Anda di halaman 1dari 35

DIETETIK PENYAKIT INFEKSI

LATIHAN KASUS ASUHAN GIZI

“HIV/AIDS, Penyakit Saluran Cerna Atas dan Penyakit Saluran Cerna Bawah”

Dosen :

Dr. I WAYAN JUNIARSANA, SST, M.Fis

Oleh :

I GST AG ISTRI AG IKA PADMI SWARI

P07131218045

Kelas B Semester 4

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK

2019 / 2020
KASUS I. TOPIK HIV/AIDS

Seorang laki-laki umur 30 th, TB = 169 cm, BB = 35 kg, Pekerjaan guide, Datang ke RS dengan
keluhan : diare sudah sebulan disertai ampas, candidiasis oris dan herpes simplex sejak 2
minggu, kulit sarcoidosis,demam 38,8°C sudah dua bulan, BB turun 22 kg selama 5 bulan ini
karena nafsu makan rendah, Hasil pemeriksaan ELISA (+) . Hasil pemeriksaan fisik/klinis dan
laboratorium : Tensi : 110/70 mm/Hg, Hb = 9,5 g/dl, albumin = 2,3 g/dl, SGOT = 108 IU/L,
SGPT = 81 IU/L, Na = 127,5 m Eq/L, K = 2,36 m Eq/L, Limfosit = 15,1 %, Hematokrit = 27,4
%, Pemeriksaan identikisasi HIV/AIDS dengan 3 metode ; ANTI HIV ; SD HIV ½ Reaktif,
Oncuprobe reaktif, determine HIV ½ reaktif . Hasil Rontgent :kesan suspect pneumocystis
carinii pneumonia dd Tb paru , Terapi Obat : cotrimazole, nystatin,attapulgite, Albumin 20 %,
KA EN MG 3, Dextrose 10 %, comafusin hepar, fluconazole . KCL, Ciprofloxazon, Plasmanate
5 %, PRC. Kebiasaan makan : makanan lumat 3 x /hr, teh manis 2 gls/hr, roti tawar 2 lbr 3 x/hr,
buah segar 3 -4 potong/hr (anggur, apel, jeruk, kelengkeng). Anamnesa gizi : Asupan E = 894,6
Kal, Protein = 22,6 gr, lemak = 13,4 gr, KH = 175,5 gr. Bagaimana terapi diet yg akan saudara
berikan & hitung kebutuhan zat-zat gizi dlm sehari serta susun menunya untuk sehari.
DIKETAHUI

1) Nama : X
2) Umur : 30 thn
3) Tinggi Badan : 169 cm
4) Berat Badan : 35 kg
5) Pekerjaan : Guide
6) Keluhan : diare sudah sebulan disertai ampas, candidiasis oris dan herpes simplex sejak 2 minggu,
kulit sarcoidosis,demam 38,8°C sudah dua bulan, BB turun 22 kg selama 5 bulan ini karena nafsu
makan rendah,
7) Hasil pemeriksaan fisik/klinis dan laboratorium :
 Tensi : 110/70 mm/Hg  Na = 127,5 m Eq/L
 Hb = 9,5 g/dl  K = 2,36 m Eq/L
 albumin = 2,3 g/dl  Limfosit = 15,1 %
 SGOT = 108 IU/L  Hematokrit = 27,4 %
 SGPT = 81 IU/L
8) Hasil Rontgent :kesan suspect pneumocystis carinii pneumonia dd Tb paru
9) Terapi Obat :
 Cotrimazole  Comafusin Hepar
 Nystatin  Fluconazole
 Attapulgite  KCL
 Albumin 20 %  Ciprofloxazon
 KA EN MG 3  Plasmanate 5 %
 Dextrose 10 %  PRC
10) Kebiasaan makan :
 makanan lumat 3 x /hr
 teh manis 2 gls/hr
 roti tawar 2 lbr 3 x/hr
 buah segar 3 -4 potong/hr (anggur, apel, jeruk, kelengkeng)
11) Anamnesa gizi :
 Energi = 894,6 Kal
 Protein = 22,6 gr
 Lemak = 13,4 gr
 KH = 175,5 gr.
ASUHAN GIZI

1. PENGKAJIAN GIZI

DATA TERKAIT GIZI STANDAR PEMBANDING MASALAH

Antropometri: IMT

 Umur : 30 thn  Sangat Kurus : < 17


 Terjadi penuruan BB
 TB : 169 cm  Kurus: 17 - 18,5
selama 5 bulan
 BB : 35 kg  Normal : 18,5 - 25
sebanyak 22 kg
 IMT : 12,2  Gemuk : 25 - 27
 IMT :SangatKurus
 Sangat Gemuk : 27

BBI : 69 kg

Biokimia:  SGOT (AST):L s/d 37  SGOT : Tinggi


 SGPT (ALT) : L s/d 40  SGPT : Tinggi
 SGOT = 108 IU/L
 Na : 135-147 m Eq/L  Na : Rendah
 SGPT = 81 IU/L
 K : 3,5-5 m Eq/L  K : Rendah
 Na = 127,5 m Eq/L
 Limfosit : 20-40 %  Limfosit : Rendah
 K = 2,36 m Eq/L
 Hematokrit : 40-54 %  Hematokrit : Rendah
 Limfosit = 15,1 %
 Albumin : 4-5,2 g/dl  Albumin : Rendah
 Hematokrit = 27,4 %
 Hb = 13-16 g/dl  Hb : Rendah
 Albumin = 2,3 g/dl
 Hb = 9,5 g/dl Pemeriksaan identikisasi HIV/AIDS Pemeriksaan identikisasi
dengan 3 metode ; ANTI HIV ; SD HIV HIV/AIDS dengan 3
Pemeriksaan identikisasi
½ Reaktif, Oncuprobe reaktif, determine metode : tidak normal
HIV/AIDS dengan 3 metode: HIV ½ reaktif .
Hasil Rontgent : tidak
ANTI HIV ; SD HIV ½
Hasil Rontgent : tidak kesan suspect normal
Reaktif, Oncuprobe reaktif,
pneumocystis carinii pneumonia dd Tb
determine HIV ½ reaktif . paru
Hasil Rontgent : kesan
suspect pneumocystis carinii
pneumonia dd Tb paru
Diet/Riwayat Gizi: BEE = 655 + (9.6 × BB) + (1.85 × TB) –  Asupan nutrisi kurang
(4.7 × U) atau masih rendah
Kebiasaan makan : makanan
 Kurang mengonsumsi
lumat 3 x /hr, teh manis 2 = 655 + (9.6 × 35) + (1.85 × 169) – (4.7 ×
protein hewani dan
gls/hr, roti tawar 2 lbr 3 x/hr, 30)
nabati
buah segar 3 -4 potong/hr = 655 + 336 + 312,65 - 141  Kurang mengonsumsi
(anggur, apel, jeruk, sayur
= 1444,65 Kal
kelengkeng).
TEE = BEE × AF (ambulansi) x SF
 Energi = 894,6 Kal
 Protein = 22,6 gr = 1444,65 × 1.3 x 1.2

 Lemak = 13,4 gr = 2253,6 Kal


 KH = 175,5 gr.
Protein = 20% x 2253,6

= 450,7/4

= 112,68 gram

Lemak = 15% x 2253,6

= 338,04 / 9

= 37.56 gram

Karbohidrat = 65% x 2253,6

= 1464,84 / 4

= 366.21 gram

Fisik/Klinis:  Tensi : 120/80 mmHg  Diare sudah sebulan


 Suhu : 36-37°C disertai ampas =
diare sudah sebulan disertai
 Hb : 13-16 g/dl penurunan BB
ampas, candidiasis oris dan
herpes simplex sejak 2 minggu, drastis
kulit sarcoidosis  Candidiasis oris dan
herpes simplex sejak
 Suhu 38,8°C
 Tensi : 110/70 mm/Hg 2 minggu = infeksi
 Kulit sarcoidosis =
infalmasi
 Demam 38,8°C
sudah dua bulan =
kenaikan suhu badan
 Tensi : Rendah

Riwayat Individu:.

Pekerjaan : Guide

Terapi Obat : cotrimazole,


nystatin,attapulgite,
Albumin 20 %, KA EN MG
3, Dextrose 10 %, comafusin
hepar, fluconazole, KCL,
Ciprofloxazon, Plasmanate 5
%, PRC.

2. DIAGNOSA GIZI

ETIOLOGI /AKAR
NO PROBLEM TANDA /GEJALA
MASALAH
Penurunan Berat badan

Domain Intake : dari 57 kg turun 22 kg

Diare sudah sebulan disertai selama 5 bulan


1. Asupan energi dan zat gizi
ampas dan nafsu makan Malnutrisi dengan
yang tidak adekuat dan IMT = 12,2 kg/m2
menurun
penurunan Berat badan (kekurangan berat badan
tingkat berat)
Malnutrisi yang disebabkan
Adanya infeksi
Domain Klinis : oleh rendahnya asupan zat
2. Candidiasis oris dan
gizi , BB menurun drastis (
herpes simplex sejak 2
Perubahan nilai lab terkait > 10% BB ), defisiensi zat
minggu
gizi gizi makro dan mikro serta
adanya infeksi

3. INTERVENSI GIZI
NO DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

1 P (Problem ) Asupan energi dan zat gizi yang Tujuan : Memberikan


tidak adekuat dan penurunan makanan yang adekuat
berat badan

E (Etiologi) Diare sudah sebulan disertai Cara : Memberikan dan


ampas dan nafsu makan mengatur diet sesuai dengan
menurun kondisi dan penyakit pasien.
Porsi kecil dan sering
melalui oral 6-8 x sehari)

S (Sign/Simptom)  Penurunan Berat badan dari Target:Asupan meningkat


57 kg turun 22 kg selama 5 5% setiap hari dan dalam
bulan waktu seminggu mencapai
 Malnutrisi dengan IMT = 80%
12,2 kg/m2 (kekurangan
berat badan tingkat berat)
 Kebutuhan energi hanya
33,81% dipenuhi
 Kebutuhan protein hanya
18,19 % dipenuhi
 Kebutuhan lemak hanya
18,23% dipenuhi
 Kebutuhan karbohidrat
hanya 47,2% dipenuhi
2. P (Problem ) Perubahan nilai lab terkait gizi Tujuan : Membuat nilai lab
terkait gizi kembali normal

E (Etiologi) Malnutrisi yang disebabkan Cara : Membantu


oleh rendahnya asupan zat meningkatkan derajat
gizi , BB menurun drastis ( > kehidupan dengan
10% BB ), defisiensi zat gizi mengontrol asupan makanan
makro dan mikro serta adanya yang diberikan
infeksi
S (Sign/Simptom)  Adanya infeksi Candidiasis Target : Kadar Hb
oris dan herpes simplex meningkat menjadi 13
sejak 2 minggu dalam waktu 1 minggu ,
 Hasil pemeriksaan ELISA = kadar albumin meningkat 1
tidak normal mg dalam 1 minggu.
 Hb = anemia
 Albumin= hipoalbunemia
 SGOT = tidak normal
 SGPT = tidak normal
 Na = hiponatremia
 K = tidak normal
 Limfosit = tidak normal
 Hematokrit = tidak normal
 Pemeriksaan identikisasi
HIV/AIDS dengan 3
metode : tidak normal
 Hasil Rontgent : tidak
normal

4. PRESKREPSI DIET

 Jenis Diet : Diet Tinggi Energy Protein Tinggi (TEPT) II/ AIDS II
 Tujuan Diet :
1) Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh
aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang
diharapkan, terutama jaringan otot (Lean Body Mass)
3) Memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4) Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi.
 Tujuan diet penyakit HIV/AIDS secara khusus adalah
1) Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual, dan muntah

2) Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada:


pasien dapat membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan
indera pengecap, dan kesulitan menelan
3) Mencapai dan mempertahankan berat badan normal

4) Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot)

5) Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai


dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan
 Syarat Diet :

1) Makanan yang diberikan harus mengandung kalori tinggi. Pada perhitungan kebutuhan
energi, diperhatikan faktor stress, aktifitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan
energi sebanyak 13% untuk setiap kenaikan 1
2) Protein tinggi yaitu sebesar 1,1-2 g/Kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel
tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati
3) Makanan yang disediakan harus mengandung lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan
energi total dan jenis lemak disesuaikan dengan toleransi pasien
4) Makanan mengandung vitamin dan mineral tinggi yaitu 1½ kali (150%) Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) terutama vitamin A, B12, C, Universitas
Sumatera Utara E, folat, kalsium, magnesium, seng, dan selenium. Bila perlu, dapat
ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat
menekan kekebalan tubuh

5) Makanan harus cukup serat yang mudah dicerna

6) Cairan harus cukup, khususnya dengan gangguan fungsi menelan, pemberian cairan
harus hati-hati dan diberikan secara bertahap dengan konsistensi yang sesuai
7) Elektrolit harus diganti (natrium, kalium dan klorida) jika terjadi muntah dan diare

8) Bentuk makanan harus disesuaikan dengan keadaan penyakit

9) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering

10) Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun
kimia

 Bentuk :

1. Bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. Pemenuhan energi dan zat gizinya,
dapat diberikan makanan enteral sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
2. Apabila kemampuan makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan
berat badan, maka dianjurkan pemberian makanan sonde sebagai tambahan makanan
utama.
 Jalur pemberian : oral/ enteral
 Frekuensi : 6 – 8 kali sehari
 Nilai Gizi sesuai kebutuhan (Harris Benedict)

BEE = 655 + (9.6 × BB) + (1.85 × TB) – (4.7 × U)

= 655 + (9.6 × 35) + (1.85 × 169) – (4.7 × 30)

= 655 + 336 + 312,65 - 141


= 1444,65 Kal

TEE = BEE × AF (ambulansi) x SF

= 1444,65 × 1.3 x 1.2

= 2253,6 Kal

Protein = 20% x 2253,6

= 450,7/4

= 112,68 gram

Lemak = 15% x 2253,6

= 338,04 / 9

= 37,56 gram

Karbohidrat = 65% x 2253,6

= 1464,84 / 4

= 366,21 gram

Energi Protein Lemak Karbohidrat

(Kal) (gr) (gr) (gr)

2253,6 112,68 37,56 366,21


5. CONTOH MENU MAKANAN SEHARI

Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul


Pukul
07.00 09.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00

Nasi tim Nasi tim


Bubur
Puding Puding Semur ayam
ayam Sup ayam Bubur Biscuit
jagung jagung Tempe
Teh maizena Tahu bacem kacang hijau maizena bacem Teh
manis Sayur bening
Semangka
Melon

Total analysis of the food record:


energy 2271.8 kcal
water 2.7 g
protein (14%) 77.8 g
fat (24%) 62.1 g
carbohydr. (62%) 348.2 g
dietary fiber 15.6 g
alcohol (0%) 0.4 g
PUFA 15.0 g
cholesterol 158.3 mg
Vit. A 2261.8 µg
carotene 0.0 mg
Vit. E (eq.) 4.9 mg
Vit. B1 0.8 mg
Vit. B2 0.8 mg
Vit. B6 1.4 mg
tot. fol.acid 231.5 µg
Vit. C 25.8 mg
sodium 1273.8 mg
potassium 4741.6 mg
calcium 617.3 mg
magnesium 674.8 mg
phosphorus 1085.1 mg
iron 14.7 mg
zinc 8.4 mg
6. EDUKASI GIZI :

Tujuan :
– Dapat meningkatkan asupan energi
– Dapat meningkatkan asupan protein
– Dapat meningkatkan berat badan

Konten Materi ;

A. Definisi HIV / AIDS


Penyakit HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan karena virus yang tergolong
Retrovirus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini merupakan partikel
yang inert, dan setelah masuk dalam sel target, virus ini baru bisa berkembang terutama dalam
sel Lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD4 Virus ini
tergolong sensitive terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan
mudah dimatikan dengan berbagai desinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit
dan sebagainya, tetapi relatif resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.
Penyebaran virus hanya terjadi jika melakukan hubungan seks yang tidak aman dan
bergantian jarum suntik saat menggunakan obat/narkotika. Penyebaran yang lain diantaranya
melalui seks oral, memakai alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian; tranfusi darah
dari orang yang terinfeksi; memakai jarum, suntikan, perlengkapan menyuntik lain yang sudah
terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya serta penularan dari ibu kepada bayi pada
masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.

B. Gejala HIV / AIDS


Gejala yang dapat diamati pada penderita dewasa adalah gejala mayor dan minor. Gejala mayor
adalah terjadi penurunan berat badan sebesar 10 persen atau lebih dalam waktu sekitar satu bulan
tanpa sebab, diare dan demam berkepanjangan lebih dari satu bulan. Sementara tanda minornya
adalah batuk kering yang sulit sembuh; kulit gatal di sekujur badan; adanya infeksi jamur di
mulut, lidah, atau tengorokan; terjadi pembesaran kelenjar di area ketiak, selangkangan, dan
leher; terserang herpes zoster yang sulit sembuh, menurunnya kemampuan intelektual, dan
kerusakan syaraf peripher.
Gejala yang muncul pada anak yang terserang virus HIV pada kondisi awal mungkin
hampir tidak terlihat, setelah dicermati baru nampak gejala mayornya yaitu ada keterlambatan
pertumbuhan, diare kronis atau berulang, pneumonia interstisial, atau sariawan. Sedangkan
gejala minornya adalah: kulit gatal di semua bagian badan; pembengkakan di leher, ketiak, atau
selangkangan; Serangan jamur di tenggorokan, lidah, atau mulut; infeksi telinga, tenggorokan,
atau organ lain.; batuk yang tidak mereda. Namun tanda dan gejala yang nampak jelas pada
AIDS adalah lemas, anorexia, diare, berat badan turun, demam dan menurunnya sel darah putih
atau leukopenia. Untuk itu bagi seseorang yang terinfeksi HIV sebaiknya segera memeriksakan
kondisi kesehatannya agar jangan sampai kondisi kesehatannya semakin parah atau menurun.

C. Penatalaksanaan Terapi Pasien HIV/ AIDS


1) Terapi obat/medikamentosa
Pemberian terapi obat pada pasien HIV/AIDS bukan semata-mata ditujukan pada virus HIV saja
melainkan ditujukan pula untuk komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah hiperglikemi,
hipertensi, perubahan komposisi tubuh, pankreatitis, penyakit ginjal dan hati, hypothyroid,
hipogonadisme, osteopenia, menurunnya CD4, meningkatnya beban virus dan mental disfungsi.
Terapi obat yang biasa diberikan pada pasien HIV /AIDS secara umum yaitu
(1) obat antiretroviral (ARV) terapi yang berfungsi menghambat virus dalam merusak system
kekebalan tubuh. Obat-obatan tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap
hari. Contoh obatnya adalah tenofoir, retrovir, videx dan lain-lain. Obat-obat ini membawa efek
samping diantaranya diare, mual, muntah, lipodystrophy, dyslipidemia, dan gangguan insulin.
(2) obat untuk meningkatkan imunitas seperti interleukin 2 dan interferon, dan beberapa
suplemen vitamin dan mineral seperti vitamin C, A, E dan selenium.
(3) obat terapi antibiotik diberikan jika ada infeksi oppurtinistik, dan infeksi lain seperti TBC
,hepatitis dan prophylaxis;
(4) obat untuk menanggulangi penyulit : agen penurunan lemak, agen anti diabetes; agen anti
hipertensi, stimulan nafsu makan; dan terapi pengganti hormon;
(5) vaksin yang terkait dengan penyakit oppurtunistik. Contoh vaksinasi yang sebaiknya
dilakukan adalah vaksin flu setiap tahun, vaksin pneumokokus lima tahun sekali. Hal lain yang
perlu dipertimbangkan adalah interaksi obat dengan makanan. Oleh karena menanyakan pada
pasien HIV tentang obat-obat apa saja yang dikonsumsi termasuk vitamin dan suplemen sangat
perlu. Interaksi zat gizi dengan obat dapat merugikan efektififas kerja dari obat maupun zat gizi.
Sebagai contoh pasien minum jus buah bersamaan dengan obat protease inhibitor yang keduanya
bersaing memerlukan enzim yang sama, maka efeknya efektifitasnya obat menjadi rendah atau
pemenuhan zat gizi terganggu.
2) Asuhan Gizi
Tujuan memberikan asuhan gizi antara lain mengoptimalkan status gizi dan kesehatan
serta imunitas; mempertahankan/mencapai BB normal dan mempertahankan massa otot polos;
mencegah defisiensi zat gizi dan menurunkan resiko terhadap penyulit/komplikasi baru (diare,
intoleransi laktosa, mual,muntah) serta memaksimalkan keefektifan intervensi obat.

7. MONITORING DAN EVALUASI


Capaian/Hasil Monitor

Parameter Target/Tujuan Evaluasi Tindak lanjut


Tgl: Tgl: Tgl:
20/02/20 23/02/20 26/02/20

Memepertahankan
Asupan zat gizi pemberian makanan
Asupan zat Asupan zat
yang kurang menu diet yang sudah
gizi gizi
mencapai 80% 50% 72% 89% diberikan sehingga
mencapai
dalam satu memperbaiki dan
target
minggu meningkatkan kualitas
hidup pasien

Meningkatkan
kadar :
Kadar HbMempertahankan asupan
- Hb dari 9,5 g/dl 9,5 g/dl 11,5 g/dl 13,5 g/dl mencapai makanan yang
menjadi 13 g/dl target tinggi zat besi
Hasil Lab atau menjadi
normal
- Albumin dari Mempertahankan dan
Kadar
2,3 g/dl menjadi mengingkatkan asupan
albumin
4 g/dl atau makanan protein sumber
menjadi normal 2,3 g/dl 3,7 g/dl 3,9 g/dl mencapai albumin dalam menu
target
pasien
Memberikan makanan
yang tidak merangsang
diare (makanan dalam
bentuk saring pada
Tidak mengalami
Diare awal
Sedikit Diare
Fisik/Klinis diare - pemberian, lalu
diare teratasi
tingkatkan menjadi
bentuk lunak dan
selanjutnya berikan
makanan biasa apabila
tidak ada keluhan
Suhu Suhu tubuh Meningkatkan asupan
normal tubuh 38,8 °C 38,0 °C 37,5°C belum energi untuk mencapai
normal suhu tubuh normal
KASUS II. GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN ATAS

Seorang pasien wanita dengan usia 45 tahun, TB 156 cm, dan BB 57 kg MRS dengan keluhan
muntah, mual dan sulit menelan. Pasien juga sering mengeluh nyeri di uluhati,mual dan
kembung terutama sejak 2 bulan terakhir.Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag
sejak 4 tahun yang lalu dan mempunyai kebiasaan minum jamu yang di racik sendiri(kunyit,
kencur) pada saat sebelum keluhan datang hingga sekarang. Pasien merupakan seorang IRT.
Diagnosa sementara adalah Gastritis akut. Kesadaran : Compos mentis, Tekanan Darah : 140/80
mmHg, Suhu : 36,8o C. Hasil Laboratorium : Leukosit : 10.700/uL (5000-10.000/uL), Asam
urat : 7 mg/dl (2,4 - 5,7 mg/dl) . Bagaimana terapi diet yg akan saudara berikan & hitung
kebutuhan zat-zat gizi dlm sehari serta susun menunya untuk sehari.

DIKETAHUI

1) Nama Pasien :X
2) Jenis Kelamin : Perempuan
3) Usia : 45 tahun
4) Tinggi Badan : 156 cm
5) Berat Badan : 57 kg
6) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7) Keluhan : muntah, mual, sulit menelan, nyeri pada ulu hati, dan kembung
terutama sejak 2 bulan terakhir
8) Riwayat penyakit : maag sejak 4 tahun yang lalu
9) Kebiasaan : minum jamu yang di racik sendiri(kunyit, kencur) pada saat sebelum
keluhan datang hingga sekarang
10) Diagnosa sementara : Gastritis akut
11) Kesadaran : Compos mentis
12) Tekanan Darah : 140/80 mmHg
13) Suhu : 36,8o C
14) Hasil Laboratorium :
– Leukosit : 10.700/uL (5000-10.000/uL)
– Asam urat : 7 mg/dl (2,4 - 5,7 mg/dl)
ASUHAN GIZI

1. PENGKAJIAN GIZI
STANDAR
DATA TERKAIT GIZI MASALAH
PEMBANDING
Antropometri:
Umur : 45 tahun IMT Normal: 18,5 – 25 BB Normal (IMT = 23.42)
BB: 57 kg BBI: 50.4 kg
TB: 156 cm

Biokimia: Terjadi peningkatan nilai


 Leukosit :10700/Ul  Leukosit normal : lab terkait gizi, yang
 Asam urat : 7 mg/dl 5000 – 10000/uL ditandai dengan :
 Asam urat normal :  Leukosit 10700/uL
2,4 - 5,7 mg/dl  Asam urat : 7 mg/dl
Diet/Riwayat Gizi: Tetap meminum jamu saat
Pasien mempunyai kebiasaan munculnya keluhan.
minum jamu yang diracik Lambung pada umumnya
(kunyit, kencur) pada saat sensitif terhadap suatu zat
sebelum keluhan datang atau makanan yang asam.
hingga sekarang

Fisik/Klinis:
 Kesadaran: compos mentis Tensi 120/80 mmHg Ada gangguan fisik dan
(normal) klinis yaitu tekanan darah
 Tekanan darah : 140/80 tinggi yakni 140/80 mmHg
mmHg
 Suhu : 36.8oC
Riwayat Individu: Mempunyai riwayat
Pasien juga sering mengeluh penyakit maag atau
nyeri di ulu hati, mual, dan gastritis
kembung terutama sejak 2
bulan terakhir. Pasien
mengaku mempunyai riwayat
penyakit maag sejak 4 tahun
yang lalu. Pasien merupakan
seorang IRT.

2. DIAGNOSA GIZI
ETIOLOGI/AKAR
NO PROBLEM TANDA/GEJALA
MASALAH
1. Perubahan nilai lab Peradangan pada lambung Leukosit 10700/uL
terkait gizi karena penyakit maag
2. Gangguan fungsi Kebiasaan mengonsumsi Mengalami mual,
gastro intestinal makanan yang spesifik, seperti muntah, sulit menelan,
jamu. nyeri di ulu hati, dan
kembung.

3. INTERVENSI GIZI

NO DIAGNOSA GIZI INTERVENSI


Perubahan nilai lab Tujuan: Menurunkan kadar
P (Problem)
terkait gizi leukosit.
Cara: Mengatur pola makan
Peradangan pada
sesuai dengan menu seimbang
E (Etiologi) lambung karena penyakit
1. dan mengurangi mengonsumsi
maag
jamu
Target: leukosit menurun
S (Sign/Simptom) Leukosit 10700/uL menjadi 5000 – 10000/uL dalam
waktu 1 minggu
Perubahan nilai lab Tujuan: Menurunkan kadar asam
2. P (Problem)
terkait gizi urat.
Produksi asam urat yang
berlebihan atau
Cara: Mengatur pola makan
pengeluaran asam urat
E (Etiologi) sesuai dengan menu seimbang
dari ginjal yang
dan mengurangi mengonsumsi.
berkurang, atau
gabungan keduanya.
Target: Asam urat menurun
S (Sign/Simptom) Asam urat : 7 mg/dl menjadi 2,4 - 5,7 mg/dl dalam
waktu 1 minggu
Ada gangguan fisik dan
Tujuan : Menurunkan tekanan
P (Problem) klinis yaitu tekanan darah
darah agar mencapai normal
tinggi
3.
E (Etiologi) Cara :
Tekanan darah : 140/80
S (Sign/Simptom) Target : Tensi 120/80 mmHg
mmHg
Gangguan fungsi gastro Tujuan: Memulihkan fungsi
P (Problem)
intestinal gastro intestinal
Cara: Mengatur pola makan dari
Kebiasaan mengonsumsi
segi jumlah, jenis, dan frekuensi
E (Etiologi) makanan yang spesifik,
makan, serta mengurangi
4. seperti jamu.
kebiasaan mengkonsumsi jamu.
Mengalami keluahan Target: Menghilangkan keluhan
mual, muntah, sulit akibat dari adanya gangguan
S (Sign/Simptom)
menelan, nyeri di ulu gastro intestinal dalam waktu 1
hati, dan kembung. minggu.

4. PRESKREPSI DIET:
 Jenis Diet : Diet lambung I
 Tujuan Diet :
Tujuan terapi gizi untuk gastritis adalah mendukung terapi medis, mempertahankan atau
meningkatkan status gizi, dan memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan
 Syarat Diet:
1) Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
2) Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3) Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energi totalyang ditingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6) Tidak mengandung bahan makanan atau bmbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia (disesuaikan degan daya terima perorangan)
7) Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
8) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi
istirahat pada lambung.
 Bentuk : Makanan Saring
 Jalur Pemberian : Oral
 Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan.
 Nilai Gizi :
BEE = 655 + (9.6 × BB) + (1.85 × TB) – (4.7 × U)
= 655 + (9.6 × 50.4) + (1.85 × 156) – (4.7 × 45)
= 655 + 483.84 + 288.6 – 211.5
= 1215.94 kkal
TEE = BEE × AF (ambulansi) x SF
= 1215.94 × 1.3 x 1.2
= 1896.87 kkal
Protein = 20% x 1896.87
= 379.37/4
= 94.84 gram
Lemak = 15% x 1896.87
= 284.53/9
= 31.61 gram
Karbohidrat = 65% x 1896.87
= 1232.97/4
= 308.24 gram

Energi Protein Lemak Karbohidrat

1896.87 kkal 94.84 gram 31.61 gram 308.24 gram

5. EDUKASI GIZI:
A. Tujuan
Meningkatkan pemahaman tentang gastritis dan Diet Lambung I yang diberikan serta agar
adanya perubahan perilaku makan pada pasien.
B. Konten Materi
1.Pengertian Gastritis
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang
berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan
dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut
paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan
makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk
alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

b. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun
yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.
Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
2. Penyebab Gastritis
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :

a. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:

 Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang
bersifat mengiritasi mukosa lambung.
 Minuman beralkohol
 Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
 Infeksi virus oleh sitomegalovirus
 Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
 Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
 Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan
kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.

b. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting yang
bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).

 Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi peradangan
kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama dari
gastritis kronik (Anderson, 2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008)
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008)

 Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan
kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum terlalu
banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).

3. Manifestasi Klinik Gastritis


a. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna
pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia
b. Gastritis Kronik yaitu kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil
mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di
jumpai kelainan.

4. Penatalaksanaan Gastritis
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang
dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain.
Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika
diperlukan. Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya,
cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.

Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam sebelum makan dan dua
jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat diminum dua jam sebelum makan yaitu untuk
menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat
banyak dan didalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena
asam akan terasa perih. Kemudian obat yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk
melindungi dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan,
asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah ternetralisir dan
tidak akan melukai dinding lambung.

Obat-obatan yang biasanya digunakan :

1) Antasida (Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri)


2) Proton pump inhibitor (Menghentikan produksi asam lambung dan menghambat infeksi
bakteri helicobacter pylori)
3) Cytoprotective Agent (Melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus)
4) Obat anti sekretorik (Mampu menekan sekresi asam.
5) Pankreatin (Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi gangguan
sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering mengeluarkan gas)
6) Ranitidin (Mengobati tukak lambung)
5. Diet lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca pendarahan, dan
tifus abdomalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari
Diet-Hematemesis-Melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam
selama 1 – 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.

6. Bahan makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Komponen lain pada terapi gizi pada gastritis dan ulkus peptikum adalah mengatur jadwal
makan dan ukuran porsi makan. Berikan makanan yang mudah cerna, porsi kecil, dengan
frekuensi pemberian sering. Jumlah energi dan protein cukup dan disesuaikan kemampuan
pasien untuk menerimanya. Lemak diberikan rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai kebutuhan seharihari pasien. Untuk serat
diberikan rendah, terutama serat larut air yang ditingkatkan secara bertahap jika gejala sudah
berkurang. Kebutuhan cairan cukup, terutama bila ada muntah. Berikan makanan yang tidak
mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
6. METODE
Dengan melakukan konseling gizi kepada pasien langsung atau melalui anggota keluarga.

7. MONITORING DAN EVALUASI

Target Capaian / Hasil Monitor


Parameter Evaluasi Tindak Lanjut
Tujuan Tgl: Tgl: Tgl:
20/02/20 23/02/20 26/02/20
Hasil Lab Kadar 10700/uL 10400/uL 10000/uL Penurunan Mempertahankan
leukosit leukosit kadar leukosit
menurun sudah agar tetap normal
menjadi mencapai dan tetap
5000– target melakukan
10000/uL 10000/uL konseling gizi
dalam
waktu 1
minggu
Gangguan Memulihkan Mual, Mual Mual Fungsi Beum mencapai
Gastro fungsi muntah, gastro target harus
intestinal gastro sulit intestinal dilakukan
intestinal menelan, sudah konseling gizi
nyeri di mulai
ulu hati, mengalami
dan pemulihan,
kembung. tetapi
masih
mengalami
mual.

7. CONTOH MENU MAKANAN SEHARI

PAGI SELINGAN SIANG SELINGAN MALAM SELINGAN


07.00 10.00 12.00 16.00 18.00 20.00
Bubur tepung
Bubur tepung
beras
beras
Bubur sumsum Semur ayam
Pudding Semur daging
Telur rebus Bubur kacang cincang
maizena giling Susu
Setup wortel hijau (disaring) Tim tahu
Susu Tumis tempe
Susu Sayur bening
Sayur labu air
bayam
Pisang
Jus pepaya

8. Total analysis of the food record:

1) Energy : 1850.8 kcal 13) Vit. B2 : 1.8 mg


2) Water : 45.6 g 14) Vit. B6 : 2.2 mg
3) Protein : 78.1 g 15) Tot. fol.acid : 281.0 µg
4) Fat : 61.5 g 16) Vit. C : 115.5 mg
5) Carbohydr : 250.3 g 17) Sodium : 446.5 mg
6) Dietary fiber : 10.9 g 18) Potassium : 2813.3 mg
7) PUFA: 9.8 g 19) Calcium : 944.8 mg
8) Cholesterol : 394.8 mg 20) Magnesium : 343.9 mg
9) Vit. A : 1887.9 µg 21) Phosphorus : 1160.1 mg
10) Carotene : 3.9 mg 22) Iron : 12.6 mg
11) Vit. E (eq.) : 4.0 mg 23) Zinc : 9.7 mg
12) Vit. B1 : 0.7 mg
KASUS III. GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN BAWAH

Seorang ibu umur 56 tahun dengan TB 157 cm ; BB 42 kgmdirawat di RS dengan keluhan sakit
pada perut/kram, anoreksia, mual dan muntah , pasien mengalami diare dan feses berdarah. Hasil
pengukuran suhu tubuh 380C, Hb 11 g/dl, albumin 3 g/dl. Diagnosa dokter adalah colitis
ulceratif. Bagaimana terapi diet yg akan saudara berikan & hitung kebutuhan zat-zat gizi dlm
sehari serta susun menunya untuk sehari.
DIKETAHUI
1) Nama :X
2) Jenis kelamin : Perempuan
3) Umur : 56 thn
4) Tinggi Badan : 157 cm
5) Berat Badan : 42 kg
6) Keluhan : sakit pada perut/kram, anoreksia, mual dan muntah , pasien mengalami
diare dan feses berdarah
7) Suhu :38 0 C
8) Hb : 11 g/dl,
9) Albumin : 3 g/dl.
10) Diagnosa : colitis ulceratif.
ASUHAN GIZI

1. PENGKAJIAN GIZI
DATA TERKAIT GIZI STANDAR PEMBANDING/ MASALAH

NILAI NORMAL

Antropometri : BBI = 51,3 BB kurang ( IMT =


17,05) Status gizi
Umur 56 tahun IMT normal = 18,5- 25 kurang
Jenis kelamin = perempuan

TB : 157cm

BB :42cm

IMT = 17,05

Biokimia : Albumi normal 3,4 – 4,8 g/dL Terjadi penurunan nilai


lab terkait gizi, yang
HB : 11g/dL Hb normal : 12- 15 g/dL ditandai dengan
Albumin 3g/dL Albumin 3 g/dL dan

Hb 11 g/dL

Diet/Riwayat Gizi - -

Fisik /Klinis : Suhu normal 36.5 – 37.50C Ada gangguan klinis


yaitu suhu badan tinggi
Diare dan feses yaitu 380C
berdarah

Suhu tubuh : 38

Kram perut

Anoreksia

Mual dan muntal


Riwayat Individu Colitis ulceratif

Diagnosa: colitis ulceratif

2. DIAGNOSA GIZI

NO PROBLEM ETIOLOGI /AKAR TANDA /GEJALA


MASALAH
1. Berat badan kurang anorekasia IMT kurang dari 18

2. Perubahan fungsi Hematemesis melena ( Diare , feses


terdapat darah pada berdarah, mual dan
gastrointestinal
muntal
feses)
3. Perubahan nilai lab terkait Variasi jenis makanan Albumin 3g/dl
gizi yang kurang ( sumber
protein )

3. INTERVENSI GIZI
NO DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

1 P (Problem ) Berat badan kurang Tujuan : Menaikkan berat badan


menjadi normal

E (Etiologi) Anorekasia Cara : Meningkatkan asupan


energi dan zat gizi hingga
mencapai 100%

S (Sign/Simptom) IMT kurang dari 18 Target : IMT pasien berada pada


jangkauan IMT normal
( IMT = 17,05)
2 P (Problem ) Perubahan fungsi Tujuan : Mengambalikan fungsi
gastriontestinal gastointestinal pada fungsi normal

E (Etiologi) Hematemesis melena Cara : Memberikan diet terkait


dengan penyakit dan memberikan
edukasi

S (Sign/Simptom) Diare, feses Target : Menghilangkan tanda-


berdarah, mual dan tanda kerusakan fungsi
muntal gastrointestinal dalam waktu yang
sudah ditentukan

3 P (Problem ) Perubahan nilai lab Tujuan : Meningatkan kadar


terkait gizi albumin

E (Etiologi) Kurangnya Cara : Memberikanan makanan


asupan yang mengandung tinggi albumin
protein dalam menu diet.

S (Sign/Simptom) Albumin 3g/dl Target : Meningkatakan kadar


albumin dalam waktu yang sudah
ditentukan
4. PRESKREPSI DIET
 Jenis Diet : diet sisa rendah I
 Tujuan Diet : memberikan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan dengan
sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga volume feses rendah dan tidak merangsang
cerna
 Syarat Diet :
1. Kebutuhan energy sesuai dengan kebutuhan
2. Kebutuahn protein sesuai dengan kebutuhan, 10-15% dari kebutuhan atau dapat
diberikan sebesar 1,3-1,5g/kg perhari
3. Kebutuhan lemak cukup, 10-25% dari kebutuhan, diutamakan sumber MCT
4. Karbohidrat cukup, sisa kebutuhan energy
5. Menghindari makanan dengan serat tinggi, asuapan serat maksimal 8g/hari.
6. Menghindari produk susu, susu dan daging berserat kasar, makanan yang
berlemak makanan yang menimbulkan gas
7. Makanan diolah hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak dingin ataupun
panas
8. Konsumsi makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering
 Bentuk : bentuk saring
 Jalur pemberian : oral
 Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan seligan
 Nilai Gizi ;

BEE = 655+(9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

= 655+ (9,6 x 51,3) + ( 1,8 x 157) – (4,7 x 56)

= 655 + 492,48 + 282,6 – 263,2

= 1.166.88 kkal

TEE = BEE x AF ( ambulansi) x SF

= 1166.88 x 1.2 x 1.4

= 1.960.36 kkal

Protein = 15% x 1960.36


= 294.13 : 4

= 73.5 gram

Lemak = 20% x 1960.36

= 392.17 : 9

= 43.57 gram

Karbohidrat = 65% x 1960.36

= 1274.57 : 4

= 318.64 gram

Energi Protein Lemak Karbohidrat

11960,36 kkal 73,5 gram 43,57 gram 318,64 gram

5. CONTOH MENU MAKANAN SEHARI

PAGI SELINGAN SIANG SELINGAN MALAM SELINGAN

07.00 10.00 12.00 16.00 18.00 20.00

Bubur tepung
Bubur tepung
beras
beras
Bubur sumsum Semur ayam
Pudding Semur daging
Telur rebus cincang
Bubur kacang maizena giling
Susu
Setup wortel hijau (disaring) Tim tahu
Susu Tumis tempe

Susu Sayur bening


Sayur labu air
bayam
Pisang
Jus pepaya
6. Total analysis of the food record:

1) Energy : 1850.8 kcal 13) Vit. B2 : 1.8 mg

2) Water : 45.6 g 14) Vit. B6 : 2.2 mg

3) Protein : 78.1 g 15) Tot. fol.acid : 281.0 µg

4) Fat : 61.5 g 16) Vit. C : 115.5 mg

5) Carbohydr : 250.3 g 17) Sodium : 446.5 mg

6) Dietary fiber : 10.9 g 18) Potassium : 2813.3 mg

7) PUFA: 9.8 g 19) Calcium : 944.8 mg

8) Cholesterol : 394.8 mg 20) Magnesium : 343.9 mg

9) Vit. A : 1887.9 µg 21) Phosphorus : 1160.1 mg

10) Carotene : 3.9 mg 22) Iron : 12.6 mg

11) Vit. E (eq.) : 4.0 mg 23) Zinc : 9.7 mg

12) Vit. B1 : 0.7 mg

7. EDUKASI GIZI :
1. Tujuan :
Meningkatkan pemahaman tentang colitis ulseratif dan diet sisa rendah Iyang diberikan
serta agar adamya perubahan perilaku makan pada pasien.
B. Konten Materi
1. Pengertian colitis ulseratif
2. Etiologi colitis ulseratif
3. Patofisiologi colitis ulseratif
4. Manifestasi Klinis colitis ulseratif
5. Penatalaksanaan colitis ulseratif
6. Diet Sisa Rendah I
7. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
8. MONITORING DAN EVALUASI
Capaian / Hasil Monitor
Parameter Target Evaluasi Tindak Lanjut
Tujuan Tgl: Tgl: Tgl:
20/02/20 23/02/20 26/02/20

Hasil Lab Peningkatan Hb : 11 Hb : 11,5 Hb : 12,5 Peningkatan Mempertahankan


Hb menjadi g/dl g/dl g/dl kadar Hb, kadar Hb,
albumin dan
12-15 g/dl, Albumin : Albumin : Albumin : albumin dan suhu tubuh agar
albumin 3 g/dl 3.5 g/dl 4 g/dl penurunan suhu tetap normal dan
tetap melakukan
menjadi 3,4 Suhu : Suhu : Suhu : tubuh sudah
konseling gizi
– 4,8 g/dl 380C 37.50C 36.80C mencapai
dan target yaitu
menurunkan Hb; 12-15 g/dl
suhu tubuh Albumin:3.4-4.8
g/dl
menjadi
Suhu :36.5-
36.5-370C.
370C.

Colitis Meredakan perut/kram, perut/kram, Mual Fungsi usus Belum mencapai


ulseratif peradangan anoreksia, mual dan besar sudah target harus
pada usus mual dan muntah mulai dilakukan
besar muntah mengalami konseling gizi
pemulihan,
tetapi masih
mengalami
mual

Anda mungkin juga menyukai