Anda di halaman 1dari 1

Nur Fitra Wibawa

18506020111038
Kelas F

Kesimpulan Penggunaan Pirolisis

Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa
atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami
pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis
ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Banyak hal
mempengaruhi proses dan hasil produk dari pirolisis seperti jumlah plastik yang akan
digunakan, jenis bahan yang akan digunakan, dan temperatur yang digunakan saat proses
pirolisis.

Jumlah plastik yang akan dijadikan bahan akan mempengaruhi jumlah produk.
Jumlah produk berbanding lurus dengan jumlah plastik yang akan dijadikan produk. Jika
sampah plastik diberikan jumlah yang banyak, maka produk yang dihasilkan akan lebih
banyak, tetapi massa produk juga mempengaruhi lamanya proses pirolisis. Ketika kita
menginginkan proses yang lebih cepat, kita harus menambahkan kalor yang lebih sehingga
temperatu untuk pirolisis akan semakin meningkat

Jenis bahan yang akan diproses akan mempengaruhi jumlah dan kualitas prosuk yang
akan dihasilkan. Hasil proses dari proses pirolisis adalah wax, char, gas, dan lain-lain. Setiap
bahan yang akan digunakan memiliki kandungan yang berbeda. Contoh hasil sebagai
berikut : HDPE pada massa 500g menghasilkan wax 69,91%, char 15,49%, dan gas 14,60%.
PET pada massa 500g menghasilkan wax 36,42%, char 18,18%, dan gas 45,40%. Sedangkan
PS pada massa 500g menghasilkan wax 52,27%, char 31,53%, dan gas 16,20%.

Plastik memiliki titik leleh yang berbeda, sehingga lebih baik menggunakan
temperatur yang lebih tinggi dari batas titik leleh plastik, sehingga tidak ada plastik yang
tidak terproses. Jika sampah plastik semuanya terproses, maka residu tidak mengandung
bahan bakar karena kandungan bahan bakar sudah menguap dan keluar dan ditampung diluar.

Anda mungkin juga menyukai