Anda di halaman 1dari 5

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat
tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Namun
terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui; disebabkan oleh
berbagai faktor sebagai penghambatnya. Sebaliknya, jika keberhasilan itu menjadi kenyataan,
maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor dimaksud adalah tujuan,
guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi.
Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar.1 Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari
jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan
pengajaran.

Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang


dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik.
Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan. Jika kegiatan
belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru bertentangan, dengan sendirinya tujuan
pengajaran pun gagal untuk dicapai.

Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali
kegiatan belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan
pembembelajarannya. Guru hanya merumuskan Tujuan Pembalajaran Khusus (TPK), karena
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) sudah tersedia didalam GBPP.

Tujuan pembelajaran khusus ini harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi
syarat-syarat tertentu, yaitu:

a. Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.


b. Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi
perubahan perilaku).

1
Drs. Syaiful Bahri Djamarah Strategi Belajar Mengajar (Jakarta PT RINEKA CIPTA 2010) hal 109
c. Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan
standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) adalah wakil dari Tujuan Pembelajaran Umum
(TPU). Maka perbuatan TPK harus berpedoman pada TPU. Agar TPK dapat mewakili
terhadap TPU perlu dipikirkan beberapa petunjuk (indikator) suatu TPU. Indikator suatu
TPU itu banyak, namun dalam hal ini hendaknya yang dipilih yang betul-betul penting
sehingga dapat mewakili (representatif) TPU. Berdasarkan indikator terpilih tesebut itulah
dirumuskan TPK.

Berdasarkan pada indikator terpilih tersebut di atas itulah dapat dirumuskan sejumlah
TPK dari TPU yang bersangkutan.

Contoh rumusan TPK berdasarkan ciri-ciri dan indikator terpilih tersebut adalah:
“Dengan menggunakan peta siswa dapat menunjukkan tiga daerah objek wisata di
kalimantan selatan dengan tepat dan benar.”

Bila TPK tersebut dianalisis,dapatlah diketahui unsur-unsur berikut:

1. Audience : Siswa
2. Behavior : Dapat menunjukkan tiga daerah objek wisata di Kalimantan Selatan.
3. Condition : Dengan menggunakan peta
4. Degree : Dengan tepat dan benar

TPU Indikator Indikator Terpilih


1. Memahami - Menyebutkan - Menyebutkan arti
cara - Menunjukkan TKP
perumusan perbedaan - Menunjukkan pada
TPK - Menggambarkan TPU dengan TPK
- Mengubah - Menjelaskan
- Menerangkan langkah perumusan
- Memilih TPK
- Menyatakan - Memberi contoh
- Menuliskan kembali rumusan TPK
- Dan seterusnya
Perumusan TPK yang bermacam-macam akan menghasilkan hasil belajar atau perubahan
perilaku anak yang bermacam-macam pula.
Akhinya, tujuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar dalam setiap kali pertemuan kelas.

1. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak
didik di sekolah.2 Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan
keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.

Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang


kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak
bisa dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak
didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian.

Pandangan guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan mengajar guru di
kelas. Guru yang memandang anak sebagai makhluk individu dengan segala perbedaan dan
persamaannya, akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk
sosial. Perbedaan pandangan yang berbeda pula. Tentu saja, hasil proses balajar mengajarnya
pun berlainan.

2. Anak Didik

Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orangtuanyalah yang
memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian
hari. Kepercayaan orang tua anak diterima oleh guru dengan kesadaran dan penuh
keikhlasan. Maka jadilah guru sebagai pengemban tanggung jawab yang diserahkan itu.

Tanggung jawab guru tidak hanya terdapat seorang anak, tetapi dalam jumlah yang cukup
banyak. Anak yang dalam jumlah cukup banyak itu tentu saja dari latar belakang kehidupan
sosial keluarga dan masyarakat yang berlainan. Karenanya, anak-anak berkumpul di
2
Ibid hlm 112-113
sekolahpun mempunyai karakteristrik yang bermacam-macam. Kepribadian mereka ada yang
pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara, adayang kreatif, ada yang keras kepala,
ada yang manja, dan sebagainya. Intelektual mereka juga dengan tingkat kecerdasan yang
bervariasai. Biologis mereka dengan struktur atau keadaan tubuh yang tidak selalu sama.
Karena itu, perbedaan anak pada aspek biologis, intelektual, psikologis ini mempengaruhi
kegiatan belajar mengajar.

Anak yang dengan ciri-ciri mereka masing-masing itu berkumpul di dalam kelas, dan
yang mengumpulkanya tentu saja guru atau pengelola sekolah. Anak yang menyenangi
pelajaran tertentu dan kurangi menyenagi pelajaran yang lain adalah perilaku anaknyang
bermula dari sikap mereka karena minat yang berlainan. Sederetan angka yang terdapat di
buku raport adalah bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar.

3. Kegitan Pengajaran
Pola umum kegitan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan
anak didik dengan bahan sebgfai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang
belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan
belajar anak didik. Anak didik adalah oramg yang digiring ke dalam lingkungan belajar
yang gelah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak
didik. Tetapi disini gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi gaya mengajar
anak didik.
4. Bahan dan alat evalusai
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kuriulum yang sudah
dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Bila tiba masa ulangan, semua
bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan
sebagai bahan untuk pembuatan item-item soal evaluasi. Masing-amsing alat evaluasi
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir
semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester, tetapi
kelemahanya terletak pada penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran bersifat
semu, suatu penguasaan bahan pelajran yang masih samar-samar. Jika alternatif itu tidak
dicantumkan, kemungkinan besar anak didik kurang mampu memberikan jawaban yang
tetap.

5. Suasana evaluasi
Selain faktor tujuan guru, anak didik, kegitan pengajaran, serta alat dan bahan
evaluasi, faktor suasana evaluasai juga merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan didalam
kelas.
Karena sikap mental anak didik belum semunya siap untuk berlaku jujur, maka
dihadirkanlah satu atau dua oranglah pengawas atau guru yang ditugaskan untuk
mengawasinya. Selama pelaksanaan evaluasi, selma itu juga seorang pengawas
mengamati semua sikap gerak gerik yang dilakukan oleh anak didik. Pengawasan yang
dilakukan itu tidak hanya duduk berlama-lama di kursi tetapi dapat berjalan dari muka ke
belakang sewaktu-waktu, seseuai keadaan. Sikap yang merugikan pelaksanaan evaluasi
dari seorang pengawas adalah membiarakan anak didik melakukan hubungan kerja sama
diantara anak didik. Pengawasa seolah-olah tidak mau tau apa yang dilakukan anak didik
selama ulangan.
Dampak dikemudian hari dari sikap pengawas yang demikan itu, adalah
mengakibatkan anak didik kemungkinan besar anak didik malas belajar dan kurang
memperhatikan penjelasan guru ketika belajar mengjar berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai