Anda di halaman 1dari 12

Makalah Genre Sastra Anak

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Pendidikan Bahasa
Indonesia SD

Dosen : Megan Asri Humaira M.Pd.

Oleh :
Susanti H.1810155

Chaerisa Dwi H H.1810681

Melawati Apriani H.1810100

Eva Fitriyah H.1810119

Kelas PGSD A (Semester 3)

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA
2019/2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul “Genre Sastra Anak”. Atas bantuan dosen dan pembimbing kami semua, yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
menerima terimakasih kepada :

1. Megan Asri Humaira M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Perspektif Pendidikan SD
yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami kami dapat termotivasi dan
menyelesaikan makalah ini.

2. Kedua orangtua yang turut membantu memberikan doa kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini.

3. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dengan memberikan saran dan
masukan kepada kami.

Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, panduan dan kritik
yang membangun dari pembaca benar-benar dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

.                                           Bogor, Desember 2019

.                                                Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................................... i

Daftar isi................................................................................................................................. ii

BAB I      PENDAHULUAN..................................................................................................

A.  Latar belakang...................................................................................................................1

B.  Rumusan masalah..............................................................................................................1

C.  Tujuan................................................................................................................................2

BAB II     PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Pengertian Genre Sastra Anak........................................................................................... 3

B. Genre Sastra Anak……………….......................................................................................3

BAB III      PENUTUP..........................................................................................................

A. Kesimpulan ….……..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra pada hakikatnya adalah citra atau gambaran kehidupan (image of life), yakni
penggambaran secara konkret tentang model-model kehidupan manusia. Sastra adalah metafora
kehidupan (methapor for living), yakni model-model kehidupan dalam sastra merupakan kiasan,
simbolisasi, dan perbandingan dari kehidupan sesungguhnya. Pada dasarnya karakteristik sastra
tersebut di atas berlaku untuk semua jenis sastra, termasuk sastra anak.

Sastra mengandung eksplorasi mengenai kebenaran kemanusiaan. Sastra juga


menawarkan berbagai bentuk kisah yang merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu. Apalagi
pembacanya adalah anak-anak yang fantasinya baru berkembang dan menerima segala macam
cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak. Sebagai karya sastra tentulah berusaha
menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan, mempertahankan, serta menyebarluaskannya termasuk
kepada anak-anak.
Sesuai dengan sasaran pembacanya, sastra anak dituntut untuk dikemas dalam bentuk
yang berbeda dari sastra orang dewasa hingga dapat diterima anak dan dipahami mereka dengan
baik. Sastra anak merupakan pembayangan atau pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke
dalam bentuk struktur bahasa anak. Sastra anak merupakan sastra yang ditujukan untuk anak,
bukan sastra tentang anak. Sastra tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak,
tetapi sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak selaku
pembacanya.
Dalam makalah ini nantinya akan dijelaskan lebih lanjut tentang Genre Sastra Anak agar
kita lebih memahami apa saja jenis-jenis sastra yang bisa kita sampaikan kepada anak-anak
sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan nilai-nilai atau norma yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Genre Sastra Anak?


2. Apa saja jenis ragam Genre Sastra Anak beserta contohnya?

C.  Tujuan Penulisan

1
1. Menjelaskan pengertian dari Genre Sastra Anak.
2. Menjelaskan jenis ragam Genre Sastra Anak beserta contohnya.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Genre Sastra Anak


Genre dalam KBBI artinya jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya;
sedanga. Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki
seperangkat karakteristik umum (Lukens, 1999:13).
Adapun Sastra Anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-
anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 3-12
tahun. (Puryanto, 2008 : 2)
Dari dua pengertian diatas, dapat kami simpulkan bahwa Genre Sastra Anak adalah jenis
karya sastra yang menyangkut dunia anak dan bisa dipahami oleh anak-anak.

B. Genre Satra Anak


Ada 6 Genre dalam Sastra Anak. Kiranya kita dapat memahami masing-masing Genre ini,
untuk memudahkan kita dalam mengkategorikan Sastra Anak, dan memberi kemudahan dalam
mencari karya Sastra Anak yang sesuai untuk Anak yang akan menikmati karya sastra tersebut.
1.   Realisme
Realisme- Real dapat diartikan sebagai sesuatu yang nyata, dikisahkan berdasarkan
kejadian nyata atau bisa saja tidak benar-benar terjadi tetapi masih dikatakan real karena
merupakan rangkaian peristiwa yang ada dalam kehidupan manusia. diceritakan secara logis atau
masuk akal. Alur cerita, konflik dan penyelesaiannya juga harus diceritakan secara lugas, logis,
dan masuk akal.  Karya sastra realism dikategorikan ke dalam 5 kelompok yakni;
a) Cerita Realisme
Cerita Realisme berarti mengisahkan tokoh dalam hal ini protagonis yang berusaha
menyelesaikan konflik yang terjadi dalam alur cerita. Antara tokoh, alur dan konflik harus saling
berkaitan. Permasalahan dalam alur cerita dapat berupa persoalan pribadi, persoalan antar
individu, dan persoalan social. Untuk cerita anak, buatlah cerita realism yang sederhana namun
tetap mempertahankan kelogisan cerita. Penulis harus mampu mempengaruhi anak terhadap
penyelesaian yang berada di luar perkiraannya. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan  nilai
moral, maupun social pada anak. Contohnya : cerita bawang putih dan bawang merah.

3
b) Realisme Binatang
Perlu diperhatikan realisme binatang berbeda dengan fable atau cerita tentang dunia
hewan yang bersifat fiksi. Realisme Binatang disini menggambarkan binatang dalam artian
sesungguhnya tanpa adanya unsur fiksi yang menggambarkan hewan dapat berbicara layaknya
manusia. Realisme Binatang menceritakan tentang bentuk tubuh binatang itu sendiri, habitat,
cara bertahan hidup, makanan, adaptasi, proses berkembang biak dan lain-lain. Untuk menarik
perhatian anak terhadap Realisme Binatang, perlu penulisan cerita yang menarik namun tetap
logis. Misalnya seekor singa yang menemukan cara bertahan hidup, atau kehidupan seekor singa
di alam liar, dan sebagainya.
c) Realisme Historis
Adalah cerita tentang sejarah, yang berarti cerita yang terjadi di masa lampau yang
kembali diceritakan. Meskipun penceritaan dilakukan pada masa kini, penggambaran cerita
seperti tokoh, alur, suasana, konflik haruslah sesuai dengan yang terjadi di masa lampau.
Contohnya cerita Perang Diponegara, Perang Paderi, Untung Surapati
d) Realisme Olahraga
Adalah cerita yang berkaitan dengan dunia olehraga seperti sepakbola, badminton,
basket, renang, dll. Hal-hal yang diceritakan dapat berupa tokoh seperti David Backham tokoh
dalam dunia sepakbola, Michael Jordan tokoh dalam dunia basket, dll. Dapat juga cerita tentang
bagaimana cara melakukan olahraga tersebut dan manfaat olahraga tersebut.

2. Fiksi Formula
Fiksi Formula adalah jenis karya sastra yang memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya
dengan karya-karya lain. Fiksi Formula dalam pengembangannya lebih dibatasi. Ada 3 jenis
karya Fiksi Formula.
a) Cerita Misterius dan Detektif
Cerita Misterius menuliskan cerita yang memancing rasa keingintahuan pembaca, dan
membuat pembaca menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangkan Detektif adalah
cerita mengenai penelitian yang dilakukan oleh seorang tokoh untu memata-matai suatu hal.
Contoh dari cerita misterius adalah novel serial Harry Potter (JK. Rowling), Goosebumps (RL.
Stine) terjemahan keduanya dalam bahasa Indonesia banyak dijadikan koleksi buku anak-anak.

4
b) Cerita Romantis
Cerita Romantis erat kaitannya dengan romansa antara laki-laki dan perempuan, biasanya
menampilkan kisah simplisitas dan sentimentalis hubungan laki-laki perempuan, seolah-olah
tidak ada urusan lain kecuali urusam percintaan.
c) Novel Serial
Novel Serial adalah jenis novel dengan edisi terpisan namun masih dalam koridor satu
kesatuan.  Untuk Novel Serial anak-anak, usahakan alur atau tokoh tidak mengalami perubahan
yang berarti. Hal ini dimaksudkan supaya anak-anak lebih mudah memahami dan menikmati alur
cerita.

3. Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai the willing suspension of disbelief (Coleridge, via Lukens,
1999:20). Fantasi berupa cerita di samping dunia realitas. Artinya ada penyimpangan yang sulit
diterima oleh logika. Namun karena penyajian yang unik cerita fantasi kemudian dapat diterima.
Fantasi dibedakan dalam 3 kategori:
a. Cerita Fantasi
Cerita Fantasi menceritakan tema, kisah, alur konflik bahkan tokoh yang berada diluar
nalar manusia pada umumnya. Misalnya cerita Tinkerbell adalah cerita mengenai dunia peri
yang mana peri kecil ini berbentuk seperti manusia pada umumnya dan berbicara seperti manusia
pada umumnya. Namun alur cerita dan konflik serta penyelesaiannya berada di luar realitas.
b. Fantasi Tinggi
Cerita Fantasi Tinggi diawali dengan focus konflik antara yang baik dan yang jahat.
Pembaca dibuat yakin terlebih dahulu terhadap alur cerita yang duluar realitas manusia. contoh:
film The Lord Of the Ring.
c. Fiksi Sains
Menurut Robert Heinlein fiksi sains adalah fiksi spekulatif dimana pengarang mengambil
postulat dari dunia nyata sebagaimana yang kita ketahui dan mengaitkan fakta dengan hukum
alam (via Lukens, 1999:23). Fiksi sains biasanya menceritakan keadaan masa depan. Seperti
contoh robot yang mengasai bumi.

5
4. Sastra Tradisional
Sastra Tradisional adalah sastra yang bersifat turun-temurun, tidak diketahui siapa penciptanya
dan bersifat universal. Karena sifatnya yang turun-temurun dan sudah diceritakan dari mulut ke
mulut, Sastra Tradisional dibukukan supaya tidak hilang keberadaannya. Sastra Tradisional
dibagi menjadi 6 kategori;
a. Fabel
Fable adalah cerita tentang dunia binatang. Dalam penceritaannya merupakan
personifikasi dari manusia. dalam hal ini binatang yang diceritakan sebenarnya menggambarkan
tingkah laku manusia. fabel dibuat dengan tujuan memberikan nilai moral pada pembaca dengan
tetap mengembangkan imajinasinya. Contoh binatang yang sering dijadikan tokoh dalam fabel
adalah, Kancil, Kera, Kura-kura, Tupai, dll.
b. Dongeng Rakyat
Dongeng adalah salahsatu bentuk cerita tradisional yang biasanya dijadikan penghantar
tidur oleh orangtua kepada anaknya. Selain sebagai penghantar tidur, dongeng juga dimaksudkan
untuk mengajarkan ajaran moral kepada anak dengan jalan menceritakan dongeng. Dongeng
biasanya menceritakan tokoh baik dan jahat yang pastinya akan dimenangkan oleh tokoh yang
baik. Contoh: bawang merah dan bawang putih.
c. Mitos
Mitos adalah cerita yang belum diyakini kebenarannya. Mitos biasanya cerita mengenai
hal-hal yang gaib, pendewaan, atau asal-usul terjadinya sesuatu. Meskipun belum diketahui
kebenarannya, masyarakat masih menerima dan beberapa meyakininya. Contoh : mitos tentang
Nyi Roro Kidul.
d. Legenda
Legenda sebenarnya mirip-mirip dengan mitos. Bedanya jika mitos kerap berhubungan
dengan hal-hal gaib, Legenda justru lebih kepada tokoh-tokoh sejarah. Meskipun kebenarannya
tidak dapat dipertanggung jawabkan, namun masyarakat masih dapat menerimanya. Contoh :
Legenda Tangkuban Perahu.
e. Epos

6
Epos adalah cerita berbentuk syair atau puisi yang pengarangnya tidak jelas. Epos
menceritakan tentang sosok kepahlawanan yang sifat-sifatnya diluar jangkauan manusia pada
umumnya. Latar waktu dan tempat dalam cerita Epos juga tidak jelas dimana dan kapan. Cerita
Panji, Mahabarata, Ramayanalah yang menjadi contoh cerita epos.

5. Puisi
Puisi adalah rangkaian kata yang disusun dengan indah. Bentuknya singkat, jelas, dan padat
namun tetap mewakilkan seluruh penceritaan. Puisi dapat berupa tembang seperti cublak-cublak
suweng atau dapat berupa puisi naratif, yaitu puisi penceritaan mengenai suatu hal misalnya
tentang pengorbanan ibu, persahabatan, indahnya alam, dll.

6. Nonfiksi
Nonfiksi adalah cerita yang didasari data dan fakta atau hal yang benar-benar terjadi dan bukan
khayalan. Dikategorikan menjadi 2 bagian:
a. Buku Informasi
Buku informasi adalah buku terkait hal-hal yang bersifat memberikan informasi
mengenai konsep, hubungan sebab-akibat, fakta, dll. Contohnya adalah ensiklopedi anak.
b. Biografi
Biografi adalah buku berisi riwayat hidup seseorang. tidak semua hal dapat ditulis dalam
buku biografi. Ada batasan-batasan tertentu. Namun buku biografi dapat juga ditulis perjalanan
hidup tokoh sepanjang hayat sampai buku itu ditulis. Untuk bacaan anak, biasanya buku biografi
ini ditulis dan dibukukan dalam bentuk komik supaya membangun imajinasi anak.

BAB III

7
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Genre Sastra Anak adalah jenis karya sastra yang menyangkut dunia anak dan bisa dipahami
oleh anak-anak.
2. Ada 6 jenis Genre Sastra Anak yakni Realisme, Fiksi Formula, Fantasi, Sastra Tradisional,
Puisi, dan Nonfiksi yang tiap-tiap genre memiliki karakteristik dan bagiannya masing-
masing.

DAFTAR PUSTAKA

8
Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam Konferensi
Internasional Kesusasteraan XIX HISKI

Lukens, Rebecca J. 1995. A Critical Handbook of Children Literature, Fifth Edition. New York:
HarperCollins College Publisher.

Anda mungkin juga menyukai