Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Pengaruh Gizi pada
Perkembangan Psikologis Anak” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun
kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan memberikan
tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat dan edukasi mengenai pengaruh gizi pada perkembangan psikologis anak.
Selain itu makalah ini juga nantinya diharapkan dapat memberikan edukasi
mengenai perkembangan psikologis anak tersebut. Namun, tidak dapat dipungkiri
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini
lebih baik ke depannya.

Tasikmalaya, September 2019

 
Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….….....i

DAFTAR ISI……………………………………………………..……….......ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………1

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah………..……......................................................…...2
C. Tujuan……………………………..…………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………..........................3

A. Pengertian Psikologi………………………………………....................3
B. Konsep Gizi Pada Anak………………………......................................5
C. Gangguan-Gangguan Gizi Pada Anak Sekolah Dan Anak Berkebutuhan
Khusus………………………………………………………………….8

BAB II PENUTUP……………………...…………………………..…….....14
A. Kesimpulan……………………………………………..……...….......14
B. Saran…………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA……………..……………………………...…..……..15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usia anak merupakan periode penting dalam tumbuh kembang manusia.
Masa ini merupakan pertumbuhan dasar, selain itu terjadi perkembangan
kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia berjalan sangat cepat yang merupakan landasan bagi
perkembangan anak selanjutnya. “Pertumbuhan adalah peningkatan secara
bertahap dari tubuh, organ dan jaringan, sedangkan yang dimaksud
perkembangan adalah penampilan kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh
kematangan sistem saraf pusat, khususnya otak. Anak yang sehat
perkembangannya searah dengan pertumbuhannya”.
Hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
status gizi, nutrisi, pola tidur, kesehatan gigi, perkembangan motorik, serta
peran keluarga dalam menerapkan disiplin pada anak. Dalam perkembangan
ini, penting dijadikan perhatian khusus bagi orang tua ataupun orang-orang di
lingkungan sekitar anak, karena pada masa perkembangan ini akan berdampak
besar pada kehidupan sang anak di masa depan.
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Kebutuhan zat
gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan
air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kebutuhan gizi anak perlu diperhatikan karena biasa nya anak melakukan
aktivitas di luar rumah, melakukan aktivitas fisik yang tinggi, serta beresiko
terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat. Perlu nya
pengawasan dari orang dewasa, karena anak-anak belum dapat memilih yang
baik dan benar, seperti saat memilih jajanan.
Saat usia pertumbuhan dan perkembangan anak ini pun, anak-anak dapat
terserang penyakit jika kurang nya daya konsumsi makanan gizi seimbang,
kurang nya menjaga kebersihan sehingga anak rentan terkena gangguan
kesehatan, saat kesehatan anak terganggu perkembangan anak pun akan

1
terhambat. Sehingga, pada dasarnya gizi memiliki hubungan dengan
perkembangan anak. Ketika kebutuhan anak terpenuhi secara seimbang, maka
perkembangan anak pun akan berkembang sesuai dengan seharusnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apakah perkembangan psikologis anak dipengaruhi oleh asupan gizi?
2. Hal apa saja yang dibutuhkan anak untuk memenuhi kebutuhan gizi
agar perkembangan psikologis nya optimal?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi keadaan gizi seorang anak?
4. Gangguan gizi apa saja yang dapat menghambat perkembangan
psikologis anak?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Tujuan pada makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh gizi
pada perkembangan psikologis anak.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui pengaruh gizi pada perkembangan psikologis
anak
b. Untuk mengetahui kebutuhan gizi anak agar perkembangan
psikologis nya berkembang secara optimal
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan
gizi anak
d. Untuk mengetahui berbagai gangguan gizi yang menghambat
perkembangan psikologis anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam
arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental.
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya
yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari
jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses prilaku dan
proses-proses mental. Psikologi merupakan salah satu bagian dari ilmu prilaku
atau ilmu sosial.

Kualitas emosi atau perasaan itu bergantung pada tiga faktor yaitu :

a) Kondisi fisik, oleh suatu penyakit, jadi terlalu emosi, peristiwa yang
menyakitkan. Seperti kehilangan, kematian.

b) Pembawaan, ada orang yang sangat perasa, dan ada juga yang tebal
muka (tidak sensitif)

c) Tergantung pada suasana hati.

1. Konsep Psikologi Perkembangan pada Anak

Perkembangan anak (khususnya usia dini) penting dijadikan perhatian


khusus bagi orangtua dan guru. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan
mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Anak usia dini
sendiri merupakan kelompok yang berada dalam proses perkembangan
unik. Dikatakan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan
kembang) terjadi bersamaan dengan golden age (masa peka/masa
keemasan). Begitu pentingnya sehingga sangat mempengaruhi apa dan
bagaimana mereka di masa yang akan datang. Berikut merupakan kata

3
mutiara dari Dorothy Law Nolte (1945): “Jika anak dibesarkan dengan
celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia
belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah
diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika
anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak
dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan
dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan kasih
sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan."

Kata-kata tersebut memiliki makna yang mendalam bahwa peranan orang


tua memang sangat besar bagi tumbuh kembang anak. Untuk itu, orang tua
maupun guru harus memahami tahap-tahap tumbuh kembang anak dan
bagaimana menstimulasinya.

2. Tahap Perkembangan Anak

a. Anak usia 3-4 tahun

1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

2) Berjalan pada jari kaki

3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

4) Menggambar garis silang

5) Menggambar orang (hanya kepala dan badan)

6) Mengenal 2 atau 3 warna

7) Bicara dengan baik

8) Bertanya bagaimana anak dilahirkan

9) Mendengarkan cerita-cerita

10) Bermain dengan anak lain

11) Menunjukkan rasa sayang kepada saudara saudaranya

12) Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

b. Anak usia 4-5 tahun

4
1) Mampu melompat dan menari

2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan

3) Dapat menghitung jari-jarinya

4) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita

5) Minat kepada kata baru dan artinya

6) Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya

7) Membedakan besar dan kecil

8) Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

c. Anak usia 6 tahun

1) Ketangkasan meningkat

2) Melompat tali

3) Bermain sepeda

4) Menguraikan objek-objek dengan gambar

5) Mengetahui kanan dan kiri

6) Memperlihatkan tempertantrum

7) Mungkin menentang dan tidak sopan

B. Konsep Gizi pada Anak

Gizi anak usia sekolah (6-12 tahun) yang sehat diantaranya adalah
banyak bermain di luar rumah, melakukan aktivitas fisik yang tinggi, serta
beresiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat.
Sebaliknya, anak yang banyak diam justru diduga sedang mengalami
gangguan kesehatan.

1. Pedoman Gizi Seimbang (PGS)

Dapat digunakan sebagai panduan dalam perilaku untuk anak dapat


hidup bergizi dan sehat. PGS untuk kelompok anak usia sekolah adalah :

1. Biasakan makan tiga kali sehari (pagi, siang, dan malam) bersama

5
keluarga.

2. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya.

3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan.

4. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah.

5. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan, dan makanan selingan


yang manis, asin, dan berlemak.

6. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah


makan pagi dan sebelum tidur.

7. Hindari merokok.

2. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya untuk proses kehidupan, tetapi
lebih dari itu, juga untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Oleh
sebab itu, anak memerlukan zat gizi makro dan mikro. Dalam siklus
kehidupan anak, tubuh anak akan mengalami pertumbuhan, yaitu menjadi
bertambah tinggi dan membesar.

Makanan yang baik akan memberikan semua gizi yang dibutuhkan


untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, jika makanan tidak dipilih dengan
baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial (zat gizi yang
harus didatangkan dari makanan) tertentu.

3. Kebutuhan Gizi Anak berkebutuhan khusus


a) Autis

 Pengobatan gejala

 Nutrisi yang penting bagi perkembangan otak

 Menghindari makanan yang memicu alergi saluran pencernaan


(kasei n, gluten)

 Stimulasi dini

b) ADHD

 Diet gula

6
 Pengobatan gejala

4. Fungsi Zat Gizi dalam tubuh :

1. Memberi energi

Untuk menggerakkan dan aktivitas fisik serta aktivitas serta proses


metabolisme di dalam tubuh

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh

Protein memiliki fungsi untuk membentuk sel-sel pada jaringan


tubuh manusia

3. Mengatur proses tubuh

protein berfungsi sebagai mengatur keseimbangan air di dalam sel.


Mineral dan Vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-
proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot.

5. Faktor yang Mempengaruhi Anak Mengonsumsi Jajanan Tidak


Sehat :

1. Orangtua cenderung kurang mengawasi perilaku anak-anaknya yang


senang mengonsumsi jajanan.

2. Produsen atau penjual makanan hanya memikirkan keuntungan yang


didapatkan dibandingkan efek buruk yang diakibatkan oleh jajanan
yang diproduksinya apabila menggunakan campuran zat-zat
berbahaya dalam proses produksi. Bagi penjual, yang terpenting
adalah jajanan yang mereka jual dapat dan dibeli konsumen.

3. Anak-anak dalam hal ini sebagai konsumen utama tidak mengetahui


bahaya mengonsumsi jajanan tersebut dan cenderung hanya ingin
membeli karena jajanan tersebut dikemas dengan menarik dan
berwarna mencolok.

4. Pihak sekolah terkadang membiarkan siswa-siswinya membeli


jajanan di luar area sekolah. Yang seharusnya dilakukan adalah
melarang mereka demi kesehatan siswa-siswinya.

7
6. Faktor yang mempengaruhi keadaan gizi

Produksi
Pangan Pendapatan, lapangan kerja,
Kesehatan
pendidikan, kemampuan sosial

Pengolahan
bahan Kemampuan keluarga Konsumsi Keadaan
makanan menggunakan makanan makanan gizi

Tersedianya bahan makanan Dapat


Distribusi
diperolehnya bahan makanan
bahan
makanan
dan faktor
harga

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Gizi (Sumber: Daly, Davis


dan Robertson,1979)

C. Gangguan-gangguan gizi pada Anak Sekolah dan Anak berkebutuhan


khusus

1. Gangguan Gizi Pada Anak Sekolah

a) Kekurangan Energi Kronis (KEP)


Merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari atau
disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi (Depkes RI 1999).
 Penyebab :
KEP bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Faktor Sosial :
Kemiskinan
Kelaaparan atau kekurangan bahan pangan
Masa penyapihan air susu ibu yang tidak tepat pada anak
 Solusi :

8
- Pengobatan dengan cara memperbaiki kadar elektrolit dan cairan
tubuh yang tidak normal.
- Memberikan asupan nutrisi yang baik dengan cara terapi pola
makan, makanan yang biasanya diberikan adalah makanan
dengan bahan dasar susu, selain itu dokter juka akan
memberikan suplemen multivitamin atau protein cair, serta obat-
obatan tertentu untuk meningkatkan selera makan bila
diperlukan.

b) Anemia Gizi Besi


Anemia gizi besi adalah suatu kondisi penurunan jumlah sel darah
merah dalam tubuh. Saat tubuh mengalami anemia, maka sel darah
merah mengalami kekurangan pasokan hemoglobin yang berfungsi
mengangkut oksigen dalam sel darah merah untuk disebarkan ke seluruh
jaringan tubuh. Tanpa pasokan oksigen yang cukup dalam darah, tubuh
juga tidak mendapat oksigen yang memadai sehingga mengalami 5 L
( Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai).
 Penyebab :
- Kurangnya asupan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi
oleh tubuh
- Tubuh kehilangan zat besi melalui darah ( Perempuan saat
sedang menstruasi)
 Solusi :
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (Ikan, hati
sapi/ayam, daging merah, bayam, dll)
- Pemberian suplemet penambah darah.
c) GAKI
Gangguan akibat kekurangan iodium merupakan keadaan tubuh
kurang asupan yodium yang menyebabkan penurunan produksi hormon
tidroid di dalam tubuh hingga menyebabkan penyakit hipotiroid dan
penyakit gondok. Hormon tiroid berperan besar dalam mengatur
berbagai fungsi anggota tubuh.

9
 Penyebab :
- Kurangnya asupan yodium dalam makanan yang di konsumsi.
(Orang dewasa membutuhkan 150 mcg yodium per hari, wanita
hamil 220 mcg yodium per hari, wanita menyusui 290 mcg
yodium per hari).
- Penduduk daerah pegunungan biasanya banyak yang mengalami
gaky, dikarenakan unsur tanah di pegunungan kurang
mengandung iodium, berbeda dengan unsur tanah daerah dekat
pesisir pantai.
 Solusi :
- Pemerintah dan UNICEF bekerjasama dalam menggalakkan
Universal Salt Iodization untuk memenuhi kebutuhan yodium
Indonesia dengan cara penambahan yodium dalam produk
makanan seperti mie, saus, dll.
- Mengkonsumsi garam mengandung yodium.

d) Kekurangan Vitamin A
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar
diseluruh dunia, terutama di negara berkembang, dan dapat terjadi pada
semua umur, terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh
dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan Nutrition
Related Diseases yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan
fungsi dari organ tubuh, seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh
dan menurunkan pertumbuhan sel-sel kulit.
Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata
yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi
penyebab utama kebutaan di negara berkembang.
 Penyebab :
- Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin a
- Konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A
atau pro-vitamin A untuk jangka waktu yang lama.
- Bayi tidak diberikan ASI eksklusif.

10
- Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein,
seng/Zn atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan
vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.
- Adanya gangguan penyerapan vitamin A, seperti pada penyakit-
penyakit, antara lain penyakit pankreas, diare kronik, Kurang
Energi Protein (KEP) dan lain-lain sehinggga kebutuhan vitamin
A meningkat.
- Adanya kerusakan hati, seperti pada kurang gizi dan hepatitis
(radang liver) kronik, menyebabkan gangguan pembentukan RBP
(Retinol Binding Protein) dan pre-albumin yang penting untuk
penyerapan vitamin A.
 Solusi :
- Pemberian vitamin A secara rutin
- Konsumsi makanan yang memiliki kandungan vitamin A yang
tinggi
- Pemberian ASI Ekslusif.

e) Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam
tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang
lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang
berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut
terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan
hingga mengalami obesitas.
 Penyebab :
- Mengkonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan kalori
yang tinggi
- Mengkonsumsi lemak jenuh
- Tidak ber olah raga
 Solusi :
- Konsumsi makanan yang sehat dan rendah kalori

11
- Kurangi makanan yang mengandung lemak jahat seperti mentega,
gorengan, dan makanan yang menggunakan minyak berlebih
- Rajin ber olah raga, minimal 3 kali seminggu selama 30 menit
sekali.
2. Gangguan Gizi Pada Anak Kebutuhan Khusus

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umumnya. Menurut Efendi yang dikutip
oleh Abdullah (2013), istilah berkebutuhan khusus secara eksplisit
ditujukan kepada anak yang dianggap mempunyai kelainan atau
penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal umumnya, dalam hal
fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya. Menurut Sularyo
& Kadim yang dikutip oleh Rahmawati (2013), saat ini jumlah
masyarakat berkebutuhan khusus tunagrahita diperkirakan lebih banyak
di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju.

Anak berkebutuhan khusus memiliki masalah dalam perilaku


sehari-hari misalnya yang mengarah pada kesehatan. Anak tunagrahita
tidak bisa menentukan bagaimana mereka harus menjaga kesehatan,
mengatur pola makan, dan mencegah mereka dari penyakit yang
mengancam kesehatannya. Anak tunagrahita sedang sampai berat bahkan
tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan cenderung melakukan sesuatu
tanpa memikirkan akibatnya, sehingga harus selalu dibimbing dan
diawasi.

2. Penanganan Gangguan Makanan Pada Anak Autis


Melakukan koreksi diet dan makanan dapat memberikan perbaikan
yang sangat signifikan dari penyakit autisme ini. Sebagaimana diketahui
gejala dari autisme sangan beragam, demikian juga pemicu dari
penyakit ini, oleh karena itu pedoman diet bagi anak autisme juga
sangat bervariasi dan bersifat individu. Terapi diet harus disesuaikan
dengan gejala utama yang timbul pada anak. Berikut beberapa contoh
diet untuk anak autisme menurut Zulaika (2009).

12
a. Diet tanpa gluten dan kasein
Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam
gandum/terigu, havermuth/oat, dan barley. Gluten memberi
kekuatan dan kekenyalan pada tepung terigu dan tepung bahan
sejenis, sedangkan kasein adalah protein susu. Pada tepung
sehat, mengonsumsi gluten dan kasein tidak akan menyebabkan
masalah yang serius/memicu timbulnya gejala. Pada umumnya,
diet ini tidak sulit dilaksanakan karena makanan pokok orang
Indonesia adalah nasi yang tidak mengandung gluten.
 Makanan yang dihindari adalah :
1) Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan
dan minuman yang dibuat dari terigu, havermuth, dan oat.
2) Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu
instant, merica bubuk, saus tomat dan saus lainnya.
3) Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya
misalnya es krim, keju, mentega, yoghurt.
4) Daging, ikan atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti
sosis, kornet, nugget, sarden, daging asap, ikan asap, dsb
5) Buah dan sayur yang diawetkan dalam kaleng
 Makanan yang dianjurkan adalah :
1. Makanan sumber karbo yang tidak mengandung gluten misalnya
beras, singkong, ubi, talas, jagung, bihun, soun, tepung beras,
tapioca, ararut, maizena
2. Makanan sumber protein yang tidak mengandung kasein, susu
kedelai, daging, ikan segar, unggas, telur, udang, kerang, cumi,
tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang mede,
kacang kapri, dan kacang-kacangan
3. Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning,
kangkung, tomat, wortel, timun, dan sebagainya.
4. Buah-buahan segar.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jiwa/mental. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses prilaku dan proses-
proses mental. Kualitas emosi atau perasaan bergantung pada tiga faktor yaitu
: a) Kondisi fisik, oleh suatu penyakit, jadi terlalu emosi, peristiwa yang
menyakitkan. Seperti kehilangan, kematian, b) Pembawaan, ada orang yang
sangat perasa, dan ada juga yang tebal muka (tidak sensitife), c) Tergantung
pada suasana hati.

Proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka


pada masa mendatang, oleh karena itu perhatian orang tua dan guru sangat
berperan penting. Kebutuhan gizi anak juga harus diperhatikan karena anak-
anak banyak melakukan aktivitas di luar rumah, melakukan aktivitas fisik
yang tinggi, serta beresiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang
tidak sehat. Jika orang tua tidak memenuhi kebutuhan gizi anak maka akan
mengalami gangguan gizi seperti KEP, Anemia gizi besi, GAKI, obesitas,
kekurangan vit.A dan sebagainya.

Gangguan gizi juga terjadi pada anak yang berkebutuhan khusus, seperti
autis dapat ditangani dengan cara diet tanpa gluten dan kasein yakni
menghindari makanan yang mengandung gluten, makanan sumber kasein,
daging serta buah dan sayur yang diawetkan dalam kaleng.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Chamidah, Atien Nur. n.d. “Aspek Kesehatan Anak Berkebutuhan


Khusus.” 2009.

2. Daryanto. 2014. “No Title.” 2(4):15–71.

3. Hardinsyah.2017. "Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi"

4. Rolina, Nelva. n.d. “Global Learning.” 1–8.

5. Utara, Universitas Sumatera. 2013. “Universitas Sumatera Utara.” 2.

6. Infodatin Anak-Balita 2015

7. http://eprints.uny.ac.id/7718/3/BAB%202%20-%2008603141021.pdf

8. https://studylibid.com/doc/312932/defisiensi-kekurangan-vitamin-a--
kva--definisi-defisiensi

9. https://www.academia.edu/6462616/Makalah_Gizi_Anak_Berkebutuha
n_Khusus

15

Anda mungkin juga menyukai