Anda di halaman 1dari 29

KONSELING GIZI

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KONSULTASI GIZI

“Obesitas Pada Anak”

Dosen :

Dr. I WAYAN JUNIARSANA, SST, M.Fis

Oleh :

I GST AG ISTRI AG IKA PADMI SWARI

P07131218045

Kelas B Semester 4

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK

2019 / 2020
Satuan Acara Pembelajaran Konseling Gizi

A. Judul Konseling : Penatalaksanaan Konseling Gizi Penyakit Obesitas Pada Anak

B. Tujuan Konseling :
1. Tujuan Umum
Tujuan konseling gizi ini adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis masalah, dan
memberi alternatif pemecahan masalah pada klien
2. Tujuan Khusus
Pada akhir konseling gizi diharapkan klien dapat :
a. Mengidentifikasi, menganalisis masalah dan menemukan alternatif
pemecahan masalah dengan konselor
b. Termotiviasi dan memiliki komitmen untuk merubah pola hidup dan perilaku
menjadi lebih baik dalam proses konseling
c. Meningkatkan status kesehatan menjadi lebih baik

C. Sasaran Konseling :
Sasaran dalam konseling gizi ini adalah klien yang mengalami Obesitas atau mempunyai
keluarga yang mengalami Obesitas dan membutuhkan diet khusus untuk memenuhi
asupan zat gizi.

D. Materi Konseling :
a. Pengertian penyakit Obesitas
b. Penyebab penyakit Obesitas
c. Tanda dan gejala penyakit Obesitas
d. Penatalaksanaan penyakit Obesitas

E. Metode Konseling :
Metode yang digunakan dalam konseling adalah komunikasi dua arah atau interpersonal
dengan klien.
F. Media/ Alat Konseling :
Media atau alat konseling yang digunakan dalam konseling ini adalah leaflet mengenai
pengertian penyakit Obesitas, bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita, dan bahan makanan penukar serta food model.
G. Paparan Kasus :
Fathya usia 6 tahun dengan TB=120 cm, BB saat ini = 47 kg datang ke unit konseling gizi
bersama ibunya menurut keterangan ibu anaknya sering merasakan sesak bila berjalan, perut
membuncit, paha lecet. Berdasarkan pengamatan ahli gizi , pipi Fathya membulat, dagu berlipat,
leher memendek. Menurut keterangan ibunya Fathya : Fathya selalu mengkomsumsi coklat
hampir tiap hari makan coklat, es cream, minuman sari buah.Makanan yang dikonsumsi adalah:

Pagi :  Bayam 25 gr
 Buah naga 150 gr
 Susu frisian flag = 25 gr
 Nasi goreng 150 gr 14.00 :
 Telur 25 gr
 Coklat 2 keping
10.00 :  Susu frisian flag 25 gr

 Nasi gurih 16.00 :


 Nugget 4ptg
 Keripik 20 gr
 Susu 25 gr
 Minuman sari buah 1 gls
11.00 :
Malam :
 Es cream 1 ptg
 Nasi 200 gr
 Potatoes 20 gr
 Ayam kentucky 1 ptg
12.30 :
21.00 :
 Nasi 200 gr
 Susu 1 gls
 Ikan gulai 50 gr +
 Roti manis/kue kering 1bh/50 gr

Menurut keterangan hampir 2/3 waktu menonton tv, bermain video game atau menonton film
kartun melalui youtube. Ibu Fathya sebagai IRT. Ayahnya bekerja sebagai pedagang makanan.
H. Langkah Konseling
1. Membangun Dasar-Dasar Konseling
Pada tahap ini konselor menciptakan hubungan yang baik dan nyaman agar klien
lebih nyaman dalam menguraikan masalahnya. Terciptanya hubungan baik dapat
berdasarkan saling percaya, terbuka, dan jujur. Dalam langkah ini konselor dapat
menunjukkan diri sebagai profesional dan kompeten untuk melakukan konseling gizi.
Dasar-dasar konseling gizi ini dapat terbangun dengan penuh kehangatan, menyambut
dengan ramah, memberi salam, dam menyampaikan kata yang menyenangkan.
Ada beberapa hal yang perlu dipelihara dalam hubungan konseling :
 Kehangatan, artinya konselor membuat situasi hubungan konseling itu demikian
hangat dan bergairah,bersemangat. Kehangatan disebabkan adanya rasa
bersahabat,tidak formal,serta membangkitkan nsemangat dan rasa humor.
 Hubungan yang empati,yaitu konselor merasakan apa yang dirasakan klien,dan
memahami akan keadaan diri serta masalah yang dihadapinya.
Contoh ucapan salam seperti :
“Selamat pagi bu, ada bisa saya bantu ?”
Konselor harus dapat menunjukkan bahwa dirinya dapat dipercaya bahwa dirinya
adalah orang yang dapat dipercaya dan kompeten dalam membantu klien. Waktu
konseling berlangsung kurang lebih 30 menit, dan berikan kesan bahwa konselor
bersedia meluangkan waktu. Setelah hubungan terbangun, maka konselor dapat
melanjutkan ke langkah berikutnya, yaitu menggali permasalah sehubungan dengan
masalah kesehatan dan gizi.
2. Menggali Permasalahan
Menggali suatu permasalahan gizi dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
data-data berupa data antropometri, biokimia, klinis dan fisik, riwayat makan dan riwayat
personal. Perubahan statis dapat terdektsi dengan menggunakan komponen pengkajian
gizi. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar buku (nilai normal)
sehingga dapat dikaji dan diidentifikasi berapa besar masalahnya.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap
dan sesuai dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi terkait dengan masalah asupan gizi
atau faktor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. Terjadinya masalah gizi
disebabkan adanya ketidaksesuaian antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuh. kondisi
ini erat kaitannya dengan kondisi penyakit, fungsi organ, merokok, social ekonomi dan
lingkungan.
3. Memilih solusi
 Diagnosis Gizi
Langkah ini merupakan langkah identifikasi terhadap masalah yang dialami klien.
Identifikasi ini merupakan diagnosis awal dari masalah, penyebab masalah dan
tanda/ gejala yang dialami.
 Intervensi Gizi
Intervensi gizi dalam konseling gizi merupakan serangkaian kegiatan yang
terencana secara khusus dengan tujuan untuk mengatasi masalah gizi klien sehingga
mendapatkan kesehatan yang optimal. Intervensi gizi terdiri dari :
a. Memilih rencana diet
Rencana diet tersebut dipilih berdasarkan tujuan diet dan perskripsi diet,
kebutuhan energy dan zat gizi masing-masing individu klien,
merencanakan contoh menu, perubahan pola makanan yang dapat
dilakukan.
b. Tujuan diet
Tujuan diet hendaknya jelas, dibuat secara realistis, dapat diukur, dan
dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu.
c. Preskripsi diet
Preskripsi diet disebut juga dengan pengaturan makanan mencakup
kebutuhan gizi individu. Hal penting dalam preskripsi diet yaitu jenis diet
yang diberikan, bentuk makanan (padat, lunak, cair), serta makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan
d. Perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi
Perhitungan kebutuhan energy adalah perhitungan jumlah energy yang
dibutuhkan seseorang untuk berbagai kegiatan selama 1x24 jam
e. Menyusun menu
Berdasarkan preskripsi diet dan kondisi klien dilakukan penyusunan
contoh menu satu hari 3 kali makan utama ( pagi, siang, dan sore) serta
dua kali snack diantara waktu makan pagi dan diantara makan siang dan
sore.
4. Memilih Rencana

Dalam tahap ini konselor membentuk komitmen dengan klien dalam menentukan rencana
atau intervensi yang sesuai dengan perskripsi diet. Memilih rencana yang dimaksud yaitu
mengubah rencana diet klien sesuai dengan penyakit yang dialami. Hubungan dan
pemahaman yang baik akan memudahkan terjadinya proses perubahan perilaku makan sesuai
kesepakatan pasien. Beberapa alternatif pemecahan masalah yang diberikan oleh konselor
dengan mempertimbangkan ide-ide dari klien.

5. Memperoleh komitmen
Komitmen dibentuk untuk melaksanakan preskripsi diet dan aturan lainnya.
Komitmen klien dapat diperoleh dengan cara konselor memberikan dukungan, motivasi,
dan meyakinkan bahwa perubahan yang dilakukan untuk perubahan kondisi klien,
memberikan arahan yang jelas agar klien dapat menjelaskan aturan diet dan komitmen
yang sudah disepakati, dan memberikan informasi untuk kunjungan ulang apabila
diperlukan.
Proses melakukan perubahan kebiasaan makan merupakan proses yang tidak
menyenangkan sehingga konselor perlu membantu klien untuk mengatasinya. Konselor
memberikan dukungan dan pemahaman serta membangun rasa percaya diri klien untuk
melakukan perubahan diet sesuai dengan anjuran yang telah disepakati bersama.
6. Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring Perkembangan
Tujuan dari dilakukan monitoring adalah untuk mengetahui pelaksanaan
intervensi sesuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan. Konselor dapat
bertanya apakah tingkat keberhasilan tercapai, apa faktor pendukung dan faktor
penghambat. Saat melakukan monitoring perkembangan selama konseling
konselor menanyakan beberapa hal tentang pemahaman diet yang telah diberikan.
b. Evaluasi
Evaluasi yang akan dilakukan adalah evalausi hasil. Evaluasi hasil bertujuan
melihat keberhasilan atau kegagalan. Evaluasi hasil terdiri dari dua evaluasi yaitu:
evaluasi proses dan evaluasi dampak. Evaluasi proses adalah bagaimana proses
konseling berlangsung,interaksi antara konselor dan klien,waktu pelaksanaan,
metode, partisipasi klien.

 Monitoring dan Evaluasi


1. Memonitor asupan makanan klien apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau
tidak
2. Memonitor berat badan klien apakah meningkat, menurun atau tetap
3. Memonitor jenis makanan yang diberikan apakah sesuai dengan anjuran atau
tidak.
4. Memonitor klien apakah melakukan aktivitas fisik atau tidak
5. Memonitor klien apakah bisa mengurangi makanan kebiasaannya
I. Lampiran Materi Konseling
1) Pengertian Obesitas
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi
badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya. Obesitas adalah
akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh
tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu identik
oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri (Sjarif DR, 2011).
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan
gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif
pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan
lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki
penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak
perempuan indikasi menstruasi dini (Jospe, 2014).
  Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak
tersebut.
2) Tanda dan Gejala Obesitas
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya
timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan
meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika
periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu
akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang
sebayanya (Klein Jd, 2010). Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas:

 Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
 Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang
berbentuk ganda.
 Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah
tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang
menyenangkan.
 Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng,
kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
 Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb
dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan
penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah
diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul
gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas
yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.

3) Penyebab Obesitas
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain pola makan, keturunan,
aktivitas, umur, pola pikir dan konsentrasi intake makanan, obat-obatan dan faktor kesehatan.
Berikut penjelasannya :
 Kebiasaan Makan yang Buruk
Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-bijian (grains)
dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan kemasan, memiliki
kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut merupakan
makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai gizi yang rendah
(Gusmiati, 2011).
 Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki orang tua
atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk mengalami hal sama.
Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang
memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak mengkonsumsi kalori
berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.
 Tidak Aktif Secara Fisik
Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak duduk diam
menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun televisi sehingga
mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak mereka berlebih,
padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada anak akan terjadi pada mereka
(Dewi MR, 2013).
 Umur
Obesitas dapat terjadi pada seluruh golongan umur, baik pada anak-anak sampai pada
orang dewasa Obesitas dapat terjadi pada balita ketika dalam tubuhnya terjadi
ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi
kalori (energy intake) terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau
pemakaian energi (energy expenditure). Dalam hal ini asupan energi yang berlebihan
tanpa diimbangi aktivitas fisik rata-rata per hari yang seimbang maka akan
mempermudah terjadinya kegemukan atau obesitas pada seorang balita (AN, 2010)
 Terlalu cepat memberi makanan padat saat bayi
Jika memberi makanan terlalu banyak kepada anak, baik itu ASI atau susu formula
ataupun makanan padat, itu akan mengakibatkan terlalu banyak kalori yang diterima
anak, dan mereka akan belajar makan terlalu banyak. Bayi yang minum susu
formula, bukan ASI, berisiko mengalami obesitas jika memulai makanan padat
terlalu cepat.
 Faktor perkembangan.
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas,
terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak
sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.
Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya
dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel (IH.
Nurul, 2009).
 Pemberian antibiotik
Tidak bisa sembarangan memberi antibiotik pada bayi yang ternyata memiliki efek
samping. Sebuah penelitian menemukan, memberi antibiotik pada bayi yang berumur
di bawah 6 bulan dapat membuat membuat mereka menjadi anak gemuk.
 Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya Hipotiroidisme,
Sindroma Cushing, Sindroma Prader-Willi dan beberapa kelainan saraf yang bisa
menyebabkan seseorang banyak makan.
4) Penatalaksaan Pada Obesitas

Beberapa rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2014 mengenai tata
laksana dan pencegahan obesitas pada anak dan remaja yang disesuaikan dengan usia dan
perkembangan anak, yaitu :
No. Program Kelebihan Kekurangan
1. Pola makan Pengaturan diet pada anak gemuk Makanan selalu dibeli oleh para orangtua,
yang benar dengan metode food rules yaitu : mereka juga memasak makanan dan
Terjadwal dengan pola makan mereka juga yang menentukan makanan
besar 3x/hari dan camilan 2x/hari mana yang akan dimakan. Orang tua
(camilan diutamakan dalam kadang tidak tahu tentang jenis makanan
bentuk buah segar), diberikan air apa yang harus dikonsumsi, jadwal
putih di antara jadwal makan pemberian makanan, dan berapa kalori
utama dan camilan, serta lama makanan yang harus dimakan untuk anak
makan 30 menit/kali obes. Faktor pendidikan dan pengetahuan
Lingkungan netral dengan cara orang tua sangat penting dalam pengaturan
pola makan ini.
Orang tua harusnya menyediakan diet
yang seimbang, rendah kalori dan sesuai
petunjuk ahli gizi. Tetapi orang tua kadang
tidak memaksa anak untuk malas untuk berkonsultasi pada ahli gizi.
mengonsumsi makanan tertentu Keluarga yang status ekonominya lebih
dan jumlah makanan ditentukan rendah mengkonsumsi sayuran dan buah-
oleh anak buahan lebih sedikit dan memiliki asupan
Prosedur dilakukan dengan kalori dan lemak total yang lebih tinggi
pemberian makan sesuai dengan dibandingkan anak yang satus ekonominya
kebutuhan kalori. lebih tinggi. Keluarga dengan pendapatan
yang lebih rendah juga dilaporkan lebih
sering mendapatkan kesulitan dalam
mengakses makanan sehat, terutama
sayuran dan buah-buahan.
2. Pola aktivitas Pola aktivitas yang benar pada Teknologi modern banyak memaksa anak-
fisis yang anak dan remaja obes dilakukan anak untuk lebih banyak menghabiskan
benar dengan melakukan latihan dan waktu mereka di depan layar game
meningkatkan aktivitas harian elektronik, komputer, Internet, atau
karena aktivitas fisis berpengaruh televisi yang dilakukan dengan hanya
terhadap penggunaan energi. duduk di depannya tanpa harus bergerak.
Peningkatan aktivitas pada anak Hal inilah yang menyebabkan anak kurang
gemuk dapat menurunkan napsu melakukan gerak badan sehingga
makan dan meningkatkan laju menyebabkan kelebihan berat badan.
metabolisme. Intervensi selama 28 Orang tua sering membiarkan anaknya
hari yang meliputi kombinasi bermain gadget karena dengan demikan
konsumsi diet setiap hari dan anaknya akan diam dan tidak menganggu
latihan fisis yang diberikan 3 kali pekerjaan mereka.
seminggu menyebabkan penurunan Dalam program latihan fisik ini orang tua
berat berat badan sebesar 3 kg pada kadang tidak tahu aktivitas yang sesuai
anak usia 10-19 tahun. untuk usia anaknya.
Latihan fisis yang diberikan pada
anak disesuaikan dengan tingkat
perkembangan motorik,
kemampuan fisis, dan umurnya.
Pada anak berusia 6-12 tahun atau
usia sekolah lebih tepat untuk
memulai latihan fisis dengan
keterampilan otot seperti
bersepeda, berenang, menari,
karate, senam, sepak bola, dan
basket, sedangkan anak di atas usia
10 tahun lebih menyukai olahraga
dalam bentuk kelompok. Aktivitas
sehari-hari dioptimalkan seperti
berjalan kaki atau bersepeda ke
sekolah, menempati kamar tingkat
agar naik dan turun tangga,
mengurangi lama menonton
televisi atau bermain games
komputer, dan menganjurkan
bermain di luar rumah.
3. Modifikasi Sebelum memulai program penurunan Orangtua seringkali memperhatikan bahwa
perilaku berat badan, pertama-tama yang harus obesitas adalah hasil dari jenis penyakit
diubah adalah pola pikir dari anak endokrin. Dan mereka menganggap bahwa
obes tersebut. Motivasi menjadi kurus anak gemuk adalah anak yang sehat dan
harus kuat tertanam di dalam dirinya, lucu.
bukan sekedar ikut-ikutan. Orangtua Diperlukan pengawasan, pengendalian diri
menjadi model untuk membantu anak dan kontrol pada rangsangan makanan dari
belajar lebih selektif dan sehat orang tua. Sehingga dengan itu orang tua
terhadap makanan yang dikonsumsi. harus meluangkan wakunya.
Sehingga peran orangtua dalam Orangtua dianjurkan untuk memberikan
dorongan atau pujian terhadap
mengobati anak sangat efektif dalam keberhasilan perilaku sehat yang
penurunan berat badan. diperlihatkan anaknya, sebaliknya tidak
malah mengejeknya.
Farmakoterapi dan terapi bedah
dapat diterapkan dengan Belum tuntasnya penelitian tentang efek
persyaratan pada anak dan remaja jangka panjang penggunaan farmakoterapi
obes yang mengalami penyakit obesitas pada anak, menyebabkan belum
Farmakoterap penyerta dan tidak memberikan ada satupun farmakoterapi tersebut di atas
4. i dan terapi respons pada terapi konvensional. yang diijinkan pemakaiannya pada anak
bedah Prinsip terapi bedah pada obesitas di bawah 12 tahun.
adalah mengurangi asupan Sampai saat ini belum cukup banyak
makanan atau memperlambat diteliti manfaat serta bahaya pembedahan
pengosongan lambung dan jika diterapkan pada anak
mengurangi absorbsi makanan.
LAMPIRAN

1) Contoh Dialog Konseling


2) Leaflet Diet Rendah kalori
3) Leaflet Bahan Penukar
4) Leaflet Obesitas
ASUHAN GIZI OBESITAS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Fathya

Usia : 6 Tahun

Berat Badan : 47 kg

Tinggi Badan : 120 cm

Aktivitas : Sedang

Keluhan :-

Diagnose :-

Kondisi Pasien :-

B. SKRINING GIZI

No SKRINING GIZI YA TIDAK

1 Perubahan BB 

2 Nafsumakankurang 

3 Kesulitanmengunyah / menelan 

4 Mual&muntah 

5 Diare / konstipasi 

6 Alergi / intoleransizatgizi 

7 Diet khusus 

8 Enteral / parenteral 

9 Serum albumin rendah 

10 Status gizi normal 


STANDAR
DATA TERKAIT GIZI MASALAH
PEMBANDING
IMT Kenaikan berat badan berlebih
 Sangat Kurus : < yang tidak sesuai dengan umurnya,
17 secara IMT tergolong obesitas.
Antropometri
 Kurus: 17 - 18,5
– Berat Badan 47 kg
 Normal : 18,5 - 25
– Tinggi Badan 120 cm
 Gemuk : 25 - 27
kg
– IMT=32,63 2
m  Sangat Gemuk :
(OBESITAS) 27
BBI= 20 kg

Biokimia - -

Klinis/Fisik Penimbunan lemak berlebih dalam


-
+ Obesitas tubuh
Dietary History / Riwayat Sering merasakan sesak bila
Makan berjalan, perut membuncit, paha
Keterangan ibu anaknya lecet.
sering merasakan sesak bila
berjalan, perut membuncit,
paha lecet. Berdasarkan
pengamatan ahli gizi , pipi
Fathya membulat, dagu
berlipat, leher memendek.
Menurut keterangan ibunya
Fathya : Fathya selalu
mengkomsumsi coklat
hampir tiap hari makan
coklat, es cream, minuman
sari buah.
C. ASSESMENT GIZI
C. DIAGNOSA GIZI

a) Domain Intake
– Kelebihan intake energi, yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang zat gizi
termasuk dalam kategori lebih
b) Domain Klinis
kg
– Kelebihan BB Anak ditandai dengan IMT= 32,63 2 (obesitas)
m
c) Domain Perilaku
– Kurang Pengetahuan terkait makanan dan gizI : Ditandai dengan asupan gizi yang tidak
seimbang dan pola makan yang salah
– Pemilihan makanan yang salah : Fathya selalu mengkomsumsi coklat hampir tiap hari
makan coklat, es cream, minuman sari buah.
– Aktifitas fisik kurang : Hampir 2/3 waktu menonton tv, bermain video game atau
menonton film kartun melalui youtube

 Kesimpulan

Dari hasil diagnosa gizi dapat disimpulkan bahwa Fathya mengalami kelebihan asupan energi,
di buktikan dengan hasil perhitungan IMT = 32,63 kg/m2 yang menandakan bahwa Fathya
mengalami Obesitas. Oleh karena itu, Fathya sangat disarankan untuk memakanan beraneka
ragam dan gizi seimbang, mengurangi konsumsi makanan sumber kalori /energi yaitu
karbohidrat, lemak, protein, merubah pola makan menjadi sehat dan meneruskan kebiasaan
tersebut.

D. INTERVENSI GIZI

1) Rute : Pemberian makanan dan minuman melalui oral

2) Frekuensi : 3x menu utama dan 2x selingan

3) Bentuk Makanan : Makanan Biasa

4) Tujuan Diet :

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender dan
kebutuhan fisik.

kg
2. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25
m2

3. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan

1 kg
sebanyak -1 .
2 minggu
5) Jenis Diet

Diet Rendah Energi dan Tinggi serat karena pasien obesitas yang ditandai dengan berat badan
yang tidak ideal berdasarkan perhitungan IMT, Memberikan edukasi

6) Perhitungan Zat Gizi

BBI : 20 kg
BMR : 20 x 55 = 1100 kkal
Pertumbuhan : 12% x 1100 kkal = 132 kkal
Aktivitas : 30% x 1100 kkal = 330 kkal
1562 kkal
SDA : 10% x 1100 kkal = 156,2 kkal
1718,2 kkal
TMF : 10% x 1718,2 kkal = 171,82 kkal
Total Kebutuhan Energi 1890,02 kkal

Kebutuhan zat gizi

15 % x 1890,02 kkal
Protein : = 70,87 gr ,
4 kkal

25 % x 1890,02 kkal
Lemak : = 52,50 gr,
9 kkal

60 % x 1890,02 kkal
Karbohidrat : = 283,53 gr,
4 kkal

7) Prinsip Diet

 Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang

 Mengurangi konsumsi makanan sumber kalori /energi yaitu karbohidrat, lemak,


protein

 Merubah pola makan menjadi sehat dan meneruskan kebiasaan tersebut

 Diet dilakukan secara bertahap, dengan menurun kan berat badan sekitar 0,5
kg/minggu
8) Syarat Diet

1. Energi rendah ,ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan dilakukan


secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas
maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak 1 kg/minggu , asupan
energi dikurangi sebanyak 500-1000 kkal/hri dari kebutuhan normal.

2. Protein sedikit lebih tinggi , yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan
energi total.

3. Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.Usahakan lemak berasal dari
makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi

4. Karbohidrat sedikit lebih rendah , yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan
lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan
mencegah konstipasi. Sebagai alternatif, bisa digunakan gula buatan pengganti gula
sederhana.

5. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.

6. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama 2 kali makan selingan.

7. Cairan Vukup, yaitu 8-10 gelas/hari.

E. MONITORING DAN EVALUASI

1. MONITORING

- Berat badan di monitor 1 minggu satu kali

- Asupan makanan klien apakah sesuai dengan yang dianjurkan atau tidak

- Asupan energi, Lemak, Protein, Dan Karbohidrat.

2. EVALUASI

- Evaluasi diet bila berat badan turun

- Evaluasi diet bila asupan makanan tidak ada penurunan


CONTOH MENU MAKAN SEHARI

Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu Bahan
makan Nama Menu Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Pagi Nasi Beras merah 50 179 3,7 1,3 37,6


08.00 Telur ayam 40 62 5 4,2 0,4
Telur dadar
  Minyak 10 86,2 0 10 0

  Tahu 25 19 2 1,2 0,5

  Tahu isi wortel Wortel 10 10,5 0,2 0 2,3

  Minyak 5 43,1 0 5 0

  Buncis 100 35 1,9 0,3 7,9

Bawang
 
Tumis Buncis merah 5 2,2 0,1 0 0,5
 
Minyak 5 43,1 0 5 0
 
Buah Pepaya 100 39 0,6 0,1 9,8
  Susu low fat Susu bubuk 50 232 10,8 9,5 25,8

Snack
10.00 Juice Jeruk Jeruk 100 47 0,9 0,1 11,8

Siang Nasi Beras merah 75 268,5 5,6 1,9 56,4


13.00
Nugget Tempe Tempe 50 99,5 9,5 3,8 8,5
 
Tepung terigu 10 36,4 1 0,1 7,6
  Sawi Putih 15 2,3 0,3 0 0,3
  Wortel 15 15,8 0,3 0 3,5
  Telur ayam 20 31 2,5 2,1 0,2
  Minyak 5 43,1 0 5 0
Saos Tomat 20 6,4 0,3 0,1 1,4

Bawang
merah 20 8,8 0,3 0 2

Buah Pisang 100 92 1 0,5 23,4

Buah Semangka 100 32 0,6 0,4 7,2


Snack
16.00 Susu Low Fat Susu bubuk 35 162,4 7,6 6,7 18,1

Nasi Beras Putih 50 180,5 3,3 0,3 39,8


Malam
Rebus Bayam Bayam 100 37 3,7 0,2 7,3
18.00
Sambal telur puyuh+ Telur puyuh 20 37 2,6 2,8 0,3
 
Tahu 20 15,2 1,6 1 0,4
 
Cabe merah 5 1,4 0,1 0 0,3
 
Tahu isi wortel Bawang
  merah 5 2,2 0,1 0 0,5

  Tomat 10 2,1 0,1 0 0,5

TOTAL 1871,6 65,5 61,8 274,3


Contoh Dialog Koseling

Konselor : Selamat pagi Ibu (jabat tangan)

Ibu Klien : Pagi, Bu (jabat tangan)

Konselor : Silahkan duduk (duduk). Perkenalkan nama saya Ika, konselor gizi disini yang
akan membantu menyelesaikan permasalahan gizi ibu. Sebelumnya dengan ibu siapa?

Ibu klien : Saya Ayu, ini anak saya Fathya

Konselor : Yang memiliki permasalahan ibu/ade?

Ibu klien : Anak saya bu, dia gendut. Kemarin kami ke puskesmas dan katanya anak saya
obesitas. Jadi, saya diminta untuk konsultasi dengan ahli gizi.

Konseloor : Oh iya baik bu, waktu konseling kita 20 menit. Apabila ada pertanyaan diluar
waktu ini boleh melalui kontak person saya atau bisa dilanjutkan dipertemuan selanjutnya. Oke
kita mulai ya bu. Sebelumnya saya akan mendata dulu ya, Anak ibu umur nya berapa?

Ibu klien : 6 tahun

Konselor : Sekolah kelas berapa?

Ibu klien : Kelas 1 SD

Konselor : Sebelumnya saya akan mengukur status gizi anak ibu dengan menimbang berat
badan dan mengukur tinggi badan.

( menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan)

Konselor : Hasil pengukurannya menunjukkan berat badan anak ibu 47 kg dan tinggi badan
120 cm. Menurut hasil perhitungan status gizi mbak dinyatakan obesitas atau berat badannya
berlebih.

Ibu klien : Iya bu kemarin di puskesmas juga katanya seperti itu.

Konselor : Kalau boleh tahu, kebiasaan makan ade seperti apa ? makanan kesukaannya apa
saja ?

Ibu klien : Nasi, ayam kfc, nugget, coklat, makanan yang manis - manis

Konselor : oh begitu, kalo sayur suka ga de?

Ibu klien : Sukanya bayam saja

Konselor : Kalo buah gimana?


Ibu klien : Buah naga saja

Konselor : Bisa di ceritakan kemarin anaknya memakan apa saja, Bu ?

(Konselor melakukan Recall terhadap klien)

Konselor : Untuk diet nya sendiri yang saya anjurkan adalah diet rendah lemak. Makanan
yang dianjurkan yaitu sayuran hijau dan buah-buahan. Seperti ini saya ada contohnya (sambil
menunjukkan food model sayuran dan buah-buahan), untuk 1x konsumsi sayuran bisa 1/5 gelas
atau 20 g dan untuk buah seperti apel yaitu 85 g. Selain itu konsumsi air minum yang lebih
banyak dan yang lebih ditekankan adalah pengaturan jam makan, sehari maksimal makan 3x.
Mengganti selingan atau hobi ngemil tadi bisa dengan makanan yang sehat seperti buah, kurangi
makanan manis seperti coklat. Juga imbangi dengan olahraga.

Ibu klien : Olahraganya yang seperti apa ya bu ? masalahnya dia kurang suka olahraga

Konselor : Olahraganya seperti senam dan jogging atau bisa sepedaan dan renang . Jogging
pagi bisa dilakukan selepas subuh atau boleh juga sore hari. atau bisa naik sepeda ke sekolah dan
renang seiap minggu saat libur. Selain itu, yang paling penting adalah orang tuajuga harus
memberi dukungan untuk diet anak. Karena pada prinsip nya jika seseorang ingin melakukan
diet memang harus disertai dukungan dari lingkungan sekitar,seperti orang tua, kerabat atau
teman yang sering bersama. Karena, siapa tau kita lupa sedang diet dan malah asik ke kebiasaan
konsumsi yang lama. Nah peran orang-orang tersebut memberi warning atau peringatan.

Ibu klien : Oh iya… Bu akan saya terapkan.

Konselor : Jadi setelah infomasi yang saya berikan sebelumnya, kira-kira apa yang bisa di
ingat dan langkah-langkah apa yang akan mbak lakukan setelah konsultasi dengan saya ?

Ibu klien : Jika saya ingin menurunkan berat badan saya, saya harus mengurangi makanan
yang berlemak, makan teratur dengan sayur dan buah serta banyak mengkonsumsi air mineral.
Rencana saya, besok pagi saya akan mencoba untuk jogging dan selepas kuliah saya akan
mencoba untuk melakukan olahraga ya meskipun hanya dengan turun tangga.

Konselor : Baiklah kalau sudah ada niat untuk melakukan diet. Mungkin sekian yang bisa
saya sampaikan. Oh iya kunjungan selanjutnya bisa dilakukan minggu depan dengan waktu yang
sama dan apabila ada pertanyaan diluar jam kerja bisa menghubungi saya lewat sms ke nomor
yang tertera disini Bu. (sambil memberikan kartu nama )

Ibu klien : Oh iya… Bu.

Konselor : Terima kasih atas kedatangannya Bu, mudah-mudahan program dietnya


terlaksana dan tetap termotivasi sampai dietnya berhasil sesuai yang di inginkan

Ibu klien : Iya bu, terima kasih kembali atas semua informasinya. Saya pamit bu.
OLEH :

IKA PADMI SWARI

P07131218045

KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN
DENPASAR

Anda mungkin juga menyukai