Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Essay Sistem Pers di Negara Jepang


Oleh
Kartika Indah Prayogi
170910101010
Ilmu Hubungan Internasional
Matakuliah Komunikasi Internasional
Jepang disebut-sebut sebagai salah satu negara yang memeiliki system pers paling
liberal atau yang sering disebut dengan libertarian diantara negara asia lainnya. Hal ini
didukung dengan system politik yang dianunt oleh Jepang, yaitu Demokrasi parlemen
dan konstitusioa kerajaan yang merupakan salah satu system politik paling demokratis
pula di Asia. Dalam pers Jepang kebebasan pers sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Bahkan sangat jarang terjadi adanya campurtangan pemerintah dalam media masa yang
mana didukung dalam RRu yang disetujui oleh PM Koizumi pada tahun 2002.
Kebebasan pers dan kebebasan berpendapat telah diatur dalam konstitusi jepang pada 3
November 1946 dalam pasal 21.

Dalam tradisi budaya Jepang sangat berbeda dengan kosep Barat yang mana media
digunakna sebgaai “penjaga”. Di Jepang, media memiliki hubungan yang baik dan
nyaman dnegan oemerintah serta perusahan besar melalui system “Kisha Kurabbu” atau
dapat disebut dengan Perss Club/ kartel informasi. Klub-klub tersebut pers nanatinya
menyalurkan informasi dari lembanga pemerintahan yang ada yang nantinya akan
disalurkan kepada organisasi media yang ada di Jepang. Hal ini mengakibatkan adanya
keseragaman dalam konten berita yang disampaikan. Selaian klub pers, juda terdapat
kartel-kartel informasi yang difungsiskan guna menjamin tidak adanaya persainagn
antara media-media di Jepang dalam mendapatkan informasi.

Dalam masa transisis sossial di jepang pada saat ini, media jepang memiliki andil
dalam memebrikan sarana informasi, edukasi dan entertainmen yang mana merupakan
fungsi dari per situ sendiri. Namun, dengana danya budaya jepang yang menjunjung
adnaya hubungan yang harmonis dibandingkan kebebasan pers dan berpendapar,
menjadikan pers jepang perlu untuk menerapkan praktek sensor-diri dalam media di
Jepang. Sensor-diri ini mungkin juga ditepakan oleh negara Asia Timur lainnya seperti
Korea Selatan, guna menciptakan lingkungan yang harmosis dan rasa nyaman. Hal ini
merupakan salah satu keunikan dari budaya suatu negara yang memepngaruhi kebijakn
pers pada suatu negara.

Disebutkan sebelumnya bahwa tradisi jepang yang mana juga memepengaruhi


media memeliki perbedaam dengan konsep barat yang mana di barat media dipergunakan
untuk “penjaga”. Hal ini ditunjukkan pada sejumlah skalndal atau permasalah politik
high-profile yang ada di Jepang pada umumnya tidak dimuat dalam media cetak harian
yang umum beredal,namun hanya dimuat dalam media mingguan no-stream. Dan hal
seperti ini lah yang membuat perj jepang tidak dapat bertindak sebgai “penjaga” dalam
pemerintahan. Hal ini jelas memiliki dampat yang buruk pula bagi negara dan msyarakat
Jepang. Contoh saja pada kejadian krisis keuangan serta dampaknya pada tahun 1997
yang mana membuat public jepang kaget mengenai kejadian ini. Namun pada abad 21
saat ini pers di jepang isu-isu nasional menjadi topik utama dalam berbagai pemberitaan
nasional. Sehingga secara tidak langsung para pemegang kekuasaan saat ini harun
menunjukkan kualiats serta standar kerja yang tingga angar mendapatkan citra baik di
mata rakyat jepang.

Kebebasan dalam media merupakan inti dari system pers Libertarian. Namun
jepang yang dikalim sebagai negara yang menganut system pers Libertarian ini memiliki
sejumlah hambatan dalam meneruapkan system tersebut, yang mana slaah satu
hambatannya adalah system Kisha Kurabbu yang diterapkan di jepang. Sehingga pers
disini tidak bias secara bebas mengemukakan suatu berita. Karena berita atau fakta yang
ada diberikan melalui satu sumber yang nantinya akan disebarkan kepada organisasi-
organisasi media masa yang ada sehingga membuat berita yang tersebar di jepang
menjadi seragam. Melihat kondisi seperti ini, mungkin kita mendugga-dugga bahwa pers
di jepang telah dicontrol oleh pemrintah jepang sendiri. Namun nyatanya control
pemerintahan jepang terhadap pers ini snediir tidak jelas terbuka atau tidak jelas adanya.
Namun yang secara jelas terlihat adalah adanya control dari asosiasi-asosiasi professional
jepang serta organisasi-organisasi media yang mana sanagt efektif untuk menunjukkan
gambaran ketenganan dalam jalannya pemerintahan dijepang. Apabila dikatakan bahwa
jepang merupakan negara yang memili kebebasan pers yang terbebas di Asia mungkin
tidak. Tapi dapat dikatakan sebagai salahs atu yang terbebas dia Asia, karena jarang
terjadi pemanbilan tindakan pembatasan secra langsung kepada pers jepang.

Dalam masaya transisis sossial di jepang pada saat ini, media jepang memiliki andil
dalam memebrikan sarana informasi, edukasi dan entertainmen yang mana merupakan
fungsi dari per situ sendiri. Namun, dengana danya budaya jepang yang menjunjung
adnaya hubungan yang harmonis dibandingkan kebebasan pers dan berpendapar,
menjadikan pers jepang perlu untuk menerapkan praktek sensor-diri dalam media di
Jepang.
Tugas 2

Jelaskan bagaimana sebaiknya negara-negara berkembang menyikapi ketimpangan


arus informasi yang terjadi sampai sekarang ini yang masih didominasi oleh negara-
negara maju.

Kondisi ketimpangan arus informasi pada negara berkembang yang didominasi


oleh negara-negara maju merupakan suatu permaslaah tersendiri yang dihadapi oleh
negra-negara berkembang. Secara tidak langsung, hal ini dipengaruhi oleh usaha negara
meju untuk memepengaruhi arus berita atau media massa yang ada pada negara
berkembang guna keuntungan sendiri. Sedangakn bagai negara berkembang, perlu untuk
meningkatkan kualitas media massa nasional untuk mengurangi adanya ketimpangan arus
informasi dari negara maju. Peningkatan ini dirasa sangat perlu apa bila suatau media
massa local ingin berkembang menjadi media yang memiliki tingakat kredibilitas tinggi
dan dapat bersaing dengan media massa negara maju.

Adapaun sejumlah anternatif yang dapa dilakukan untuk menyikapai permasalahan


diatas adalah. Pertama, peingkatan kualiatas SDM local yang ada untuk dimanfaatkan
sebagai pencari berita yang berbobot. Kedua, perlu adanay netralitas pers dalam
penyajian berita. Ketiga, adanya badan yang dapat menyortir berita berita bohon yang
beredar dimasyarakat. Keempat, pemilihan penyajian berita. Kelima perlua adaya
dukungan dari pemerintah dalam menigkatkan kualiatas arus informasi yang ada. Dan
terakhir adalah adanya kebebasan pers dalam berpendapat dan merilis berita sesuai
dengan fakta yang ada, tanpa adanya sentralitas pada salah satu pihal terkait. Apabila
sejumlah hal dasar diatas dapat diterapkan oleh negara berkembang, secraa bertahap
ketimpangan arus informasi akan berkurang. Tingkat kepercayaan terhadap media
nasionalpun lebih tinggi. Tidak dapat melihat media berita streaming ataupun yang ada di
televisi saat ini mulai berkerja sama dengan media massa terkemuka dinegraa maju
dengan dalih meningkatkan kualitas pemberitanaan nasional. Namun hal ini sejatinya
dapat dihidarai ataupun dikurangi dangan adanay peningkatan kulaitas, dan SDM dalam
sentralitas informasi atau pemberitaan.

Anda mungkin juga menyukai