Zulkarnain
Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361
Telp./Fax (0741) 583051 atau (0741) 582781. Email: doktor_zulkarnain@unja.ac.id
Abstract
This trial was conducted at the Plant Biotechnology Laboratory, Agricultural Faculty, University of
Jambi, from January through to October 2005. This investigation was aimed at studying the effect of stress
pre-treatment on growth and development of anthers of soybean cv. Anjasmoro, Baluran, Merubetiri and
Wilis cultured in vitro. The stress pre-treatment applied were mannitol starvation at 4, 25 and 33 o C for 2, 4,
6, and 8 days in total dark condition. The results indicated that stress pre-treatment was found to inhibit
anther growth, but not mannitol starvation at 4 o C for 2 days applied on anthers isolated from soybean cv.
Wilis. In general, the anthers with no stress pre-treatment (control) prior to culture initiation showed better
response to in vitro condition than those pre-treated with mannitol starvation. Based on this finding, in the
following investigation anthers should be directly cultured onto nutrition medium without any stress pre-
treatment.
et al., 1986), Malus domestica (Höfer et al., 1999), tanaman. Selanjutnya polybag ditempatkan di tempat
dan Anemone sp., Zantedeschia sp. and terbuka di kebun percobaan Fakultas Pertanian Uni-
Delphinium sp. (Custers et al. , 2001). Juga versitas Jambi, Desa Mendalo Darat. Pemeliharaan
ditemukan adanya laporan tentang regenerasi tanaman mengikuti prosedur kultur teknik yang umum
tanaman haploid dari kultur antera maupun kultur dilakukan, yakni penyiraman air, pemberantasan
mikrospora pada tanaman legum seperti Medicago hama dan penyakit serta pemupukan untuk
sativa (Zagorska et al., 1997), Cajanus cajun (Kaur mendapatkan tanaman yang sehat.
dan Bhalla, 1998), Lupinus spp. (Bayliss et al., 2002) Penanaman bahan induk dilakukan setiap 3
dan sejumlah tanaman legum pohon seperti Albizzia – 4 minggu guna menjamin ketersediaan bahan
lebbeck (Gharyal et al., 1983) and Peltophorum eksplan (tunas bunga) yang cukup selama penelitian.
pterocarpum (Rao dan De, 1987). Namun demikian, Selain itu, pernanaman ini juga sebagai upaya
belum ditemukan adanya laporan penelitian mengenai memperbanyak koleksi benih untuk digunakan
regenerasi tanaman baik haploid mau pun doubled- sebagai bahan perbanyakan berikutnya.
haploid dari kultur antera atau pun mikrospora
tanaman kedelai untuk tujuan pemuliaan tanaman. Medium Kultur
Keberhasilan induksi embriogenesis
mikrospora dipengaruhi oleh banyak faktor, di Medium kultur yang digunakan adalah me-
antaranya adalah pra-perlakuan terhadap antera dium dasar MS (Murashige dan Skoog, 1962) yang
sebelum inisiasi kultur. Sebelum diintroduksikan pada dilengkapi dengan vitamin dan sukrosa. Sebanyak
kondisi lingkungan in vitro, antera dapat diberi pra- 10 mL dari masing-masing larutan stok dimasukkan
perlakuan stress seperti starvasi manitol (mannitol ke dalam gelas piala berisi lebih-kurang 200 mL air
starvation) pada suhu rendah selama periode waktu suling dan aduk secara konstan. Selanjutnya
tertentu (Kyo dan Harada, 1986; Immonen dan ditambahkan sukrosa sebanyak 30 g, dan volume
Anttila, 1999). Dengan pra-perlakuan stres, proses larutan dijadikan 1 L dengan penambahan air suling.
metabolisme pada jaringan akan terhenti untuk Kemasaman medium ditetapkan 5.8 ± 0.02 dengan
sementara, dan setelah periode waktu tertentu menambahkan NaOH 1 M atau HCl 0.5 M. Untuk
jaringan tersebut akan mulai berkembang lagi dengan membuat medium padat digunakan Bacto BitekÔ
lintasan metabolisme yang baru bila dihadapkan pada agar sebanyak 8 g, yang dilarutkan dengan
kondisi lingkungan yang mendukung (Immonen dan pemanasan sebelum medium tersebut dibagi-bagi ke
Anttila, 1999). dalam botol kultur dan disterilkan dengan otoklaf pada
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tekanan 1.1 kg cm-1 (103 kPa) pada suhu 121o C
pengaruh starvasi manitol pada suhu rendah dan suhu selama 20 menit. Sedangkan medium cair tidak
kamar selama periode waktu yang berbeda sebelum menggunakan bahan pemadat agar-agar.
antera diintroduksikan pada medium aseptik di dalam
sistem perbanyakan in vitro. Eksplan
Tabel 1. Pembentukan kalus pada antera dari lima kultivar kedelai yang diberi pra-perlakuan starvasi manitol
pada berbagai suhu dan lama perlakuan yang berbeda.
Pembentukan kalus
Kultivar Perlakuan Ó eksplan berkalus Waktu (hst) Warna Tekstur Frekuensi Keterangan
Lichter, R. 1982. Induction of haploid plants from Touraev, A., A. Indrianto, I. Wratschko dan O.
isolated pollen of Brassica napus. Zeitschrift Vicente. 1996. Efficient microspore
embriogenesis in wheat (Triticum aestivum
für Pflanzenphysiologie 105: 427-434. L.) induced by starvation at high temperature.
Murashige, T. dan F. Skoog. 1962. A revised medium Sexual Plant Reproduction 9: 209-215.
for rapid growth and bio assays with tobacco Winata, L. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Pusat
tissue cultures. Physiologia Plantarum 15: Antar Universitas Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
473-497. Zagorska, N., B. Dimitrov, P. Gadeva dan P. Robeva.
Rao, P. V. dan D. N. De. 1987. Haploid plants from 1997. Regeneration and characterisation of
in vitro anther culture of the leguminous tree, plants obtained from anther culture of
Peltophorum pterocarpum (DC) K. Hayne Medicago sativa L. In Vitro Cellular and
Developmental Biology - Plant. 33.
(Copper pod). Plant Cell, Tissue and Organ
Zulkarnain. 2003. Breeding Strategies in Sturt”s
Culture 11: 167-177. Desert Pea (Swainsona formosa (G.Don)
Taji, A., P. Kumar dan P. Lakshmanan. 2002. In J. Thompson) using In Vitro and In Vivo
Vitro Plant Breeding. Haworth Press, Inc., Techniques. PhD Dissertation, The
New York. University of New England, Armidale,
Australia.
Jurnal Akta Agrosia Vol. 8 No. 2 hlm 56-61 Juli - Desember 2005 ISSN : 1410-3354
Zulkarnain
Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361
Telp./Fax (0741) 583051 atau (0741) 582781. Email: doktor_zulkarnain@unja.ac.id
Abstract
This trial was conducted at the Plant Biotechnology Laboratory, Agricultural Faculty, University of
Jambi, from January through to October 2005. This investigation was aimed at studying the effect of stress
pre-treatment on growth and development of anthers of soybean cv. Anjasmoro, Baluran, Merubetiri and
Wilis cultured in vitro. The stress pre-treatment applied were mannitol starvation at 4, 25 and 33 o C for 2, 4,
6, and 8 days in total dark condition. The results indicated that stress pre-treatment was found to inhibit
anther growth, but not mannitol starvation at 4 o C for 2 days applied on anthers isolated from soybean cv.
Wilis. In general, the anthers with no stress pre-treatment (control) prior to culture initiation showed better
response to in vitro condition than those pre-treated with mannitol starvation. Based on this finding, in the
following investigation anthers should be directly cultured onto nutrition medium without any stress pre-
treatment.
et al., 1986), Malus domestica (Höfer et al., 1999), tanaman. Selanjutnya polybag ditempatkan di tempat
dan Anemone sp., Zantedeschia sp. and terbuka di kebun percobaan Fakultas Pertanian Uni-
Delphinium sp. (Custers et al. , 2001). Juga versitas Jambi, Desa Mendalo Darat. Pemeliharaan
ditemukan adanya laporan tentang regenerasi tanaman mengikuti prosedur kultur teknik yang umum
tanaman haploid dari kultur antera maupun kultur dilakukan, yakni penyiraman air, pemberantasan
mikrospora pada tanaman legum seperti Medicago hama dan penyakit serta pemupukan untuk
sativa (Zagorska et al., 1997), Cajanus cajun (Kaur mendapatkan tanaman yang sehat.
dan Bhalla, 1998), Lupinus spp. (Bayliss et al., 2002) Penanaman bahan induk dilakukan setiap 3
dan sejumlah tanaman legum pohon seperti Albizzia – 4 minggu guna menjamin ketersediaan bahan
lebbeck (Gharyal et al., 1983) and Peltophorum eksplan (tunas bunga) yang cukup selama penelitian.
pterocarpum (Rao dan De, 1987). Namun demikian, Selain itu, pernanaman ini juga sebagai upaya
belum ditemukan adanya laporan penelitian mengenai memperbanyak koleksi benih untuk digunakan
regenerasi tanaman baik haploid mau pun doubled- sebagai bahan perbanyakan berikutnya.
haploid dari kultur antera atau pun mikrospora
tanaman kedelai untuk tujuan pemuliaan tanaman. Medium Kultur
Keberhasilan induksi embriogenesis
mikrospora dipengaruhi oleh banyak faktor, di Medium kultur yang digunakan adalah me-
antaranya adalah pra-perlakuan terhadap antera dium dasar MS (Murashige dan Skoog, 1962) yang
sebelum inisiasi kultur. Sebelum diintroduksikan pada dilengkapi dengan vitamin dan sukrosa. Sebanyak
kondisi lingkungan in vitro, antera dapat diberi pra- 10 mL dari masing-masing larutan stok dimasukkan
perlakuan stress seperti starvasi manitol (mannitol ke dalam gelas piala berisi lebih-kurang 200 mL air
starvation) pada suhu rendah selama periode waktu suling dan aduk secara konstan. Selanjutnya
tertentu (Kyo dan Harada, 1986; Immonen dan ditambahkan sukrosa sebanyak 30 g, dan volume
Anttila, 1999). Dengan pra-perlakuan stres, proses larutan dijadikan 1 L dengan penambahan air suling.
metabolisme pada jaringan akan terhenti untuk Kemasaman medium ditetapkan 5.8 ± 0.02 dengan
sementara, dan setelah periode waktu tertentu menambahkan NaOH 1 M atau HCl 0.5 M. Untuk
jaringan tersebut akan mulai berkembang lagi dengan membuat medium padat digunakan Bacto BitekÔ
lintasan metabolisme yang baru bila dihadapkan pada agar sebanyak 8 g, yang dilarutkan dengan
kondisi lingkungan yang mendukung (Immonen dan pemanasan sebelum medium tersebut dibagi-bagi ke
Anttila, 1999). dalam botol kultur dan disterilkan dengan otoklaf pada
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tekanan 1.1 kg cm-1 (103 kPa) pada suhu 121o C
pengaruh starvasi manitol pada suhu rendah dan suhu selama 20 menit. Sedangkan medium cair tidak
kamar selama periode waktu yang berbeda sebelum menggunakan bahan pemadat agar-agar.
antera diintroduksikan pada medium aseptik di dalam
sistem perbanyakan in vitro. Eksplan
Tabel 1. Pembentukan kalus pada antera dari lima kultivar kedelai yang diberi pra-perlakuan starvasi manitol
pada berbagai suhu dan lama perlakuan yang berbeda.
Pembentukan kalus
Kultivar Perlakuan Ó eksplan berkalus Waktu (hst) Warna Tekstur Frekuensi Keterangan
Lichter, R. 1982. Induction of haploid plants from Touraev, A., A. Indrianto, I. Wratschko dan O.
isolated pollen of Brassica napus. Zeitschrift Vicente. 1996. Efficient microspore
embriogenesis in wheat (Triticum aestivum
für Pflanzenphysiologie 105: 427-434. L.) induced by starvation at high temperature.
Murashige, T. dan F. Skoog. 1962. A revised medium Sexual Plant Reproduction 9: 209-215.
for rapid growth and bio assays with tobacco Winata, L. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Pusat
tissue cultures. Physiologia Plantarum 15: Antar Universitas Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
473-497. Zagorska, N., B. Dimitrov, P. Gadeva dan P. Robeva.
Rao, P. V. dan D. N. De. 1987. Haploid plants from 1997. Regeneration and characterisation of
in vitro anther culture of the leguminous tree, plants obtained from anther culture of
Peltophorum pterocarpum (DC) K. Hayne Medicago sativa L. In Vitro Cellular and
Developmental Biology - Plant. 33.
(Copper pod). Plant Cell, Tissue and Organ
Zulkarnain. 2003. Breeding Strategies in Sturt”s
Culture 11: 167-177. Desert Pea (Swainsona formosa (G.Don)
Taji, A., P. Kumar dan P. Lakshmanan. 2002. In J. Thompson) using In Vitro and In Vivo
Vitro Plant Breeding. Haworth Press, Inc., Techniques. PhD Dissertation, The
New York. University of New England, Armidale,
Australia.