Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Perencanaan, Proses, Kertas Kerja Pemeriksaan”

Disusun Oleh :

Krismayanto Ragil Saputro (17013010019)

Muhamad Abdul Qadir J (17013010024)

Achmad Ihza M.I (17013010027)

Ayu Istighfarin (17013010245)

Safira Indah P. (17013010250)

Nadya Maulidina P. (17013010270)

Muhammad Ridwan (17013010286)

Rassya Madania I. (17013010303)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2020
Definisi Perencanaan Pemeriksaan
Perencanaan strategis menjadi sangat penting dalam perencanaan audit kinerja
terutama dalam pemilihan bidang-bidang yang akan diaudit. Audit kinerja memiliki
karakteristik di mana kriteria yang digunakan tidak memiliki definisi yang absolut.
Analisis dan penilaian atas berbagai pengamatan harus dilakukan secara kasus per kasus
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yang dapat bernuansa politis. Hal
inilah yang menyebabkan perencanaan audit kinerja harus dilakukan secara menyeluruh
dalam bentuk perencanaan strategis.
Perencanaan strategis menjadi dasar pemilihan topik audit dan kemungkinan-
kemungkinan studi awal. Perencanaan strategis dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
1. Penetapan bidang-bidang yang secara potensial merupakan bidang audit yang
akan dipilih secara strategis. Pemilihan bidang audit melibatkan berbagai
pilihan strategis berkaitan dengan konsekuensi keuangan dan sumber daya bagi
lembaga audit. Jumlah bidang-bidang potensial sangat banyak sedangkan
sumber daya lembaga audit terbatas. Oleh karena itu, pemilihan ini harus
dilakukan dengan hati- hati.
2. Penetapan kriteria yang akan digunakan untuk memilih bidang-bidang yang
akan diaudit. Kriteria seleksi utama umumnya adalah kontribusi potensial dari
audit terhadap penilaian dan peningkatan berfungsinya lembaga pemerintah.
3. Identifikasi sumber-sumber informasi utama untuk audit terhadap
lembaga/bidang yang terpilih. Informasi yang mudah didapat dan paling
dipercaya adalah informasi yang didapat dari survei dan studi yang telah
dilakukan oleh lembaga audit itu sendiri.

Dengan demikian, beberapa manfaat yang diperoleh auditor jika perencanaan audit
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, yaitu:

a) Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup


Dengan merencanakan audit sebaik-baiknya, auditor dapat menentukan kecukupan
bahan bukti yang diperlukannya sesuai dengan risiko dan materialitas tiap-tiap pos
laporan keuangan. Bahan bukti yang kompeten dan cukup dapat digunakan auditor
untuk mendukung pendapat yang dikeluarkannya.
b) Membantu menentukan sumber daya yang diperlukan dan biaya audit
Dengan perencanaan, auditor dapat menentukan prosedur audit yang hendak
dilakukan sehingga lama pemeriksaan dan biaya audit dapat diperkirakan. Selain
itu perencanaan yang jelas dapat menghindarkan tumpang tindih prosedur audit,
yang merupakan penyebab membengkaknya biaya audit.
c) Menentukan prioritas
Jika auditor ingin menyelesaikan audit sebelum waktu yang ditetapkan, maka
teknik yang digunakan adalah menetapkan prioritas pada prosedur audit individual.
Tiap-tiap prosedur diselesaikan sesuai dengan urutan prioritas dan tidak
melakukan prosedur audit pada pos- pos yang dianggap aman.
Proses Pemeriksaan
Secara keseluruhan, audit mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi
kepada para pengambil keputusan (pengguna laporan keuangan), dengan keyakinan
yang memadai, apakah laporan tersebut dapat diandalkan, pengendalian internal
efektif, dan sesuai dengan undang- undang atau peraturan yang berlaku. Untuk
mencapai tujuan ini, proses audit sektor publik terbagi menjadi empat tahap, yaitu:

1. Merencanakan audit untuk memperoleh informasi yang relevan dengan cara


yang paling efisien. Walaupun perencanaan berlangsung selama proses audit,
tujuan dari tahap pendahuluan ini adalah untuk mengidentifikasi area yang
signifikan dan mendesain prosedur audit yang efisien.
2. Mengevaluasi efektivitas pengendalian internal auditan. Tahap ini terdiri dari evaluasi
dan pengujian pengendalian internal untuk mendukung kesimpulan audit mengenai
pencapaian tujuan pengendalian internal.
3. Menguji asersi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan menguji ketaatan
pada undang-undang atau peraturan yang mengikat. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah
saji yang material
4. Melaporkan hasil audit. Tahap ini menyelesaikan proses audit dengan menerbitkan
informasi mengenai auditan berdasarkan hasil dari prosedur audit yang telah
dilaksanakan pada tahapan sebelumnya.

Kertas Kerja Pemeriksaan


Pengertian kertas kerja audit adalah catatan-catatan yang dibuat atau
dikumpulkan dan disimpan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya,
pengujian yang dilakukannya, keterangan yang diperolehnya, dan kesimpulan yang
ditariknya sehubungan dengan audit. Istilah lain untuk kertas kerja audit adalah
dokumentasi audit. Kertas kerja audit adalah alat utama untuk mengendalikan dan
mencatat penugasan audit sehingga mendukung kredibilitas pekerjaan audit.
Kredibilitas suatu pekerjaan audit dapat meningkat apabila pekerjaan audit dicatat dan
dikendalikan dengan cara yang rasional, teratur dan konsisten.

Tujuan dari penyusunan kertas kerja audit adalah:

a). Sebagai dasar untuk perencanaan audit tahun selanjutnya

Auditor merencanakan audit tahun berjalan dengan mengacu kertas


kerja yang mencakup berbagai informasi perencanaan, seperti
informasi mengenai sistem pengendalian intern, anggaran waktu tiap
bidang audit, program audit dan hasil audit tahun lalu.

b). Sebagai catatan bahan bukti dan hasil pengujian yang telah dilakukan

Kertas kerja merupakan bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai
dengan standar audit. Hal ini berguna untuk menjaga auditor terhadap tuntutan
pemakai laporan keuangan dan sanksi lembaga profesi.
c). Sebagai dasar untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas Kertas
kerja memuat berbagai informasi penting yang berguna untuk membantu
auditor menentukan kelayakan laporan audit yang akan diterbitkan dan
memudahkan penyusunan laporan audit secara menyeluruh.

d). Sebagai dasar untuk penelaahan oleh penyelia dan partner Penelaahan
dilakukan untuk mengevaluasi apakah pekerjaan yang dilakukan dan bahan
bukti yang diperoleh telah memadai untuk membenarkan laporan audit.
Penelaahan umumnya dilakukan dalam dua tahap, yakni setelah audit pada
segmen tertentu selesai dan setelah semua prosedur audit terlaksana.

Kertas kerja audit yang disusun harus memiliki beberapa karakteristik yang harus
diikuti oleh auditor. Panduan Manajemen Pemeriksaan BPKmisalnya, mencantumkan
karakteristik kertas kerja yang disiapkan oleh auditor BPK sebagai berikut: lengkap
dan akurat, jelas dan ringkas, mudah disiapkan, mudah dimengerti dan berurutan,
relevan, terorganisasi dengan baik, dan mudah ditelaah.

Jenis-jenis kertas kerja

Kertas Kerja Neraca Saldo

Kertas kerja neraca saldo merupakan bagian dari kertas kerja yang paling
penting di dalam audit karena:

 Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar auditan dan item-item
yang dilaporkan dalam laporan keuangan
 Memberikan dasar untuk pengendalian seluruh kertas kerja individual
 Mengidentifikasikan kertas kerja spesifik yang memuat bukti audit bagi setiap item
laporan keuangan
Kertas Kerja Skedul dan Kertas Kerja Analisis

Kedua istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan setiap kertas kerja
yang memuat bukti yang mendukung item-item dalam kertas kerja neraca saldo.
Sebagai contoh: skedul piutang dagang, skedul aktiva tetap, dan lain-lain.

Memoranda Audit dan Informasi Pendukung

Memoranda audit merujuk pada data tertulis yang disusun oleh auditor dalam
bentuk naratif. Memoranda meliputi komentar-komentar atas pelaksanaan prosedur-
prosedur audit seperti: ruang lingkup audit, temuan audit, dan kesimpulan audit.
Selain itu, auditor juga dapat menyusun memoranda audit untuk mendokumentasikan
informasi pendukung sebagai berikut:

 Salinan risalah rapat


 Representasi tertulis dari manajemen dan para pakar yang berasal dari luar
organisasi
 Salinan kontrak penting

Ayat Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi


Ayat jurnal penyesuaian merupakan koreksi atas kesalahan auditan sebagai akibat
pengabaian atau salah penerapan PSAK. Ayat jurnal reklasifikasi berkaitan dengan
penyajian laporan keuangan yang benar dengan saldo akun yang sesuai.

Pengarsipan Kertas Kerja

Kertas kerja diarsipkan menurut dua kategori sebagai berikut:

File Permanen
File permanen memuat data yang diharapkan tetap bermanfaat bagi auditor dalam
banyak perikatan dengan auditan di masa mendatang. Item-item yang dijumpai
dalam berkas permanen ialah:
Salinan AD/ART auditan
Bagan akun dan manual/pedoman prosedur
Struktur organisasi
Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk-produk utama

Ketentuan-ketentuan dalam modal saham dan penerbitan obligasi

Salinan kontrak jangka panjang, seperti sewa guna usaha, rencanapensiun,


dan pembagian laba/bonus
Skedul amortisasi kewajiban jangka panjang serta penyusutan aktivaauditan
Ikhtisar prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh auditan

File Tahun Berjalan


File tahun berjalan memuat informasi yang berkaitan dengan program audit tahun
berjalan, antara lain: program audit, ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi,
kertas kerja neraca saldo, memoranda audit, skedul kertas kerja, dan lain-lain.

Kepemilikan Kertas Kerja

Menurut PSAP No. 15 kertas kerja menjadi milik auditor, dalam hal ini lembaga yang
memberi mandat dan bukan milik auditor pribadi. Namun hak kepemilikan oleh lembaga
tersebut masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik profesi
auditor yang berkaitan dengan informasi rahasia yakni auditor tidak diperkenankan
mengungkapkan informasi auditan yang rahasia, tanpa persetujuan dari auditan. Akan tetapi
ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk menghalangi dalam pemberian informasi sehubungan
dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin.

Kertas Kerja dalam Proses Audit

Dokumentasi yang diselenggarakan dalam proses audit harus


mempertimbangkan hal-hal berikut, yaitu:

Setiap arsip audit harus memiliki informasi identifikasi seperti nama auditan,
periode yang dicakup, penjelasan ringkas tentang isi, paraf staf audit yang
menyiapkan, tanggal pembuatan, dan kode indeks.
Dokumentasi audit harus berindeks dan bereferensi silang untuk memudahkan
pengorganisasian dan pengarsipan.
Dokumentasi audit yang lengkap harus secara jelas mengindikasikan
pekerjaan audit yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara berikut:
o Pernyataan tertulis dalam formulir memo.
o Dengan memberikan paraf pada prosedur audit di dalam program
audit, dan
o Dengan memberikan tanda langsung pada skedul dengan kode-
kode tertentu yang nantinya dijelaskan pada bagian bawah skedul.
Dokumentasi audit harus mencakup informasi yang cukup untuk memenuhi
tujuan-tujuan perancangannya dan auditor harus memperhatikan hal
ini.Simpulan yang diperoleh dari setiap prosedur audit yang dilaksanakan
harus dijelaskan dengan cara yang sederhana.

Ketua tim dan anggota tim pemeriksa memiliki tugas-tugas yang berbeda berkenaan dengan
pengelolaan kertas kerja. Anggota tim bertugas menyusun kertas kerja ketika melaksanakan
setiap prosedur audit berdasarkan penugasan yang diberikan oleh ketua tim. Ketua tim
umumnya harus memeriksa, menganalisis dan menilai kertas kerja audit yang disiapkan
anggota tim. Tujuan ketua tim menelaah kertas kerja ini adalah untuk memastikan bahwa
semua prosedur audit telah dilaksanakan, prosedur audit telah dilaksanakan sesuai dengan
panduan yang ada. Ketua tim juga perlu mendiskusikan kertas kerja dengan anggota tim yang
menyusunnya untuk memberikan panduan perbaikan kertas kerja ini.

Anda mungkin juga menyukai