Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS PPOK

Dosen : Dr. I Wayan Juniarsana, SST, M.Fis

Kasus 1.
Pasien Tn. INR usia 66, bekerja sebagai petani datang dengan keluhan sesak nafas yang
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Sesak nafas dirasakan setiap saat dan makin memberat jika
pasien merokok. Keluhan lainnya pasien mengalami batuk berdahak bewarna putih, kental,
dan tidak disertai darah. Batuk dirasakan terutama pada pagi hari. Pasien juga mengaku
mengalami penurunan berat badan yang signifikan, dari 65 kg menjadi 55 kg. Selain itu
pasien juga mudah lelah, sehingga sudah 6 bulan ini pasien tidak lagi bekerja sebagai petani
di sawah. Pada 6 bulan yang lalu pasien datang berobat ke puskesmas, dan didiagnosa PPOK.
Sehingga pasien setiap bulan mengontrol penyakitnya, namun pasien mengeluhkan
penyakitnya tidak kunjung sembuh dan pasien juga mengeluhkan sesak dan batuknya
semakin bertambah. Pada riwayat penyakit dahulu, pasien tidak pernah mengalami gejala
yang serupa. Namun pada riwayat keluarga, pasien mengaku ayahnya dahulu pernah
mengidap penyakit dengan gejala yang sama tetapi ayah pasien tidak pernah mengontrolnya
ke Puskesmas. Untuk riwayat lingkungan, tetangga pasien tidak ada yang menderita penyakit
seperti ini dan lingkungan rumah pasien merupakan daerah yang penuh debu dan berasap.
Riwayat pribadi, pasien merokok sejak remaja hingga saat ini sekitar 30 tahun lamanya dan
dalam sehari pasien mampu menghabiskan 10 batang rokok linting. Pasien mengaku tidak
pernah memakai narkoba ataupun meminum minuman beralkohol. Anggota keluarga lain
yang tinggal satu rumah denganpasientidakadayangmerokok.
Selain itu pasien biasanya makan tiga kali sehari. Makanan yang dimakan cukup bervariasi.
Namun pasien cenderung lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat seperti mie instan,
singkong, jagung, nasi. Kebiasaan buruk lainnya ialah, pasien jarang mengkonsumsi buah-
buahan dan sayuran. Pola pengobatan pasien dan anggota keluarga bersifat kuratif yakni
pasien berobat apabila terdapat keluhan yang dirasa mengganggu aktivitas.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum:Tampak sakit sedang, Kesadaran :Composmentis
Tekanan Darah :130/70mmHg Nadi :94x/menit, Nafas :33x/menit, Suhu :36,50C Berat
Badan :55kg, Tinggi Badan :169cm. Status generalis berupa kepala, mata, mulut, telinga,
hidung, tenggorokan, leher, abdomen dalam batas normal.
Pada pemeriksaan thorax didapati inspeksi tampak penggunaan otot bantu pernafasan, barrel
chest (+); palpasi didapati penurunan dari femitus taktil, ictus cordis terba di sela iga V;
perkusi didapati bunyi hipersonor pada kedua lapang paru; auskultasi berupa bunyi vesikuler
melemah disertai ronkhi dan wheezing yang positif (+). Lakukan pengkajian gizi dan susun
menu sehari untuk pasien tersebut !!!

Kasus 2.
Seorang ibu NMR umur 56 tahun, BB 69 kg, TB 155cm, status kawin dengan bekerja sehari
– hari sebagai seorang pedagang dirawat di ruang Interne sejak 3 hari yang lalu di sebuah RS
Pemerintah di Bali. Adapun keadaan umum penderita pasien mulai dirawat sejak tanggal 3
hari yang lalu, mengalami sesak nafas sejak sore harinya disertai batuk berdahak sejak
kemarin, dan disertai dengan demam. Pasien juga mengalami dengan suhu setinggi 38,70C.
Tensi= 110/70 mmHg, R= 28x/menit, keadaan umum pasien sesak dan batuk. Berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik diperoleh Keadaan umum : lemas,sesak dengan Kesadaran : CM
(Compos mentis), Keluhan : batuk dan sesak. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan tekanan
darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 38,7 0 C dan respirasi 28x/menit. Sedangkan berdasarkan
hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh; Leukosit 19.31%, Neutrofil 15.35%, dan
Lymposift 12,7%. Hasil penegakan diagnosa oleh dokter bahwa pasien PPOK. Lakukan
pengkajian gizi dan susun menu sehari untuk pasien tersebut !!!

Anda mungkin juga menyukai