Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap pembangunan/organisasi, baik pemerintah, maupun

swasta selalu berharap dan berupaya untuk mencapai produktivitas yang

tinggi, bermutu dengan pengorbanan sumber daya sesedikit mungkin.

Agar harapan tersebut dapat direalisasikan, maka setiap

pembangunan/organisasi akan selalu berupaya untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia (SDM), sehingga diperoleh karyawan yang

handal.

Betapapun baiknya program yang disusun dan lengkapnya

fasilitas yang telah tersedia tidak akan ada artinya apabila tanpa didukung

oleh tenaga yang handal. Dengan demikian karyawan yang handal inilah

merupakan salah satu faktor terciptanya peningkatan efisiensi, efektivitas

kerja serta produktivitas yang maksimal.

Upaya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan peningkatan

produktivitas serta relevansi dengan arus globalisasi dan kemajuan

teknologi yang tengah melanda dunia pada saat ini tidak mungkin dicegah

atau dihindari; dan dampaknya dari hasil tersebut merupakan isu pokok

1
2

atau tantangan tugas pada masa-masa yang akan datang. Isu tersebut

mencuat sejalan dengan fenomena empirik yang bercirikan pada

canggihnya transportasi informasi yang sudah merupakan komoditas yang

sangat diperlukan oleh masyarakat. Perkembangan ke arah modernisasi

dan globalisasi dunia tampaknya tidak akan surut, bahkan mungkin akan

terus menggejala ke segala sisi kehidupan dan bisa menjadi ancaman

kelangsungan kemanusiaan, keadilan dan sebagainya.

Pada satu sisi, modernisasi dan globalisasi membawa manusia

untuk senantiasa memikirkan keberlangsungan hidupnya dengan penuh

kejelian, ketelitian, dan kehati-hatian. Di samping itu, di sisi lain

mengharuskan manusia berfikir pragmatis, ekonomis, dan materialistis.

Karena itu, haruslah selalu diupayakan peningkatan kinerja karyawan

setiap pembangunan/organisasi dalam rangka mengantisipasi arus

globalisasi tersebut.

Peningkatan kinerja karyawan tersebut menuntut lebih banyak

penguasaan ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan, sikap mental

pembaharuan, dan tanggung jawab dari setiap karyawan untuk dapat

memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang senantiasa

berkembang sesuai dengan lajunya pembangunan. 1 Dengan kata lain,

1
T.B. Silalahi, “Pemerintah Berusaha Ciptakan Aparatur Berdisiplin”, Majalah Korpri,
Nomor 1, April 1988, h. 4.
3

agar dapat memenuhi tuntutan dan perkembangan zaman, maka kinerja

karyawan harus selalu ditingkatkan secara optimal.

Dalam rangka mengoptimalkan kinerja karyawan tersebut di atas

berbagai pelatihan telah dilaksanakan Kantor Sekertariat Pemda

Kabupaten Gorontalo. Peningkatan kinerja hendaknya dihayati oleh

tenaga-tenaga yang mengikuti berbagai pelatihan agar dapat mencapai

tujuan pembangunan/organisasi. Bila memungkinkan tenaga-tenaga yang

terlatih sebaiknya semaksimal mungkin menyampaikan pengetahuan atau

hasil latihannya kepada kawan seprofesi mereka.

Menurut pengamatan peneliti, karyawan pada Kantor Sekertariat

Pemda Kabupaten Gorontalo adalah sumber daya manusia yang

potensial, di mana sumber daya manusia tersebut harus didayagunakan

sehingga dapat bekerja secara optimal dalam rangka pencapaian tujuan

pembangunan.

Sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan kualitas kerja

sumber daya manusia ini yaitu semakin terbinanya dan meningkatnya

kinerja para karyawan. Karena itu, salah satu upaya yang ditempuh oleh

Kantor Sekertariat Pemda Kabupaten Gorontalo adalah dengan

menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan sesuai dengan tugasnya.

Kecuali itu, juga diberikan motivasi berupa dorongan untuk bekerja yang
4

merupakan cermin proses pelaksanaan dan tujuan yang ingin dicapai,

keyakinan akan kemampuan diri karyawan, kesediaan menghadapi

persaingan yang menuju kemajuan, dan rasa bangga akan hasil kerja.

Usaha bekerja keras dicerminkan dengan kesediaan menerima tugas

kesiapan untuk bertanggung jawab, penerimaan umpan balik dan

kesiapan menghadapi risiko kerja.

Situasi yang bisa diamati, seperti keragu-raguan dalam

menyelesaikan pekerjaan, menghindari pekerjaan, kecenderungan

mencari pekerjaan yang mudah, ketakutan akan persaingan, lambatnya

penyelesaian tugas, diduga karena kurangnya motivasi kerja pada diri

karyawan, maupun kurang sesuainya tuntutan pekerjaan yang dibebankan

oleh pimpinan, serta ketidakjelasan tentang peningkatan karirnya.

Selain motivasi kerja merupakan variabel yang tidak bisa

diabaikan dalam peningkatan kinerja karyawan, variabel lain yang juga

diduga berpengaruh pada kinerja karyawan tersebut adalah persepsi

karyawan terhadap perilaku kepemimpinan struktural yang ada pada

kantor Bupati Kabupaten Gorontalo. Perilaku kepemimpinan para pejabat

struktural merupakan suatu kondisi yang setiap hari dialami oleh para

karyawan. Perilaku kepemimpinan tersebut akan menjadi kondisi karena

merupakan variabel yang melekat dalam diri seorang direktur dan sulit

untuk diubah. Kurt Lewin menggambarkan bahwa perilaku diibaratkan


5

merupakan suatu objek yang di sekitarnya memiliki moment gaya,

sehingga moment tersebut akan dapat berpengaruh pada lingkungannya. 2

Selain itu perilaku seseorang turut dibentuk oleh faktor lingkungan dan

faktor bawaan.3 Dengan demikian perilaku kepemimpinan direktur turut

dibentuk oleh lingkungan dan faktor bawaannya, yang akan berpengaruh

pula pada pelaksanaan kepemimpinannya dalam membina para

karyawannya.

Koordinasi yang baik oleh direktur pembangunan akan melahirkan

pencapaian tujuan pembangunan/organisasi, serta tujuan dari para

individu yang ada di dalam lingkungan pembangunan itu. Di samping itu

keterpaduan kerja karyawan dalam melaksanakan kegiatan usaha serta

koordinasi yang baik dari pimpinan dan dibarengi oleh penciptaan situasi

yang kondusif merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan. Dengan

demikian para karyawan memegang peranan penting dalam mengelola

kegiatan administrasi dan pembangunan. Meskipun demikian aktivitas

kerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya masih turut dipengaruhi

oleh adanya kepemimpinan yang ada pada kantor Bupati Kabupaten

Gorontalo. Persoalannya adalah bagaimana persepsi karyawan terhadap

perilaku kepemimpinan pejabat strukturan pada kantor Bupati Kabupaten

2
Douglas L. Medin, Brian H. Ross, Cognitive Psychology (New York: Harcourt Brace
Jovanovich, College Publishers, 1992), hh. 206-215.
3
Ibid, h. 206.
6

Gorontalo? Hal ini merupakan pertanyaan yang perlu diadakan pengkajian

melalui penelitian.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka pada kesempatan ini

akan dikaji lebih lanjut masalah kinerja karyawan dalam kaitannya dengan

persepsi karyawan terhadap perilaku kepemimpinan pejabat struktural di

Kantor Sekertariat Pemda Kabupaten Gorontalo.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti tersebut di atas maka

dapat diidentifikasi permasalahan berupa serangkaian pertanyaan sebagai

berikut:

1. Apakah karyawan Kantor Sekertariat Pemda Kabupaten Gorontalo

telah menciptakan mekanisme kerja yang meliputi: (a) rencana, (b)

pelaksanaan, (c) evaluasi, dan (d) produktivitas, sehingga terciptanya

produktivitas yang tinggi?

2. Apakah karyawan Kantor Sekertariat Pemda Kabupaten Gorontalo

telah memahami tugas dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, serta

mekanisme organisasi, sehingga terciptanya produktivitas yang tinggi?


7

3. Apakah karyawan Kantor Sekertariat Pemda Kabupaten Gorontalo: (a)

telah bekerja secara sungguh-sungguh, bertanggung jawab atas

pekerjaan dan tugas lain yang terkait; (b) percaya diri dalam hal

memenuhi harapan dan mencapai prestasi yang optimal; (c) berani

mengambil risiko dalam hal pekerjaan, keuangan dan prestasi; dan (d)

melaksanakan evaluasi dalam melaksanakan pekerjaannya serta

tugas-tugas yang terkait, sehingga tercipta produktivitas yang tinggi?

C. Pembatasan Masalah

Hasil penelitian ini akan menjadi komprehensif bila dapat

menggali dan mengungkapkan seluruh faktor yang terkait dengan kinerja

karyawan, akan tetapi karena keterbatasan waktu, tenaga dan

kemampuan peneliti, maka penelitian ini hanya difokuskan pada faktor

persepsi para karyawan tentang perilaku kepemimpinan pejabat struktural

pada kantor Bupati Kabupaten Gorontalo (X) an (Y) kinerja karyawan

Kantor Sekertariat Pemda Kabupaten Gorontalo.

D. Perumusan Masalah

Terdapat beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini, yang

dapat dirumuskan sebagai berikut :


8

1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi karyawan tentang perilaku

kepemimpinan pejabat struktural dengan kinerja karyawan Kantor

Sekertariat Pemda Kabupaten Gorontalo?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara persepsi tentang perilaku kepemimpinan

pejabat struktural dengan kinerja karyawan Kantor Sekertariat Pemda

Kabupaten Gorontalo.

F. Kegunaan Penelitian

Dengan memperhatikan konsentrasi permasalahan yang ingin

diungkap dalam penelitian ini, maka diharapkan dapat digali unsur-unsur

yang dapat meningkatkan kinerja karyawan Kantor Sekertariat Pemda

Kabupaten Gorontalo menjadi tenaga yang berkualitas.

Apabila dari hasil penelitian, secara empirik ternyata peningkatan

kinerja karyawan dapat ditentukan oleh kedua variabel bebas tersebut,

maka diharapkan kepada pejabat struktural Kantor Sekertariat Pemda

Kabupaten Gorontalo sebagai penanggung jawab keberhasilan dalam

mewujudkan visi, misi dan tugasnya, dapat diajukan beberapa alternatif

saran yang berhubungan dengan kedua variabel bebas tersebut sebagai

bahan kajian dalam kepemimpinannya.


9

Dengan kata lain, peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan

dengan memperbaiki kedua variabel bebas tersebut. Dengan demikian

maka untuk selanjutnya pemimpin seyogyanya bersedia melakukan

evaluasi internal untuk mengkaji dan memperbaiki cara-cara pengambilan

keputusan yang ditempuh dalam pelaksanaan tugas, sehingga tercipta

lingkungan yang kondusif yang dapat membangkitkan semangat dalam

bekerja serta menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan

tugas dari masing-masing karyawan pada Kantor Sekertariat Pemda

Kabupaten Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai