Anda di halaman 1dari 5

Nama : ASRIYANA

NIM : A1D117222

Ruang /Semester : R007 / 6

RESUME
1. Anak Undang Nan Dua Belas
Anak undang nan dua belas terdiri dari :
1. Lebam – balu ditepung tawar, maksudnya adalah orang yang menyakiti fisik atau
badan orang lain yang berkewajiban mengobatinya sampai sembuh dan baik kembali
sampai hilang bekasnya.
2. Luka – lekih dipampas, maksudnya adalah barang siapa yang melukai badan atau
fisik orang lain dihukum membayar pampas.
3. Mati dibangun, maksudnya adalah barang siapa membunuh orang lain dihukum
membayar bangun berupa 1 ekor kerbau, 100 ( seratus ) gantang beras dan 1 kayu
kain putih 30 yard.
4. Samun, maksudnya adalah merampas milik orang lain dengan paksa, biasanya
dilakukan dipinggir pinggir perkampungan atau tempat terpencil, penyamun ini bila
ketahuan orangnya harus dihukum adat, pedomani anak undang nan dua belas nomor
2 dan 3.
5. Salah makan diludah, Salah bawak dikembalikan, Salah pakai diluruskan,
Maksudnya adalah siapa yang telah berbuat sesuatu yang akibatnya menimbulkan
kerugian ia wajib mengantikannya atau membayar senilai kerugian yang
ditimbulkan oleh perbuatannya.
6. Hutang kecil dilunasi, Hutang besar diangsur, maksudnya adalah apabila seseorang
berhutang maka ia wajib melunasinya kalau jumlah hutangnya kecil maka dilunasi
sekaligus, bila hutangnya besar maka harus diangsur / dicicil.
7. Golok gadai timbang lalu, maksudnya adalah harta atau sesuatu barang yang
diserahkan kepada orang lain sebagai jaminan hutang, akan pindah kepemilikannya
apabila sudah lewat waktu yang dijanjikan.
8. Tegak mengintai lenggang, Duduk menanti kelam, Tegak berdua bergandeng dua
Salah bujang dengan gadis dikawinkan. maksudnya adalah pergaulan orang bujang
dengan seorang gadis yang diduga kuat telah melanggar adat dan memberi malu
keluarga dan kampung tanpa sisik siang harus dikawinkan.
9. Memekik mengentam tanah, Menggulung lengan baju, Menyingsing kaki celana.
maksudnya adalah menentang orang untuk berkelahi, kalau yang ditantang itu orang
biasa hukummannya adalah 1 ekor ayam, 1 gantang beras, dan 2 buah kelapa. Jika
yang ditantang itu lebih tinggi kedudukannya , maka dihukum dengan 1 ekor
kambing, 20 gantang beras dan 20 buah kelapa.
10. Menempuh nan bersamo, Mengungkai nan berebo, maksudnya adalah memasuki
suatu tempat atau memanjat yang ada tanda larangannya berupa pagar atau tanda
khusus. Perbuatan ini dihukum dengan 1 ekor ayam, 1 gantang beras dan kelapa 2
buah.
11. Meminang diatas pinang, Menawar diatas tawar. maksudnya adalah apabila
seseorang gadis apabila sudah dipinang dan sudah jelas pinangannya itu diterima,
maka status gadis tunangan orang itu tidak boleh dipinang lagi orang lain.
Pelanggaran ketentuan ini dihukum satu ekor kambing dan 20 gantang beras serta
mengembalikan antaran pihak lelaki kalau dalam pinangan telah mengantar tanda
sebanyak 2 kali lipat dari antaran. Bila pihak lelaki yang melanggar maka apa yang
telah diantar menjadi hangus/ hilang dan menjadi milik si gadis.
12. Umo berkandang siang. Ternak berkandang malam, maksudnya adalah para petani
harus menjaga umo ( sawah ) atau tanamannya pada siang hari. Bagi yang punya
kerbau atau ternak harus mengurungnya / dimasukkan kedalam kandang pada malam
hari. Apabila tanaman petani dimakan atau dirusak oleh ternak tersebut pada waktu
siang hari maka pemilik ternak tidak dapat dituntut mengganti kerugian, tetapi
apabila terjadi pada malam hari pemilik ternak harus mermbayar ganti rugi senilai
tanaman yang dimakan atau dirusak oleh ternaknya karena dianggap lalai tidak
memasukkan ternaknya kedalam kandang.

2. Peran seloko dalam upacara adat perkawinan masyarakat di kota Jambi merupakan
bagian dari sastra yang disebut dengan tradisi lisan yang memiliki nilai budaya dalam
setiap kegiatan bermasyarakat yang berkaitan dengan adat istiadat yang digunakan dalam
seluruh aspek kehidupan, terutama dalam pelaksanaan upacara adat perkawinan
masyarakat Jambi. Upacara adat perkawinan adalah peristiwa yang sangat penting bagi
setiap anggota masyarakat dan merupakan ikatan lahir batin yang sakral antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketentuan adat, ketentuan agama,
dan ketentuan perundang-undangan.

3. Seloko
Seloko 1 Baris :
 Kendak balam padi remah.
 Sepucuk Jambi Sembilan lurah.
 Syara' berbuhul mati.

Seloko 2 Baris:
 Adat bersendi syara'.
Syara' bersendi kita bullah.

 Ambik tuah pado yang menang.


Ambik teladan pado yang elok.

 Awak tak pandai menari.


Dikatokan lantai berduri.

Seloko 3 Baris:
 Adat sepanjang jalan cupak sepanjang betung.
Nan secupak dak kan menjadi segantang.
Becupak begantang dewek.

 Berpikir lihat ke atas.


Menyedeng bilang jejak.
Menelungkup bilang gelegar.

 Nan tuo dimuliokan, samo gedang saling menghormati.


Yang kecil disantun, sanak ipar dibatas-batasi.
Nan mudo disayangi.
Seloko 4 Baris:
 Apabila berjalan memakai tongkat.
Takkan terasa lelah dan penat.
Apabila iman sudah melekat.
Takkan susah dunia akhirat.

 Ulat bulu di batang pisang.


Kena bulunya terasa miang.
Nasehat guru dikenang-kenang.
Supaya hidup tiada terbuang.

Seloko Panjang:
 Pisang emas bawak belayar, masak sebiji di dalam peti.
Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati.
Tak usah kami diberi kain, dipakai kain dia luntur.
Tak usah kami diberi nasi, dimakan nasi dia habis.
Berilah kami hati yang suci, muka jerbih budi baik terbawak mati.

 Kok berat samo dipikul.


Kok ringan samo dijinjing.
Kok mendapat samo belabo.
Kok hilang samo merugi.
Hati gajah samo dilapah.
Hati tungai samo dicecah.

4. Pantun
ikan seburuk ikan mentutu
ikan sengiring dibawah batang
kalau itu nan elok, bejalan la dulu.
kami mengiring dari belakang

Berapa tinggi kayu ditungkal,


Lebih tinggi kayu dijambi,
Betapa sedih adik yang tinggal
Lebih sedih kami yang pegi

padi balik jerami tinggal


sesap menjadi padang mentutu
adik balik kami tinggal
samo-samo menanggung rindu

5. Pepatah
1. Janganlah Telunjuk lurus, kelingking bekait.. (janganlah lain di kata lain di hati)
2. Jangan menggunting kain dalam lipatan, menohok kawan seiring.. (jangan
menghianati kawan sendiri)
3. Hendaknyo masalah iko Jatuh ke api hangus, jatuh ke aek hanyut. (hendaknya
masalah ini cukup selesai di sini/cukup sampai di sini)
4. Hendaknyo tibo nampak muko, balik nampak punggung. (hendaknya datang secara
baik-baik, pergi juga secara baik-baik)
5. Awak pipit nak nelan jagung (impian yang terlalu besar, impian yang tidak
mungkin)
6. Pegi macang babungo, balik macang bapelutik. (istilah yang dipakai untuk orang
yang merantaunya hanya sebentar)
7. Kalu aek keruh di muaro, cubo tengok ke hulu (Kalau ada suatu masalah terjadi,
cobalah lihat dulu penyebabnya)
8. Tepagar di kelapo condong, batang di awak buah di kanti (Istilah ini dipakai untuk
yang salah menikahi pasangannya, raga millik kita tapi cinta milik orang lain)

6. Jenis-jenis aturan hukum adat, oleh masyarakt Jambi dikenal dengan undang nan dua
puluh. Akan tetapi secara sistematika dibagi menjadi dua bagian yaitu, “Pucuk undang
nan delapan,” dan “Anak undang nan duabelas”. Namun baik pucuk undang nan delapan
maupun anak undang nan duabelas, keduanya mengatur bentuk kejahatan (hukum
publik) dan tata tertib masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi (hukum privat/sipil).

Anda mungkin juga menyukai