Anda di halaman 1dari 72

PEMBAHASAN

BAB 1
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

1.1 Pengertian Bank Konvensional


Bank konvensional merupakan bank yang paling banyak beredar di
Indonesia. Bank umum mempunyai kegiatan pemberian jasa yang paling
lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah Indonesia.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Konvensional berarti
“menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”[11]. Dimana dapat kita ambil
kesimpulan bahwa bank konvensional adalah yang operasionalnya
menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih
dahulu yang menjadi kebiasaan.
Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari status bank yang
bersangkutan. Menurut status bank konvensional dibagi kedalam dua jenis
yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa.

1.2 Produk – Produk Bank Konvensional


Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari status bank yang
bersangkutan yang memberikan pelayanan yang berbeda. Kegiatan bank
konvensional secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Menghimpun Dana (Funding)
- Simpanan Giro
- Simpanan Tabungan
- Simpanan Deposito
b. Menyalurkan Dana (Lending)
- Kredit Investasi
- Kredit Modal Kerja
- Kredit Perdagangan
- Kredit Produktif
- Kredit Konsumtif

1
- Kredit Profesi

c. Memberikan Jasa – Jasa Bank Lainnya (Services)


- Kiriman Uang
- Bank Card
- Bank Garansi
- Bank Draft
- Kliring
- Letter of Credit
- Inkaso
- Melayani Pembayaran
- Cek Wisata
- Safe Deposit Box
- Bank Notes
- Menerima setoran
- Bermain didalam pasar modal

1.3 Pengertian Bank Syariah


Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu
sistem perbankan yang dikembangkan
berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini
didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun
meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta
larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal:
usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha
media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem
perbankan konvensional.

Bank syariah beroperasi tidak dengan menerapkan metode bunga,


melainkan dengan metode bagi hasil dan penentuan biaya yang sesuai
dengan syariah islam.

2
1.4 Landasan Hukum Perbankan Syariah

a. Urgensi Undang Undang Perbankan Syariah

b. Hierarki Hukum Nasional

c. Perbankan Syariah dalam UUD

d. Perbankan Syariah dalamm UU

e. Perbankan Syariah dalam Peraturan Pemerintah

f. Perbankan Syariah dalam Peraturan Bank Indonesia

g. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

1.5 Kelembagaan Perbankan Syariah

a. Lembaga Perbankan Syariah

Dari sisi kelembagaan perbannkan syariah terdiri dari BUS, BPRS


dan UUS. “BUS adalah bank syariah yangdalam kegatanya emberkan jasa
dalam lalu lintas pembayaran” (Pasa 1 angka 8 UU Perbankan Syariah).
UUS adalah unit kerja dari kantor pusat bank konensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah, atau uit kerja di kantor cabang dari
suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanankan
kegiatan usaha secara kovensional yang berfungsi sebagai kantor induk
dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah. Sedangkan “BPRS
adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran” (Pasal 1 angka 9 UU Perbankan Syariah). Jadi
kalau BUSdan UUS dapat melakukan lalu lintas pembayaran maka BPRS
tidak dapat melakukannya.

3
b. Tujuan Perbankan Syariah

Perbankann Syariah sebagaimana diulas dalam pasal 3 UU


Perbankan syariah bertujuan “menunjang pelaksanaan pembangunnan
nsional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan dan peerataan
keadilan rakyat. Dalam mencapai tujuan menunjang pelaksanaan
pebangunan nasional, perbankan syariah tetap berpegang pada prinsip
syariah secara menyeluruh (kaffah) dan konsisten (istiqomah) .

Dikutip oleh Zubairi Hasan, tertera dalam Pasal 22 UU Perbankn


Syariah, bahwa kegiatan yang sesuai degan prisip syariah adalah kegatan
yag tidak mengandung unsur:

➢ Riba, penambahan pendapatan secara tidak sah. Dikutip oleh Hendi


Suhenndi dalam bukunya Fiqh Muamalah, menurut Abdurrahman Al-
Jaziri yang dimaksud dengan riba ialah akad yang terjadi penikaran
tertentu, tidak diketahui samaatau tidak menurut syara atau terlambat
salah satunya.
➢ Maisir, transaksi yang digantungkan pada ketiidakjelasan atau untung-
untungan
➢ Gharar, trasaksi yang objeknya tidak jelas
➢ Haram, transaksi yang objeknya dilarang syariah
➢ Zalim, transaksi yang meimbulkan ketidakadilan.

c. Struktur Dalam Perbankan Syariah

➢ Bank Indonesia
➢ Pemegang Saham Pengendali
➢ Dewan Komisaris dan Direksi
➢ Dewan Pengawas Syariah
➢ MUI dan Koite Perbankan Syariah

4
1.6 Karakteristik Bank Syariah

Bank syariah memiliki beberapa karakteristik tertentu yaitu sebagai


berikut :

1. Requitment to operate through Islamic modes of financing.

2. Bank syariah tidak menjadikan uang sebagai komoditi.

3. Dalam hal bank mengalami kerugian, nasabah menyimpan dana mungkin


kehilangan dananya, menurut perbandingan pembagian laba rugi.

4. Metode bunga digantikan dengan metode bagi hasil (profit and loss
sharing)

5. Beban biaya atas pelayanan bank syariah disepakati bersama pada saat
akad peminjaman atau pembiayaan, dinyatakan dalam bentuk
nominaldengan istilah sesuai dengan produk yang ditawarkan.[9]

6. Dihindarkannya penggunan presentase atas peminjaman kredit dalam


menentukan biaya utang karena akan mengikat dan membebani sisa utang
walaupun masa berlakunya kontrak telah selesai.

7. Proporsi bagi hasil didasarkan atas jumlah keuntungan usaha yang


diperoleh debitur.

8. Bank syariah tidak menjanjikan jumlah keuntungan yang pasti kepada


nasabah penyimpan dana yang menyimpan dananya dalam giro wadi’ah
maupun tabungan deposito/mudhorobah.

9. Prinsip penjaminan collateral tidak dominan dalam pemberian kredit di bank


syariah.

1.7 Produk – Produk Bank Syariah

5
Perkembangan produk – produk bank dilihat dari beragamnya
produk bank syariah, sebenarnya jika bank syariah dibbaskan untuk
mengembangkan sendiri produknya menurut teori perbankan islam,
produknya akan sangat bervariasi.

a. Penyerapan Dana

- Prinsip Wadi’ah

- Prinsip Mudhorobah

b. Pelayanan Jasa – Jasa

- Bank garansi dengan prinsip kafalah

c. Penyaluran dana

- Pembiayaan untuk berbagai kegiatan investasi berdasarkan bagi hasil.

- Pembiayaan untuk berbagai kegiatan perdagangan.

1.8 Keunggulan dan kelemahan antara bank konvensional dan bank


syariah

Keunggulan Bank Syariah


Bank syariah memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai berikut :
1. Bank syariah relatif lebih mudah merespons kebijaksanaan pemerintah.
2. Terhindar dari praktik moneu laundring.
3. Bank syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya.
4. Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter.
5. Mekanisme bank syariah didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan dan
kebersamaan.

Kelemahan Bank Syariah


Bank syariah memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut :

6
1. Jaringan kantor bank syariah belum luas.
2. SDM bank syariah masih sedikit.
3. Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang.
4. Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada bank
konvensional.

Keunggulan Bank Konvensional


Keunggulan Bank konvensional adalah sebagai berikut :
1. Dukungan peraturan perundang – undangan yang mapan sehingga bank
dapat bergerak lebih pasti.
2. Banyaknya bank konvensional menggairahkan persaingan.
3. Nasabah telah terbiasa dengan sistem bunga tidak dengan metode bagi
hasil yang relatif baru.
4. Bank konvensional lebih kreatif membuat produk – produk baru.
5. Metode bunga telah lama dikenal masyarakat.

Kelemahan Bank Konvensional


Bank konvensional memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya praktek sfekulasi tanpa perhitungan.
2. Kredit bermasalah.
3. Praktik curang.
4. Faktor manajemen

7
1.9 PERBANDINGAN ANTARA BANK SYARIAH DENGAN BANK
KONVENSIONAL

Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional disajikan dalam tabel
berikut ini :

BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

• Melakukan investasi yang • Investasi yang halal dan haram.


halal – halal saja. • Memakai perangkat bunga.
• Berdasarkan prinsip bagi • Profit oriented.
hasil, jual beli atau sewa. • Hubungan dengan nasabah
• Profit dan falah oriented. dalam dalam bentuk hubungan
• Hubungan dengan nasabah debitor – kreditor.
dalam bentuk kemitraan. • Tidak terdapat dewan sejenis.
• Penghimpunan dan
penyaluran dana harus sesuai
dengan fatwa DPS.

8
BAB 2
PASAR MODAL DAN PASAR UANG

2.1 Pengertian Pasar Modal


Di dalam undang - undang pasar Modal No. 8 Tahun 1995,
pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Dengan demikian pasar
modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli
modal.pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri.
➢ Jenis pasar modal
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar
sekunder :
a. Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten
kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit
(issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder.
Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga
saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan
yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang
bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang
diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk
mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi
barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang
dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana
tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak

9
dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen
penjualan.

b. Pasar Sekunder ( Secondary Market )


Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham
diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar
perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi
diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan
menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar
sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga
dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi
pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk
penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa,
jangka waktunya tidak terbatas.
Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu :
1) Bursa regular
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta
(BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES)
2) Bursa parallel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu system
perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan
bentuk pasar sekunder yang diatur dan
diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek
efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter
karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di
suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau
dealer.

10
2.1.1 Instrumen-Instrumen Yang Diperjual Belikan Di Pasar Modal

a. Saham.
Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan
Terbatas (PT) atau emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari
perusahaan tersebut. Ada dua jenis saham, yaitu saham atas nama dan
saham atas tunjuk. Saham yang diperdagangkan di Indonesia saat ini
adalah saham atas nama, yaitu saham yang nama pemiliknya tertera di atas
saham tersebut.

b. Obligasi.
Obligasi adalah surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima
oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi
telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah
dan saat pembayarannya juga telah ditetapkan dalam perjanjian.

c. Derivatif dari efek.


Bentuk derivatif dari efek antara lain yaitu:
1) Right atau klaim Right adalah bukti hak memesan saham terlebih
dahulu yang melekat pada saham, yang memungkinkan para
pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan
oleh perusahaan sebelum saham-saham tersebut ditawarkan
kepada pihak lain.
2) Waran Menurut peraturan Bapepam, waran adalah efek yang
diterbitkan suatu perusahaan, yang memberi hak kepada pemegang
saham untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga
tertentu untuk enam bulan atau lebih.
3) Obligasi konvertibel Obligasi konvertibel yaitu obligasi yang
setelah jangka waktu tertentu dan selama masa tertentu, dengan
perbandingan dan atau harga tertentu, dapat ditukarkan menjadi
saham dari perusahaan emiten.

11
4) Saham deviden Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk
tunai maupun dalam bentuk saham deviden. Alasan pembagian
saham deviden adalah karena perusahaan ingin menahan laba milik
para pemegang saham yang bersangkutan di dalam perusahaan
tersebut untuk digunakan sebagai modal kerja.
5) Saham bonus Perusahaan menerbitkan saham bonus yang
dibagikan kepada pemegang saham lama.Pembagian saham bonus
dilakukan untuk memperkecil harga saham yang bersangkutan,
dengan maksud agar pasar lebih luas dan terjangkau bagi lebih
banyak investor, serta dengan harga yangrelatif murah.
6) Sertifikat ADR/CDR. American Depository Receipts (ADR) atau
Continental Depository Receipts (CDR) adalah suatu resi (tanda
terima) yang memberikan bukti bahwa saham perusahaan asing
disimpansebagai titipan atau berada di bawah penguasaan suatu
bank, yang dipergunakan untuk mempermudah transaksi dan
mempercepat pengalihan penerima manfaat dari suatu efek asing di
Amerika.
7) Sertifikat Reksa Dana Sertifikat reksa dana adalah sertifikat yang
menjelaskan bahwa investor menitipkan uang kepada manajer
investasi sebagai pengelola dana tersebut untuk diinvestasikan baik
di pasar modal maupun di pasar uang.

Contoh Pasar Modal Di Indonesia


Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:
a. Badan Pengawas Pasar Modal.
b. Bursa efek, saat ini ada dua : Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
c. Perusahaan efek.
d. Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI).
e. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI).

12
2.1.2 Fungsi Pasar Modal
a. Sebagai sarana penambah modal bagi usaha.
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham
ke pasar modal. Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum,
perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah.
b. Sebagai sarana pemerataan pendapatan.
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan
memberikan deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para
pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar
modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
c. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi.
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal,
maka produktivitas perusahaan akan meningkat.
d. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja.
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan
berkembangnya industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan
kerja baru.
e. Sebagai sarana peningkatan pendapatan Negara.
Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan
dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui
pajak ini akan meningkatkan pendapatan negara.
f. Sebagai indikator perekonomian Negara.
Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang
semakin meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis
berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.

2.1.3 Peranan Pasar Modal


Pasar modal mempunyai peran penting dalam kegiatan ekonomi
secara makro. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal.Perusahaan yang
memerlukan dana memandang pasar modal sebagai suatu alat untuk

13
memperoleh dana yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan
modal yang diproleh dari sektor perbankan. Modal yang diperoleh dari
pasar modal selain mudah cara memperolehnya, biaya untuk memperoleh
model tersebut juga relatif lebih murah.Sementara itu, peranan pasar modal
pada suatu negara adalah sebagai berikut (Sunariyah,2003:7) :
a. Sebagai fasilitas dalam melakukan interaksi antara pembeli dan penjual
untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.
b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh
hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong
perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para investor. Pasar
modal menciptakan peluang bagi perusahaan untuk memuaskan keinginan
para pemegang saham melalui kebijakan deviden dan stabilitas harga
sekuritas yang relatif normal.
c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya
pasar modal, para investor dapatmelikuidasi surat berharga yang
dimilikinya tersebut setiap saat.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat
umum mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara
penggunaan uang mereka.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi
para investor,keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya
informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat
menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi para investor secara
lengkap, yang apabila hal tersebut dicari sendiri maka akan memerlukan
biaya yang sangat mahal.

14
2.1.4 Manfaat Pasar Modal
Terdapat banyak manfaat yang akan diperoleh atas keberadaan
pasar modal oleh emiten, investor, lembaga penunjang, dan pemerintah.
Manfaat-manfaat pasar modal antara lain adalah :
a. Manfaat bagi emiten Dalam kondisi dimana debt to equity ratio
perusahaan lebih tinggi, maka akan sulit menarik pinjaman baru dari bank.
Oleh karena itu, pasar modal menjadi alternatif lain. Manfaat pasar modal
bagi emiten yaitu:
1) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus
diterima oleh emiten pada saat pasar perdana.
2) Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat bebas (mempunyai
keleluasaan) dalammengelola dana yang diperoleh perusahaan.
3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
dan ketergantungan terhadap bank kecil. Selain itu, jangka waktu
penggunaan dana tidak terbatas.
4) Cost flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar dari harga
nominal perusahaan. Emisi saham sangat cocok untuk membiayai
perusahaan yang beresiko tinggi.
5) Tidak ada beban finansial yang tetap dan profesionalisme manajemen
meningkat.

b. Bagi investor Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan


sarana investasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh investor. Bagi investor,
investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli
instrumen pasar modal seperti saham, obligasi, ataupun sekuritas kredit
Investasi di pasar modal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
investasi pada sektorperbankan. Melalui pasar modal, investor dapat
memilih berbagai jenis efek yang diinginkan. Adapun manfaat pasar modal
bagi para investor adalah:

15
1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi
capital gain.
2) Sebagai pemegang saham, investor memperoleh deviden, sedangkan
sebagai pemegang obligasi, investor memperoleh tetap setiap tahun.
3) Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham(RUPS), serta hak suara dalam Rapat Umum Pemegang
Obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi.
4) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari saham
A ke saham B,sehingga dapat mengurangi risiko dan meningkatkan
keuntungan.
5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk
memperkecil risikosecara keseluruhan dan memaksimalkan keuntungan.

c. Bagi lembaga penunjang. Berkembangnya pasar modal juga akan


mendorong perkembangan lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Keberhasilan
pasar modal tidak terlepas dari peranan lembaga penunjang

d. Bagi manajer keuangan :


1) Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu
negara.
2) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah.
3) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan
iklim berusaha yangsehat serta mendorong pemanfaatan manajemen
professional.

e. Bagi pemerintah, perkembangan pasar modal merupakan alternatif lain


sebagai sumber pembiayaan pembangunan selain sektor perbankan dan
tabungan pemerintah. Pembangunan yang semakin pesat memerlukan dana

16
yang semakin besar pula. Untuk itu perlu dimanfaatkan potensi dana
masyarakat. Adapun manfaat yang langsung dirasakan oleh pemerintah
adalah :
a) Sebagai sumber pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah.
b) Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, karena mereka dituntut
untuk lebih profesional.
c) Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi
pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

2.2 Pengertian Pasar Uang


Pasar uang secara universial didefinisikan sebagai pasar yang
memperjual belikan mata uang negara-negara yang berlaku di dunia. Pasar
ini disebut juga sebagai pasar valuta asing /valas / Foreign Exchange /
Forex. Resiko yang ada pada pasar ini relatif besar dibandingkan dengan
jenis investasi lainnya, namun demikian keuntungan yang mungkin
diperoleh juga relatif besar. Contoh adalah transaksi forex di BEJ, BES,
agen forex, di internet, dan lain-lain.

2.2.1 Instrumen-Instrumen Yang Diperjualbelikan Di Pasar Uang


a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI adalah surat berharga yang diterbitkan
oleh BI sebagai pengakuan hutang yang berjangka waktu pendek dan
diperjual belikan dengan diskonto.
b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). SBPU adalah surat berharga yang
diperjualbelikan secara diskonto dengan BI atau lembaga lainnya yang
ditunjuk sebagai pelaksanannya. Contoh Surat Berharga Pasar uang
c. Sertifikat Deposito Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka dimana
bukti simpananya dapat diperjual belikan.
d. Call Money. Call Money adalah pinjaman singkat antar bank yang
sewaktu-waktu dapat ditarik dengan jangka waktu berkisar antara 1 hari s/d
1 minggu.

17
e. Commercial Paper Commercial Paper adalah surat utang tanpa jaminan
dengan jangka waktu 2 hari s/d 270 hari.
f. Repurchase Agreement adalah penjualan suatu surat berharga disertai
komitmen dari penjual bahwa penjual akan membeli kembali surat berharga
tersebut pada waktu dan harga tertentu.
g. Treasury Bills Treasury Bills adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara
dengan jangka waktu 90 hari - 1 tahun
h. Promissory Notes Promissory Notes adalah surat sanggup bayar yang
membuktikan adanya utang piutang jangka pendek antara.

2.2.2 Ciri-Ciri Pasar Uang


a. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.
b. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang
mempunyai kelebihandana dan yang membutuhkan dana.
c. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.

2.2.3 Peserta Pasar Uang


a. Bank
b. Yayasan
c. Dana Pensiun
d. Perusahaan Asuransi
e. Perusahaan-perusahaan besar
f. Lembaga Pemerintah
g. Lembaga Keuangan lain
h. Individu Masyarakat

2.2.4 Fungsi pasar Uang


a. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka
pendek.
b. Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek.
c. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk melakukan investasi.

18
d. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit
jangka pendek kepada.

2.2.5 Manfaat Pasar Uang


a. Manfaat menghimpun Dana dari Pasar Uang untuk perusahaan
1) Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek.
2) Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
3) Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
4) Untuk membayar karena kalah kliring.

b. Manfaat investor yang Menanamkan Dananya di Pasar Uang


1) Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu.
2) Bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami kesulitan
keuangan.
3) Spekulasi dengan harapan memperoleh keuntungan besar dalam jangka
pendek dalam kondisiekonomi tertentu.

c. Manfaat pasar uang bagi manajer keuangan


1) Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen
fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang
penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian hasil operasi
perusahaan.
2) Dapat memperoleh dana dengan cepat.
3) Terpenuhinya kebutuhan kredit jangka pendek untuk membiayai
kebutuhan modal kerja perusahaan, seperti bahan dasar, bahan pembantu
untuk kelancaran proses produksinya.

19
2.2.6 Persamaan dan Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal

➢ Persamaan Pasar uang dan pasar modal


a. Sama-sama bagian dari pasar finansial (pasar pendanaan) karena pasar
uang sendiri, muncul karena bank membutuhkan likuiditas, kemudian
menjual instrumen pasar uang ke bank lain. Baik bank konvensional atau
bank syariah. Sedangkan pasar modal, adanya penjualan saham, obligasi
dan lain-lain.
b. Menjalankan funsi yang sama yaitu menjembatani pihak surplus dan defisit
yang memiliki banyak peluang investasi.
c. Produk pasar uang dan produk pasar modal relatif sama berupa surat
berharga.
➢ Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
a. Produk Pasar uang bersifat jangka pendek < 270 hari dengan produk utama
sertifikat deposito, tabungan, SBI, dan commercial Paper. Pasar modal
bersifat jangka panjang dengan produk obligasi, reksa dana dan saham.
b. Otoritas tertinggi pasar uang adalah BI, sedangkan Pasar Modal adalah
Departemen Keuangan.
c. Pasar Modal ada pasar sekundernya, sedangkan pasar uang tidak selal
ada.
d. Pasar uang ada diantara bank, sedangkan pasar modal terjadi di bursa
efek.
e. Pasar modal memiliki produk turunan opsi, warrant, dan right, sedangkan
pasar uang hanya memiliki turunan produk reksa dana.
f. Produk kedua pasar berbeda dalam hal return dan resikonya, Pasar uang
resikonya rendah dengan return yang rendah, sedangkan pasar modal
resikonya tinggi dengan return yang tinggi pula.

20
BAB 3
PEGADAIAN

3.1 Pengertian Pegadaian


Gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150,
gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang
yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang
lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang
tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk
menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untung melunasi
utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya
pada saat jatuh tempo.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di
Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-
undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas.

3.2 Kegiatan Usaha Pegadaian

Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan


keuangan yaitu :
1. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan


usahanya berasal dari :

a) Pinjaman jangka pendek dari perbankan

b) Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar
80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun)

21
c) Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan,
utang kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar,
pendapatan diterioma dimuka, dan lain-lain)

d) Penerbitan obligasi

e) Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali


menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun.
Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliardan
penerbitan yang kedua kalinya adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25
miliar, sehingga sampai tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan
adalah Rp 50 miliar.

f) Modal sendiri

Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:


1) Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 miliar

2) Penyertaan modal pemerintah

3) Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak


perusahaan pegadaian inio berdiri pada masa Hindia Belanda.

2. Penggunaan Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai


kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk
hal-hal berikut:

a. Uang kas dan dana likuid lain.


Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan
seperti:kewajiban yang jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk
pembiayaan atas dasar hukum gadai, pembayaran pajak, dan lain-lain.
b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan
inventaris.

22
Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara
langsung dapat menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun
sangat penting agar kegiatan usahanya dapat dijalankan dengan baik. Aktiva
tetap dan peralatan ini antara lain adalah berupa tanah, kantor atau
bangunan, computer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.
c. Pendanaan kegiatan operasional.
Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak
kecil. Dana ini antara lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan
peralatan, dan lain-lain.
d. Penyaluran dana.
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk
pembiayaan datas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah
dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena
memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan
akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk
mendapatkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah.
Penerimaan inilah yang merupakan penerimaan utama bagi Perum
Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan, meskipun tetap ,dimungkinkan
untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti investasi surat
berharga dan pelelangan jaminan gadai.
e. Investasi lain.
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan
operasional maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat
ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan
menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum
Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama
yang diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian
dapat memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang property, seperti
kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan
pihak ketiga seperti pengembang (developer), kontraktor, dan lain-lain.

23
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian

a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai


Hal ini berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan
barang bergerak oleh penerima pinjaman.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini
mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah
berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan
digadaikan.
c. Penitipan barang
Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa ini karena perusahaaan ini
mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai.
d. Jasa lain
Kantor Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti:
a) Penjualan Koin Emas ONH

Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan
untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.

b) Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)

Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan


kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang
pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
c) Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)

Kreasi merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan


kecil dengan konstruksi penjaminan secara fidusia (pengalihan hak
kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa
benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam

24
penguasaan pemilik benda) dan pengembalian pinjamannya dilakukan
melalui angsuran.
d) Kresna (Kredit Serba Guna)

Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai/karyawan dalam rangka


kegiatan produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.
e) Galeri 24

Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual
perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan
emas.

3.3 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai


Barang yang dapat digadaikan
Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di
pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-
barang yng dapat digadaikan meliputi:
a. Barang perhiasan

b. Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu
mulia.

c. Kendaraan

d. Mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain

e. Barang elektronik

f. Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televise,


dan lain-lain

g. Barang rumah tangga

h. Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain

i. Mesin-mesin

25
j. Tekstil

k. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan


sumber daya manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang
ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang
berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan.
Barang-barang yang tidak dapat digadaikan meliputi :
a. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan
memerlukan cara pemeliharaan khusus.

b. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak

c. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat


penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.

d. Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut

e. Barang yang amat kotor

f. Kendaraan yang sangat besar

g. Barang-barang seni yang sulit ditaksir

h. Senjata api, amunisi, dan mesiu

i. Barang yang disewabelikan

j. Barang milik pemerintah

k. Barang ilegal

Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang
bergerak sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pada
kantor.pegadaian setempat. Mengingat besarnya jumlah pinjamna sangat
tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang

26
diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh
petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah
mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar
penaksiran telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar penaksiran atas
suatu barang bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman
penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barang adalah sebagai
berikut :
a. Barang berkantong

1) Emas

a) Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar


taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman
untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
harga yang terjadi.

b) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.

c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

2) Permata

a) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan


oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
pasar permata yang ada.

b) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata

c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

3) Barang gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)

27
a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang.
Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan harga yang terjadi.

b) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan


tidak ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan
presentase tertentu. Sebagai contoh, emas yang menurut harga pasar
adalah senilai Rp 100.00, nilai taksirannya tidak sebesar Rp 100.000. Nilai
taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar
88% ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku
yang tetap sepanjang masa, dengan kata lain angka ini bisa mengalami
perubahan. Perum pegadaian sudah menetapkan pengali untuk berlian
adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah 83%, dan seterusnya. Nilai
taksiran inilah yang dijadikan acuan untuk menentukan besarnya pinjaman
yang akan diberikan kepada nasabah.

Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan
besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas
menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan
jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap
nilai taksiran, dan presentase ini juga telah ditentukan oleh Perum
Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu
pemberian pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan
pelunasan pinjaman yang telah diterima. Pada dasarnya nasabah dapat
melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu waktu jatuh
tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dibayarkan

28
langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau
penebusan yang disertai dengan pemenuhan kewajiban nasabah yang lain,
nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan
dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka
apabila terjadi hal-hal berikut:
1) Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus
barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai
alasan, dan

2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan

Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi


seluruh kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :
1) Pokok pinjaman

2) Sewa modal atau bunga

3) Biaya lelang

Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual


dengan harga yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah
dilakukan pada wal pemberian pinjaman kepada nasabah yang
bersangkutan, maka barang yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh
negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh perum pegadaian.

3.4 Kelebihan dan Kekurangan Serta Keuntungan Pegadaian Dibandingkan


Dengan Lembaga Keuangan Bank

29
Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya
mempunyai kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank.
a. kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:
1. Persyaratan mudah dan murah
2. Prosedurnya sederhana
3. Tidak dipungut biaya administrasi
4. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito, ataupun
giro
5. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang diperoleh
6. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
7. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat
diangsur sesuai kemampuan
8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun, jadi bunga
dibebanka atas dasar sisa pinjaman
9. Apabila jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat
dibayar, maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan
membayar bunga terlebih dahulu
10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan dua minggu setelah jatuh
tempo tanpa dibebani bunga (masa tunggu lelang)

b. Adapun kelemahan pegadaian yaitu:


1. Sewa modal pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga
perbankan
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian,
sehingga barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas

Pegadaiaan menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang


berharga, meminjam uang kepegadaian bukan saja prosedurnya mudah
dan cepat, tetapi biaya yang dibebankan juga lebih ringan. Hal ini dilakukan

30
sesuai dengan salah satu tujuan dari pegadaian, dalam pemberian
pinjaman kepada masyarakat dengan motto “mengatasi masalah tanpa
masalah”.
Hal tersebut berbeda dengan meminjam uang dibank, yang
membutuhkan prosedur yang rumit, dan waktu yang relatif lama,
persyaratan administrasi juga sulit dipenuhi. Seperti dokumen harus
lengkap, jaminan harus barang tertentu, karena tidak semua barang bisa
dijadikan jaminan di bank.
Pihak penggadai juga tidak menanyakan untuk apa meminjam uang,
hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang menanyakan
terlebih dahulu untuk apa uang dipinjam sebelum mengabulkan pinjaman
kepada nasabah. Sanksi yang diberikan juga ringan, karena apabila tidak
dapat melunasi maka barang akan dilelang untuk menutupi kekurangan
pinjaman yang telah diperolehnya.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian apabila dibandingkan
dengan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya yaitu:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu
juga, hal ini disebabkan prosedurnya yang sederhana
2. Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen
untuk untuk memenuhinya
3. Pihak pegadaian tidak mempersalahkan uang tersebut digunakan untuk
apa, jadi sesuai dengan kehendak masyarakat atau nasabahnya

3.5 Manfaat Pegadaian

1. Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari


Perum Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif
lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila
dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa

31
yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka
nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.

2. Bagi Perum Pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang


diberikan kepada nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh
peminjam dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh
nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian
bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan
cara yang relatif sederhana.
d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang
diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:
1) Dana pembangunan semesta (55%)

2) Cadangan umum (20%)

3) Cadangan tujuan (5%)

4) Dana sosial (20%)

32
BAB 4
ASURANSI

4.1 DEFINISI DAN UNSUR ASURANSI

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan


adalah Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen
(peristiwa tidak pasti). Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan
diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan, menurut Ketentuan
Undang–undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Februari 1992 tentang
Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”) yang sudah dicabut oleh Undang –
undang No. 40 tahun 2014 tertanggal 17 Oktober 2014 tentang
Perasuransian yang memuat pengertian asuransi sebagai berikut :
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

33
a) memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau

b) memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya


tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu


bentuk perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam
Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi
adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.

Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–untungan


(kansovereenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai
untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak,
bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.

Beberapa hal penting mengenai asuransi:

• Merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi Pasal 1320 KUH


Perdata; Perjanjian tersebut bersifat adhesif artinya isi perjanjian tersebut
sudah ditentukan oleh Perusahaan Asuransi (kontrak standar). Namun
demikian, hal ini tidak sejalan dengan ketentuan dalam Undang-undang
No. 8 tahun 1999 tertanggal 20 April 1999 tentang Perlindungan
Konsumen;

34
• Terdapat 2 (dua) pihak di dalamnya yaitu Penanggung dan Tertanggung,
namun dapat juga diperjanjikan bahwa Tertanggung berbeda pihak
dengan yang akan menerima tanggungan;

• Adanya premi sebagai bukti bahwa Tertanggung setuju untuk diadakan


perjanjian asuransi;

• Adanya perjanjian asuransi mengakibatkan kedua belah pihak terikat


untuk melaksanakan kewajibannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada


Asuransi adalah:

1. Subyek hukum (penanggung dan tertanggung);

2. Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung;

3. Benda asuransi dan kepentingan tertanggung;

4. Tujuan yang ingin dicapai;

5. Resiko dan premi;

6. Evenemen (peristiwa yang tidak pasti) dan ganti kerugian;

7. Syarat-syarat yang berlaku;

8. Polis asuransi.

4.2 TUJUAN ASURANSI

a. Pengalihan Risiko

35
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko
yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar
sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula
risiko beralih kepada penanggung.

b. Pembayaran Ganti Kerugian

Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan


kerugian (risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung
akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah
asuransinya. Dalam prakteknya kerugian yang timbul itu dapat bersifat
sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa kerugian total (total loss).

Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku


prinsip subrogasi (diatur dalam pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata) dimana penggantian hak si berpiutang (tertanggung) oleh
seorang pihak ketiga (penanggung/pihak asuransi) – yang membayar
kepada si berpiutang (nilai klaim asuransi) – terjadi baik karena
persetujuan maupun karena undang-undang.

4.3 BERLAKUNYA ASURANSI

Hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung timbul pada saat


ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan. Penutupan asuransi
dalam prakteknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi atau
ditandatanganinya kontrak sementara (cover note) dan dibayarnya premi.
Selanjutnya sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku,
penanggung atau perusahaan asuransi wajib menerbitkan polis asuransi
(Pasal 255 KUHD)

36
4.4 POLIS ASURANSI

4.4.1 Fungsi Polis

Menurut ketentuan pasal 225 Kitab Undang-Undang Hukum


Dagang (KUHD) perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam
bentuk akta yang disebut “polis” yang memuat kesepakatan, syarat-syarat
khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan
kewajiban para pihak (penanggung dan tertanggung) dalam mencapai
tujuan asuransi. Dengan demikian, polis merupakan alat bukti tertulis
tentang telah terjadinya perjanjian asuransi antara tertanggung dan
penanggung.

Mengingat fungsinya sebagai alat bukti tertulis, maka para pihak


(khususnya Tertanggung) wajib memperhatikan kejelasan isi polis dimana
sebaiknya tidak mengandung kata-kata atau kalimat yang memungkinkan
perbedaan interpretasi sehingga dapat menimbulkan perselisihan
(dispute).

4.4.2 Isi Polis

Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai


asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:

37
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi;
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga;
c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan;
d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan);
e. Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung;
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan
penanggung;
g. Premi asuransi;
h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan
segala janji-janji khusus yang diadakan antara para pihak, antara lain
mencantumkan BANKER’S CLAUSE, jika terjadi peristiwa (evenemen)
yang menimbulkan kerugian penanggung dapat berhadapan dengan siapa
pemilik atau pemegang hak.

4.5 JENIS ASURANSI

Asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu: Asuransi
Kerugian dan Asuransi Jiwa.

1. Asuransi Kerugian terdiri dari:


a. Asuransi Kebakaran;
b. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan;
c. Asuransi laut;
d. Asuransi Pengangkutan;
e. Asuransi Kredit.
2. Asuransi Jiwa terdiri dari ;
a. Asuransi Kecelakaan;
b. Asuransi Kesehatan;
c. Asuransi Jiwa Kredit.

4.6 BATALNYA ASURANSI

38
Suatu pertanggungan atau asuransi karena pada hakekatnya
adalah merupakan suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam
dengan resiko batal atau dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi
syarat syahnya perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320
KUH Perdata.

Selain itu KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila dalam


perjanjian asuransi: - Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar
atau bila tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang diketahuinya
sehingga apabila hal itu disampaikan kepada penanggung akan
berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut (Pasal 251
KUHD);

- Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi


ditandatangani (Pasal 269 KUHD);

- Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui


pengadilan membebaskan si penanggung dari segala kewajibannya
yang akan datang (Pasal 272 KUHD);

- Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si


tertanggung (Pasal 282 KUHD);

- Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-


undangan tidak boleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik
kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk mengangkut
obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak
boleh diperdagangkan (Pasal 599 KUHD).

4.7 SANKSI

39
Ketidakpatuhan terhadap Ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2014 tentang Perasuransian, dapat dikenakan sanksi berupa Sanksi
Administratif dan Sanksi Pidana, sebagai berikut :

1. Sanksi Administratif, terdapat pada Pasal (70), Pasal (71), dan Pasal
(72).

2. Sanksi Pidana, terdapat pada Pasal 73, Pasal 74, Pasal 75, Pasal
76, Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, dan Pasal 82.

BAB 5
KOPERASI

5.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Simpan Pinjam


Secara harafiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris yaitu
Cooperation yang terdiri dari dua suku kata yaitu “co” yang berarti
bersama dan “operation” yang berarti bekerja. Jadi koperasi berarti
bekerja sama,sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi.
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan di operasikan oleh
orang-orang demi kepentingan bersama. Koperasi merupakan salah satu
bentuk badan hukum yang sudah lamadikenal di Indonesia. Pelopor
pengembangan perkoperasian di Indonesia adalah Bung Hatta, dan
sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia.
Definisi koperasi menurut “Bapak Koperasi Indonesia” Moh. Hatta adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong-menolong. Dalam perjalanannya koperasi yang
sebenarnya sangat sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia justru
perkembangannya tidak menggembirakan. Koperasiyang di anggap
sebagai anak kandung dan tulang punggung ekonomi kerakyatan justru
hidupnya timbul tenggelam, sekalipun pemerintah telah berjuang keras

40
untuk menghidupkan dan memberdayakan koperasi di tengah-tengah
masyarakat. Begitu banyak kemudahan yang di peroleh oleh badan
hukum koperasi melalui berbagai fasilitas, namun tidak banyak mengubah
kehidupan koperasi itu sendiri. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada
sebagian kecil koperasi yang masih tetap eksis di tengah masyarakat.
Berikutini akan dibahas rumusan masalah dalam makalah ini. Koperasi
merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan
atau kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan bentukan dari
sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Kelompok untuk
menghidupkan dan memberdayakan koperasi di tengah-tengah
masyarakat. Begitu banyak kemudahan yang di peroleh oleh badan
hukum koperasi melalui berbagai fasilitas, namun tidak banyak mengubah
kehidupan koperasi itu sendiri. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada
sebagian kecil koperasi yang masih tetap eksis di tengah masyarakat.
Berikut ini akan dibahas rumusan masalah dalam makalah ini.
Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi
merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama.
Kelompok orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi yang
didirikannya. Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan
gotong royongkhususnya untuk membantu para anggotanya yang
memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang.

Dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut


sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang di kumpulkan
paraanggota tersebut. Kemudian dijadikan modal untuk di kelola oleh
penguruskoperasi, dipinjamkan kembali bagi anggota yang
membutuhkannya. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
4 unsur koperasi Indonesia :
1. Koperasi adalah badan usaha;

41
2. Koperasi adalah kumpulan orang– orang atau badan hukum koperasi;
3. Koperasi Indonesia , koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip–prinsip
koperasi;
4. Koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat.

Berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 ,


tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-
ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai
pedomankerja koperasi. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan
"rules of the game" dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-
prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi
tersebut. Adanya prinsipkoperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai
badan usaha berbeda dengan badan usaha lain.

5.2 Penghimpun / Sumber-sumber Dana Koperasi

Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus


melakukan penghimpunan dana. Dana-dana tersebut bisa uang yang
masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Jika dilihat jenis
sumber dana maka dana yang berbentuk hutang berasal dari tabungan
kemudian simpanan berjangka atau pinjaman yang diterima koperasi
simpan pinjam sedangkan yang bersumber dari kekayaan bersih
diantaranya berasal dari sumber simpanan wajib anggota dan simpanan
sukerela, cadangan umumserta sehu di tahun berjalan. Dari keseluruhan
sumber dana tersebut, sumberdana utama adalah simpanan, sehingga
perlu diberikan penjelasan yang lebihmendalam tentang simpanan. Menurut
PP 9 Tahun 1995 simpanan adalahdana yang dipercayakan oleh anggota,

42
calon anggota, koperasi lain dan atauanggotanya kepada KSP/USP dalam
bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka.

Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah


simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat
jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan
bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib
(bagi KSP).Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi
simpanan yangmerupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan
simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, yaitu tabungan
dan simpanan berjangka.

Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang


sebagai sumbangan pokok anggota, disamping itu, ditetapkan pula
sumbanganwajib kepada para anggotanya. Kemudian sumber dana
lainnya dapat diperoleh dari berbagai lembaga baik lembaga pemerintah
maupun lembagaswasta yang kelebihan dana.S
ecara umum sumber dana koperasi adalah :
1. Dari para anggota koperasi berupa :
a. Iuran Wajib
b. Iuran Pokok
c. Iuran Sukarela
2. Dari luar koperasi berupa :
a. Badan Pemerintah
b. Perbankan
c. Lembaga Swasta Lainnya

Pembagian keuntungan diberikan kepada para anggota sangattergantung


kepada keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan dana.Sebagai
contoh dalam koperasi simpan pinjam semakin banyak seorang anggota
meminjam sejumlah uang, maka pembagian keuntungan akan

43
lebih besar dibandingkan dengan anggota yang tidak meminjam, demikian
pula sebaliknya

5.3. Jenis-jenis Koperasi


Salah satu tujuan pendirian koperasi didasarkan kepada kebutuhan
dankepentingan para anggotanya. Masing-masing kelompok masyarakat
yangmendirikan koperasi memiliki kepentingan ataupun tujuan yang
berbeda. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan koperasi dibentuk
dalam beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan kelompok tersebut.

5.3.1 Jenis-jenis koperasi menurut fungsinya :

1. Koperasi Produksi
2. Koperasi Konsumsi
3. Koperasi Simpan Pinjam
4. Koperasi Serbaguna

Koperasi produksi di utamakan diberikan kepada para anggotanya dalam


rangka berproduksi untuk menghasilkan barang maupun jasa. Produksi
dapat dilakukan dalam berbagai bidang seperti pertanian atau industry
atau jasa.Kemudian koperasi konsumsi, dalam kegiatan usahanya adalah
menyediakan kebutuhan akan barang-barang pokok sehari-hari seperti
sandang, pangan dan kebutuhan yang berbentuk barang lainnya.
Koperasi jenis ini banyak dilakukan oleh karyawan suatu perusahaan dengan
menyediakan berbagai kebutuhan bagi para anggotanya.Sedangkan koperasi
simpan pinjam melakukan usaha penyimpanandan peminjaman sejumlah
uang untuk keperluan para anggotanya. Koperasi jenis ini sering disebut
dengan koperasi kredit yang khusus menyediakan dana bagi anggota yang
memerlukan dana dengan biaya murah tentunya.

44
5.3.2 Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja

a. Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki anggota


sebanyak 20 orang perseorangan.
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-
badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas
dibandingkan dengan koperasi primer.

Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :

1) Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5


koperasi primer.

2) Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3


koperasi pusat.

3) Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3


gabungan koperasi.

5.3.3 Jenis simpanan koperasi simpan pinjam


1) Simpanan Pokok (KSP)Simpanan pokok
Simpanan Pokok (KSP)Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang
sama banyaknyadan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh
anggotakepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi
anggota.
2) Simpanan Wajib (KSP)Simpanan wajib
Simpanan Wajib (KSP)Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan
tertentu yang tidakharus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada
koperasidalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib
tidakdapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.

45
3) Tabungan Koperasi Tabungan koperasi
Tabungan Koperasi Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi
yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya
dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya dengan
menggunakan Buku Tabungan Koperasi,setiap saat pada hari kerja
Koperasi.
Faktor-faktor yang harusdiperhatikan oleh KSP/USP agar anggota
berminat menyimpandi koperasi antara lain adalah:
a. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya
sesuai dengan perjanjian.
b. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpananatau insentif
lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian.

c. Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud


dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa,
dan karena itu anggota merasakan adanya kedudukan yang lebih
istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain.
4) Simpanan Berjangka Koperasi

Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasiyang


penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangkawaktu tertentu
sesuai dengan perjanjian antara penyimpandengan koperasi yang
bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut
berakhir. Ketentuan-ketentuanyang berkaitan dengan simpanan berjangka
dapat meliputi:

a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu


untuk menjadi penabung.

b. Jumlah setoran minimal.

c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bungasesuai


dengan jangka waktu dari simpanan berjangkatersebut.

46
d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiapakhir bulan
dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan.

5.4 Keuntungan Koperasi

Tujuan utama didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan


kesejahteraan para anggotanya. Dengan pernyataan inilah maka
dapatdisimpulkan bahwa koperasi sangat menguntungkan bagi
anggotanya baik secara keuangan (financial) maupun non financial.
Manfaat secara keuanganyang dirasakan oleh para anggotanya adalah
sebagai berikut :

a. Dengan adanya koperasi, anggota dapat meminjam uang pada


koperasiuntuk modal usaha dengan bunga yang lebih rendah
dibandingkan dengan pinjaman kepada rentenir,

b. Setiap anggota dapat membeli barang – barang kebutuhan


pokokdengan harga yang lebih murah di koperasi,

c. Pada akhir tahun setiap anggota mendapat keuntungan yang


disebutSisa Hasil Usaha (SHU) yang tentu saja setelah dikurangi biaya-
biayaoperasional. Dimana pembagian keuntungan atau sisa hasil usaha
inidibagi secara adil sehingga tidak ada yang dirugikan.

Sedangkan secara no financial, anggota koperasi juga akan memperoleh


keuntungan yakni sebagai berikut :

a. Setiap anggota dapat berlatih berorganisasi dan bergotong royong


b. Setiap anggota dapat berlatih bertanggung jawab.

5.5 Pendirian Koperasi


Dasar hukum mendirikan koperasi adalah Undang-undang Nomor
25tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP Nomor 4 tahun 1994 tentang

47
persyaratan dan tata cara pengesahan akta pendirian dan perubahan ang
garandasar koperasi, kemudian Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 2006
yaitu tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan pengesahan akta
pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi. Koperasi merupakan
usaha yang dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat
yang mempunyai kegiatandan kepentingan ekonomi yang sama. Dalam
agenda pendirian koperasi sebaiknya didahului dengan penyuluhan
kepada seluruh calon anggota sehingga memiliki persepsi yang sama

5.5.1 Proses Pengajuan Permohonan Izin dan Pengesahan


Setelah semua berkas komplit, maka pejabat yang berwenang akan
melakukan penelitian dan pengecekan untuk memutuskan layak tidaknya
usaha koperasi tersebut. Jika dari hasil review dan inspeksi diputuskan
bahwakoperasi tersebut telah memenuhi syarat maka selambat-lambatnya
dalam waktu 3 bulan surat pengesahan izin pendirian koperasi harus telah
diterimaoleh pengurus koperasi tersebut.
Persyaratan lengkap untuk membentuk dan mendirikan koperasi
simpan pinjam dapat dilihat pada daftar berikut:
1. Fotokopi akta pendirian koperasi dari notaris (rangkap dua)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi
3. Daftar hadir rapat pendirian yang telah ditandatangani semua anggota
4. Fotokopi ktp pendiri
5. Kuasa pendiri atau pengurus terpilih yang bertugas untuk mengurus proses
pengesahan pembentukan koperasi
6. Surat bukti tersedianya modal
7. Rencana kegiatan usaha koperasi dalam tiga tahun kedepan
8. Rencana anggaran belanja dan pendapatan koperasi
9. Daftar susunan kepengurusan dan pengawas koperasi
10. Daftar sarana kerja koperasi
11. Surat pernyataan yang menyatakan tidak memiliki hubungan
keluargaantara pengurus

48
12. Susunan struktur organisasi koperasi

5.6 Solusi Permasalahan yang ditawarkan dalam Koperasi


Permasalahan korupsi yang terjadi dikoperasi kebanyakan disebabkan
oleh tindakan kepengurusan yang kurang professional, serta kurangnya
keterbukaan dan kerja sama antar anggota yang terdapat dalam
koperasi.Untuk mengatasi permasalhan tersebut maka diperlukan
penindakan yangtegas terhadap kepengurusan koperasi dengan cara
mengadakan pengawasan secara berkala terhadap pengurus dan
anggota koperasi.
Selain itu diperlukan juga kepengurusan yang professional.
Kepungurusan professional adalah pengurus yang memiliki keahlian yang
nyata serta jiwa yang aktif, kreatif, dan bertanggung jawab. Meninjau dari
permasalahan yang terjadi maka solusi yang tepat dalam menangani
kasus ini yaitu :
1. Membentuk badan pengawas yang mengawasi segala aktifitas dan
keuangan yang berkaitan dengan kegiatan kepengurusan dananggota.
2. Menyeleksi setiap anggota dan pengurus yang akan bergabung dalam
koperasi.
3. Memberikan pelatihan secara moral dan nyata tentang profesionalitas
pengurus koperasi.
4. Memberi dan selalu menerapkan akan pentingnya kejujuran dan
kedisiplinan dalam suatu koperasi.

49
BAB 6
DANA PENSIUN

6.1 Pengertian Dana Pensiun


Dana pensiun sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992
adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya. Definisi tersebut memberi
pengertian bahwa dana pensiun merupakan suatu lembaga yang
mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah
pensiun. Penyelenggaraan pensiun tersebut dapat dikelola oleh pemberi
kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang
menawarkan jasa pengelolaan program pensiun(Triandanu dan
Budisantoso, 2006:268-269).
Sedangkan pengertian Pensiun adalah hak seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah
memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan
perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya
diberikan dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari aturan yang
ditetapkan (Kasmir, 2011:325).
Dana pensiun dikelolah oleh sebuah badan yang bernama PT. TASPEN
(PERSERO). PT. TASPEN (PERSERO) adalah BUMN yang mengelola

50
dana pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT) yang didirikan berdasarkan
hasil konferensi di Jakarta pada tanggal 25-26 Juli 1960.

6.2 Fungsi Dana Pensiun


Fungsi program pensiun harus dapat diidentifikasikan dengan jelas
supaya program tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Fungsi
program pensiun antara lain:

1) Asuransi
Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum usia pensiun dapat
diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun.
Masa kerja para karyawan bukan harga mati. Apabila masa kerja karyawan
belum mencapai masa kerja yang disyaratkan tetapi karyawan tersebut
berhalangan tetap (cacat tetap sehingga tidak mungkin lagi bekerja atau
meninggal) karyawan tersebut dijamin dapat memperoleh pensiun.
Meskipun demikian jumlah yang diterima tidak penuh atau lebih sedikit bila
dibandingkan karyawan yang memenuhi masa kerja sesuai dengan
perhitungan semula.
2) Tabungan
Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan
untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh
karyawan setiap bulan dapat dilihat sebagai tabungan dari para pesertanya.
Iuran tersebut adalah konsekuensi dari manfaat yang akan diterima oleh
karyawan di masa yang akan datang.
3) Pensiun
Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil
pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak
bulan pertama setelah mencapai usia pensiun selama seumur hidup
peserta, dan janda/duda peserta (Triandanu dan Budisantoso, 2006:270).

51
6.3 Tujuan Dana Pensiun
a) Bagi Pemberi Kerja
Jika dipandang dari sisi pemberi kerja, tujuan penyelenggara dana
pensiun adalah sebagai berikut:
1) Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa
aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Kewajiban
moral tersebut diwujudkan dengan memberikan jaminan ketenangan atas
masa depan para karyawannya. Karyawan yang sudah memasuki masa
pensiun tidak dapat dilepas begitu saja. Perusahaan masih memiliki
tanggungjawab moral terhadap mereka. Oleh karena itu, sudah menjadi
kewajiban perusahaan untuk mengikutkan atau membentuk sendiri dana
pensiun untuk para karyawannya.
2) Loyalitas
Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan dampak
positif pada perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih
baik dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi. Loyalitas tersebut akan
semakin besar dengan jaminan keamanan yang diterima oleh karyawan.
3) Kompetisi pasar tenaga kerja
Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total
kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan
memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan
yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja. Dengan tawaran
manfaat yang kompetitif bagi para karyawan, perusahaan akan dapat
mempertahankan karyawan yang berkualitas.

6.4 Asas- Asas Dana Pensiun


Dalam pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut beberapa
asas pokok:
a) Penyelenggaraan Dilakukan Dengan Sistem Pendanaan

52
Setiap penyelenggaraan program pensiun harus dilakukan dengan
pemupukan dana sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak
peserta. Oleh karena itu, pembentukan cadangan pensiun dalam
perusahaan untuk membiayai pembayaran manfaat pensiun tidak
diperkenankan (UU Nomor 11 Tahun 1992).
b) Pemisahan Kekayaan Dana Pensiun Dari Kekayaan Pendiri
Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pendiri.
Kepastian mengenai pemisahan ini diformalkan dengan pembentukan
badan hukum dana pensiun. Pengelolaan kekayaan dana pensiun
dilakukan dengan mengacu kepada ketentuan dalam undang-undang dana
pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
c) Kesempatan Untuk Mendirikan Dana Pensiun
Setiap pemberi kerja (orang atau badan yang memperkerjakan
karyawan) memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi
karyawannya. Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan
tindak lanjut dari prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat pensiun
bagi karyawannya.
d) Penundaan Manfaat
Pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta
pensiun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penghimpunan dana
dalam rangka penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk
memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta yang telah pensiun.
e) Pembinaan dan Pengawasan
Pengawasan dapat dilakukan oleh Direktorat Dana Pensiun
Departemen Keuangan dan pelaksanaan system pelaporan, pengawasan
dilakukan melalui kewajiban para pengelola dana pensiun untuk
memberikan informasi kepada para pesertanya (Triandanu dan
Budisantoso, 2006:269-270).

6.5 Jenis-Jenis Pensiun dan Jenis-Jenis Dana Pensiun


a) Jenis-Jenis Pensiun

53
Secara umum jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan
menghadapi pensiun antara lain:
1) Pensiun Normal
Yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai
masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh rata-
rata usia pensiun di Indonesia adalah telah berusia 55 tahun dan 60 tahun
untuk profesi tertentu.

2) Pensiun Dipercepat
Jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya
pengurangan pegawai di perusahaan tersebut.
3) Pensiun Ditunda
Merupakan pensiun yang diberikan kepada para karyawan yang meminta
pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memunuhi untuk pension.
Dalam hal tersebut karyawan yang mengajukan tetap keluar dan
pensiunnya baru dibayar pada saat usia pensiun tercapai.
4) Pensiun Cacat
Pensiun yang diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih disebabkan
peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk
diperkerjakan lagi untuk dipekerjakan.

b) Jenis-Jenis Dana Pensiun


Menurut Undang-undang Nomor 11 tahun 1992, Dana Pensiun dapat
digolongkan kedalam beberapa jenis yaitu:
ü Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
ü Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Jadi pengelolaan dana pension dapat dilakukan oleh pemberi kerja
(DPPK) atau lembaga keuangan (DPLK). Perusahaan mempunyai
beberapa alternatif. Alternatif ini disesuaikan dengan tujuan perusahaan

54
tanpa menghilangkan hak karyawannya. Alternatif yang dapat dipilih
tersebut antara lain:
• Mendirikan sendiri dana pensiun bagi karyawannya
• Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh dana
pensiun lembaga keuangan lain.
• Bergabung dengan dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja
lain atau
• Mendirikan dana pensiun secara bersama-sama dengan pemberi
kerja lainnya.
Selanjutnya penyelenggaraan dana pensiun lembaga keuangan dapat
pula dilakukan oleh bank umum atau asuransi jiwa setelah mendapat
pengesahan dari Menteri Keuangan (DPLK).
Menurut ketentuan diatas program pensiun yang dapat dijalankan
adalah:
• Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Merupakan program pensiun yang besarnya manfaat pensiun
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.Seluruh iuran
merupakan beban karyawan yang dipotong dari gajinya.
• Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Program Pensiun Iuran Pasti adalah program pensiun yang
iuanya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh
iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening
masing-masing peserta sebagai manfaat pension (Kasmir,
2011:327-329).

6.6 Kelemahan dan Keunggulan Program Pensiun


• Kelemahan Program Pensiun
Di bawah ini terdapat beberapa kelemahan dari beberapa program
pensiun tersebut :

55
a) Belum ada ketentuan yang mengatur hal-hal mendasar untuk menjamin
terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak penyelenggara program
pensiun.
b) Pengelolaan masih banyak yang kurang profesional.
c) Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap
pencapaian tujuan program pensiun.
d) Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif
sehingga kurang cepat menghasilkan.
e) Investasi gedung kantor yang berlebihan/mewah.
f) Keuntungan lembaga / yayasan dana pensiun yang besar tidak diimbangi
dengan perbaikan manfaat pensiun.
g) Beberapa program pensiun masih membedakan jumnlah manfaat
pensiun untuk kalangan pensiunan, janda/duda dan anak yatim/piatu dari
para pensiunan.

• Keunggulan Dana Pensiun


Di bawah ini terdapat beberapa kelemahan dari beberapa program pensiun
tersebut :
a. Pengelola yang ditunjuk harusnya loyal, setia, profesional, jujur serta
mampu menyusun rencana dan berpikir jangka panjang.
b. Sesuai dengan UU No. 11 tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak
penghasilan dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat
pensiun sekurang kurangnya 15% lebih tinggi dari manfaat program lain.
c. Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi
dibagikan kepada peserta atau ahli warisnya secara merata menurut jumlah
iuran dan masa kepesertaannya.
d. Biaya tetap relatif rendah.
e. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan
dengan likuiditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi
tawar menawar / bargaining position yang kuat dalam melakukan kerjasama
dengan lembaga keuangan lain .

56
f. Untuk mengurangi resiko kematian/kecelakaan dari peserta, maka seluruh
peserta dapat dipertanggungjawabkan dengan asuransi jiwa/kecelakaan
kepada perusahaan asuransi dengan premi asuransi relatif rendah karena
sifat kolektif.
g. Dana pensiun dapat mempunyai 3 fungsi yang terpadu yang dapat
dilakukan dengan cara kerjasama antar 3 lembaga (Triandanu dan
Budisantoso, 2006:277-278).

BAB 7
LEASING

7.1 Pengertian Leasing (Sewa Guna Usaha)


Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa
Guna Usaha:
Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk
digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.
Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa
guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek sewa guna usaha.
Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna

57
usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek
sewa guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak
opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa.

7.2 PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM LEASING


Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak
yang berkepentingan, yaitu : lessor, lessee, supplier, dan bank atau
kreditor.
Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor
dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang
telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan
mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor
bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta
pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta
pengoperasian barang modal tersebut.
Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan
dalam bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease
bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan
dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir
kontrak, lessee memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak
lessee memiliki hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga
berdasarkan nilai sisa. Dalam operating lease, lessee dapat memenuhi
kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat
tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap kerusakan.
Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau
menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran
secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier
langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor
sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam
operating lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor

58
dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu
secara tunai atau berkala.
Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau
kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun
pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada
lessor, terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana
pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal
ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk
memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek
leasing kepada lessee atau lessor.

7.3 Jenis Jenis Leasing

Pada praktiknya, jenis-jenis leasing secara umum bisa dibedakan menjadi


beberpa kelompok seperti berikut:

1. Capital lease
Perusahaan leasing jenis ini adalah sebagai suatu lembaga
keuangan. Jadi lesse yang membutuhkan barang modal akan
menentukan sendiri spesifikasi dan kriteria barang yang
dibutuhkan. Lessee juga yang melakukan negosiasi langsung
dengan supplier tentang harga dan syarat-syarat lainnya.
Langkah selanjutnya, Lessor akan memberikan sejumlah uang
kepada supplier untuk membayar barang modal yang telah dipilih
oleh lessee. Sebagai imbalannya, lessee akan membayar sejumlah
uang secara berkala kepada lessor sesuai dengan perjanjian.
Capital lease dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Direct finance lease

59
Transaksi ini terjadi jika lesse meminta lessor untuk
membelikan suatu barang.
b. Sale and lease back
Jadi dalam transaksinya, lesse menjual barang aktiva
miliknya kepada lessor. Artinya seorang lesse membutuhkan
dana dari penjualan barangnya.
2. Operating Lease
Dalam praktiknya, pihak lessor membeli barang yang kemudian
disewakan kepada lessee jangka waktu tertentu. Pihak lessee hanya
membayar rental (sewa) barang yang besarnya secara keseluruhan
tidak meliputi harga barang serta biaya-biaya yang telah dikeluarkan
oleh lessor.

3. Sales type lease (Lease Penjualan)Lease penjualan ini biasanya


dilakukan oleh perusahaan industry yang menjualn lease barang dari
hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease, ada dua macam
pendapatan yang diakui, yaitu pendapatan penjualan barang dan
pendapatan bunga atas pembelanjaan selama jangka waktu lease.

4. Leverage Lease
Pada praktiknya, leasing ini dilibatkan pihak ketiga, atau biasa
disebut dengan credit provider. Jadi lessor tidak membiayai objek
leasing hingga sebesar 100% dari harga barang, melainkan hanya
sekitar 20% – 40% saja. Sisa harga kemudian akan dibiayai
oleh credit provider

5. Cross Border Lease

Transaksi ini adalah transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati


batas suatu negara. Lessor dan lesse terletak pada dua negara yang
berbeda. Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam Cross

60
Border Lease adalah barang yang memiliki nilai yang besar. Contohnya:
pesawat terbang bentukan Boeing dan Airbus.

7.4 Keunggulan Menggunakan Leasing

Pembiayaan Penuh, Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang


muka dan pembiayaannya dapat diberikan sampai dengan 100% (full pay
out), hal ini akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee)
yang baru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang sedang
berkembang.

Lebih Fleksibel, Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes


karena leasing lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee
dibandingkan dengan perbankan.

Sumber Pembiayaan Alternatif, leasing merupakan sumber pembiayaan


lain bagi perusahaan tanpa menggangu jalur kredit yang telah dimiliki.
Dari segi jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan
tambahan yang lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh
pinjaman dari pihak lainnya.

Off balance sheet, tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan


transaksi leasing dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada
lessee karena tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur
pembelian aktiva tidak perlu dipenuhi secara terperinci.

Arus dana, persyaratan pembayaran dimuka yang relatif lebih kecil akan
sangat berpengaruh pada arus dana.

Proteksi inflasi, Leasing merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun


dalam beberapa keadaan sering dikatakan kurang relevan.

Perlindungan akibat kemajuan teknologi, dengan memanfaatkan


leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang disewa

61
tersebut mengalami ketinggalan model atau sistem disebabkan oleh
pesatnya perkembangan teknologi.

Sumber pelunasan kewajiban, pembatasan pembelanjaan dalam


perjanjian kredit dapat diatasi melalui leasing karena pada umumnya
pelunasan atau pembayaran sewa hampir selalu diperkirakan berasal dari
modal kerja yang dihasilkan oleh adanya aktiva yang di leasekan.

Kapitalisasi biaya, adanya biaya tambahan selain harga perolehan


seperti biaya penyerahan, instalasi, pemeriksaan dan lain sebagainya
dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam
leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing.

Resiko keusangan, dalam keadaan yang serba tidak menentu, leasing


yang berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee
terhadap resiko keusangan sehingga lessee tidak perlu
mempertimbangkan resiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.

Kemudahan penyusutan anggaran, adanya pembayaran sewa guna


usaha secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan merupakan
kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee.

7.5 Kelemahan Menggunakan Leasing

• Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiban


lease telah diselesaikan dan hak opsi digunakan.
• Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha,
maka kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar.
• Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan jaminan
untuk memperoleh kredit.
• Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri.
Kemungkinan adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk
melakukan jual atau sewa kepada pihak sewa guna usaha yang lain.

62
• Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga
bagi perusahaan sewa guna usaha, karena antara investasi dalam
barang yang disewa guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan
tidak sesuai.

7.6 Perbedaan Pembiayaan Leasing Dengan Pembiayaan Lainnya

63
Pembiayaan melalui perusahaan leasing memiliki beberapa perbedaan dengan
metode pembiayaan yang di berikan melalu lembaga-lembaga keuangan lain
misalnya bank atau dengan teknik-teknik pembiayaan lain seperti sewa
menyewa dan sewa beli lebih jelasnya ada pada tabel berikut :

64
BAB 8

ANJAK PIUTANG

8.1 Pengertian Anjak Piutang (Factoring)


Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak
piutang. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988, perusahaan anjak
piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau
luar negeri.
Secara umun anjak piutang (factoring) dapat di definisikan sebagai kontrak
dimana perusahaan anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-
kurangnya antara lain :
a. Jasa pembiayaan
b. Jasa pembukuan
c. Jasa penagihan piutang
d. Jasa perlindungan terhadap resiko
Untuk itulah klien berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara
terus menerus menjual atau menjaminkan piutang yang berasal dari
penjualan barang-barang atau pemberian jasa-jasa. Sedangkan pengertian
anjak piutang menurut Perpres no. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga
Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang
dagang jangka pendek suatu Perusahaan berikut pengurusan piutang
tersebut.

8.2 Kegiatan Anjak Piutang


Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih
pengurusan piutang suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab

65
tertentu, tergantung kesepakatan dengan pihak kreditor (pihak yang punya
piutang).
Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20
Desember 1988. Berdasarkan KMK tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan anjak piutang meliputi:
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan
dengan harga yang sesuai dengan kesepakatan.
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan
anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu
perusahaan sesuai kesepakatan.

8.3 Permodalan Anjak Piutang


Sesuai dengan PMK No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2009
tentang Perusahaan Pembiayaan, jumlah modal disetor atau disimpanan
pokok dan simpanan wajib dalam rangka pendirian perusahaan
pembiayaan adalah :
a. Perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-
kurangnya sebesar Rp 100milyar.
b. Koperasi sekurang-kurangnya Rp 50 milyar.

8.4 Pelaku Anjak Piutang


Dalam kegiatan anjak piutang terdapat 3 pelaku utama yamg terlibat yaitu :
a. Perusahaan anjak piutang (factor), Factor adalah perusahaan atau pihak
yang menawarkan jasa anjak pitang.
b. Klien (supplier), klien adalah pihak yang menggunakan jasa anjak
piutang.
c. Nasabah (customer) atau di sebut debitor, adalah pihak-pihak yang
mengadakan transaksi dengan klien.

66
Perusahaan Anjak Piutang :
1. Kreditor menyerahkan persoalan piutangnya kepada perusahaan anjak
piutang baik dengan cara memberitahukan kepada debitur maupun tidak.
2. Perusahan anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur sesuai
dengan kesepakatan yang telahdibuat dengan kreditor.
3. Debitur membayar kepada perusahaan anjak piutang.
4. Perusahaan anjak piutang membayar sesuai tanggung jawabnya kepada
kreditor sesudah semua persoalan utang piutang diselesaikan

8.5 Jenis-jenis Anjak Piutang


1. Berdasarkan pemberitahuan :
- Disclosed Factoring atau juga di sebut dengan Negofication factoring.
Adalah pengalihan piutang pada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitor (customer).
- Undisclosed atau juga di sebut dengan non-notafikation factoring.
Adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan
anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila
ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien atau secara sepihak
perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi resiko.
2. Berdasarkan penanggulangan resiko :
- Recourse Factoring
Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse
factoring berkaitan dengan resiko debitor yang tidak mampu memenuhi
kewajibannya.
- Without recorse factoring
Anjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring yaitu perusahaan
anjak piutang menanggung resiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah
di alihkan oleh klien.

67
3. Berdasarkan pelayanan :
- Full Service Factoring
Yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang
baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan.
Misalnya, urusan administrasi penjualan (sale ladger administration),
tagihan dan penagihan piutang termasuk menanggung resiko terhadap
piutang yang macet.
- Finance Factoring
Yaitu perusahaan anjak piutang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan
saja tanpa ikut menanggung resiko atas piutang tak tertagih.
- Bulk Factoring
Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang
mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas
factoring ini pada dasarnya hampir sama dengan full service factoring,
namun penagihan piutang tetap di lakukan oleh klien dan proteksi kredit
tidak dijamin perusahaan factoring.
- Maturity factoring
Berbeda dengan jenis factoring yang telah di jelaskan di atas, di mana
perusahaan factoring memberikan pembiayaan dengan pembayaran
di muka.dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak di
perlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan
piutang serta proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak piutang maturity
memberikan kredit perdagangan kepada customer atau nasabah dengan
pembayaran segera.
4. Berdasarkan pembayaran kepada klien :
- Advanced payment
Yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka
(prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien
berdasarkan penyerahan faktur yang besarnya 80% dari nilai faktur.

68
- Maturity
Yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan
perusahaan anjak piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo.
Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-rata
jatuh tempo tagihan (faktur). Untuk lebih jelasnya lihat kembali maturity
factoring yang telah dibahas di atas.

8.6 Keuntungan Anjak Piutang


Keuntungan yang diperoleh oleh semua pihak adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan Anjak piutang:
a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi.
b. Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditor dan debitur.
c. Membantu manajemen pihak kredotor dalam penyelenggaraan kredit.
2. Bagi Kreditor (klien)
a. Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutangnya.
b. Memperbaiki system administrasi yang semrawut
c.Memperlancar kegiatan usaha dengan ditagihnya piutang oleh
perusahaan anjak piutang, kreditor dapat berkonsentrasi keusaha
lainnya.
3. Bagi debitur
Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya,
karena ada rasa malu sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera
membayar dengan beragai cara.

8.7 Manfaat Lembaga Keuangan Anjak Piutang


Manfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh
dana tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa
digunakan untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan

69
lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang
sampai jatuh tempo.
2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat
dialihkan ke lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu
mengelola administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and
collection service).
3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada
customer baru karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama
dengan lembaga anjak piutang (credit insurance).
4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang
dapat dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini
tidak merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan
pelanggannya (customer).

70
DAFTAR PUSTAKA

Irmayanto, Juli. 1998 .Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Media
Ekonomi Publishing FE Universitas Trisakti.

Dr.Kasmir. 2001. Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Arifin, Zainul. 2000. Mekanisme Kerja Perbankan Syariah dan Permasalahannya,


jurnal Hukum Bisnis, vol. 1.

Syardiansyah. “Pasar Uang dan Pasar Modal”, Blog Syardiansyah. http://


ardiangsyah. blogspot.com (24 Desember 2019).

Yuliati, Sri Handaru dan Prasetyo, Handoyo. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan


Internasional”, Edisi Kedua, (Yogyakarta 2002)

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta:Salemba Empat.

Sholikul Hadi, Muhammad. 2003. Pegadaian Syariah, Salemba Diniyah.

H. Mashudi, SH. MH dan Moch. Chidir Ali, SH. (Alm.).1995. Hukum Asuransi,
Penerbit :CV. Mandar Maju.

Jurnal : Jurnal Justisi Ilmu Hukum ISSN 2528-2638 Vol 1, N0 1, 2016

Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H.,.1986. Hukum Asuransi di Indonesia,


Penerbit PT Intermasa.

Dr.Kasmir.1998.BankdanLembagaKeuanganLainnya.Jakarta:RajaGrafindo,PT

Triandanu, Sigit, Totok BudiSantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan


Lainnya. Jakarta: Salemba Empat.

71
Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. PT RajaGrafindo
Persada.
Irmayanto, Juli, dkk. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta : Penerbit
Universitas Trisakti.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : PT.


RajaGrafindo Persada.

Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya. 2001. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

72

Anda mungkin juga menyukai