentang pertolongan pertama pada luka yang diberi
dengan pasta gigi atau minyak panas? apakah hal tersebut dianjurkan? tolong beri
penjelasan.
5
Jawaban : saya akan menjawab pertanyaan dari diana , menurut kelompok kami
pasta gigi tidak dianjurkan untuk mengatasi luka atau tersiram minyak panas
karena pasta gigi tidak dapat meringankan luka bakar. selain itu didalam pasta gigi
terdapat berbagai kandungan zat di dalamnya, seperti pemutih dan pewarna yang
justru dapat memperparah luka dan memicu timbulkan infeksi.
Berikan tekanan langsung. Sebisa mungkin, beri tekanan pada luka. Jika Anda
memiliki kain kasa, gunakanlah. Pembalut kasa akan menahan darah dan
membantu komponen darah untuk tetap bersama dalam luka, guna mendorong
proses pembekuan darah. Jika Anda tidak memiliki kain kasa, sobekan baju
korban atau handuk juga akan bekerja dengan baik. Jika darah menembus kasa,
tambahkan lapisannya dan jangan pernah mengangkat kain tersebut. Mengupas
kain kasa dari luka akan menghentikan proses pembekuan darah sehingga
perdarahan akan terus berlanjut.
Angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari jantung. Posisikan luka lebih
tinggi daripada jantungnya. Dengan begitu, Anda akan memperlambat aliran
darah dan memudahkan untuk menghentikan perdarahan. Ingat: tetap aplikasikan
tekanan di atas luka.
Tahan luka. Poin tekanan adalah area tubuh di mana pembuluh darah terlihat jelas
dari permukaan kulit. Dengan menekan pembuluh darah di lokasi ini, aliran darah
akan berjalan lebih lambat, yang memungkinkan tekanan langsung bisa
menghentikan perdarahan. Pastikan Anda menekan pembuluh darah di lokasi
yang lebih dekat ke jantung, bukannya di sekitar luka. Menekan pembuluh darah
jauh dari jantung tidak akan memiliki dampak apapun terhadap penghentian
perdarahan.
6
6. Rawat syok. Perawatan syok harus dilakukan sejak awal dan bersamaan
dengan perawatan perdarahan, dan berlanjut hingga bantuan medis datang.
Caranya:
Jika Anda tidak melihat ada cedera leher, pastikan korban dalam kondisi telentang
dan tinggikan kakinya di atas jantung. Jangan mengangkat kaki untuk mengobati
syok jika luka tembak berada di atas pinggang, kecuali luka tembak ada di lengan.
Jika korban muntah, miringkan kepalanya. Jika dalam posisi berbaring, buka
mulutnya, dan keluarkan isi muntahannya.
Jaga agar korban tetap hangat. Kematian akibat hipotermia adalah risiko nyata.
7. Jika korban tidak sadar, tetapi masih bernapas, pastikan untuk menjaga
saluran napas tetap terbuka dan tidak terhalang. Jika korban tidak
bernapas, lakukan pernapasan buatan (CPR). Perhatikan tanda-tanda vital
korban.
Jawaban : saya akan menjawab pertanyaan dari cisma, menurut kelompok kami
Untuk bisa menentukan langkah pengobatan yang tepat, perlu diketahui terlebih
dahulu apa yang menjadi penyebab nekrosis terjadi. Karena pengobatan dimulai
dengan menangani terlebih dahulu faktor yang menjadi penyebabnya, baru
jaringan yang mati dapat diatasi. Berikut beberapa langkah pengobatan untuk
mengatasi nekrosis:
Debridement, yaitu penghilangan jaringan mati dengan metode bedah atau non-
bedah. Tergantung pada tingkat keparahan nekrosis, menghilangkan jaringan yang
mati bisa dengan memotong sebagian kecil kulit, sampai melakukan amputasi
pada anggota tubuh yang terkena.
7
Obat-obatan. Bila nekrosis disebabkan oleh trauma fisik dan luka bakar kimia,
maka pengidap dapat mengonsumsi obat antibiotik dan obat anti-inflamasi untuk
mencegah terjadinya peradangan dan infeksi bakteri.
Obat Anti-racun. Bila nekrosis disebabkan oleh racun dari gigitan ular, maka
konsumsi anti-racun bisa dilakukan untuk menghentikan penyebaran racun dan
obat antibiotik untuk menghambat infeksi.
Rahmatullah
jawaban: Menurut kelompok kami sebelum kita mengkaji pada luka yang kotor,
sebaiknya kita membersihkan luka yang kotor terlebih dahulu. Saat membersihkan
luka yang kotor seperti berdebu atau berpasir bahkan bernanah dianjurkan untuk
membersihkan partikel yang melekat pada luka itu terlebih dahulu. Selanjutnya
bisa dibilas atau dicuci menggunakan air matang atau Ns untuk beberapa saat.