PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Larutan Baku Standar
2. Mengetahui Pengertian Titrasi
3. Mengetahui Definisi Titrasi Permanganometri
4. Mengetahui Prinsip Metode Permanganometri
5. Mengetahui Tentang Indikator dalam Titrasi Permanganometri
6. Mengetahui Penentuan-Penentuan dengan Permanganat
7. Mengetahui Prosedur Kerja Titrasi Permanganometri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Titrasi
Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi juga dikenal
sebagai analisis volumetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi
dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam
bentuk larutan. Zat yang akan ditentukan kadarnya biasanya diletakkan didalam
erlemeyer, sedangkan zat yang tidak diketahui konsentrasinya biasanya diletakkan
di dalam buret atau sebaliknya. Titrasi dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat di dalam proses titrasinya. Titrasi dibedakan menjadi 4, yaitu: titrasi asam
basa, titrasi redoks, titrasi kompleksometri, dan titrasi pengendapan. Syarat-syarat
titrasi:
1. Harus ada reaksi yang sederhana, yang dapat dinyatakan dengan suatu
persamaan kimia
2. Reaksi antara zat yang dititrasi dan reagen harus berlangsung dengan
sangat cepat
3. Harus ada perubahan yang mencolok dalam energi bebas, yang
menimbulkan perubahan dalam beberapa sifat fisika atau kimia larutan pada titik
ekivalen
4. Harus ada indikator yang dengan tajam mendeteksi titik akhir
Pada makalah ini dikhususkan untuk membahas titrasi redoks. Titrasi redoks
merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada terjadinya reaksi oksidasi
reduksi antara analit dengan titran. Analit yang mengandung spesi redukstor
dititrasi dengan titran yang berupa larutan standart dari oksidator atau sebaliknya.
Konsep reaksi redoks tersebut merupakan konsep reaksi reduksi oksidasin
berdasarkan peruahan bilangan oksidasinya.
Tirasi menurut Chang (2005) adalah mereaksikan suatu zat dengan zat lain
dengan menggunakan buret. Titrasi terdiri dari beberapa macam, antara lain:
a. Titarsi asam basa
b. Titrasi bebas air
c. Titrasi permanganometri
d. Titrasi iodometri dan iodimetri
e. Titrasi bomometri dan bromodometri
f. Tirasi argentometri
g. Titrasi kompleksometri
2.4 Indikator
Dalam titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator, karena larutan
standar KMnO4.sudah berfungsi sebagai indikator sendiri (auto indikator) yaitu
MnO4 bewarna merah violet setelah dereduksi menjadi Mn²⁺ yang tidak berwarna
dan didalam jumlah yang sedikit mennyebabakan jambon pucat. Aplikasi lain
KMnO4 adalah sebagai reagen untuk mensintesis senyawa organik dalam jumlah
signifikan dibutuhkan untuk sintesis asam askorbat, kloramfenikol, sakarin, asam
isonikotinat dan asam pirazionik (Basset, 1994).
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Basset, J., dkk. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I. Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia.
Khopkhar, S., M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Svehla, G. 1979. Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Underwood, A. L., dan Day, R. A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.