Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II

SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM


(Studi Di Dusun Dawu Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi)

Riris Ayu Novita Sari* Lilis Majidah** Hindyah Ike Suhariati***

ABSTRAK

Pendahuluan Diabetes melitus (DM) dapat menyerang semua organ tubuh, penyakit ini sering
disebut dengan the great iminator. Diabetes melitus tipe II mengalami regulasi gula darah acak
yang tidak stabil yang dapat menimbulkan berbagai keluhan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II sebelum dan sesudah terapi
bekam di Dusun Dawu Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Metode Rancangan
penelitian ini deskriptif observasional. Variabel penelitian ini adalah kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe II sebelum dan sesudah terapi bekam. Populasi seluruh responden
diabetes melitus sebanyak 40 responden. Sampel pasien diabetes melitus tipe II sebanyak 12
responden. Teknik sampling dengan metode purposive sampling. Instrumen penelitian ini
berupa lembar observasi. Hasil penelitian Terapi bekam terhadap perubahan nilai kadar gula
darah acak sesudah pemberian terapi bekam selama 1 kali terapi pada responden diabetes
melitus tipe II, hampir seluruh responden turun sebanyak 9 responden (75%). Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu ada perubahan kadar gula darah acak pada diabetes melitus tipe II sebelum
dan sesudah terapi bekam di Dusun Dawu Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi.
Saran Bagi responden diabetes mellitus tipe II dapat menfaatkan terapi bekam sebagai terapi
alternatif yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil.

Kata Kunci: Gula Darah, Diabetes Melitus Tipe II, Terapi Bekam

DESCRIPTION OF BLOOD SUGAR IN PATIENTS OF DIABETES MELITUS TYPE II


BEFORE AND AFTER BEKAM THERAPY
(Study in Dawu Hamlet, Dawu Village, Paron District, Ngawi Regency)

ABSTRACT

Introduction Diabetes mellitus (DM) can attack all organs of the body, this disease is often
called the great iminator. Type II diabetes mellitus experiences unstable random blood sugar
regulation which can cause various complaints. Purpose of this study was to determine blood
sugar levels in patients with type II diabetes mellitus before and after cupping therapy in Dawu
Hamlet, Dawu Village, Paron District, Ngawi Regency. Method design of the study was
descriptive observational. The variables of this study were blood sugar levels in type II diabetes
mellitus patients before and after cupping therapy. The population of all diabetes mellitus
respondents was 40 respondents. The sample of patients with type II diabetes mellitus were 12
respondents. Sampling technique with a purposive sampling method. This research instrument
was in the form of an observation sheet. Result Cupping therapy research results on changes in
the value of random blood sugar levels after giving cupping therapy for 1 time therapy in
respondents with type II diabetes mellitus, almost all respondents dropped by 9 respondents
(75%). Conclusion of this study is that there are changes in random blood sugar levels in type II
diabetes mellitus before and after cupping therapy in Dawu Hamlet, Dawu Village, Paron
District, Ngawi Regency. Suggestion Hope respondent with type II diabetes mellitus can use
cupping therapy as an alternative therapy to control blood sugar levels to remain stable.
Keywords: Blood Sugar, Type II Diabetes Mellitus, Cupping Therapy

PENDAHULUAN rerata kadar gula darah sebelum diterapi


bekam basah adalah 183,74 mg/dL
Diabetes melitus penyakit (DM) yang dapat sedangkan rerata setelah di bekam 76,54
menyerang semua organ tubuh, penyakit ini mg/dL sehingga diperoleh kadar penurunan
sering disebut dengan the great iminator. gula darah. Hasil ini juga sesuai dengan
Diabetes melitus tipe II mengalami regulasi penelitian Misbahul Subhi pada tahun 2009
gula darah acak yang tidak stabil yang dapat lalu, dengan menggunakan uji paired sampel
menimbulkan berbagai keluhan. Hal ini T-test sehingga ada perbedaan pada kadar
memerlukan penanganan yang tepat untuk gula darah sewaktu sebelum dan setelah di
menjaga kestabilan gula darah acak. lakukan terapi bekam (23 mg/dL) terlihat
Penanganan farmakologis dapat terjadi lebih rendah dari pada kadar gula darah
ketergantungan, sehingga akan memberikan sewaktu sebelum dilakukan bekam
efek samping yang tidak diinginkan (Tri (324mg/dL). Hal ini bekam menunjukkan
Utami E, 2018). Penanganan non bahwa bekam berpengaruh positif terhadap
farmakologi dapat dilakukan dengan terapi kadar gula darah pada pasien diabetes
bekam. Proses pembekaman dapat melitus (Andari Rizki, 2013).
mengeluarkan berbagai macam zat asam
(heksosamin) dari otot dan jaringan lemak Glukosa merupakan karbohidrat terpenting
sehingga membuka jalan bagi insulin untuk yang kebanyakan diserap kedalam aliran
melekat pada reseptor dan meningkatkan darah sebagai glukosa dan gula lain diubah
kepekaannya yang menyebabkan kadar gula menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah
menurun (Andari Rizki, 2013). bahan bakar utama dalam jaringan tubuh
serta berfungsi untuk menghasilkan energi.
Global status report on NCD World Health Kadar glukosa darah sangat erat kaitannya
Organization (WHO) tahun 2017 dengan penyakit diabetes melitus.
melaporkan bahwa 60% penyebab kematian Peningkatan kadar glukosa darah sewaktu ≥
semua umur di dunia adalah karena penyakit 200 mg/dL yang disertai dengan gejala
tidak menular (PTM). Diabetes Melitus poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab berat badan yang tidak dapat dijelaskan
kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal sebabnya sudah cukup untuk menegakkan
akibat diabetes dan 4 persen meninggal diagnosis diabetes melitus (Amir Suci el at,
sebelum usia 70 tahun. Pada tahun 2030 2015)
diperkirakan DM menempati urutan ke-7
penyebab kematian dunia. Sedangkan untuk Diabetes melitus merupakan penyakit kronik
di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 yang tidak dapat disembuhkan dan dapat
akan memiliki penyandang DM (diabetisi) berkembang progresif menjadi komplikasi,
sebanyak 21,3 juta jiwa (Kementrian namun berpotensial untuk dikendalikan
Republik Indonesia, 2017). Prevalensi melalui pengelolaan diabetes melitus
diabetes melitus di kabupaten Ngawi tahun (Erniantin Dika. el at, 2017).
2018 menunjukkan 2.10 % dengan jumlah Penatalaksanaan diabetes melitus yang
penderita sebanyak 12.230 orang (Dinkes digunakan untuk mencegah terjadinya
Ngawi, 2019). komplikasi pada diabetes melitus terdiri dari
empat pilar yaitu diet, latihan jasmani, terapi
Berdasarakan hasil penelitian terhadap 35 farmakologi dan non farmokologi (Fitriyah
responden berusia 46-75 tahun, di dapatkan Nurul, 2015). Pada penderita diabetes
melitus tipe II perlu diberikan terapi yang pengumpul data berupa fotometer yang sama
tepat bertujuan untuk mempertahankan kadar untuk setiap perlakuan. Instrumen yang
gula darah acak dalam kisaran normal digunakan pada terapi bekam berupa alat
sehingga komplikasi semakin berkurang, hal bekam set (cupping, lanset, jarum lanset,
tersebut dapat dilakukan dengan pengelolaan betadin, minyak zaitun, pompa cupping,
terapi non farmakologi dengan terapi bekam tisue).
(PERKENI, 2015).
Prosedur Penelitian (1) Mengurus surat izin
Bekam dalam dunia medis dikenal dengan penelitian ke akademik STIKES ICMe
istilah “Oxidant Release Therapy”, Jombang. (2) Mengurus surat izin penelitian
“Oxidant Drainage Therapy”, atau ke UPTD Puskesmas Paron Kabupaten
“detoksifikasi”. Bekam dilakukan dengan Ngawi. (3) Mengurus surat izin penelitian ke
cara penyedotan menggunakan alat khusus Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten
yang sebelumnya didahului dengan Ngawi. (4) Mengumpulkan responden di
pembedahan minor di titik-titik tertentu. balai Dusun Dawu Desa Dawu Kecamatan
(Andari Rizki, 2013). Tidak sedikit Paron Kabupaten Ngawi untuk pemberian
masyarakat Indonesia yang memilih terapi informasi. (5) Peneliti mengadakan
tradisional tersebut sebagai solusi untuk pendekatan dengan responden untuk
mengobati penyakitnya. Proses pembekaman mendapatkan persetujuan dari responden
dapat mengeluarkan berbagai macam zat sebagai subjek penelitian. (6) Melakukan
asam (heksosamin) dari otot dan jaringan observasi dan intervensi:
lemak sehingga membuka jalan bagi insulin
untuk melekat pada reseptor dan 1) Ketika pertama kali bertemu dengan
meningkatkan kepekaannya yang pasien yang menderita diabetes melitus
menyebabkan kadar gula menurun (Andari tipe II akan diajukan permohonan
Rizki, 2013). menjadi responden apabila bersedia
akan diberikan penjelasan penelitian
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas dan informed consent.
peneliti tertarik melakukan penelitian 2) Peneliti melakukan pemeriksaan kadar
tentang gambaran kadar gula darah pada gula darah sewaktu dengan fotometer
pasien diabetes melitus tipe II sebelum dan dan melaksanakan pre test pada
sesudah terapi bekam studi di Dusun Dawu pertemuan awal. Pengumpulan data
Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten yang dilakukan dengan lembar
Ngawi tahun 2019. observasi secara langsung kepada klien.
3) Setelah dilakukan pemeriksaan kadar
gula darah acak dengan fotometer pada
BAHAN DAN METODE PENELITIAN pre test, pasien akan diberikan terapi
bekam.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam 4) Terapi bekam diberikan kepada klien
penelitian ini adalah deskriptif selama ± 30 menit
observasional. Peneliti menggunakan desain 5) Peneliti melakukan pemeriksaan kadar
ini, karena peneliti hanya ingin mengetahui gula darah sewaktu dengan fotometer
kadar gula darah sebelum dan sesudah terapi dan melaksanakan post test pada klien
bekam akan di lakukan pemeriksaan di setelah diberikan terapi bekam.
klinik merah putih, Jl Ronggowarsito No.98
A Telp.(0351) 745596 NGAWI.
HASIL PENELITIAN
Bahan dan alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah menggunakan alat Data Umum
5 Petani 6 50%
Karakteristik responden berdasarkan usia 6 IRT 4 33%
Tabel 5.1 Karakteristik responden   Total 12 100%
berdasarkan usia Sumber : Data primer, 2019
No Umur / Jumlah Persentase
Tahun (%) Berdasarkan Tabel 5.3 karakteristik
1 46 – 55 7 58% responden berdasarkan pekerjaan
2 56 – 65 5 42% menunjukkan bahwa sebagian besar dari
  Total 12 100% responden mempunyai pekerjaan sebagai
Sumber : Data primer, 2019 petani yaitu sebanyak 6 responden (50%).

Berdasarkan Tabel 5.1 karakteristik Karakteristik responden jenis kelamin


responden berdasarkan usia menunjukkan Tabel 5.4 Karakteristik responden
bahwa sebagian besar dari responden berdasarkan jenis kelamin
berumur 46-55 tahun yaitu sebanyak 7 No Jenis Jumlah Persentase
responden (58%). Kelamin (%)
1 Laki- Laki 4 33%
Karakteristik responden berdasarkan 2 Perempuan 8 67%
pendidikan   Total 12 100%
Tabel 5.2 Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan Sumber : Data primer, 2019
No Pendidikan Jumlah Persentase
(%) Berdasarkan Tabel 5.4 karakteristik
1 SD 2 17% responden berdasarkan jenis kelamin
2 SMP 5 42% menunjukkan bahwa hampir seluruhnya dari
3 SMA 4 33% responden jenis kelamin perempuan yaitu
4 PT 0 0% sebanyak 8 responden (67%).
5 Tidak 1 8%
Sekolah Karakteristik responden berdasarkan berat
Total 12 100% badan
Sumber : Data primer, 2019 Tabel 5.5 Karakteristik responden
berdasarkan berat badan
Berdasarkan Tabel 5.2 karakteristik No Berat Jumlah Persentase
responden berdasarkan pendidikan Badan / kg (%)
menunjukkan bahwa hampir dari 1 45 – 54 0 0%
setengahnya dari responden berpendidikan 2 55 – 64 5 42%
SMP yaitu sebanyak 5 responden (42%). 3 65 – 74 7 58%
4 75 – 84 0 0%
Karakteristik berdasarkan pekerjaan
  Total 12 100%
Tabel 5.3 Karakteristik responden
Sumber : Data primer, 2019
berdasarkan pekerjaan
No Pekerjan Jumlah Persentase
Berdasarkan Tabel 5.5 karakteristik
(%)
responden berdasarkan berat badan
1 PNS 0 0% menunjukkan bahwa sebagian besar dari
2 TNI/Polri 0 0% responden mempunyai berat badan 65-74 kg
3 Pegawai 2 17% yaitu sebanyak 7 responden (58%).
Swasta
4 Wiraswasta 0 0%
Karakteristik responden berdasarkan lama sebagian besar dari responden lama
berolahraga menderita diabetes mellitus tipe II > 6 tahun
Tabel 5.6 Karakteristik responden sebanyak 7 responden (58%).
berdasarkan lama berolahraga
No Aktifitas Jumlah Persentase Data Khusus
fisik / (%)
Olahraga Kadar gula darah acak pada diabetes
1 setiap hari ± 0 0% mellitus tipe II sebelum pemberian terapi
10 - 30 bekam
menit Tabel 5.8 Karakteristik responden
2 3-4 X / 3 25% berdasarkan kadar gula darah acak pada
Minggu ± diabetes mellitus tipe II sebelum pemberian
10-30 menit terapi bekam
3 1 X/ Minggu 5 42%
± 10-30 No Gula Jumlah Persentase
menit Darah (%)
4 1 X/ Tiap 1 4 33% Acak
Bulan ± 10- 1 Normal 0 0%
30 menit 110-144
  Total 12 100% mg/dL
Sumber : Data primer, 2019 2 Sedang 2 17%
145-179
Berdasarkan Tabel 5.6 karakteristik mg/dL
responden berdasarkan lama berolahraga 3 Tinggi 10 83%
menunjukkan bahwa lama berolahraga >180
hampir dari setengah responden olahraga 1 mg/dL
kali minggu dalam waktu ± 10-30 menit
  Total 12 100%
sebanyak 5 responden (42%).
Sumber : Data primer, 2019
Karakteristik responden berdasarkan lama
menderita diabetes mellitus tipe II Berdasarkan Tabel 5.8 karakteristik
Tabel 5.7 Karakteristik responden responden berdasarkan kadar gula darah
berdasarkan lama menderita diabetes acak pada diabetes mellitus tipe II
melitus tipe II sebelum pemberian terapi bekam
No Lama Jumlah Persentase menunjukkan bahwa sebagian besar dari
menderita (%) responden kadar gula darah acak pada
diabetes diabetes mellitus tipe II sebelum
melitus tipe II pemberian terapi bekam tinggi sebanyak
1 < 1 Tahun 0 0% 10 responden (83%).
2 2-5 Tahun 5 42%
3 > 6 Tahun 7 58% Kadar gula darah acak pada diabetes
  Total 12 100% mellitus tipe II sesudah pemberian terapi
bekam
Sumber : Data primer, 2019
Tabel 5.9 Karakteristik responden
Berdasarkan Tabel 5.7 karakteristik berdasarkan kadar gula darah acak pada
responden berdasarkan lama menderita diabetes mellitus tipe II sesudah
diabetes mellitus tipe II menunjukkan bahwa pemberian terapi bekam
No Gula Jumlah Persentase mellitus tipe II, hampir seluruh
Darah (%) responden turun sebanyak 9 responden
Acak (75%) dan sebagian kecil responden
1 Normal 0 0% diabetes mellitus tipe II memiliki kadar
110-144 gula darah acak tetap sebanyak 3
mg/dL responden (25%) dari 12 responden.
2 Sedang 2 17%
145-179
mg/dL PEMBAHASAN
3 Tinggi 10 83%
1. Kadar gula darah acak sebelum
>180
pemberian terapi bekam
mg/dL Berdasarkan data yang diperoleh
  Jumlah 12 100% sebelum pemberian terapi bekam
Sumber : Data primer, 2019 didapatkan 15 responden dengan kadar
gula darah ≥ 180 mg/dl (tinggi) dengan
usia diatas 45 tahun sebagian besar
Berdasarkan Tabel 5.9 karakteristik
responden mempunyai berat badan 65-
responden berdasarkan kadar gula darah 74 Kg dan hampir dari setengah
acak pada diabetes mellitus tipe II responden melakukan olahraga 1 kali
sesudah pemberian terapi bekam perbulan dalam waktu ± 10 – 30 menit
menunjukkan bahwa hampir dari serta aktivitas keseharian responden
setengah responden kadar gula darah yang tidak sama di lihat dari perkerjan
acak pada diabetes mellitus tipe II responden yang macam-macam.
sesudah pemberian terapi bekam tinggi Goldberg & Coon (2008) menjelaskan
sebanyak 10 responden (83%) bahwa umur memang sangat erat
kaitannya dengan terjadinya kenaikan
Tabulasi terapi bekam terhadap kadar glukosa darah sehingga pada
golongan umur yang semakin tua
perubahan nilai kadar gula darah acak
prevalensi gangguan toleransi glukosa
pada diabetes mellitus tipe II akan meningkat dan demikian pula
Tabel 5.10 Tabulasi terapi bekam terhadap prevalensi diabetes mellitus berdasarkan
perubahan nilai kadar gula darah acak kriteria yang telah disetujui.
setelah terapi bekam
No Gula Darah Jumlah Persentase Berdasarkan keterangan teori dan bukti-
Acak (%) bukti data diatas berat badan yang
1 Turun 9 75% berlebihan merupakan faktor resiko
2 Tetap 3 25% pertama yang diketahui menyebabkan
3 Naik 0 0% diabetes mellitus tipe II. Berat badan
dari responden sebagian besar 65-74 kg
  Total 12 100%
akibatnya terjadi penimbunan lemak
Sumber : Data primer, 2019 dalam jaringan tubuh yang tidak
digunakan atau tidak diubah menjadi
Berdasarkan Tabel 5.10 tabulasi terapi energi akibatnya akan terjadi penurunan
bekam terhadap perubahan nilai kadar jumlah dan sensitivitas reseptor insulin
gula darah acak setelah terapi bekam didalam pankreas. Selain itu aktivitas
sesudah pemberian terapi bekam selama dari responden berbeda-beda meskipun
1 kali terapi pada responden diabetes sebagian besar dari responden
mempunyai pekerjaan sebagai petani
akan tetapi kebiasaan aktivitas diluar
pekerjaan tidak sama. Faktor usia diatas
45 tahun, akan mengalami gangguan SIMPULAN DAN SARAN
pada fungsi organ tubuh yang
mempengaruhi insulin dalam tubuh Simpulan
yang menyebabkan kadar glukosa darah
tinggi (>180 mg/dL). Simpulan dari penelitian ini yaitu ada
perubahan kadar gula darah acak pada
2. Kadar gula darah acak sesudah diabetes mellitus tipe II sebelum dan sesudah
pemberian terapi bekam terapi bekam di Dusun Dawu Desa Dawu
Berdasarkan data pemberian terapi Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi tahun
bekam diperoleh hasil bahwa sebanyak 2019 yaitu terjadi penurunan kadar gula
12 responden yang memiliki kadar gula darah acak sesudah terapi bekam sebanyak 9
darah acak tinggi mengalami perubahan responden (75%).
nilai kadar gula darah acak menjadi
turun sebanyak 9 responden (75%) dan Saran
tetap sebanyak 3 responden (25%). Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar 1. Bagi responden
dari responden sesudah diberikan terapi Bagi responden diabetes mellitus tipe II
bekam mengalami perubahan kadar gula dapat menfaatkan terapi bekam sebagai
darah acak. terapi alternatif yang dapat digunakan
untuk mengontrol kadar gula darah agar
Pada penderita diabetes mellitus tipe II tetap stabil.
perlu diberikan terapi yang tepat 2. Bagi peneliti selanjutnya
bertujuan untuk mempertahankan kadar Diharapkan penelitian ini dapat
gula darah acak dalam kisaran normal memberikan informasi dan sebagai bahan
sehingga komplikasi semakin referensi utntuk peneliti berikutnya
berkurang, hal tersebut dapat dilakukan sehingga nantinya didapatkan hasil yang
dengan pengelolaan terapi non lebih maksimal saat penelitian
farmakologi dengan terapi bekam
(PERKENI, 2015).
KEPUSTAKAAN
Teori diatas sesuai dengan kenyataan
dilapangan terbukti dengan sebagian Andari Rizki, (2013), Pengaruh Bekam Basah
besar responden yaitu 9 responden Terhadap Kadar Gula Darah Puasa
mengalami penuruan kadar gula darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di
acak sesudah menjalani terapi bekam Semarang, Jurnal Media Medika Muda
Program Pendidikan Sarjana Kedokteran
hal ini disebabkan karena kelurnya
Fakultas Kedokteran Universitas
darah kotor dalam tubuh responden, Diponegoro.
yang dapat mengeluarkan berbagai
macam zat asam (heksosamin) dari otot Amir, Suci M. J., Wungouw, Herlina.,
dan jaringan lemak sehingga membuka Pangemanan, Damajanty. (2015).
jalan bagi insulin untuk melekat pada Kadar Gula Darah Sewaktu pada
reseptor dan meningkatkan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
kepekaannya yang menyebabkan kadar Puskesmas Bahu Kota Manado.
gula menurun. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume
3(1): 32-40.
Alfian Rahman Muhammad, (2016), Kabupaten Jember, Program Studi
Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Ilmu Keperawatan Universitas
Tekanan Darah Pada Pasien Jember
Hipertensi Di Klinik Bekam Abu
Zaky Mubarak, Program Studi Ilmu Goldberg, D. Wiliams, P. 2007. A user,s
Keperawatan Fakultas Kedokteran guide to the General Health
Dan Ilmu Kesehatan : Universitas Questonnaire,
Islam Negeri Syarif Hidayatullah HFER- Nelson, Windsor.
Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Dinkes Ngawi, (2018), Prevelensi diabetes (2017) Prevalensi Diabetes Melitus
mellitus di kabupaten Ngawi, Di Indonesia Jakarta : Kementrian
Ngawi : Dinas kesehatan kabupaten Kesehatan Republik Indonesia
Ngawi
PERKENI, (2011), Konsensus Pencegahan
Erniantin, Dika (2017) Gambaran Kualitas dan Pengendalian Diabetes Melitus
Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, dilihat pada 22
(Studi Pada Anggota Komunitas Februari 2019,
Dan Non Anggota Komunitas www.academia.edu/4053787/Revisi
Diabetes Di Puskesmas Ngrambe _final_KONSENSUS_DM_Tipe_2_
Kabupaten Ngawi). Diponegoro I ndonesia_2011
University
PERKENI, (2015), Konsensus Pencegahan
Fitriyah Nurul, (2015), Pengaruh Terapi dan Pengendalian Diabetes Melitus
Bekam Basah Terhadap Kadar Tipe 2 di Indonesia, dilihat pada 24
Kolesterol Total Pada Klien Februari 2018,
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Desa http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.
Kaliwining Kecamatan Rambipuji pdf

Anda mungkin juga menyukai