“HIV/AIDS, Penyakit Saluran Cerna Atas dan Penyakit Saluran Cerna Bawah”
Dosen :
Oleh :
P07131218045
Kelas B Semester 4
2019 / 2020
KASUS I. TOPIK HIV/AIDS
Seorang laki-laki umur 30 th, TB = 169 cm, BB = 35 kg, Pekerjaan guide, Datang ke RS dengan
keluhan : diare sudah sebulan disertai ampas, candidiasis oris dan herpes simplex sejak 2
minggu, kulit sarcoidosis,demam 38,8°C sudah dua bulan, BB turun 22 kg selama 5 bulan ini
karena nafsu makan rendah, Hasil pemeriksaan ELISA (+) . Hasil pemeriksaan fisik/klinis dan
laboratorium : Tensi : 110/70 mm/Hg, Hb = 9,5 g/dl, albumin = 2,3 g/dl, SGOT = 108 IU/L,
SGPT = 81 IU/L, Na = 127,5 m Eq/L, K = 2,36 m Eq/L, Limfosit = 15,1 %, Hematokrit = 27,4
%, Pemeriksaan identikisasi HIV/AIDS dengan 3 metode ; ANTI HIV ; SD HIV ½ Reaktif,
Oncuprobe reaktif, determine HIV ½ reaktif . Hasil Rontgent :kesan suspect pneumocystis
carinii pneumonia dd Tb paru , Terapi Obat : cotrimazole, nystatin,attapulgite, Albumin 20 %,
KA EN MG 3, Dextrose 10 %, comafusin hepar, fluconazole . KCL, Ciprofloxazon, Plasmanate
5 %, PRC. Kebiasaan makan : makanan lumat 3 x /hr, teh manis 2 gls/hr, roti tawar 2 lbr 3 x/hr,
buah segar 3 -4 potong/hr (anggur, apel, jeruk, kelengkeng). Anamnesa gizi : Asupan E = 894,6
Kal, Protein = 22,6 gr, lemak = 13,4 gr, KH = 175,5 gr. Bagaimana terapi diet yg akan saudara
berikan & hitung kebutuhan zat-zat gizi dlm sehari serta susun menunya untuk sehari.
DIKETAHUI
1) Nama : X
2) Umur : 30 thn
3) Tinggi Badan : 169 cm
4) Berat Badan : 35 kg
5) Pekerjaan : Guide
6) Keluhan : diare sudah sebulan disertai ampas, candidiasis oris dan herpes simplex sejak 2 minggu,
kulit sarcoidosis,demam 38,8°C sudah dua bulan, BB turun 22 kg selama 5 bulan ini karena nafsu
makan rendah,
7) Hasil pemeriksaan fisik/klinis dan laboratorium :
Tensi : 110/70 mm/Hg Na = 127,5 m Eq/L
Hb = 9,5 g/dl K = 2,36 m Eq/L
albumin = 2,3 g/dl Limfosit = 15,1 %
SGOT = 108 IU/L Hematokrit = 27,4 %
SGPT = 81 IU/L
8) Hasil Rontgent :kesan suspect pneumocystis carinii pneumonia dd Tb paru
9) Terapi Obat :
Cotrimazole Comafusin Hepar
Nystatin Fluconazole
Attapulgite KCL
Albumin 20 % Ciprofloxazon
KA EN MG 3 Plasmanate 5 %
Dextrose 10 % PRC
10) Kebiasaan makan :
makanan lumat 3 x /hr
teh manis 2 gls/hr
roti tawar 2 lbr 3 x/hr
buah segar 3 -4 potong/hr (anggur, apel, jeruk, kelengkeng)
11) Anamnesa gizi :
Energi = 894,6 Kal
Protein = 22,6 gr
Lemak = 13,4 gr
KH = 175,5 gr.
ASUHAN GIZI
1. PENGKAJIAN GIZI
Antropometri: IMT
BBI : 69 kg
= 450,7/4
= 112,68 gram
= 338,04 / 9
= 37.56 gram
= 1464,84 / 4
= 366.21 gram
Riwayat Individu:.
Pekerjaan : Guide
2. DIAGNOSA GIZI
ETIOLOGI /AKAR
NO PROBLEM TANDA /GEJALA
MASALAH
Penurunan Berat badan
3. INTERVENSI GIZI
NO DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
4. PRESKREPSI DIET
Jenis Diet : Diet Tinggi Energy Protein Tinggi (TEPT) II/ AIDS II
Tujuan Diet :
1) Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh
aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang
diharapkan, terutama jaringan otot (Lean Body Mass)
3) Memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4) Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi.
Tujuan diet penyakit HIV/AIDS secara khusus adalah
1) Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual, dan muntah
1) Makanan yang diberikan harus mengandung kalori tinggi. Pada perhitungan kebutuhan
energi, diperhatikan faktor stress, aktifitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan
energi sebanyak 13% untuk setiap kenaikan 1
2) Protein tinggi yaitu sebesar 1,1-2 g/Kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel
tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati
3) Makanan yang disediakan harus mengandung lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan
energi total dan jenis lemak disesuaikan dengan toleransi pasien
4) Makanan mengandung vitamin dan mineral tinggi yaitu 1½ kali (150%) Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) terutama vitamin A, B12, C, Universitas
Sumatera Utara E, folat, kalsium, magnesium, seng, dan selenium. Bila perlu, dapat
ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat
menekan kekebalan tubuh
6) Cairan harus cukup, khususnya dengan gangguan fungsi menelan, pemberian cairan
harus hati-hati dan diberikan secara bertahap dengan konsistensi yang sesuai
7) Elektrolit harus diganti (natrium, kalium dan klorida) jika terjadi muntah dan diare
10) Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun
kimia
Bentuk :
1. Bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. Pemenuhan energi dan zat gizinya,
dapat diberikan makanan enteral sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
2. Apabila kemampuan makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan
berat badan, maka dianjurkan pemberian makanan sonde sebagai tambahan makanan
utama.
Jalur pemberian : oral/ enteral
Frekuensi : 6 – 8 kali sehari
Nilai Gizi sesuai kebutuhan (Harris Benedict)
= 2253,6 Kal
= 450,7/4
= 112,68 gram
= 338,04 / 9
= 37,56 gram
= 1464,84 / 4
= 366,21 gram
Tujuan :
– Dapat meningkatkan asupan energi
– Dapat meningkatkan asupan protein
– Dapat meningkatkan berat badan
Konten Materi ;
Memepertahankan
Asupan zat gizi pemberian makanan
Asupan zat Asupan zat
yang kurang menu diet yang sudah
gizi gizi
mencapai 80% 50% 72% 89% diberikan sehingga
mencapai
dalam satu memperbaiki dan
target
minggu meningkatkan kualitas
hidup pasien
Meningkatkan
kadar :
Kadar HbMempertahankan asupan
- Hb dari 9,5 g/dl 9,5 g/dl 11,5 g/dl 13,5 g/dl mencapai makanan yang
menjadi 13 g/dl target tinggi zat besi
Hasil Lab atau menjadi
normal
- Albumin dari Mempertahankan dan
Kadar
2,3 g/dl menjadi mengingkatkan asupan
albumin
4 g/dl atau makanan protein sumber
menjadi normal 2,3 g/dl 3,7 g/dl 3,9 g/dl mencapai albumin dalam menu
target
pasien
Memberikan makanan
yang tidak merangsang
diare (makanan dalam
bentuk saring pada
Tidak mengalami
Diare awal
Sedikit Diare
Fisik/Klinis diare - pemberian, lalu
diare teratasi
tingkatkan menjadi
bentuk lunak dan
selanjutnya berikan
makanan biasa apabila
tidak ada keluhan
Suhu Suhu tubuh Meningkatkan asupan
normal tubuh 38,8 °C 38,0 °C 37,5°C belum energi untuk mencapai
normal suhu tubuh normal
KASUS II. GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN ATAS
Seorang pasien wanita dengan usia 45 tahun, TB 156 cm, dan BB 57 kg MRS dengan keluhan
muntah, mual dan sulit menelan. Pasien juga sering mengeluh nyeri di uluhati,mual dan
kembung terutama sejak 2 bulan terakhir.Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag
sejak 4 tahun yang lalu dan mempunyai kebiasaan minum jamu yang di racik sendiri(kunyit,
kencur) pada saat sebelum keluhan datang hingga sekarang. Pasien merupakan seorang IRT.
Diagnosa sementara adalah Gastritis akut. Kesadaran : Compos mentis, Tekanan Darah : 140/80
mmHg, Suhu : 36,8o C. Hasil Laboratorium : Leukosit : 10.700/uL (5000-10.000/uL), Asam
urat : 7 mg/dl (2,4 - 5,7 mg/dl) . Bagaimana terapi diet yg akan saudara berikan & hitung
kebutuhan zat-zat gizi dlm sehari serta susun menunya untuk sehari.
DIKETAHUI
1) Nama Pasien :X
2) Jenis Kelamin : Perempuan
3) Usia : 45 tahun
4) Tinggi Badan : 156 cm
5) Berat Badan : 57 kg
6) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7) Keluhan : muntah, mual, sulit menelan, nyeri pada ulu hati, dan kembung
terutama sejak 2 bulan terakhir
8) Riwayat penyakit : maag sejak 4 tahun yang lalu
9) Kebiasaan : minum jamu yang di racik sendiri(kunyit, kencur) pada saat sebelum
keluhan datang hingga sekarang
10) Diagnosa sementara : Gastritis akut
11) Kesadaran : Compos mentis
12) Tekanan Darah : 140/80 mmHg
13) Suhu : 36,8o C
14) Hasil Laboratorium :
– Leukosit : 10.700/uL (5000-10.000/uL)
– Asam urat : 7 mg/dl (2,4 - 5,7 mg/dl)
ASUHAN GIZI
1. PENGKAJIAN GIZI
STANDAR
DATA TERKAIT GIZI MASALAH
PEMBANDING
Antropometri:
Umur : 45 tahun IMT Normal: 18,5 – 25 BB Normal (IMT = 23.42)
BB: 57 kg BBI: 50.4 kg
TB: 156 cm
Fisik/Klinis:
Kesadaran: compos mentis Tensi 120/80 mmHg Ada gangguan fisik dan
(normal) klinis yaitu tekanan darah
Tekanan darah : 140/80 tinggi yakni 140/80 mmHg
mmHg
Suhu : 36.8oC
Riwayat Individu: Mempunyai riwayat
Pasien juga sering mengeluh penyakit maag atau
nyeri di ulu hati, mual, dan gastritis
kembung terutama sejak 2
bulan terakhir. Pasien
mengaku mempunyai riwayat
penyakit maag sejak 4 tahun
yang lalu. Pasien merupakan
seorang IRT.
2. DIAGNOSA GIZI
ETIOLOGI/AKAR
NO PROBLEM TANDA/GEJALA
MASALAH
1. Perubahan nilai lab Peradangan pada lambung Leukosit 10700/uL
terkait gizi karena penyakit maag
2. Gangguan fungsi Kebiasaan mengonsumsi Mengalami mual,
gastro intestinal makanan yang spesifik, seperti muntah, sulit menelan,
jamu. nyeri di ulu hati, dan
kembung.
3. INTERVENSI GIZI
4. PRESKREPSI DIET:
Jenis Diet : Diet lambung I
Tujuan Diet :
Tujuan terapi gizi untuk gastritis adalah mendukung terapi medis, mempertahankan atau
meningkatkan status gizi, dan memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan
Syarat Diet:
1) Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
2) Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3) Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energi totalyang ditingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6) Tidak mengandung bahan makanan atau bmbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia (disesuaikan degan daya terima perorangan)
7) Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
8) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi
istirahat pada lambung.
Bentuk : Makanan Saring
Jalur Pemberian : Oral
Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan.
Nilai Gizi :
BEE = 655 + (9.6 × BB) + (1.85 × TB) – (4.7 × U)
= 655 + (9.6 × 50.4) + (1.85 × 156) – (4.7 × 45)
= 655 + 483.84 + 288.6 – 211.5
= 1215.94 kkal
TEE = BEE × AF (ambulansi) x SF
= 1215.94 × 1.3 x 1.2
= 1896.87 kkal
Protein = 20% x 1896.87
= 379.37/4
= 94.84 gram
Lemak = 15% x 1896.87
= 284.53/9
= 31.61 gram
Karbohidrat = 65% x 1896.87
= 1232.97/4
= 308.24 gram
5. EDUKASI GIZI:
A. Tujuan
Meningkatkan pemahaman tentang gastritis dan Diet Lambung I yang diberikan serta agar
adanya perubahan perilaku makan pada pasien.
B. Konten Materi
1.Pengertian Gastritis
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang
berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan
dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas.
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut
paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan
makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk
alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun
yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.
Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
2. Penyebab Gastritis
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
a. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang
bersifat mengiritasi mukosa lambung.
Minuman beralkohol
Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
Infeksi virus oleh sitomegalovirus
Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan
kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.
b. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting yang
bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi peradangan
kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama dari
gastritis kronik (Anderson, 2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008)
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008)
Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan
kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum terlalu
banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
4. Penatalaksanaan Gastritis
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang
dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain.
Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika
diperlukan. Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya,
cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.
Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam sebelum makan dan dua
jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat diminum dua jam sebelum makan yaitu untuk
menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat
banyak dan didalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena
asam akan terasa perih. Kemudian obat yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk
melindungi dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan,
asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah ternetralisir dan
tidak akan melukai dinding lambung.
Komponen lain pada terapi gizi pada gastritis dan ulkus peptikum adalah mengatur jadwal
makan dan ukuran porsi makan. Berikan makanan yang mudah cerna, porsi kecil, dengan
frekuensi pemberian sering. Jumlah energi dan protein cukup dan disesuaikan kemampuan
pasien untuk menerimanya. Lemak diberikan rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai kebutuhan seharihari pasien. Untuk serat
diberikan rendah, terutama serat larut air yang ditingkatkan secara bertahap jika gejala sudah
berkurang. Kebutuhan cairan cukup, terutama bila ada muntah. Berikan makanan yang tidak
mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
6. METODE
Dengan melakukan konseling gizi kepada pasien langsung atau melalui anggota keluarga.
Seorang ibu umur 56 tahun dengan TB 157 cm ; BB 42 kgmdirawat di RS dengan keluhan sakit
pada perut/kram, anoreksia, mual dan muntah , pasien mengalami diare dan feses berdarah. Hasil
pengukuran suhu tubuh 380C, Hb 11 g/dl, albumin 3 g/dl. Diagnosa dokter adalah colitis
ulceratif. Bagaimana terapi diet yg akan saudara berikan & hitung kebutuhan zat-zat gizi dlm
sehari serta susun menunya untuk sehari.
DIKETAHUI
1) Nama :X
2) Jenis kelamin : Perempuan
3) Umur : 56 thn
4) Tinggi Badan : 157 cm
5) Berat Badan : 42 kg
6) Keluhan : sakit pada perut/kram, anoreksia, mual dan muntah , pasien mengalami
diare dan feses berdarah
7) Suhu :38 0 C
8) Hb : 11 g/dl,
9) Albumin : 3 g/dl.
10) Diagnosa : colitis ulceratif.
ASUHAN GIZI
1. PENGKAJIAN GIZI
DATA TERKAIT GIZI STANDAR PEMBANDING/ MASALAH
NILAI NORMAL
TB : 157cm
BB :42cm
IMT = 17,05
Hb 11 g/dL
Diet/Riwayat Gizi - -
Suhu tubuh : 38
Kram perut
Anoreksia
2. DIAGNOSA GIZI
3. INTERVENSI GIZI
NO DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
= 1.166.88 kkal
= 1.960.36 kkal
= 73.5 gram
= 392.17 : 9
= 43.57 gram
= 1274.57 : 4
= 318.64 gram
Bubur tepung
Bubur tepung
beras
beras
Bubur sumsum Semur ayam
Pudding Semur daging
Telur rebus cincang
Bubur kacang maizena giling
Susu
Setup wortel hijau (disaring) Tim tahu
Susu Tumis tempe
7. EDUKASI GIZI :
1. Tujuan :
Meningkatkan pemahaman tentang colitis ulseratif dan diet sisa rendah Iyang diberikan
serta agar adamya perubahan perilaku makan pada pasien.
B. Konten Materi
1. Pengertian colitis ulseratif
2. Etiologi colitis ulseratif
3. Patofisiologi colitis ulseratif
4. Manifestasi Klinis colitis ulseratif
5. Penatalaksanaan colitis ulseratif
6. Diet Sisa Rendah I
7. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
8. MONITORING DAN EVALUASI
Capaian / Hasil Monitor
Parameter Target Evaluasi Tindak Lanjut
Tujuan Tgl: Tgl: Tgl:
20/02/20 23/02/20 26/02/20