Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayatnya saya dapat menghadirkan sebuah makalah tentang materi
praktikum Penggerak Mula, dimana dengan dibuatnya makalah ini kita dapat
lebih memahami lagi tentang mekanisme penggerak mula.

Makalah ini akan menyajikan materi tentang penggerak mula pada alat
berat, bagian-bagiannya serta engine pada alat berat tersebut. Tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu agar kami lebih memahami lagi tentang konsep
penggerak mula yang materiny telah disampaikan oleh dosen kami.

Dan juga saya selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam pembuatan bundel ini, dan meminta kepada semua pihak agar memberikan
kritik dan sarannya, guna menyempurnakan bundel ini, dan saya berharap ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i Politeknik Akamigas Palembang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I PENDAHUKUAN......................................................................................

BAB II STUDI PUSTAKA....................................................................................

2.1 Komponen Alat Berat.................................................................................

2.2 Engine Alat Bera.........................................................................................

2.2.1Klasifikasi Engine..............................................................................

2.2.2 Istilah-istilah Pada Engine...............................................................

2.3 Siklus Engine Diesel Empat Langkah.....................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

1. Kesimpulan.................................................................................................
2. Saran...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan
untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu
struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau
kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan
tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan
aplikasinya. Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam
pekerjaan konstruksi, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya alat-alat
yang umum digunakan untuk pekerjaan konstruksi saja. Adapun alat-alat yang
akan di bahas tersebut antaranya : bulldozer, alat pengangkut seperti loader, alat
gali atau excavator, motor grader, dan alat pengangkut jarak jauh seperti dump
truck. Disini akan diberikan juga contoh perhitungan prodktivitas untuk setiap
jenis alat yang akan dibahas.
BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Komponen Alat Berat

Engine/penggerak mula

Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas
yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak. Berdasarkan fungsinya
engine pada biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime
power) pada machine, genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam
peralatan industri. Engine pada bab ini lebih mengkhususkan pada internal
combustion engine jenis diesel, karena lebih banyak digunakan pada alat berat
dibanding jenis motor bensin. Pada bab ini tidak dibicarakan motor bensin,
pembicaraan motor empat tak jenis motor bensin dibahas pada pelajaran lain.
2.2 Engine Alat Berat

2.2.1Klasifikasi Engine

Saat ini untuk mengerjakan berbagai macam jenis pekerjaan yang berbeda sudah
banyak sekali jenis engine yang dirancang oleh manusia. Secara umum
penggolongan berbagai jenis engine yang saat ini biasa dipakai dapat dilihat pada
bagan berikut ini:

Bagan Klasifikasi Engine

Penggolongan yang pertama dilakukan adalah membagi engine berdasarkan


tempat terjadinya proses pembakaran dan tempat perubahan energi panas menjadi
energi gerak. Apabila kedua peristiwa tadi terjadi dalam ruang yang sama maka
engine tersebut dikategorikan sebagai engine dengan jenis internal combustion.
Sedangkan apabila ruang tersebut terpisah maka engine tersebut dikategorikan
sebagai engine eksternal combustion. Eksternal combustion engine selanjutnya
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: turbine dan piston. Pada engine jenis
internal combustion penggolongan engine selanjutnya terdiri dari: engine piston,
turbine dan wankel atau rotary. Berdasarkan perlu tidaknya percikan bunga api
untuk proses pembakaran maka engine piston dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
engine diesel dan engine spark ignited. Merujuk pada banyaknya langkah yang
diperlukan untuk mendapat satu langkah power maka diesel engine dibagi
menjadi engine diesel dua langkah (two stroke) dan empat langkah (four stroke).
Selanjutnya engine diesel empat langkah digolongkan lagi berdasarkan cara
pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar menjadi dua tipe yaitu: engine
dengan sistem pre-combustion chamber dan direct injection. Pada spark ignited
engine penggolongan pertama didasarkan pada jenis bahan bakar yang digunakan,
yaitu: engine berbahan bakar gas dan bensin.

2.2.2 Istilah-istilah Pada Engine


Sebelum membahas mengenai siklus engine diesel empat langkah maka sebaiknya
disepakati terlebih dahulu beberapa terminologi/istilah yang akan banyak
digunakan.

• Top dead center/titik mati atas: Posisi paling atas dari gerakan piston.
• Bottom dead center/titik mati bawah: Posisi paling bawah dari gerakan piston.
• Bore: Diameter combustion chamber (ruang bakar).
• Stroke: menunjukkan jarak yang ditempuh oleh piston untuk bergerak dari BDC
menuju TDC atau sebaliknya.
• Displacement: Bore Area X Stroke.
• Compression ratio: Total volume (BDC)/compression volume
(TDC).

Gambar TDC dan BDC


Gambar Bore

Gambar Stroke/Langkah

Gambar Displacement
Gambar Compression RatiO

Gambar Komponen Engine Pembentuk Ruang Bakar


No 1: Cylinder Liner
No 2: Piston
No 3: Intake valve
No 4: Exhaust valve
No 5: Cylinder Head
2.3 Siklus Engine Diesel Empat Langkah

Adapun proses kerja siklus motor bakar empat langkah dapat


diuraikan sebagai berikut:

1. Langkah Hisap (suction/intake stroke).


Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati
bawah. Katup hisap terbuka sehingga akibat kevakuman yang terjadi dari
ekspansi volume pada ruang bakar maka udara dari luar dapat masuk ke
dalam ruang bakar melalui katup hisap yang terbuka. Pada motor bakar
yang dilengkapi dengan turbocharger maka udara yang masuk ke ruang
bakar akan lebih banyak lagi dikarenakan adanya dorongan dari sisi tekan
compressor wheel pada turbocharger.

2. Langkah Kompresi (compression stroke).


Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan berbalik
menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah ini tidak
ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya
volume ruang bakar maka udara yang ada di dalam ruang bakar menjadi
terkompresi. Dengan kompresi rasio yang berkisar antara 19 : 1 sampai 23 : 1
maka pengkompresian udara pada ruang bakar akan menghasilkan panas

kompresi (heat compression) yang tinggi (kurang lebih berkisar 1000 oF).

Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan bakar
solar di-injeksikan melalui nozle ke dalam ruang bakar,
penginjeksiannya harus menggunakan tekanan yang tinggi sehingga
solar yang di semprotkan ke dalam ruang bakar berubah menjadi butiran-
butiran cairan solar yang sangat halus seperti kabut. Pada saat solar
disemprotkan maka campuran antara solar dan udara di dalam ruang
bakar mulai terbakar akibat terkena panas yang dihasilkan oleh heat
compression.

3. Langkah Tenaga (power stroke)

Proses pembakaran campuran solar dan udara terus berlangsung sampai piston
mencapai titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah kembali

menuju titik mati bawah. Beberapa derajat (+10o) setelah melewati titik mati atas
maka pembakaran yang terjadi telah sempurna sehingga dihasilkan ledakan yang
tekanan ekspansinya memaksa piston untuk terus bergerak menuju titik mati
bawah.

4. Langkah Pembuangan (exhaust stroke)


Setelah energi ledakan panas pada langkah power telah berubah bentuk menjadi
energi mekanis maka sisa proses pembakaran yang ada harus dibuang. Proses
ini terjadi ketika piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas
dengan kondisi katup buang membuka. Gas sisa hasil pembakaran di dorong
keluar oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya melalui mufler gas tersebut
akan dilepas ke atmosfir. Kecuali untuk motor bakar diesel yang diperlengkapi
dengan turbocharger maka sebelum masuk ke dalam mufler gas tersebut masih
dimanfaatkan untuk memutarkan sudu- sudu turbin pada turbin wheel.

Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar
diesel. Ilustrasi dari proses kerja diesel empat langkah dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Urutan gambar dari kiri ke kanan memperlihatkan
kondisi: akhir langkah hisap, akhir langkah kompresi, awal langkah power dan
awal langkah buang.
Gambar 4.7
Siklus Diesel Empat
Langkah
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

 Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah


energi panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak.
 Berdasarkan fungsinya engine pada biasa digunakan sebagai sumber
tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine, genset,
kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri.
 Siklus Engine Diesel Empat Langkah
 Langkah Hisap (suction/intake stroke).
 Langkah Kompresi (compression stroke).
 Langkah Tenaga (power stroke)
 Langkah Pembuangan (exhaust stroke)

2. Saran

Agar penulisan makalah ini lebih baik lagi, kami mengharap kritik, saran,
dan masukan guna memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan kembali.

Anda mungkin juga menyukai