BAB II (Kemoterapi)
BAB II (Kemoterapi)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal abad ke-20 kemoterapi pertamakali dipergunakan oleh Ehrlich yang
berasal dari agen anti parasite (alkylating agent). Penggunaan obat anti kanker dimulai
tahun 1946-an dengan ditemukannya secara kebetulan nitrogen mustard yang dapat
dipakai untuk mengobati leukemia. Umumnya obat anti-kanker itu sangat toksis,
sehingga penggunaannya harus dengan sangat hati-hati dan atas indikasi yang tepat.
Sejak waktu itu banyak ditemukan obat yang dapat dipakai untuk mengobati kanker.
Kemoterapi adalah golongan obat-obatan yang dapat menghambat
pertumbuhan kanker atau bahkan membunuh sel kanker. Obat-obat anti kanker ini
dapat digunakan sebagai terapi tunggal (active single agens), tetapi kebanyakan
berupa kombinasi karena dapat lebih meningkatkan potrnsi sitotoksik terhadap sel
kanker. Selain itu sel-sel yang resisten terhadap salah satu obat mungkin sensitive
terhadap obat lainnya.
Awalnya kemoterapi memberi kesan kuat pada masyarakat awam maupun
sebagian dokter bahwa pemberian kemoterapi anti kanker merupakan pemakaina sia-
sia serta membawa dampak toksisitas yang parah. Namun dengan kemajuan ilmu
dibidang disiplin onkologi anggapan yang tak beralasan tersebut dapat dihilangkan.
Saat ini kemoterapi telah berhasil digunakan untuk berbagai penyakit keganasan.
Walaupun toksisitas yang ditimbulkan masih belum dapat dihilangkan seluruhnya
namun telah dapat meminimalkan morbilitas yang berlebihan.
Skipper pada tahun 1960-an mengungkapkan prinsip-prinsip trial sebagai
berikut; sel kanker single dapat tumbuh sampai mencapai masa tumor letal, tumor
doubling time menurun dengan meningkatnya tumor burden pada stadium lanjut dari
pertumbuhan tumor. Kebanyakan obat kemoterapi menunjukkan ‘log cell kinetics’
dan peningkatan yang sama dan log cell kinetics sebanding dengan dosis, tumor
burden berbanding terbalik dengan angka kesembuhan.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil “ bagaiman prinsip kemoterapi
dilakukan pada penyakit kanker”.
C. Tujuan
Untuk mengetahui secara pasti prinsip kemoterapi apa saja yang ada pada
anak dan cara untuk menanganinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan tertentu dengan tujuan
menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang membunuh sel kanker.
Obat itu disebut “ sitostatika “ atau obat anti-kanker.
B. KINETIK SELULER
Jika kita berbicara mengenai kemoterapi dan keganasan, maka perlu kita
perhatikan mengenai proses pembelahan sel manusia, dimana dapat kita temukan
adanya lima fase proliferasi sel, baik pada sel normal maupun pada sel tumor. Fase-
fase tersebut adalah:
Fase G 0 (GAP 0): fase istirahat, sel deprogram untuk melaksanakan
fungsi-fungsi khusus.
Fase G 1 (GAP 1): merupakan interfase, terjadi sintesa protein dan
RNA
Fase G S (sintesa): fase sintesa DNA
Fase G 2 (GAP 2): fase premitosis, setelah sintesa DNA selesai, sintesa
protein dan RNA berlanjut dan precursor microtubular dari
mitosisdihasilkan
Fase M (Mitosis): fase pembelahan sel, setelah fase ini selesai maka
siklus akan berulang ke awal.
Tumor maligna bisa terdiri fraksi sel yang aktif berproliferasi seihingga
memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap kemoterapi, bisa juga terdiri dari sel yang
non proliferasi sehingga memiliki sensitifitas yang rendah terhadap kemoterapi.
Mayoritas tumor solid hanya sedikit fraksi yang berproliferasi sehingga tumor solid
tidak sensitive terhadap kemoterapi. Pengetahuan akan kinetic seluler dapat menuntun
kita untuk menentukan pemilihan obat anti kanker yang akan dipergunakan. Hal yang
harus diperhatikan dalam pemilihan pemakaian obat anti kanker adalah:
3
1. Jenis kanker
untuk keperluan pemberian kemoterapi, maka kanker dibagi menjadi 2
jenis,yaitu:
a. Kanker haemopoitik dan limphopoitik
Kanker haemopoitik dan limphopoitik umumnya merupakan
kanker sistemik,termasuk dalam jenis kanker ialah: kanker darah
(leukemia),limfoma maligna dan kanker sumsum(myeloma). Terapi
utama kanker hematologi ialah dengan kemoterapisedang operasi dan
radioterapi sebagai adjuvan.
b. Kanker padat (solid)
Kanker padat mulai lokal,lalumenyebar regional dan atau
sistemik ke organ-organ lain.dalam kanker jenis ini termasuk semua
kanker diluar kanker hematologi.terapi utama kanker ini ialah dengan
operasi dan atau radioterapi sedang kemoterapi baru diberikan pada
stadium lanjut atau sebagai adjuvant
2. Khemosensitivitas kanker
Sensitivitas tumor terhadap obat atnti-kanker tidaklah konstan, tetapi
umunya sel kanker tersebut dapat bersifat sensitif,respontif atau resisten
samasekali.
a. Sensitif
Sebagian besar tumor solid adalah khemoresponsif atau resisten
hanya beberapa jenis kanker yang khemosensitif sedangkan kanker
hematologi umumnya khemosensitif yang dapat disembuhkan
dengan obat-obat anti-kanker,seperti:
Leukemia
Limfoma maligna
Myeloma
Chorioskarsinoma
Kanker testis
b. Responsif
Tumor kecil
4
Tumor yang pertumbuhannya cepat
Tumor yang diferensiasi selnya jelek
Contoh kanker: mmama,serviks,paru,kulit
c. Resisten
Tumor besar
Kanker yang pertumbuhannya pelan
Kanker yang diferensiasi selnya baik
Contoh kanker:kanker otak,fibrosakrom,melanoma maligna
Sensitivitas kanker terhadap khemoterapi ada yang telah ada sejak asal
mulanya dan dapat pula timbul dalam perjalanan pengobatan kanker.
a. Perubahan absorbsi
Variabilitas absorbsi obat di gastrointestinal
Adanya penyakit gastrointastinal
Tidak makan obat seperti seharusnya ( non compliance)
Formulasi obat yang tidak cocok
b. Perubahan distribusi
Perubahan ikatan obat dengan protein serum
Perubahan distribusi karena ada obat lain yang mengikat
protein serum
c. Perubahan metabolisme
Perubahan enzim yang mengadakan detoktifikasi
Penyakit hati
Ada obat lain yang ikut serta
Pengurangan konjungasi obat karena usia
d. Pengurangan eksresi
Penyakit hati
Penyakit ginjal
5
3. Populasi sel kanker
Sel kanker didalam tumor adalah heterogen yaitu terdiri dari
bermacam-macam sel walaupun asalnya sama. Diketahui ada beberapa
fraski
a. Fraksi klonogen ( clonogenik fraction)
Fraksi kolagen ialah fraksi sel yang dapat tumbuh. Klon ialah
gerombolan sel yang tumbuh.fraksi ini dapat dibedahkan menjadi:
a) Fraksi sel yang tumbuh ( growth fraction)
Makin besar tumor, makin kecil fraksi yang tumbuh.
Pada tumor sebesar 1kg fraksi sel tumbuh tidak lebigh dari
10%. Fraksi sel yang tumbuh dalam tubuh dapat naik
menjadi 50% atau lebih.
b) Fraksi sel yang mampu tumbuh dalam keadaan tertentu
Fraksi sel ini tidak tumbuh, tetpi ia tidak akan tumbuh
lagi. Bila ada rangsangan,untuk mengganti sel-sel yang
mati atau rusak, supaya bentuk dan fungsi organ tetap baik
seperti semula. Fraksi sel ini tidak dapat dihancurkan
dengan obat yang bekerja pada sel yang tumbuh tetapi obat
yang bekerja pada non spesifik. Dengan memberikan
rangsangan yang sdekuat sel ditarik masuk ke dalam fraksi
sel yang tumbuh sehingga sehingga fraksi sel yang tumbuh
menjadi lebih besar.
b. Fraksi sel non klonogen (non clonogenic fraction)
Fraksi sel non klonogen ialah fraksi sel yang tidak mempunyai
kemampuam tumbuh. Fraksi sel ini dapatdianggap sel yang mati,
walalupun masih hidup tetapi tidak tumbuh lagi. Normal dalam
tubuh antara fraksi sel yang tumbuh dan fraksi sel yang tidak
tumbuh yang mampu tumbuh lagi keseimbangan sehingga tubuh
menjadi harmonis
4. Persentase sel kanker yang terbunuh
Jarang obat kanker yang dapat membunuh sel kanker
sekaligus,demikian pula dalam satu tumor tidak semua sel kanker peka
6
terhadap obat anti –kanker.jumalah sel kanker yang terbunuh oleh obat anti
kanker adalah konstan yang secara proposional atau presentasi tanpa
memandang banyaknya sel kanker yang adad,dari minimum 0%sampai
maksimum 99,99%se. Disebut hypotesa log sel terbunuh.
7
C. MEKANISME KERJA OBAT-OBAT KEMOTERAPI
Berdasarkan kerjanya pada siklus sel, obat kemoterapi dapat dibedakan:
1. CCDD (cell cycle depending drugs)
Obat golongan ini hanya dapat bekerja selama ada pembelahan sel,
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
a. CCDD spesifik fase:
Obat ini hanya bekerja pada fase tertentu dari pembelahan sel,
sehingga obat ini dapat efektif bekerja jika terdapat dalam jumlah
yang cukup pada saat sel tumor memasuki fase tertentu tersebut
b. CCDD non spesifik fase:
Obat ini bekerja pada sel-sel tumor yang aktif membelah tetapi
tidak tergantung pada pembelahan sel, sehingga obat ini dapat
efektif bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif membelah
tanpa tergantung fasenya
2. CCID (cell independing drugs)
Obat ini dapat membunuh sel tumor pada setiap keadaan dan tidak
tergantung pada pembelahan sel. Suatu obat citostatika dapat bekerja hanya
pada satu fase saja misalnya golongan alkaloid atau dapat juga bekerja pada
beberapa fase sekaligus, misalnya golongan anti metabolit.
8
jenis kanker belum dapat, hanya dapat meghentikan sementara pertumbuhan kanker
itu.
9
Obat anti-kanker itu sangat toksis dan harus diberikan mendekati dosis toksis,
karena itu dosisnya diberikan dengan tepat. Dosis itu umumnya diberikan per kg
berat badan atau per m2 luas badan
d. Tepat Waktu
Ada obat anti-kanker yang diberikan tiap hari, dalam siklus 1 minggu, 2
minggu, 3 minggu, 4 minggu dan seterusnya.
e. Tepat Cara
Cara pemberian obat ada bermacam-macam dan untuk penderita yang
bersangkutan harus tepat caranya, seperti intervena.
f. Waspada ESO(efek samping obat)
Karena obar anti-kanker sangat toksis maka untuk mendapat hasil yang
maksimal dengan toksistas yang minimal perlu waspada terhadap efek samping
obat. Karena itu tidaklah mudah memilih obat-obat anti-kanker yang akan dipakai
pada seorang penderita kanker.
10
I. EFEK SAMPING KEMOTERAPI, RESISTENSI DAN KEMOTERAPI
KOMBINASI
a. Efek samping kemoterapi
1. Terhadap sumsum tulang: leukopenia, anemi, trombositopenia
2. Terhadap saluran cerna: mual, muntah, stomatitis, gastritis, diare, ileus.
3. Terhadap kardiovaskuler: kardiomiopati, hipertensi, dekompensasio cordis.
4. Terhadap paru dan hepar: fibrosis
5. Terhadap ginjal: nekrosis tubulus
6. Terhadap kulit: hiperpigmentasi, alopesia.
b. Mekanisme terjadinya resistensi:
1. Konsentrasi obat terbatas oleh karena vaskularisasi yang tidak adekuat
2. Kegagalan sel untuk mengubah obat kedalam bentuk aktif
3. Impermeabelitas dindingsel terhadap sitostatika
4. Perubahan spesifitas enzim dalam sel
5. Katabolisme yang berlebihan olen sel tumor
c. Cara mencegah resistensi:
1. Pemakaian dosis intermiten
2. Terapi kombinasi atau disertai imunoterapi
3. Pemakaian obat berbeda dengan siklus berurutan
4. Jika timbul resistensi diganti dengan obat yang bermekanisme kerja berbeda
5. Pemakaian obat harus segera dihentikan sesudah ada remisi
d. Kemoterapi kombinasi
Terdapat keuntungan yang bisa diperoleh dengan mengunakan kemoterapi
kombinasi dimana tidak akan didapat dengan pengobatan single drug, yaitu:
1. Dapat membunuh sel tumor secara maximal dalam rentang toksisitas masing-
masing zat kemoterapi yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh
2. Memberikan cakupan sensitifitas yang lebih luas terhadap populasi tumor
yang berbeda
3. Mencegah atau memperlambat terjadinya resistensi baru
11
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang,
ditandai oleh proliferasi sel sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel
sel abnormal dalam darah tepi (Robert, 2009)
Prinsip kemoterapi pada leukemia :
Pengobatan dengan kemoterapi pada leukemia mieloblastik diberikan dengan
dosis tinggi dan di konsumsi dalam waktu yang singkat, sedangkan leukemia
limfoblastik diberikan dengan dosis yang rendah dan waktu konsumsi yang lama
biasanya 2-3 tahun (American Cancer Society,2012).
a. Kemoterapi bagi penderita LLA ( Leukemia limfoblastik akut )
Tahap I (terapi induksi)
Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk
membunuh sebagian besar sel sel leukemia dalam darah dan
sumsum tulang. Terapi indukasi kemoterapi biasanya
memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena
obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses
membunuh sel leukemia pada tahap ini dengan pemberian
kemoterapi kombinasi yaitu daunorubisin, vincristine,
prednisone dan asparaginase
Tahap II (terapi konsolidasi/intensifikasi)
Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan
terapi intensifikasi yang bertujuan untuk mengeliminasi sel
leukemia residual untuk mencegah relaps dan juga timbulnya
sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6
bulan kemudian
Tahap III (profilaksis SSP)
Diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP.
Perawatan yang digunakan dalam tahap ini menggunakan obat
kemoterapi yang berbeda, kadang kadang dikombinasikan
dengan terapi radiasi, untuk mecegah leukemia memasuki otak
dan system saraf pusat
Tahap IV (pemeliharaan jangka panjang)
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan
masa remisi. Tahap ini biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.
12
Angka harapan hidup yang baik dengan pengobatan sangat
dramatis tidak hanya 95% anak dapat mecapai remisi penuh,
tetapi 60% menjadi sembuh, sekitar 80% orang dewasa
mencapai remisi lengkap dan sepertiganya mengalami harapan
hidup jangka panjang, yang dicapai dengan kemoterapi agresif
yang di arahkan pada sum-sum tulang dan SSP
13
- Stadium 3 : limfositosis dan anemia (Hb<11 gr/dl).
- Stadium 4 : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm 3
dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.
Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan
terapi bersifat konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala.
Pengobatan tidak diberikan kepada pendertita tanpa gejala karena tidak
memperpanjang hidup. Pada stadium 1 atau 2, pengamatan atau
kemoterapi adalah bpengobatan biasa. Pada stadium 3 dan 4 diberikan
kemoterapi intensif.
Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan
25% pasien dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan stadium 0
atau 1 dapat bertahan hidup rata-rata 10 tahun. Sedangkan pasien
dengan stadium 3 atau 4 rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2
tahun.
d. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
Fase kronik
Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang
mampu menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu
yang lama. Regimen dengan bermacam obat yang intensif
merupakan terapi pilihan fase kronis LMK yang tidak
diarahkan pada tindakan transplantasi sumsum tulang.
Fase akselerasi: Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi
respons sangat rendah.
2. KANKER PARU
Kanker paru adalah penyebab utama pada kelompok penyakit akibat
keganasan. Terlihat kecenderungan peningkatan jumlah kasus bukan hanya pada
laki-laki tetapi juga pada perempuan dari tahun ke tahun. Prognosis penyakit
buruk bukan hanya karena keterlambatan diagnosis tetapi juga akibat respons sel
kanker yang rendah terhadap berbagai obat sitostatik yang ada
Kebanyakan penderita terpaksa tidak diobati, atau diobati secara lokal
(radioterapi) dan pada sebagian lain pengobatan sistemik dengan obat-obat
sitostatik (kemoterapi). Pada saat ini dikenal berbagai macam obat sitostatik dan
14
telah pula dilakukan penelitian efektiviti obat terhadap kanker paru. Sebelum ilmu
biologimolekuler berkembang seperti sekarang ini, pembagian obat sitostatik
berdasarkan farmakologik yaitu :
Alkylating agents
Antibiotic antineoplastics
Antimetabolites
Antineoplastic that alter hormone balance
Biological response modifiers
Miscellaneous antineoplastics
15
Penderita yang akan mendapat kemoterapi terlebih dahulu harus
menjalani pemeriksaan dan penilaian, sehingga terpenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Diagnosis histologis telah dipastikan Pemilihan obat yang digunakan
tergantung pada jenis histologis. Oleh karena itu diagnosis histologis
perlu ditegakkan. Untuk kepentingan itu dianjurkan menggunakan
klasifikasi histologis menurut WHO tahun 1997. Apabila ahli
patologi sulit menentukan jenis yang pasti, maka bagi kepentingan
kemoterapi minimal harus dibedakan antara:
Jenis karsinoma sel kecil
Jenis karsinoma bukan sel kecil, yaitu karsinoma sel
skuamosa, adenokarsinoma dan karsinoma sel besar
2. Tampilan/performance status menurut skala Karnofsky minimal 60 -
70 atau skala WHO 2
3. Pemeriksaan darah perifer untuk pemberian siklus pertama :
Leukosit > 4.000/mm3
Trombosit > 100.000/mm3 4
Hemoglobin > 10 g%. Bila perlu, transfusi darah diberikan
sebelum pemberian obat. Sedangkan untuk pemberian siklus
berikutnya, jika nilai-nilai di atas itu lebih rendah maka
beberapa jenis obat masih dapat diberikan dengan
penyesuaian dosis.
4. Sebaiknya faal hati dalam batas normal
5. Faal ginjal dalam batas normal, terutama bila akan digunakan obat
yang nefrotoksik. Untuk pemberian kemoterapi yang mengandung
sisplatin, creatinine clearance harus lebih besar daripada 70
ml/menit. Apabila nilai ini lebih kecil, sedangkan kreatinin normal
dan penderita tua sebaiknya digunakan karboplatin.
b. Pemilihan Obat
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih obat adalah
mengetahui efikasi dan toksisiti obat yang akan digunakan. Masing-
masing obat mempunyai keunggulan yang berbeda. Faktor-faktor untuk
menilai efikasi obat antara lain:
16
Respons objektif dan subjektif (response rate= RR)
Masa bebas penyakit (time to progressive= TTP)
Masa tengah tahan hidup (MTTH =median survival rate)
Angka tahan hidup 1 tahun (ATH = 1-years survival).
c. Lama pengobatan
Sekali kemoterapi dimulai, maka perlu diberikan kesempatan yang
cukup kepada obat-obat itu untuk bekerja. Karena itu pengobatan perlu
diberikan setidaktidaknya dua kali, sebelum ditentukan lebih lanjut berapa
lama keseluruhan pengobatan akan berlangsung. Evaluasi dilakukan
setelah 2 – 3 siklus kemoterapi. Pada umumnya kemoterapi dapat
diberikan berturut-turut selama 4 – 6 siklus dengan masa tenggang antara
satu siklus ke siklus berikutnya 21 – 28 hari ( 3 – 4 minggu) tergantung
pada jenis obat yang digunakan. Perlu diperhatikan, apabila dosis
maksimal untuk setiap obat telah tercapai pengobatan harus dihentikan.
Demikian pula bila penyakit menjadi progresif atau performance status
menjadi amat berkurang dan tidak kembali ke keadaan sebelum
kemoterapi.
17
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara
sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local
maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya
karena bersifat sistemik mematikan atau membunuh sel-sel kanker dengan cara
pemberian melaui infuse, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam mengatasi
kanker stadium lanjut dan local. Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker
dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat
proliferasi sel-sel kanker
B. SARAN
Kemoterapi adalah salah satu pengobatan untuk penyakit kanker tetapi
kemoterapi tidak bisa menghilangkan sel-sel kanker semuanya. Kemoterapi dalam
pengobatan kanker hanya sebagai penghilang sel-sel kanker saja tetapi tidak menutup
kemungkinan akan terkena dan sel kanker akan menyebar ke jaringan yang lainnya.
Jangan terlalu dalam menggunakan kemoterapi karena ada efek negative dari sinar
yang digunakan untuk kemoterapi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sari, T.T., Endang W., Gitta R.C., dan Yoga,dkk,2010. Prognosis leukemia
limfoblastik akut pada anak obes. Sari pediatri. Volume 12. Nomor 1. Halaman 58-62
Bartucci, M., Rosanna D., Daniela M,dkk, 2011. Prevention of chemotherapy induced
anemia and thrombocytopenia by constant administration of stem cell factor. Clinical
cancer
Society, A.C (2016). childhood leukimia. american cancer society. October 18,2016
http://www.cancer.org/
19